UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS REPORT

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE

PADA SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 5 ADIWERNA

 

Hery Krisnanto

SMP Negeri 5 Adiwerna

 

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Think, Pair and Share dapat meningkatkan kemampuan menulis teks Report pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018; 2) Untuk mengetahui bagaimanakah proses pelaksanaan model pembelajaran Think, Pair and Share berlangsung sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis teks Report mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus mencakup 4 tahap yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, tahap observasi, dan refleksi. Berdasarkan analisis hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa: 1). hasil penelitian pada pra siklus menunjukkan kurangnya antusias belajar siswa 2) Hasil belajar Menulis materi Teks Report pada Siklus I dan Siklus II yang diperoleh meningkat. Hal tersebut dapat diketahui sebagaimana nilai post test yang telah diukur peneliti dengan indikator ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus hanya sebesar 24,24% sedangkan pada siklus I mencapai 51,52% berarti ada peningkatan sebesar 27,28% serta pada siklus II meningkat menjadi 85.29%, berarti ada peningkatan sebesar 30,3%.

Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Materi Teks Report, Think Pair And Share.

 

PENDAHULUAN

Pengajaran bahasa Inggris yang diajarkan meliputi kompetensi reseptif dan kompetensi produktif. Kompetensi reseptif meliputi kompetensi menyimak (listening) dan membaca (reading), sedangkan kompetensi produktif meliputi kompetensi menulis (speaking) dan menulis (writing). Keempat kompetensi ini harus seimbang sebagai satu kesatuan yang saling membutuhkan. Namun ternyata dari keempat kompetensi tersebut di atas, kompetensi menulis (writing) tidak berhasil sebagaimana yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran seperti yang tercantum dalam indikator. Pada kompetensi menulis untuk siswa kelas IX Kompetensi Dasar 12.2 disebutkan bahwa siswa dapat mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk narrative dan report. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mampu secara aktif dan terampil menulis monolog pendek dalam bentuk Report.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna pada tanggal 15 Januari 2018 pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi menulis materi teks Report dalam kegiatan pembelajaran berlangsung secara klasikal, berakibat pada rendahnya kompetensi siswa dalam menulis materi teks Report. Hal ini bisa dilihat dari jumlah 33 siswa IX D yang ada: 2 siswa memperoleh nilai tertinggi dan di atas KKM yaitu 80 (6,06%), 6 siswa dengan nilai 75 (18,18%) sedangkan 25 siswa memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu 4 siswa dengan nilai 70 (12,12%), 13 siswa dengan nilai 65 (39,39%), 3 siswa dengan nilai 60 (9,09%), dan 4 siswa dengan nilai 55 (12,12%) serta 1 siswa dengan nilai 45 (3,03%). Hasil rata-rata nilai tes menulis materi teks Report adalah 66,1 masih jauh di bawah KKM Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX yaitu 72 (lihat daftar nilai KKM). Selain hasil tes, dari pengamatan yang dilakukan penulis bahwa antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran pada kompetensi menulis materi teks Report relatif rendah, dan banyak mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya diri. Mereka merasa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas tugasnya yang terkait dengan kompetensi menulis materi teks Report. Jelas, pembelajaran ini sangat tidak efektif atau dengan kata lain pembelajaran tersebut kurang berhasil.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, pembelajaran tentang kemampuan menulis teks Report di kelas IX D bersifat monoton disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) Kreativitas guru dalam pembelajaran yang masih kurang sehinga proses pembelajaran yang berlangsung tidak hidup. (2) Guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran yang terjadi hanya satu arah sehingga siswa merasa bosan dan tidak merasa tertantang untuk belajar. (3) Guru belum menggunakan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran sehingga siswa tidak terbantukan dalam memahami apa yang diperintahkan guru.

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah penerapan model pembelajaran Think, Pair and Share dapat meningkatkan kemampuan menulis teks Report pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018? (2) Bagaimanakah proses pelaksanaan model pembelajaran Think, Pair and Share berlangsung sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis teks Report mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018?

