Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Melalui Media Gambar Metode Two Minute Speech
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA PERANCIS MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN METODE TWO MINUTE SPEECH
BAGI SISWA KELAS XI MIPA 4 SMA N 1 JUWANA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Pujianto
SMA N 1 Juwana
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui media gambar dan metode Two Minute Speech dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran BAHASA PERANCIS siswa kelas XI MIPA 4 Semester 1 SMA N 1 Juwana Tahun Pelajaran 2019/2020, (2) untuk mengetahui media gambar dan metode Two Minute Speech dapat meningkatkan kemampuan berbicara BAHASA PERANCIS siswa kelas XI MIPA 4 Semester 1 SMA N 1 Juwana Tahun Pelajaran 2019/2020. Simpulan pada penelitian ini meliputi : Aktivitas ketrampilan berbicara BAHASA PERANCIS siswa kelas XI MIPA 4 Semester 1 SMA N 1 Juwana Tahun Pelajaran 2019/2020dapat meningkat melalui media gambar dan teknik Two Minute Speech. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji ketrampilan pada siklus I dan Siklus II. Hasil rata-rata uji Siklus I sebesar 46% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil belajar kemampuan berbicara BAHASA PERANCIS kelas XI MIPA 4 Semester 1 SMA N 1 Juwana Tahun Pelajaran 2019/2020terhadap pembelajaran ketrampilan berbicara BAHASA PERANCIS setelah melalui media gambar dan teknik Two Minute Speech dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, mengajukan dan menjawab pertanyaan, antusiasme dalam berdiskusi dan kesungguhan dalam menyiapkan materi presentasi. Kondisi tersebut menjadikan siswa sangat menikmati proses pembelajaran, sehingga pada saat harus menyampaikan presentasinya sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan. Dari hasul pengamatan kategori Kurang dan Kurang Baik berubah dari 54% menjadi 0%.
Kata kunci : Two Minute Speech
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran Bahasa Perancis di SMA N 1 Juwana terdapat dua jenis kompetensi, yaitu kompetensi produktif (vocational skill) dan kompetensi antar pribadi (interpersonal skill). Kecakapan interpersonal mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerja sama (collaboration skill). Jenis kompetensi ini ternyata memegang peranan yang sangat signifikan dalam persaingan merebut kesempatan kerja. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Perancis memainkan peran yang penting karena tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa Perancis merupakan bahasa pengantar yang digunakan secara luas di dunia kerja.
Guru mencari metode pembelajaran yang dinilai sesuai adalah metode pembelajaran dengan metode Two Minute Speech. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran dengan metode Two Minute Speech untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Perancis.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
- Apakah dengan media gambar dan metode Two Minute Speech dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran Bahasa Perancis siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana?
- Apakah dengan media gambar dan metode Two Minute Speech dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Perancis siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
- Untuk mengetahui dengan media gambar dan metode Two Minute Speech dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran Bahasa Perancis siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana.
- Untuk mengetahui dengan media gambar dan metode Two Minute Speech dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Perancis siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana.
Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat:
Bagi Siswa
- Aktivitas siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana dalam berbicara Bahasa Perancis dapat meningkat.
- Siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana tidak takut lagi berbicara dengan Bahasa Perancis.
- Kemampuan siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana dalam berbicara Bahasa Perancis dapat ditingkatkan.
Bagi Guru
- Dapat mengetahui efektifitas metode pembelajaran Two Minute Speech terhadap aktivitas dan kemampuan siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana dalam berbicara Bahasa Perancis.
- Merupakan upaya pemecahan masalah yang dihadapinya untuk memperbaiki cara mengajar/metode pembelajaran siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana sehingga bisa berperan sebagai problem solver.
Bagi Sekolah
- Dapat meningkatkan mutu sekolah dalam melaksanakan pembelajaran
- Dapat memfasilitasi adanya penelitian-penelitian lain dalam pengembangan sekolah
- Dapat menambah khasanah hasil penelitian yang disimpan di perpustakaan sekolah.
