Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Terhadap Rasa Percaya Diri
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PEMALANG
Angga Budi Laksono 1)
Arri Handayani 2)
- Rohastono Ajie 3)
1)Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling, FIP-Universitas PGRI Semarang
2)Dosen Universitas PGRI Semarang
3)Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang malu, minder dan sulit untuk mengungkapkan pendapat ketika sedang pembelajaran di depan kelas dan ketika diminta maju kedepan kelas siswa raut wajahnya pucat dan mengeluarkan keringat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasa percaya diri siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Pemalang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif desain true experimental design dengan model pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 143 siswa. Sampel dalam penelitian yaitu 20 siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Pemalang yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala rasa percaya diri. Hasil analisis skala rasa percaya diri pada kelompok eksperimen dengan menggunakan uji-t hasil post-test menunjukan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 80,7 dan kelompok kontrol 68,4 sehingga terjadi peningkatan rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 12,3. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh 5% (0,05) yaitu 2,101. Hal tersebut menunjukan bahwa thitung = 4,700 > ttabel = 2,101. Atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis alternative (Ha) yang berbunyi “ ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing rasa percaya diri siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Pemalang” diterima kebenaranya pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik role palaying dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa.
Kata kunci : Bimbingan Kelompok, Teknik Role playing, Rasa Percaya Diri
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan manusia dapat terbentuk tidak hanya dari diri individu tetapi juga dari lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga, di mana orang tua yang mendidik anak. Pendidikan tersebut disesuaikan dengan kemampuan anak itu sendiri. Bila kemampuan anak tidak sampai pada yang diharapkan orang tua dapat mengakibatkan anak akan sering mendapatkan kesulitan, rasa takut, kecewa
Rasa percaya diri (self-esteem) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri. Sebagai contoh, seseorang remaja bisa mengerti bahwa tidak hanya seseorang, tetapi remaja juga seseorang yang baik. Tentu saja tidak semua remaja memiliki gambaran positif yang menyeluruh tentang diri remaja (Santrock, 2003: 336) rasa percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya rasa percaya diri menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki setiap individu. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seseorang anak maupun orang tua (M.Nur Ghufron & Rini Risnawita, 2017: 33).
Berdasarkan analisis Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) dilakukan wawancara. Berdasarkan hasil dengan wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 3 Pemalang pada tanggal 27 Febuari 2019 dapat diketahui bahwa permasalahan yang dialami siswa antara lain adalah merasa malu, minder dan sulit untuk mengungkapkan pendapat ketika sedang kegiatan pembelajaraan dikelas, masih banyak siswa yang tidak mau bertanya jika belum paham dengan materi yang dibahas, kurang konsentrasi dalam mengerjakan tugas, masih banyak siswa yang mencontek PR temanya, ketika mengeluarkan pendapatnya siswa kurang merasa percaya diri dan takut bila jawabnya salah. Banyak siswa yang takut dan cemas ketika maju kedepan kelas, ketika disuruh maju siswa juga raut wajahnya pucat dan mengeluarkan keringat. Ada juga pada saat Ulangan harian, UTS, dan UAS banyak siswa yang membuat contekan mereka tidak yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri.
Bimbingan Kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu atau siswa melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas barbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu peserta layanan. Dalam bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok (Tohirin, 2015: 164).
Bimbingan kelompok dengan teknik role playing bertujuan untuk mengembangkan kepercayaan diri. Pada saat bimbingan kelompok siswa dapat membahas hal terkait kepercayaan diri. Siswa dapat berbagi dan belajar dari sesama anggota kelompok lainnya maupun pemimpin kelompok mengenai kepercayaan diri. Guna mengembangkan kepercayaan diri siswa, guru pembimbing dapat menggunakan pendekatan kelompok dengan teknik role playing untuk mengembangkan kepercayaan diri siswa. Dengan teknik role playing ini siswa akan lebih mudah mempelajari suatu perilaku baru yang lebih mudah mempelajari suatu perilaku baru yang lebih baik dengan nyaman tanpa disertai adanya perasaan-perasaan yang biasanya menghambat siswa dalam sehari-hari. Bimbingan kelompok dengan ternik role playing dianggap bimbingan kelompok yang tepat karna dapat membantu individu mengambangkan hubungan baik antara anggota (Dewi Fatimah, 2015: 25).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti memfokuskan mengenai rasa percaya diri siswa dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing Rasa Percaya diri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Pemalang.”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas XI SMA Negeri 3 Pemalang.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan True Experimental Design. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 3 Pemalang karena di sekolah tersebut terdapat permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI MIPA pada tanggal 12 Agustus 2019 – 11 September 2019 pada sampel yang sudah ditentukan pada kelas XI MIPA 2 dengan rincian menyusun proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, melaksankan penelitian, menyusun hasil penelitian, dan penyempurnaan. Desain dalam penelitian ini menggunakan bentuk pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Pemalang. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, yaitu pengmbilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Wawancara digunakan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang permasalahan responden, 2) Observasi digunakan untuk mengamati siswa yang bermasalah, 3) Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) digunakan untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa.