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan kemampuan menulis teks Report mata pelajaran bahasa Inggris melalui model pembelajaran Think Pair and Share pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Memperoleh gambaran langkah-langkah proses penerapan model pembelajaran Think Pair and Share sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis teks Report mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Menulis

Kurikulum 2006 SMP/MTs mata pelajaran Bahasa Inggris mengharapkan para siswa mampu mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi fungsional (Depdiknas, 2005:103). Pada komunikasi lisan diharapkan siswa dapat menggunakan bahasa Inggris untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti perkenalan, mengajak orang lain, meminta maaf, meminta, melarang, dan berterima kasih. Sedangkan pada komunikasi tertulis siswa diharapkan dapat membaca buku cerita sederhana, membaca majalah remaja, menulis buku harian, menulis surat pribadi, dan sebagainya.

Menulis adalah melukiskan atau menurunkan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila orang itu memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1987: 21). Hal ini juga dapat disampaikan bahwa menulis adalah proses menuangkan ide, pikiran dan menyampaikan kepada khayalak. Menulis merupakan upaya untuk mewariskan ide atau gagasan kepada generasi selanjutnya agar ide itu terpelihara dan tetap hidup.

Kemampuan menulis dalam Bahasa Inggris tidaklah begitu mudah bagi siswa, namun perlu berlatih melalui tahapan-tahapan pembelajaran dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kesabaran dan kreativitas guru dalam pembelajaran materi menulis sangat diperlukan. Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (1985: 4) “Kemampuan menulis tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur”. Untuk mengatasi hal tersebut, Brown (2001:340) memberikan saran bahwa guru sebagai fasilitator yang membimbing atau mengarahkan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan mampu untuk memotivasi siswa.

Dari pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Hal ini tentunya dapat terjadi bila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang grafik yang dipergunakan untuk menulis tersebut.

Pembelajaran Kemampuan Menulis

Pengajaran menulis, baik di sekolah dasar maupun di jenjang yang lebih tinggi pada hakekatnya merupakan pengajaran yang aktif produktif, yaitu menghasilkan (menghasilkan pesan), yang hasilnya nanti berupa tulisan (Zuchdi, 1996: 62).

Dari uraian diatas menulis pada dasarnya kegiatan yang disengaja diciptakan untuk mencapai suatu hasil yang dituangkan dalam bahasa tulis.

Menurut Kurikulum 2006, pembelajaran bahasa Inggris pada standar kompetensi menulis di kelas IX semester II (dua) di tingkat SMP, yaitu mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk descriptive dan recount untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar (Depdiknas, 2006).

Berdasarkan standar kompetensi menulis tersebut diatas, terdapat 2 esei pendek sederhana yang harus dikuasai oleh siswa yaitu teks deskripsi dan recount.

Teks Report

Istilah teks Report sering juga dikenal dengan sebutan informational report. Report, dalam Concise Oxford Dictionary Edisi 10, diartikan sebagai 1) an account given of a matter after investigation or consideration. 2) a piece of information about an event or situation. Jika disimpulkan, secara bahasa report text adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu peristiwa atau situasi, setelah diadakannya investigasi dan melalui berbagai pertimbangan.

Definisi teks Report ini juga hampir mirip dengan apa yang sering disebutkan dalam berbagai buku bahasa Inggris di tingkat menengah, “Report is a text which present information about something, as it is. It is as a result of systematic observation and analyses.” [Report adalah sebuah teks yang menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya. Teks ini adalah sebagai hasil dari observasi dan analisa secara sistematis.]

Sedangkan tujuan teks Report adalah: Its social purpose is presenting information about something. They generally describe an entire class of things, whether natural or made: mammals, the planets, rocks, plants, countries of region, culture, transportation, and so on.

Jika disimpulkan, tujuan teks Report adalah untuk menyampaikan informasi hasil pengamatan dan analisa yang sistematis. Informasi yang dijelaskan dalam teks Report biasanya bersifat umum, baik itu alamiah ataupun buatan seperti binatang mamalia, planet, bebatuan, tumbuh-tumbuhan, negara bagian, budaya, transportasi, dan lain sebagainya.

Model Pembelajaran Think, Pair and Share

Think Pair Share adalah salah satu teknik dari model pembelajaran kooperatif yang mendorong partisipasi siswa dalam bekerja dan dapat diterapkan di seluruh tingkat satuan pendidikan. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share dilakukan dengan tiga tahap kegiatan. Pertama, siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara individu (tahap think). Pada tahap ini siswa memiliki waktu untuk meningkatkan dan mengembangkan gagasan mereka sebelum masuk ke tahap kedua. Kedua, siswa memiliki kesempatan untuk bertukar gagasan dengan teman satu kelompok (tahap pair). Pada tahap ini siswa dapat mengolaborasi gagasan mereka sebelum mereka masuk ke tahap ketiga, Ketiga, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan ide/gagasan yang sudah mereka kerjakan (tahap share).