Hakekat Aktivitas
Menurut Mc. Donald, aktivitas adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa aktivitas adalah sesuatu yang kompleks. Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986), aktivitas sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung aktivitas yang mendasarinya. Aktivitas secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan Aktivitas secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Menurut Sudjana, belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Menurut Slameto (2003 : 2). Belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”
Para pakar mendefinisikan kemampuan berbicara secara berbeda-beda. Tarigan (1985) mengatakan bahwa bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Batasan ini diperluas sehingga berbicara merupakan sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) yang terlihat (visible).
Dalam kegiatan menyimak, aktivitas kita diawali dengan mendengar dan diakhiri dengan memahami atau menanggapi. Kegiatan berbicara tidak demikian, kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau memahami isi pesan tersebut. Penyampaian isi pikiran dan perasaan, penyampaian informasi, gagasan, serta pendapat yang selanjutnya disebut pesan (message) ini diharapkan sampai ke tujuan secara tepat.
Hakekat Media Gambar
Santoso (1974) mengemukakan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Medium yang paling utama dalam komunikasi adalah bahasa. Manfaat media ditinjau dari segi isi (content) ide atau pesan (message) yang diajarkan, kegunaan media adalah menyediakan hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena berbagai sebab, misalnya terlalu luas, sempit, besar, berbahaya, sudah lampau atau belum terjadi dan hanya dapat diperlihatkan dalam keadaan bergerak. Ditinjau dari jumlah penerimanya (siswa, publik, dan penerimanya) media bermanfaat untuk menghubungkan dengan orang banyak dan jauh. Melalui media banyak ide dapat disebarkan dengan cepat.
Beliau juga menjelaskan beberapa manfaat media yaitu sebagai berikut:
- Menurut Gagne menjelaskan media adalah salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi, seperti buku, modul dan komputer.
- Bretz menjelaskan berpendapat media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely berpendapat bahwa media pendidikan adalah grafik, fotografi, atau alat-alat elektronik yang digunakan untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan.
- Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain yaitu antara materi bahan perangkat keras dan perangkat lunak.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir hipotesis :
- Melalui penerapan media gambar dan metode Two Minute Speech, dapat meningkatkan aktivitas berbicara Bahasa Perancis bagi siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana.
- Melalui penerapan media gambar dan metode Two Minute Speech, dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Perancis bagi siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana
METODE PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas siswa kelas kelas XI MIPA 2 semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 dipilih karena menunjukkan kecenderungan keaktivan belajar siswa yang perlu segera mendapatkan penanganan karena pada kondisi awal keaktivan belajar rendah. Selain itu, hasil belajar siswa juga rendah dengan rata-rata tuntas hanya tercapai < 50%, berjumlah 36 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Variabel Penelitian
Variabel aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
Variabel hasil belajar merupakan kemampuan berbicara siswa dalam waktu satu menit yang diberikan yang mana siswa dapat mendeskripsikan gambar dengan lancar yang mencakup volume suara dan kelancaran dalam berbicara, isi topik yang sesuai, dan ketepatan yang meliputi pengucapan, intonasi, susunan dan pilihan kata yang tepat. Siswa dianggap berhasil dalam berbicara mendeskripsikan gambar jika telah mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 70 dari nilai keseluruhan.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengungkap data mengenai kemampuan berbicara siswa. Instrumen nontes yang terdiri dari lembar observasi dan lembar wawancara digunakan untuk mengungkap ada tidaknya perubahan tingkah laku siswa.
Tes merupakan cara mengumpulkan data untuk mengetahui kemampuan siswa berbicara melalui tes lisan (perfomance test). Adapun nontes merupakan cara untuk mengetahui respon siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara mendeskripsikan gambar dengan metode Two Minute Speech. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara bekerja sama dengan teman peneliti yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan pada semua siswa dengan mengamati tingkah laku yang muncul.observasi digunakan untuk mengungkap data-data mengenai sikap dan keaktifan siswa selama berlangsungnya pembelajaran dengan metode Two Minute Speech..