Instrumen yang digunakan adalah sebuah pernyataan, hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas. Dari 40 item pernyataan terdapat 28 item pernyataan yang valid.
Dalam penelitian ini proses eksperimen pengumpulan data dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu pesiapan, pelaksanaan, dan akhir. Dimana setiap tahap tersebut peneliti memuat beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
Persiapan Eksperimen
- Subjek penelitian yang akan diteliti adalah peserta didik kelas XI yang terdiri dari Kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI MIPA 3 dan XI MIPA 4. Dari jumlah empat kelas tersebut terpilih 1 kelas. Satu kelas untuk try out yaitu kelas XI MIPA 1 dan ada satu kelas yang nantinya akan dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu kelas XI MIPA 2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Cluster Random, dengan cara acak mengambil siswa 10 untuk kelompok kontrol dan 10 untuk kelompok kontrol.
- Melakukan try out skala rasa percaya diri di kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 29 siswa untuk menguji validitas dan reliabilitas.
- Melakukan pretest terhadap kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 3 Pemalang dengan jumlah 36 siswa. kelas untuk pretest, peneliti menggunakan cluster random sampling, yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Soegeng, 2007:80).
- Berdasarkan data pretest terhadap kelas XI MIPA 1 dengan skala etika pergaulan menggunakan rentang skor 1 sampai 4 akan dicari skor tertinggi dan skor terendah.
Pelaksanaan
- Setelah menentukan 10 siswa dari kelas XI MIPA 2 selanjutnya adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari kelas tersebut. Penentuan kelompok ini dilakukan secara random.
- Kelompok eksperimen diberikan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik role playing oleh peneliti. Untuk kelompok kontrol diberikan layanan bimbingan kelompok biasa oleh guru BK.
Akhir Eksperimen
- Setelah diberikan perlakuan selanjutnya kelompok kontrol dan eksperimen diberikan post-test pada waktu yang sama, guna mengetahui adakah perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
- Selanjutnya peneliti melakukan analisis menggunakan uji-t untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Uji Normalitas Awal
Berdasarkan tabel uji normalitas awal pre-test di atas yang dihitung dengan uji lilifors diperoleh hasil Lo pada kontrol sebesar 0,2129. Dan Ltabel diperoleh dari N=10 sebesar 0,258 pada taraf signifikan 5%. Karena LO<Ltabel yaitu 0,2129 < 0,258 maka Ho diterima. Jadi sampel data berdistribusi normal.
Sedangkan hasil LO pada kelompok eksperimen sebesar 0,2054 karena LO < Ltabel yaitu 0,2054 < 0,258, maka Ho diterima. Jadi sampel berasal dari data berdistribusi normal.
Uji Normalitas Akhir
Berdasarkan tabel uji normalitas akhir post-test di atas yang dihitung dengan uji lilifors diperoleh hasil Lo pada kontrol sebesar 0,1992. Dan Ltabel diperoleh dari N=10 sebesar 0,258 pada taraf signifikan 5%. Karena LO<Ltabel yaitu 0,1992 < 0,258 maka Ho diterima. Jadi sampel data berdistribusi normal.
Sedangkan hasil LO pada kelompok eksperimen sebesar 0,1413 karena LO < Ltabel yaitu 0,1413 < 0,258, maka Ho diterima. Jadi sampel berasal dari data berdistribusi normal. Hasil ini merupakan perhitungan dengan Microsoft Excel dan mengunakan uji lilifors yang terdapat pada lampiran.
Uji Hipotesis
Berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh hasil sebesar 4,700 sementara dengan db (n1+n2) – 2 = (10+10) – 2= 18 dengan taraf signifikansi 5% (0.05) sebesar 2,101. Karena jumlah 4,700>2,101 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesisnya (Ha) berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing terhadap rasa percaya diri siswa kelas Xl MIPA SMA Negeri 3 pemalang”. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing terhadap rasa percaya diri siswa kelas Xl MIPA SMA Negeri 3 pemalang” ditolak pada taraf signifikansi 5%.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing terhadap rasa percaya diri siswa kelas Xl MIPA SMA Negeri 3 pemalang”.
Pembahasan
Setelah perlakuan atau treatmeant, para siswa mengalami peningkatan pada post test rasa percaya diri yang semula pada kategori rendah naik menjadi kategori tinggi. Perubahan yng terjadi dari kelompok eksperimen tidak lain karena adanya pemahaman treatmeant yang telah diberikan dengan melihat dari laiseg yang diberikan oleh peneliti.