Pimm (1987:123) mengungkapkan bahwa “Think Pair Share technique can increase the kinds of personal communications that are necessary for students to internally process, organize, and retain ideas”. Demikian juga pendapat yang sama diungkapkan oleh Cobb et al (2003:76) bahwa “in sharing their ideas, students 24 take ownership of their learning and negotiate meaning rather than rely solely on the teacher’s authority”.

Kerangka Berpikir

            Kemampuan menulis siswa dapat dicapai melalui pendekatan kontekstual dengan berbagai macam teknik dan penggunaan media yang tepat. Untuk meminimalisir kesalahan atau kendala siswa dalam hal menulis teks report, adanya rasa kurang percaya diri, keterbatasan penguasaan kosa kata dan kurangnya pembiasaan menulis dalam pembelajaran harus melibatkan siswa baik fisik maupun psikis. Diperlukan teknik dan model pembelajaran yang membuat siswa menjadi terpacu untuk melakukannya dengan baik dan benar.

Pembelajaran menulis teks report dengan melibatkan keaktifan siswa dipandang perlu dengan menggunakan model pembelajaran Thin Pair and Share. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan menggugah daya imajinasi siswa untuk menuangkan ide-ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan yang bermakna sehingga kemampuan menulis teks report siswa akan meningkat.

Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir penulis sebagai berikut: apabila guru dalam pembelajaran menulis teks report menggunakan model pembelajaran Think Pair Share, kemampuan menulis, respon positif dan aktivitas siswa akan meningkat.

Hipotesis.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 selama 6 bulan, mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun jumlah siswa kelas IX D sebanyak 33 yang terdiri dari siswa putra 16 anak, dan siswa putri 17 anak.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah metode test dan nontest. Metode test digunakan untuk mengukur kemampuan menulis teks Report siswa. Metode ini menggunakan tes tertulis. Sedangkan metode nontes berupa observasi dan dokumentasi. Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran siswa SMP Negeri 5 Adiwerna Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti pembelajaran menulis teks Report. Sedangkan metode dokumentasi ini sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (1996: 149) digunakan sebagai instrumen pengumpulan data dengan usaha mempelajari dan membuktikan laporan tertulis dari suatu perstiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran yang bertalian dengan keperluan yang dibutuhkan.

Analisis Data

     Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis data secara deskriptif, yaitu mengklasifikasikan data menjadi dua kelompok yaitu data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data-data ini diambil mulai prasiklus hingga tindakan pada siklus I dan Siklus II. Data kualitatif dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau simbol sedangkan data kualitatif adalah data yang berbentuk angka.

Adapun data yang bersifat kualitatif yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi tentang respon siswa yang menggambarkan tentang motivasi siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dianalisa menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan peneliti. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan perbaikan tindakan pada siklus II.

Dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian yang bersifat kuantitatif, maka peneliti menggunakan teknik deskriptif komparatif. Teknik ini adalah membandingkan hasil tes yang diperoleh siswa pada kondisi awal yaitu sebelum tindakan dan tindakan siklus I dan II.

 

 

Cara Pengambilan Simpulan

Setelah dilaksanakan pembelajaran di kelas IX D dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share, maka cara dalam pengambilan simpulan adalah sebagai berikut:

1.   Siswa dinyatakan tuntas KKM secara klasikal jika mencapai niliai minimal 85%;

2.   Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan motivasi belajar.

Prosedur Penelitian

Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus tindakan atau daur ulang yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action), mengobservasi (Observation), dan melakukan refleksi (Reflection) yang dipandang sebagai satu siklus yang diharapkan dapat tercapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Sebagai alternatif pemecahan masalah terhadap rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran menulis teks Report, upaya yang telah dilakukan peneliti pada kondisi awal sebelum dilakukannya model pembelajaran Think Pair and Share telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Namun upaya ini masih belum cukup meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran tersebut, sebagaimana observasi yang telah dilakukan peneliti dalam pembelajaran menulis teks Report pada siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Adiwerna Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

Berdasarkan analisis nilai tes hasil belajar pada proses pembelajaran menulis teks Report tersebut diperoleh data yang dapat digambarkan seperti pada laporan berikut ini: Nilai tertinggi 80, Nilai terendah 45, Nilai rata-rata 66,1. Tuntas belajar 8 siswa (24,24%), Belum tuntas belajar 25 siswa (75,76%).