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran serta mengungkap data penyebab kesulitan dan hambatan yang dialami siswa selama pembelajaran mendeskripsikan gambar dengan metode Two Minute Speech. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara terbuka. Wawancara terbuka merupakan wawancara yang subjeknya mengetahui sedang diwawancarai dan mengetahui apa maksud wawancara tersebut yang dilakukan setelah selesai pembelajaran menggunakan lembar wawancara.
Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut : 1) Data observasi keaktifan siswa dianalisis dengan cara : Menghitung variabel keaktifan untuk masing-masing siswa, menghitung persentase tingkat aktivitas siswa, menentukan persentase tingkat keaktifan siswa secara klasikal (sesuai dengan rumus kelulusan klasikal diatas). 2) Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara : Menghitung skor evaluasi (tes), menghitung persentase tingkat penguasaan evaluasi dengan rumus dan klasikal dengan rumus: 3) Data wawancara tanggapan siswa serta saran dan kritik yang diperoleh dari siswa dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Indikator Kinerja
Model pembelajaran berbicara melalui media gambar dan metode Two Minute Speech dikatakan sesuai dan dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam berbicara mendeskripsikan gambar apabila 75% siswa memiliki keaktifan dalam proses pembelajaran dan mendapatkan nilai hasil tes ³ 75.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Kelas dipilih karena menunjukkan kecenderungan aktivitas yang perlu segera mendapatkan penanganan. Selain itu, hasil belajar siswa juga rendah dengan rata-rata tuntas hanya tercapai < 50%, berjumlah 21 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Siswa yang mendapat nilai < 76 sebanyak 16 orang atau 75%. Siswa kelas ini memiliki aktivitas belajar dan 5 siswa 23% kemampuan berbicara yang rendah dari kelas paralel yang ada. Hal ini nampak dari aktivitas mereka dalam mengikuti pelajaran di kelas. Sebagian besar malas karena siswa merasa mengalami kesulitan dengan kosa kata. Rendahnya aktivitas siswa makin nampak ketika mereka disuruh untuk berbicara. Pengalaman guru sebelum melaksanakan penelitian juga menunjukkan bahwa ketrampilan berbicara siswa memang masih kurang. Hasil tes yang diperoleh dari uji kemampuan berbicara yang dilaksanakan pada kondisi awal dari 21 siswa hanya 16 siswa 75% siswa yang memperoleh nilai <76.
Siklus I
Persiapan Tindakan/Perencanaan
Pembelajaran berbicara mendeskripsiksn gambar pada siklus I ini merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan menggunakan metode Two Minute Speech. Tindakan pada siklus I ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kondisi siswa dalam mendeskripsikan gambar. Soal latihan menggunakan model pembelajaran Two Minute Speech sudah disiapkan sebelumnya.
Implementasi Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran mendeskripsikan gambar dengan metode Two Minute Speech pada Siklus I dilaksanakan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Setelah selesai memberikan tindakan siswa diberi evaluasi dengan disuruh berbicara di depan teman-teman sekelasnya berdasarkan gambar yang diberikan. Adapun soal-soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman atau hasil belajar siswa.
Observasi dan Evaluasi
Hasil pelaksanaan pembelajaran mendeskripsikan gambar melalui metode Two Minute Speech pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes dengan hasil penelitian
persentase siswa yang mendapat nilai hasil belajar > 76 ada 10 siswa dengan ketuntasan klasikal 46% sedangkan nilai aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran lebih <76 ada 11 siswa adalah 54%, berarti indikator penelitian belum tercapai yaitu tuntas klasikal 100%.
Hasil tes yang diperoleh dari uji ketrampilan berbicara yang dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu 3 siswa 14% siswa masuk dalam kategori Kurang, ada 8 siswa 40% siswa masuk dalam kategori Cukup. Sedangkan siswa yang masuk kategori Baik ada 5 siswa 23% dan hanya 5 siswa 23% siswa yang masuk kategori Amat Baik.
Recara rata-rata, nilai kemampuan siswa dalam ketrampilan berbicara melalui metode Two Minute Speech pada akhir Siklus I adalah sebanyak 21 siswa 50% dan masuk kategori Baik, walaupun masih ada 8 orang yang belum mampu berbicara dalam waktu satu menit.
Analisis dan Refleksi Siklus I
Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dalam Siklus I, tampak sikap-sikap siswa yang positif maupun negatif terhadap metode yang digunakan maupun materi pembelajaran. Sikap positif antara lain terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini juga ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan terutama tentang pola-pola kalimat dan kata-kata yang harus dipergunakan. Sikap negatif ditunjukkan dengan adanya siswa yang tidak mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan guru.
Wawancara dilakukan peneliti terhadap tujuh siswa yaitu satu orang memperoleh nilai dalam kategori Amat Baik, dua orang kategori Baik, dua orang Cukup dan dua orang yang masuk kategori Kurang. Siswa yang mendapatkan nilai Cukup dan Kurang mengalami kesulitan dalam memilih dan mengucapkan kata-kata Bahasa Perancis yang dipergunakan. Sering terjadi mereka lupa Bahasa Perancis untuk kata tertentu. Agar dapat mencapai hasil yang ditargetkan, perlu diadakan penelitian siklus II. Pelaksanaan siklus II bertujuan agar siswa dapat berbicara mendeskripsikan gambar dengan tepat dan dapat mencapai target nilai yang ditentukan peneliti. Penelitian siklus II ini pada dasarnya adalah perbaikan dan penyempurnaan rencana pembelajaran siklus I dengan melanjutkan materi sebelumnya. Selain perbaikan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan dengan meminimalisasi kekurangan-kekurangan pada siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain, belum tercapainya nilai rata-rata klasikal yang ditargetkan peneliti, beberapa siswa yang kurang berkonsentrasi dan mengganggu siswa lain pada saat pembelajaran, serta masih kurangnya Aktivitas siswa dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Belum tercapainya nilai rata-rata klasikal yang ditargetkan, dapat diatasi dengan cara peneliti kembali memberikan penjelasan berbicara mendeskripsikan gambar, dengan lebih memberikan waktu lebih lama 10 menit dari Siklus I, sehingga diharapkan pada siklus II siswa akan mampu berbicara mendeskripsikan gambar dengan tepat. Adanya beberapa siswa yang kurang berkonsentrasi dan suka mengganggu siswa lain saat pembelajaran berlangsung, peneliti berusaha mengatasi hal ini dengan cara menciptaan suasana pembelajaran yang lebih kondusif, menarik, dan menyenangkan.
Kurangnya Aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru terlihat dari jumlah siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Untuk mengatasi hal ini peneliti berusaha mengintensifkan interaksi dengan siswa supaya hubungan siswa dengan peneliti lebih akrab dan diharapkan siswa tidak malu atau canggung lagi sehingga kegiatan tanya jawab berlangsung dengan lebih baik.