Pada treatmeant pertama dengan indikator percaya pada kemampuan diri sendiri. Di dalam penelitian ini indikator tertinggi adalah percaya pada kemampuan diri sendiri. Pemberian treatmean ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi Fatimah (2015: 25) layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat membantu mengembangkan percaya pada kemampuan diri sendiri. Bimbingan kelompok dengan teknik role playing dianggap model bimbingan kelompok yang tepat. Dengan teknik bermain peran ini siswa akan lebih aktif dalam berbicara dan akan dilatih untuk berani tampil didepan teman-temanya dan siswa tidak akan mempunyai sikap tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
Pada treatmeant kedua dengan indikator berfikir positif, pemberian treatmeant ini didukung dengan hasil penelitian Ranni Rahmayati (2015: 13) kemampuan berfikir positif pada siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dengan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing berbeda, karena mengalami peningkatan kemampuan berfikir positif. Bimbingan kelompok dengan teknik role playing sangat cocok dalam meningkatkan berfikir positif siswa karena memungkinkan individu untuk bisa melatih diri dan mengembangkan dirinya untuk memperoleh keterampilan dalam bermain peran, belajar dalam mengambil keputusan.
Pada treatmeant ketiga dengan indikator kemandirian, pemberian treatmeant ini didukung dengan hasil penelitian Andi Maparesa (2016: 8) hasil penelitian tersebut dapat diketahui layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Karena dalam bimbingan kelompok dengan teknik role playing siswa mampu menumbuhkan kemandirian siswa, hal ini terlihat dari antusiasme mereka terhadap teknik role playing yang dimainkan dalam kelompok baik yang bertindak sebagai pemeran maupun yang bertindak sebagai penonton.
Pada treatmeant keempat dengan indikator optimis, pemberian treatmeant ini didukung dengan hasil penelitian Rosyida (2016: 52) meningkatkan optimis siswa dengan mengunakan bimbingan kelompok teknik role playing, layanan bimbingan kelompok dianggap sebagai suatu layanan yang dapat membantu siswa meningkatkan optimis. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan siswa yang mengikuti dapat memiliki sikap optimis dalam belajar. Teknik role playing ini merupakan teknik yang mengajarkan kepada siswa untuk bermain peran, dengan bermain peran siswa terlibat secara langsung untuk memerankan perannya, melalui bimbingan kelompok dengan teknik role playing ini akan membantu siswa untuk meningkatkan optimis, sehingga siswa bisa tampil lebih optimis.
Pada treatmeant kelima dengan indikator etika bergaul, pemberian treatmeant ini didukung dengan hasil penelitian Nursalim (2017: 110) untuk meningkatkan pemahaman etika bergaul di sekolah dengan layanan bimbingan kelompok teknik role playing siswa menjadi sadar akan pentingnya menjadi individu yang memiliki etika bergaul tinggi agar dapat diterima oleh sekolah dan tumbuh menjadi pribadi yang baik dilingkungannya. Dengan teknik role playing mempermudah siswa untuk bermain peran merasakan menjadi orang lain, memainkan berbagai karakter baik itu yang sesuai dengan dirinya maupun yang bertolak belakang dengan karakter yang dimiliki sebelumnya, sehingga mempermudah siswa untuk belajar memahami dan menerapkan atika bergaul dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing yang dilakukan merupakan tepat sasaran dan tepat materi. Dari uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik role playing berpengaruh terhadap rasa percaya diri siswa kelas Xl MIPA SMA Negeri 3 Pemalang.
KESIMPULAN
Tingkat percaya diri sesudah diberikan treatment bimbingan kelompok dengan teknik role playing menjadi meningkat, hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data post-test diketahui skor rata-rata kelompok ekperimen percaya diri siswa menjadi meningkat dari 65,5 menjadi 80,7 setelah dilaksanakannya treatment. Pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan sebesar 15,2.
Sedangkan pada kelompok yang tidak diberikan treatment bimbingan kelompok dengan teknik role playing terjadi peningkatan yang minim, yaitu dari 67.0 menjadi 68,4. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 1,4.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa hasil thitung sebesar 4,700 dan ttabel sebesar 2,101. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung (4,700) > ttabel (2,101), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Dewi. 2015. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri Siswa. Universitas Negeri Semarang: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Vol.4 No 1, 2015.
Ghufron M.Nur dan Rini risnawati. 2017. Teori-Teori Psikologi. jogjakarta: AR-Ruzzmedia.
Maparesa, Andi. 2016. Efektifitas Teknik Role playing Untuk Meningkatkan Kemandirian belajar Dengan Layanan Bimbingan Kelompok siswa. Universitas Sebelas Maret: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 7 Nomer 2, 2016.
Nursalim. 2017. Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan Etika Begaul Siswa Kelas VII. Universitas Negeri Padang: Jurnal Ilmiah Konseling Vol 2 No 1, 2017.
Rahmayati, Ranni. 2015. Meningkatkan Kemampuan Berfikir Positif Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Siswa Kelas Xl. Universitas Negeri Lampung: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Vol 2 No.1, 2015.
Rosyida. 2016. Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Untuk Meningktkan Optimis Siswa. Universitas Lampung; Vol.1 No.1, 2016.
Santrock. 2003. Perkembangan Remaja. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Soegeng. 2006. Dasar Penelitian Bidang Sosial, Psikologi dan pendidikan. Semarang: Ikip PGRI Semarang.
Tohirin. 2015. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah ( berbasis
Integrasi ). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.