Identifikasi terhadap penyebab terjadinya masalah sebagaimana telah dianalisis di atas adalah pemilihan metode pembelajaran diskusi pada pembelajaran kondisi awal masih belum meningkatkan semangat belajar semua siswa karena masih didominasi siswa-siswa tertentu saja, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa belum merata seperti ditunjukkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 8 siswa atau 24,24%.

Mencermati permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif, menarik dan merangsang bagi semua siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga para siswa secara merata akan lebih mudah memahami materi pelajaran melalui aktivitas melakukan permainan atau kompetisi tertentu. Upaya menggunakan pembelajaran dengan metode Think Pair and Share layak untuk digunakan dalam melakukan tindakan kelas ini.

Deskripsi Siklus I

Observasi tindakan pembelajaran pada Siklus I tentang nilai tes hasil belajar diperoleh hasil sebagaimana deskripsi berikut ini: Nilai tertinggi 90, Nilai terendah 55, Nilai rata-rata 72,88. Tuntas belajar 17 siswa (51,52%), belum tuntas 16 siswa (48,48%).

Berdasarkan hasil di atas diperoleh data bahwa nilai tes hasil belajar yang diperoleh pada pembelajaran Siklus I secara jelas dapat digambarkan pada grafik berikut ini:

Refleksi Tindakan

Berdasarkan analisis hasil observasi, nilai tes hasil belajar, hasil wawancara dengan teman sejawat diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:

Kelebihan

1.     Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran sudah berpusat pada siswa (student center), peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan siswa.

2.     Siswa mulai antusias dan bersemangat mengikuti pembelajaran dengan metode Think Pair and Share

3.     Dilihat dari sisi proses dan hasil belajar yang diperoleh siswa telah menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa berupa nilai rata-rata sebesar 72,88 padahal KKM Bahasa Inggris yang ditetapkan guru hanya sebesar 72.

4.     Dilihat dari sisi guru itu sendiri terlihat adanya suatu proses optimalisasi tugas dengan memberikan pembelajaran yang menarik, kreatif dan bermakna bagi pencapaian hasil belajar siswa.

Mencermati berbagai kekurangan yang ditemukan pada Siklus I ini maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian pada Siklus II. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun RPP dan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran Siklus II ini dilakukan dalam dua kali pertemuan tatap muka yaitu tanggal 19 dan 24 Februari 2018. Observasi tindakan pembelajaran pada Siklus II tentang nilai tes hasil belajar diperoleh hasil sebagaimana hasil berikut ini: Nilai tertinggi 90, Nilai terendah 60, Nilai rata-rata 78,48. Tuntas belajar 27 siswa (81,82%), Belum tuntas belajar 6 siswa (18,18%).

Refleksi Tindakan

Refleksi tindakan pembelajaran pada Siklus II yang diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi, dokumentasi nilai hasil belajar dan wawancara dengan teman sejawat diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:

Kelebihan

1.   Proses pembelajaran dengan metode Think Pair and Share yang diterapkan pada siklus II telah cukup efektif dimana siswa merasa tertantang dan terlihat antusias dalam pembelajaran sehingga berpengaruh sangat signifikan pada nilai tes hasil belajar diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,48%. Keberanian siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan yang semula didominasi siswa-siswa tertentu telah dapat dilakukan secara merata dan menyeluruh bagi siswa.

2.  Intensitas peneliti dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk menulis teks Report yang telah disusun siswa sudah tidak lagi ada yang sama dalam pemilihan diksi, sehingga cakupan materi pelajaran yang diperoleh siswa semakin lebih luas dan mendalam.

3.   Indikator kriteria ketuntasan klasikal sebagai hasil belajar siswa dalam pembelajaran Siklus II telah tercapai sebagaimana analisis nilai tes hasil belajar diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 27 siswa atau 81,82%.

Pembahasan Antar Siklus

Deskripsi data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan baik pada kondisi awal maupun kedua siklus sebagaimana diuraikan pada deskripsi di atas dapat disampaikan perbandingan hasil penelitian antar siklus sebagai berikut:

Nilai hasil belajar siswa yang diukur melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitian tindakan ini. Peningkatan terdapat pada lima indikator nilai hasil belajar kecuali pada indikator nilai tertinggi tidak mengalami peningkatan yaitu pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah nilai 90 dan pada siklus II juga nilai 90.

Menurut pengamatan, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 8 siswa atau 24,24%, pada siklus I adalah 17 siswa atau 51,52% dan siklus II adalah 27 siswa atau 81,82%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 27,28% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 30,3%.

Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dimana pada kondisi awal siswa yang belum tuntas belajar adalah 25 siswa atau 73,76%, pada siklus I adalah 16 siswa atau 48,48% dan pada siklus II adalah 6 siswa atau 18,18%.

PENUTUP

Simpulan

1.     Pembelajaran klasikal dan monoton yang digunakan peneliti pada pembelajaran bahasa Inggris diketahui bahwa pada kondisi awal dalam pembelajaran, siswa tidak begitu merespon sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Setelah dilakukan tindakan di mana pembelajaran dengan menerapkan metode Think Pair and Share maka siswa tumbuh rasa antusias dalam belajar.

2.     Antusias siswa dalam pembelajaran tersebut karena adanya pengaruh penggunaan metode Think Pair and Share yang berkarakteristik sebagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Selain itu kompetensi menulis teks Report yang diperoleh siswa juga meningkat dengan ditandai adanya pemberian kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam mengungkapkan pendapat, menghargai pendapat orang lain, berani bertanya, menanggapi, serta mampu menumbuhkan rasa solidaritas antar siswa.

3.     Antustiatik siswa dalam pembelajaran juga berimplikasi terhadap semangat siswa untuk menguasai materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga meningkat. Hal tersebut dapat diketahui sebagaimana nilai tes hasil belajar pada materi menulis teks Report yang telah diukur peneliti yaitu nilai hasil belajar dengan indikator ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal hanya sebesar 24,24% sedangkan pada Siklus I mencapai 51,52% serta pada Siklus II meningkat mencapai 81,82%.

Saran

1.   Guru lain perlu menerapkan pembelajaran metode Think Pair and Share, sebagai salah satu bagian dari pilar CTL dalam pembelajaran bahasa Inggris kompetensi menulis menulis teks Report, mengingat cukup signifikan dampak postitif penerapannya terhadap peningkatan antusias dan hasil belajar siswa

2.   Guru dalam menerapkan pembelajaran Think Pair and Share tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karakteristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana. Tiga hal penting yang juga harus diperhatikan guru antara lain sistem pengelompokkan siswa, semangat bekerjasama antar siswa dan penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.

3.   Guru harus dapat memberikan tindakan lebih intensif terutama dalam memberikan bimbingan pada saat siswa menulis teks Report. Seringkali hasil menulis tidak sesuai dengan apa yang diharapkan misalnya pemilihan diksi atau kosa kata tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Inggris. Jika hal ini terjadi maka akan berakibat kompetisi menulis teks Report tidak akan berhasil sesuai dengan rencana pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gebra Aksara Pranata.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Brown, H.D. 2001. Teaching by Principle: An Interactive Approach to Language Pedagogy, 2nd Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Brown, H.D. 2004. Language Assessment: Principles and Language Classroom Practices, White Plains, NY: Pearson Education.

Cobb, Robert. 2003. The relationship between Self Regulated Learning Behaviors and Academic Perfomance in Web-based Courses. The Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University: Dissertation.

Depdiknas, 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Dirjend Dikdasmen.

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). SMP/MTs. Jakarata: Depdiknas.

(http://www.englishindo.com) diunduh tanggal 5 Maret 2017

Kartono, St. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis, Yogyakarta. Kanisius.

Lyman, Frank. 1981. The Responsive Classroom Discussion: The Inclusion of All Students.Mainstreaming Digest. University of Maryland, College Park, MD.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT. BPFE-Yogyakarta.

Pimm, David. 1987. Speaking Mathematically in Mathematics Classroom. Canada: Routledge.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur.1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Zuchdi, Darmiyati. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Dirjen Dikti dan Depdikbud.