Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Terhadap Kepercayaan Diri
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 BANYUBIRU
Aldila Vivi Alfiani1)
Heri Saptadi Ismanto2)
Chr. Argo Widiharto3)
1) Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya rasa percaya diri siswa dalam ketidak mampu atau tidak berani mengungkapkan pendapat di depan teman sebayanya, merasa pesimis atau minder, dan menganggap orang lain lebih baik daripada dirinya. Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian adalah “pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kepercayaan diri pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Banyubiru”. Pada metode penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah true-eksperiment dengan model preetest – posttest control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Banyubiru, yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 150 siswa, kelas VIII B digunakan untuk Try Out. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu 30 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah skala kepercayaan diri terhadap siswa. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis uji hipotesis diperoleh hasil thitung= 0.900. Selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel dengan taraf signifikansi 5% (0.05) yaitu 2.045. hal tersebut menunjukkan bahwa thitung0.900> ttabel 2.045. Atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kepercayaan diri siswa SMP Negeri 01 Banyubiru” diterima kebenarannya pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengaruh terhadap kepercayaan diri siswa. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah Guru Bimbingan dan Konseling lebih kreatif dan lebih sering memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa agar siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri pada diri sendiri. Guru juga dapat menjadikan layanan bimbingan kelompok sebagai referensi untuk memberikan layanan kepada siswa yang mengalami kepercaaan diri rendah, sehingga diharapkan dapat membentuk perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 01 Banyubiru, diketahui bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama sangat efektif digunakan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri siswa SMP Negeri 01 Banyubiru.
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Sosiodrama, Kepercayaan Diri
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Sebagai seorang remaja yang berada dalam tahap tumbuh kembang, remaja rentan mengalami berbagai masalah yang kompleks, maka dibutuhkan keterampilan dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, remaja membutuhkan kompetensi yang mendukung untuk melewati tugas perkembangan yang harus dicapainya. Salah satu kompetensi yang harus di capai antara lain rasa kepercayaan diri agar remaja dapat mengembangkan potensi secara optimal.
Menurut Dariyo (2011: 8) batasan seorang remaja dimulai dari usia 13 tahun sampai dengan usia 21 tahun. Remaja pada tingkat SMP. Umumnya berusia 12-14 tahun. Pada masa ini remaja menghadapi banyak persoalan dan masih dalam proses pencarian jati diri.
Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan terhadap sebuah aspek yang dimiliki individu dan keyakinan untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. jadi, individu yang kepercayaan dirinya tinggi memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hakim, 2005: 06).
Menurut Sarastika (2014: 5) mengatakan bahwa apabila seseorang tidak memiliki rasa percaya diri, maka banyak masalah akan timbul karena kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian dan seseorang yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki individu. Seorang individu yang kurang memiliki rasa percaya diri cenderung menutup diri dan mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII yang berinisial AP diperoleh hasil bahwa ada beberapa siswa yang mengakui bahwa memang mempunyai rasa minder yang berlebihan atau mempunyai rasa kepercayaan diri rendah. Ketika di dalam ruangan kelas ada beberapa siswa yang aktif da nada juga beberapa siswa yang pasif, siswa yang aktif selalu cerewet dan ramai di dalam kelas sedangkan siswa yang pasif cenderung berdiam diri di dalam kelas. Ketika jam pelajaran dimulai atau sedang kegiatan belajar mengajar siswa yang aktif akan banyak berbicara, mempunyai rasa ingin tahu tinggi, sedangkan siswa yang pasif hanya sekedar mendengarkan dan tidak mau bertanya. Cenderung malu-malu, menarik diri dan mengalihkan pertanyaan yang diberikan kepada teman lainnya.
Berdasarkan hasil analisis di atas, hal tersebut harus menjadi perhatian bagi semua kalangan khususnya guru bimbingan dan konseling di sekolah untuk memberikan penanganan, sehingga kepercayaan diri siswa meningkat. Terdapat beberapa alternatif layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Layanan bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik. Salah satu teknik yang dapat digunakan yaitu sosiodrama. Menurut Damayanti, (2012: 45) Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa memalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Pemecahan individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi maslah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 01 Banyubiru”.
Permasalahan
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengaruh terhadap kepercayaan diri pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Banyubiru?”.
KAJIAN TEORI
Kepercayaan Diri
Pengertian Kepercayaan Diri
Menurut Yulita dan Suzy (2006: 132-133) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu untuk mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatunya seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi, sebenarnya hanya merujuk pada beberapa ciri dari kehidupan individu tersebut. Ia akan merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu, dan percaya bahwa ia bisa. Hal ini didukung oleh pengalaman, potensi actual, prestasi, dan harapan yang realistis terhadap dirinya sendiri.
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa sebagai manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Bahkan masalah berbuat sesuatu itu yang penting, namun kesediaan untuk melakukannya. Jika sebagai manusia yakin pada diri sendiri, maka apapun tantangan hidup ini akan dihadapi. (Angelis, 2003: 10).
Aspek – Aspek Percaya Diri
Menurut Angelis. (2003: 58-77) mengatakan bahwa aspek-aspek percaya diri yaitu:
- Tingkah laku
Tingkah laku adalah kepercayaan diri untuk mampu bertindak dan menyelesaikan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang paling sederhana, seperti membayar semua tagihan tepat waktu, hingga yang bernuansa cita-cita untuk meraih sesuatu. Umumnya jika orang berbicara mengenai kepercayaan diri, maksud mereka adalah yang berkenan dengan tingkah laku.
Untuk dapat mengembangkan kepercayaan diri dalam tingkah laku, terdapat empat ciri penting, yaitu:
- Keyakinan atau kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu meliputi tentang cita-cita yang mana dengan meraih cita-cita tersebut, usaha sendiri. Dengan menetapkan jadwaldan semua tahapan perkembangan usaha sejak awal. Dan juga meyakinkan terhadap komunikasi yang akan terjalin antara idividu.
- Keyakinan atas kemampuan untuk menindak lanjuti segala prakasa sendiri secara konsekuen. Melakukan sebuah perencanaan yang matang sehingga ketika terjadi suatu kendala dalam proses sebelum tujuan tersebut terlaksana itu tidak terjadi. Makna dari sebuah kepercayaan diri bukan dari membuat rencana namun juga untuk sampai pada usaha mewujudkan.
- Keyakinan atas kemampuan pribadi dalam menanggulangi segala kendala. Keadaan dimana individu tidak hanya dapat menuntaskan suatu pekerjaan secara kilat, namun seketika itu pula terhenti. Perlu adanya suatu kesiapan mana kala terjadi kegagalan.
2) emosi
Emosi adalah kepercayaan diri untuk yakin dan mampu menguasai segenap sisi emosi. Untuk memahami segala yang dirasakan, menggunakan emosi utuk melakukan pilihan yang tepat, melindungi diri dari sakit, atau mengetahui cara bergaul yang sehat dan rukun.
Ciri – Ciri Percaya Diri
Ciri – ciri orang yang percaya diri adalah orang yang memiliki “kemerdekaan lois”, yaitu kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga, berdasarkan keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang produktif. Olehkarena itu, biasanya orang yang percaya diri menyukai pengalaman baru, suka menghadapi tantangan, pekerjaan yang efektif, dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan tuntas (Maslow dalam Iswidharmanjaya, 2014: 39).
Menurut Primastuti dan Hapsari (2014: 66) individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi adalah sebagai berikut:
Yaitu perasaan bahwa dirinya akan mampu mewujudkan rencan-rencana dengan berhasil, menimbulkan kecenderungan untuk tidak ragu-ragu dalam bertindak lebih lanjut menjadi lebih siap menghadapi atau menerima akibat-akibat yang akan terjadi dari tindakan yang akan dilakukan.
Yaitu tidak tergantung dengan orang lain dalam mengerjakan sesuatu karena dapat menentukan standar dirinya sendiri dan mampu mengembangkan motivasi.
- Tidak ragu-ragu.
Yaitu dengan penuh keyakinan cepat dalam mengambil keputusan.
- Menghargai diri sendiri
Yaitu pengakuan terhadap diri sendiri, meliputi menerima segala kekurangan dan kelebihan sehingga tidak memiliki perasaan rendah diri.
Layanan Bimbingan Kelompok Dengan teknik Soisodrama
Pengertian Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama
Layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang mengacu kepada aktivitas – aktivitas kelompok untuk memungkinkan siswa secara bersama – sama memperoleh bahan dari narasumber agar kelompok menjadi besar, kuat dan mandiri serta dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta manfaat untuk kehidupan sehari – hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Menurut Romlah (2001: 3) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok mempunyai prinsip, kegiatan, dan tujuan yang sama dengan bimbingan. Perbedaan hanya terletak pada pengelolaannya, yaitu dalam situasi kelompok.
Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Wingkel & Sri Hastuti (dalam buku Damayanti, 2012: 41) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia.
Tahap – tahap Layanan Bimbingan Kelompok
Tahap – tahap dalam bimbingan kelompok merupakan bahan dasar yang penting dalam pelaksanaan layanan bimbingan. Menurut Prayitno (2012: 46) ada empat tahapan bimbingan kelompok yaitu: a) Tahap Pembentukan, b) Tahap Peralihan, c) Tahap Kegiatan, d) Tahap Pengakhiran.
Sosiodrama
Pengertian Sosiodrama
Menurut Damayanti, (2012: 45) Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang di dramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam Sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Pemecahan individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini berjumlah 30 siswa SMP Negeri 01 Banyubiru dengan kelompok eksperimen 15 siswa dan kelompok kontrol 15 siswa.
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hasil penelitian yang mencangkup segala peristiwa, fakta, keterangan, dan angka yang dapat dijadikan sebagai bahan menyusun informasi yang diperlukan untuk meaksud tertentu. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologis kepercayaan diri siswa berupa skala likert.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berditribusi normal. Langkah yang ditempuh dalam statistik parametrik data awal antara lain uji normalitas, uji homogenitas, dan uji test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan percaya diri siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dan hanya ada sedikit peningkatan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan berupa bimbingan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat percaya diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Banyubiru setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil pree-test terhadap 15 responden pada kelompok eksperimen sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok diperoleh nilai rata – rata skor percaya diri 84,6. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok diperoleh nilai post-test pada kelompok eksperimensebesar 99,93. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan percaya diri siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 15,33 poin.Berdasarkan uji t diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0.375 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama (X) memiliki pengaruh terhadap kepercayaan diri pada siswa (Y).
Nilai ttabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk tingkat signifikansi 0.05 dengan df 29 sebesar 2.045. berdasarkan perhitungan uji-t dengan SPSS 17.0 for windows, diketahui t=0.900. karena jumlah thitung>ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesisnya (Ha) berbunyi “ ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 01 Banyubiru” diterima. Sedangkan hipotesis nihilnya (Ho) yang berbunyi “tidak ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 01 Banyubiru” ditolak pada taraf signifikansi 5%.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan kepercayaan diri siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dan tidak terjadi peningkatan percaya diri pada kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan berupa bimbingan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Banyubiru setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama meningkat dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok melatih siswa untuk berani berbicara atau mengungkapkan pendapat dan perasaannya, melatih siswa berani tampil di depan banyak orang, melatih siswa untuk saling bertenggang rasa, melatih untuk saling menghormati, melatih untuk menanggapi pendapat oranglain, melatih berinteraksi dan berkomunikasi dengan penuh rasa percaya diri. Suasana yang diciptakan dalam bimbingan kelompok lama kelamaan akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku siswa sehingga siswa akan mengikuti apa saja yang dilakukan teman-temannya dalam kelompok.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa Thitungsebesar 0.900 dan ttabelsebesar 2.045. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung(0.900) > ttabel(2.045), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa, hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Banyubiru” diterima kebenarannya. Dengan demikian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengaruh terhadap kepercayaan diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Charlotte dan Yulita. Bimbingan dan Konseling SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta. PT: Gelora Aksara Pratama.
De Angelis, Barbara. 2003. Confidance Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hapsari dan Primastuti. 2014. Kepercayaan Diri Mahasiswa Papua Di Tinjau dari Dukungan Teman Sebaya. Universitas Latolik Soegijapranata. Semarang. Vol. 13. No. 1.
Prayitno. 2013. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Prayitno. 2017. Konseling Profesional Yang Berhasil Layanan Dan Kegiatan Pendukung. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rintyastini, Yulita & Suzy Yulia Charlotte, Suzzy Yulia. 2006. Bimbingan Dan Konseling SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis.
Romlah, Tatiek. 2006. Teori Dan Praktek Bimbingan Dan Kelompok. Malang. Universitas Negeri Malang.
Sukardi, Dewa Ketut & Kusumawati, Nila. 2010. Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.