Siklus II
Persiapan Tindakan/Perencanaan
Tindakan siklus II merupakan perbaikan dan pemecahan masalah pada siklus I. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Siklus II dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam berbicara mendeskripsikan gambar. Dalam upaya meningkatkan ketrampilan berbicara pada Siklus II, maka perlu direncanakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif agar bisa mendorong siswa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada Siklus II. Siswa diberi waktu 10 menit lebih lama untuk mempersiapkannya. Siswa diberi waktu berdiskusi 30 menit. Soal mendeskripsikan gambar digunakan untuk mengetahui tingkat ketrampilan berbicara siswa. Tes atau soal latihan Siklus II digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Implementasi Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran mendeskripsikan gambar dengan metode Two Minute Speech pada Siklus II dilaksanakan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Selesai memberikan tindakan siswa diberi evaluasi dengan disuruh berbicara mendeskripsikan gambar dalam waktu satu menit. Adapun soal-soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman atau hasil belajar siswa disiapkan. Pada akhir Siklus II siswa kembali mengikuti uji ketrampilan berbicara seperti pada Siklus I. Namun, pada Siklus II waktu untuk bardiskusi kelompok lebih lama 10 menit daripada Siklus I, yaitu dari waktu 20 menit menjadi 30 menit. Adapun materinya sama dengan materi yang dipergunakan dalam Siklus I yaitu mendeskripsikan benda-benda yang ada pada gambar.
Observasi dan Evaluasi
Bisa kita lihat pada Siklus II ada tidak ada siswa atau 0% masuk kategori Kurang, tidak ada siswa atau 0% masuk kategori Cukup, 13 siswa atau 62% masuk kategori Baik dan 8 siswa atau 38% masuk kategori Amat Baik.
Persentase siswa yang mendapat nilai hasil belajar >76 dengan ketuntasan klasikal sebesar 100% sedangkan nilai Aktivitas siswa yang sebesar 0%. Hal ini berarti indikator penelitian sudah tercapai. Sedangkan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari aktivitas kuran dan cukup tidak ada 0% sedangka 13 siswa aktivitas 62% dan aktivitas siswa sangat tinggi 38%.
Pada Siklus II, sikap siswa terhadap materi, metode maupun media pembelajaran semakin banyak yang positif walaupun ada beberapa siswa yang bersikap negatif. Sikap positif siswa ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan, terutama tentang kata-kata Bahasa Perancis yang akan mereka gunakan dalam Two Minute Speech dan cara pengucapannya. Kelompok ini sebagian besar adalah mereka yang merasa senang terhadap materi, metode maupun media pembelajaran, tetapi pada Siklus I mereka belum merasa maksimal dalam uji ketrampilan berbicara dan mereka ingin mendapatkan nilai yang lebih baik.
Wawancara yang dilakukan setelah Siklus II selesai ditujukan terhadap tujuh siswa, yaitu dua siswa yang kategori ketrampilan berbicaranya tetap dalam kategori Baik dan Amat Baik, dua siswa yang mengalami peningkatan kategori, satu siswa yang mengalami penurunan kategori, serta satu siswa yang masih tetap berada pada kategori Kurang.
Analisis dan Refleksi
Melalui perbaikan dengan cara merevisi waktu yang dialokasikan untuk melakukan diskusi kelompok ternyata dapat meningkatkan aktifitas dan ketrampilan berbicara siswa melalui media gambar dengan metode Two Minute Speech. Peningkatan hasil tersebut terjadi karena guru memberikan waktu 10 menit lebih lama untuk berdiskusi dalam kelompok untuk mempersiapkan presentasi uji ketrampilan berbicara siswa. Selain itu karena siswa sudah tahu kesalahan pilihan kata maupun ucapan yang dilakukan pada waktu uji ketrampilan berbicara pada Siklus I. Hal ini bisa terjadi karena pada proses presentasi pembelajaran Siklus II, guru mereview kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada tahap presentasi Siklus I. Peningkatan ketrampilan berbicara siswa melalui media gambar dengan metode Two Minute Speech ini sangat menggembirakan bagi guru karena pada awal pembelajaran pada Siklus I tampak bahwa para siswa kurang antusias terhadap materi yang sedang disampaikan. Hal ini terjadi karena siswa harus memahami daftar kata sifat yang biasa digunakan untuk Describing Things yang jumlahnya tidak kurang dari seratus kata. Hal ini terutama terjadi pada siswa yang ternyata pada akhir Siklus I memperoleh hasil yang masuk kategori Kurang yaitu delapan siswa.
Pembahasan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tiap siklus maka dapat diuraikan pembahasan untuk tiap data.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Persentase siswa yang mendapatkan nilai Aktivitas > 76 adalah 100% berarti indikator penelitian belum tercapai atau < 75% sudah tidak ada. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran melalui media gambar dan metode Two Minute Speech. Pada siklus 2 terjadi peningkatan persentase Aktivitas naik 100% berarti indikator penelitian sudah tercapai. Hal ini terjadi karena pada siklus 2 guru memberikan waktu 10 menit lebih lama sehingga siswa lebih leluasa untuk berpikir dari 20 menit menjadi 30 menit.
Nilai hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa pada masing-masing siklus nampak pada gambar berikut ini: Berdasarkan grafik di atas, pada siklus 1 siswa yang mendapat nilai hasil belajar > 76 sebanyak 46%. Berarti indikator penelitian belum tercapai. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan model pembelajaran melalui media gambar dengan metode Two Minute Speech yang didukung oleh data Aktivitas siswa yang masih dibawah indikator penelitian. Siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 100% karena Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga meningkat. Kerjasama yang saling membantu diantara siswa untuk dapat memperoleh nilai tes yang tinggi sangat mempengaruhi hasil belajar siswa secara individual. Hasil Tes kemampuan berbicara Bahasa Perancis juga meningkat dari yang tidak tuntas sebesar 54% menjadi meningkat 100% tuntas.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Aktivitas ketrampilan berbicara Bahasa Perancis siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana dapat meningkat melalui media gambar dan teknik Two Minute Speech. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji ketrampilan pada siklus I dan Siklus II. Hasil rata-rata uji Siklus I sebesar 46% meningkat menjadi 100% pada siklus II.
- Hasil belajar kemampuan berbicara Bahasa Perancis kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana terhadap pembelajaran ketrampilan berbicara Bahasa Perancis setelah melalui media gambar dan teknik Two Minute Speech dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, mengajukan dan menjawab pertanyaan, antusiasme dalam berdiskusi dan kesungguhan dalam menyiapkan materi presentasi. Kondisi tersebut menjadikan siswa sangat menikmati proses pembelajaran, sehingga pada saat harus menyampaikan presentasinya sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan. Dari hasul pengamatan kategori Kurang dan Kurang Baik berubah dari 54% menjadi 0%).
Saran
Adapun saran yang akan disampikan adalah :
- Bagi guru Bahasa Perancis dalam melaksanakan khususnya ketrampilan berbicara, dapat menggunakan media gambar dan teknik Two Minute Speech karena dengan menggunakan teknik tersebut terbukti dapat meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Juwana Penggunaan ini juga dapat mengubah perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Perancis sehingga siswa merasa nyaman dan termotivasi dalam melakukan aktivitas pembelajaran.
- Perlu dilakukan tindak lanjut dari hasil penelitian ini, dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena berdasarkan hasil penelitian ini siswa sangat dimungkinkan untuk mencapai kompetensinya.
- Guru Bahasa Perancis perlu melakukan inovasi dari hasil penelitian tindakan kelas ini, agar permasalahan pembelajaran di kelas dapat terus diupayakan untuk diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H.Douglas, 2004. Language Assesment: Principles and Classroom Practises. New York: Longman
Eddy Wibowo, Mungin, dkk. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Negeri Semarang
Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Essex: Longman
Hornby, A.S. 1974. Oxford Advanced Lerner’s Dictionary of Current English. Oxford: Oxford University Press
Kerr, J.Y.K. 1979. Picture Cue Cards for Oral Language Practice. London: Evans Brothers Limited
O’Malley, J.Michael and Lorraine Valdez Pierce. 1996. Authentic Assesment for English Language Learners. The USA: Longman
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2005. Model Pemelajaran Bahasa Perancis di SMK dengan Kurukulum 2004. Jakarta: Depdiknas
Subyantoro. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah IndTwosia.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta