UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DI SMA NEGERI 1 BULU SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Priyanto

SMA Negeri 1 Bulu

 

ABSTRAK

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa pada materi Sistem Hukum Dan Peradilan Internasional dan bagaimana penerapan model Problem Based Learning di kelas dalam pelajaran PKn? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan minat belajar PKn pada siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bulu pada semester II tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bulu. Subjek penelitian berjumlah 36 siswa yang berada di kelas XI IPS.1 dengan pertimbangan bahwa aktivitas dan minat belajar PKn siswa di kelas tersebut rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan tes. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan, bahwa (1) Proses pembelajaran model Problem Based Learning mampu meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa. (2).Proses pembelajaran model Problem Based Learning mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 100% dan nilai rata-rata ulangan harian yang sudah mencapai 82(3)Tindakan yang diberikan dalam bentuk tugas diskusi kelompok melalui Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama di dalam kelompok dan menjadikan pembelajaran lebih berpusat kepada siswa.  (4).Tindakan yang berupa pemberian tugas mempresentasikan hasil diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat secara lisan di depan teman-temannya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat dipakai untuk meningkatkan aktivitas, dan minat serta prestasi siswa dalam belajar PKn.

Kata Kunci: Aktivitas siswa ,Minat Belajar PKn, Prestasi Belajar PKn

 

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Dari uraian singkat tersebut, penilis berpendapat bahwa, prestasi belajar PKn adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melalui proses belajar PKn yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap berdasarkan pengalamannya dalam pelajaran PKn

Kaitannya dengan prestasi belajar PKn, peneliti di sini memberikan kriteria/acuan dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, KKMnya adalah 75. Apabila seorang siswa mendapatkan nilai < 75, maka siswa tersebut di anggap belum tuntas belajar. Dan apabila nilainya sudah ³75 berarti siswa tersebut di anggap sudah tuntas belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa serta kemampuan siswa pada materi Sistem Hukum dan peradilan Internasional mata pelajaran PKn Kelas XI SMA.

 Perumusan Masalah

1.   Apakah model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas, minat belajar siswa dan kemampuan pada materi Sistem Hukum dan peradilan Internasional?

2.   Bagaimana penerapan model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran PKn?

 Tujuan Penelitian

 Secara umum penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas, dan minat siswa serta prestasi belajar PKn pada siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bulu melalui model Problem Based Learning

 

 

 

 

7

 

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka “nation and character building”:

Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah) adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas, 2000:12). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.

Dalam model Problem Based Learning, guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Problem Based Learning juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akivitas siswa, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pada model Problem Based Learning, guru berperan pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa dan penentu arah belajar siswa.

 Tahapan pengajaran berbasis masalah

Pengajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahapan utama (menurut Nurhadi, 2003:58-59). Kelima tahapan itu dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada uraian dalam landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan yaitu Pedekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan Aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran efektif, aktif dan kreatif. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bulu.

 

 

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

 Seting Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bulu yang merupakan tempat bertugas peneliti sebagai guru PKn di sekolah tersebut.

Penelitian tindakan ini di laksanakan selama 3 bulan yaitu tanggal 2 Januari 2017 sampai dengan tanggal 30 Maret 2017. Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah: persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring, evaluasi dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.

 Subjek Penelitian

            Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SMA Negeri 1 Bulu. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah kelas XI IPS.1. Siswa kelas tersebut berjumlah 36 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Sementara itu, guru yang dijadikan subjek penelitian ini adalah peneliti sendiri yaitu Priyanto, S.H., M.M

 Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang aktivitas dan minat siswa dalam belajar PKn, hasil belajar PKn, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk pengunaan strategi pembelajaran) di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:

1.       Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa.

2.      

 

 

Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran PKn.

3.       Dokumen atau arsip, antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan buku penilaian.

Teknik Pengumpulan Data

 Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

1. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pengamatan dilaksanakan kepada siswa secara langsung yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran. Pengamatan terhadap guru yaitu pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Evaluasi tertulis

Evaluasi di gunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar hasil belajar sejarah siswa, mengukur keberhasilan dan efisiensi pembelajaran yang di lakukan serta seberapa jauh siswa menyerap materi pelajaran yang telah disampaikan.

3. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pendapat siswa tentang model pembelajaran yang sudah di terapkan oleh guru. Angket yang digunakan yaitu angket langsung dimana angket ini diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran pada akhir kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II.

Teknik Pemeriksaan Validasi Data

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah

1. Hasil belajar dan angket di validasi empirik secara kualitatif

2. Proses pembelajaran divalidasi datanya melalui triangulasi yang mencakup peneliti, peserta didik dan observer. Validasi pengamatan, dilakukan dengan cara mendiskusikan bersama observer.

Teknik Analisis Data

 Teknik analisa data menggunakan teknik analisis kritis. Teknik analisis ini mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis.

Pada penelitian ini, data minat belajar siswa yang dianalisis adalah angket siswa dan lembar observasi / pengamatan yang dilakukan obeserver dengan menggunakan analisis kuantitatif yaitu dengan membandingkan aktivitas dan minat siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Tindakan yang dilakukan berhasil apabila terjadi peningkatan aktivitas dan minat belajar pada siswa.

            Data hasil belajar siswa (dengan tes) yang di analisis adalah nilai ulangan harian. Hasil belajar siswa dikatakan baik jika telah menunjukkan adanya peningkatan hasil ulangan harian dari siklus 1 ke siklus berikutnya.

 Proses pembelajaran model Problem Based Learning yang divalidasi datanya dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

 Prosedur Penelitian

 Penelitian tindakan kelas ini akan di buat dalam 2 siklus dan dalam setiap siklusnya dibagi menjadi 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi.

Siklus I

Refleksi

1)    Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

2)    Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.

3)    Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Refleksi

1)  Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

2)  Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.

3)  Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada pembelajaran selanjutnya.

 

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Awal.

            Dari hasil tersebut terlihat bahwa kondisi awal siswa kelas XI IPS.1 mempunyai aktivitas dan minat yang kurang terhadap belajar PKn. Dan secara klasikal, prestasi belajar siswa juga belum baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh hanya 73 dan siswa yang tuntas belajar hanya 58,33%.

RefleksiDari kondisi awal yang ada tersebut maka perlu diadakan suatu tindakan untuk meningkatkan aktivitas dan minat belajar PKn dan nantinya dapat mengangkat kemampuan penguasaan materi PKn dari siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bulu.

Bertolak dari kondisi awal tersebut maka peneliti merencanakan tindakan penelitian dengan menerapkan model Problem Based Learning.

Deskripsi Siklus I.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus I dari 36 siswa kelas XI IPS.1, aktivitas dan minat belajar PKn sudah mulai meningkat. Dan secara klasikal, prestasi belajar siswa sudah baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh yaitu 78 dan siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 91,67%.

 Refleksi setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refeksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus pertama di dapatkan hasil refleksi sebagai berikut.

a. Dalam menentukan perwakilan kelompok untuk menjadi penyaji kurang efektif, karena masih saling menunjuk temannya. Oleh karena itu sebelum pembelajaran dimulai, masing-masing kelompok harus sudah menunjuk wakilnya untuk menjadi penyaji.

b.Penampilan siswa masih tampak ragu-ragu, malu dan tampak tegang. Akibatnya suara kurang keras dan cenderung seperti membaca biasa.

c.Keberanian siswa untuk bertanya masih sangat kurang, terlihat banyaknya siswa yang masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Siswa baru berani bertanya setelah guru berkeliling mendekati siswa.

d. Aktivitas belajar siswa terhadap proses pembelajaran sudah meningkat dengan rata-rata skor 69.

e. Minat siswa terhadap proses pembelajaran sudah meningkat dengan rata-rata skor 68 dan ini harus ditingkatkan lagi agar diperoleh hasil yang maksimal.

f. Dari hasil ulangan harian pada siklus I ini, siswa yang tuntas belajar 33 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 3 anak. Dengan nilai rata-rata 78.

Deskripsi Siklus II.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus I dari 36 siswa kelas XI IPS.1, aktivitas dan minat belajar PKn sudah semakin meningkat. Dan secara klasikal, prestasi belajar siswa sudah semakin baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh yaitu 82 dan semua siswa sudah tuntas belajar (100%)

Refleksi.

 Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refeksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus kedua di dapatkan hasil refleksi sebagai berikut.

a.     Dalam menentukan perwakilan kelompok untuk menjadi penyaji sudah mulai efektif. Karena masing-masing kelompok sudah menunjuk wakilnya untuk menjadi penyaji.

b.     Penampilan siswa sudah semakin mantap.

c.     Keberanian siswa untuk bertanya sudah baik. terlihat banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan dalam forum diskusi.

d.     Aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran semakin meningkat dengan rata-rata skor 75.

e.     Minat siswa terhadap proses pembelajaran semakin meningkat dengan rata-rata skor 75.

f.      Dari hasil ulangan harian pada siklus II ini, siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 100%. Karena seluruh siswa mendapatkan nilai > 75. dan Rata-rata nilai harian sudah mencapai 82.

Hasil Penelitian

Pembelajaran PKn dengan menggunakan Problem Based Learning yang dilaksanakan guru telah mampu menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa dan aktivitas siswa, aktivitas guru dalam mengajar serta berdampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI.IPS.1 SMA N 1 Bulu

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan indikator sebagai berikut:

1.       Minat belajar PKn meningkat, yaitu dari kondisi awal sebesar 36 (rendah) menjadi 68 (cukup) pada siklus I dan 75 (Tinggi) pada siklus II.

2.       Aktivitas siswa juga meningkat dari sedang menjadi baik.

3.       Aktivitas guru juga menjadi lebih baik, guru semakin inovatif dalam menggunakan media pembelajaran dan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi kelas /siswa.

4.       Nilai rata-rata meningkat, yaitu dari kondisi awal 73 menjadi 78 pada siklus I dan 82 pada nilai siklus II.

5.       Tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal semakin besar, yaitu dari 58,33% kondisi awal menjadi 91,67% pada siklus I dan 100% pada siklus II.

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus berdasarkan teori,mengacu pada rumusan masalah dan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa: hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas mempunyai sejumlah implikasi penting terhadap upaya peningkatan aktivitas, minat dan prestasi belajar siswa.

 Dengan pembelajaran Model Problem Based Learning menjadikan pembelajaran PKn menjadi lebih hidup, tidak monoton dan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa sehingga minat dan aktivitas siswa terhadap pembelajaran menjadi lebih meningkat. Kenyataan tersebut memberikan informasi kepada guru bahwa pada umumnya minat siswa terhadap pembelajaran akan lebih baik apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara menarik dan menyenangkan.

Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dan implikasi yang dipaparkan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

Guru hendaknya meningkatkan kemampuan mengajar dengan mempergunakan berbagai metode dan media belajar yang berbeda-beda, sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berlangsung secara menarik dan menyenangkan yang pada gilirannya dapat meningkatkan minat belajar siswa dan pada akhirnya dapat mendorong tercapainya prestasi belajar siswa yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction). Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pasca Sarjana. UNESA.

Abu Ahmadi & Widodo S. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

—————, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta

Aristo Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: PT. Yrama Widya

Basuki Wibawa. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas.2003. Undang-undang RI Nomor 20, Sisdiknas. Jakarta. Depdiknas.

—————.2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan ketanagaan Perguruan Tinggi

————-, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2006, Jakarta, Depdiknas

Fudyartanto, Ki RBS.2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jogjakarta: Global Pustaka Ilmu.

http://halil4.wordpress.com/2010/04/28/bab-5-sistem-hukum-dan-peradilan-internasional/

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali