PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR

BAHASA INDONESIA MATERI TEMPAT UMUM

MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS III SEMESTER I DI SDN 2 KARANGANYAR KECAMATAN TODANAN

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suwardi

SDN 2 Karanganyar Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan melakssiswaan penelitaian adalah untuk peningkatan kemampuan dan meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi tempat umum melalui pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar Hasil belajar pra siklus dari jumlah 21 siswa yang diperoleh nilai pembelajaran pra siklus siswa memperoleh nilai 50 sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 65 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 75 sebayak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,sedangkan yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata-rata 69.tuntas 11 siswa atau 52%      siklus I yang memperoleh nilai 60 sebanyak 3 siswa,, yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa,,sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 75 ketuntasan belajar siswa sebanyak 15 siswa atau 71% Hasil tes formatif pada siklus II yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 85 sebanyak 4 siswa,sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 80 dari 21 siswa mencapai ketuntasan atau 100%, ,menentukan KKM 70

Kata kunci: Peningkatan kemampuan dan hasil belajar,siswa bahasa Indonesia  tempat umum Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw

 

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan yang sangat besar terhadap perkembangan dan kemajuan siswa. di samping sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia juga sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. pelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual.

 Menurut Rahmanto (dalam Ahira: 2009), mengemukakan bahwa pembelajaran sastra setidaknya membantu siswa dalam empat aspek, yakni membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak atau karakter, sebab karya sastra memiliki fungsi sebagai media etika (akhlak/moral), estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan), dan didaktika (pendidikan).

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah kegiatan pembelajaran yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Dalam pemelajaran agar siswa memahami penggunaan bahasa Indonesia secara benar melaksanakan komunikasi di sekolah, penguasaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar untuk semua bidang ilmu

 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas guru peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

 1. Apakah guru menggunakan pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw terdapat peningkatan kemampuan belajar bahasa Indonesia materi tempat umum pada siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018 ?

 2.  Apakah guru menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum tahun pelajaran 2017/2018?

 3.  Apakah guru menggunakan pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw terdapat peningkatan hasil belajar kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum tahun pelajaran 2017/2018 ?

 4.  Apakah guru menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terdapat peningkatan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018 ?.

 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk peningkatan menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa di SDN 2 Karanganyar. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

1.     Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum dengan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

2.     Peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum dengan model pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

3.     Peningkatan kemampuan dalam melakssiswaan pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar melalui model pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

4.     Peningkatan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar melalui model pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

5.     Peningkatkan kemampuan dan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi tempat umum siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar melalui model pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi: penguasaan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Siswa

 Dengan penerapan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami materi serta siswa lebih termotivasi dan berminat pada proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Bagi Guru

 Menumbuhkan kreativitas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menerapkan model pembelajaran yang bermakna sehingga guru dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Bagi Sekolah

 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu usaha perbaikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat meningkatkan kinerja guru dan kinerja sekolah dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.

 Morgan dalam Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 14) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

 Selanjutnya Anni (2007: 2-3) mengemukakan bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur, yaitu: a) belajar dengan perubahan perilaku, b) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. c) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

 Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Anni, dkk, 2007: 14) yaitu: Kondisi internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Kondisi internal ini mencakup kondisi fisik (seperti kesehatan organ tubuh), kondisi psikis (kemampuan intelektual, emosional), dan kondisi sosial (seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan). Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar dan perkembangan.

 Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar). Menurut Suryosubroto (2009: 32-34), guru mempunyai peranan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: a) membuka pelajaran yang meliputi penyampaian tujuan, pemberian motivasi, mengemukakan masalah pokok yang akan dipelajari, b) menyampaikan materi pembe-lajaran, c) menggunakan metode mengajar, d) menggunakan alat peraga dalam pengajaran, e) pengelolaan kelas yang meliputi pengaturan tata ruang kelas dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, f) interaksi belajar mengajar meliputi: persiapan, kegiatan pokok belajar, penyelesaian, g) menutup pelajaran seperti merangkum, mengorganisa-sikan semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga meru-pakan satu kesatuan yang berarti dalam memahami materi.yang dipelajari

Anni, dkk (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-23) menge-lompokan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik. Selanjutnya keti-ga ranah tersebut akan dibahas secara singkat sebagai berikut:

 Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori: a) pengetahuan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis dan f) penilaian.

 Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif menurut Krathwohl dkk (Anni, dkk, 2007: 8-10) meliputi: a) penerimaan (receiving), b) Pe-nanggapan (responding), c) Penilaian (valuing), d) Penggorgani-sasian (organization), e) pembentukan pola hidup (organization by a value complex)

 Ranah psikomotorik menujukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koor-dinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson (Anni dkk, 2007: 10-12) yaitu: a) per-sepsi (perception), b) Kesiapan (set), c) Gerakan terbimbing (guide response), d) Gerakan terbiasa (mechanism), e) Gerakan kompleks (complex overt response), f) Penyesuaian (adaptation), dan g) Krea-tivitas (originality).

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang paling penting dan berpengaruh terhadap perkembangan akademik siswa, khususnya di SD. Karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang disampaikan oleh guru. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar bahasa Indonesia, dalam kurikulum KTSP SD yang telah dirumuskan secara nasional bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan melalui aspek logika,etika, estetika dan kemampuan ketrampilan penggunaan bahasa.

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Tidak ada kegiatan menyimak tanpa ada yang berbicara, begitu juga sebaliknya. Dengan melatih keterampilan menyimak akan melatih keterampilan berpikir siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi, dan mereaksi informasi yang diterimanya.

 Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif. Kemampuan ini sebagai implementasi dari hasil simakan. Peristiwa ini berkembang pesat pada kehidupan siswa-siswa. Dalam kegiatan di sekolah pada kelas awal dimulai dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara di depan kelas

Pengertian Kooperatif Tipe Jigsaw

 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

 Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 siswa, tiap kelompok diberi sub topik yang berbeda. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli. Anggota kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.Setiap kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok asal.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka disusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1.   Guru menggunakan pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw untuk peningkatan kemampuan belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018

 2. Guru menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk peningkatan aktivitas siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia tahun pelajaran 2017/2018

 3.  Guru menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk  peningkatan hasil belajar siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia tahun pelajaran 2017/2018

4.   Menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw peningkatan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 2 Karanganyar.

 

Hipotesis

Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw maka kemampuan guru, aktivitas , dan hasil belajar siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar pada pembelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut

1.   Diduga guru menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ada peningkatan aktivitas belajar siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia tahun pelajaran 2017/2018.

2.   Diduga menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ada peningkatan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.

3.   Diduga guru menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ada peningkatan hasil belajar siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tahun pelajaran 2017/2018.

4.   Diduga guru menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ada peningkatan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 2 Karanganyar.

METODE PENELITIAN

 Setting Peneliting

 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar yang dilaksanakan dari bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017 Subyek penelitian adalah siswa kelas III di SDN 2 Karanganyar dengan jumlah 21 siswa, yang terdiri dari laki-laki 9 siswa, dan perempuan 12 siswa.

Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto. 2002: 107) Dalam penelitian tindakan kelas ini, sumber datanya terdiri atas:

 Person yaitu ; sumber data yang berasal dari siswa kelas III di SDN 2 Karanganyar dan guru kelas III SDN 2 Karanganyar.

 Place yaitu: sumber data yang menyajikan tampilanberupa keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media pembelajaran. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Alat Pengumpulan Data

 Alat pengumpul data digunakan oleh guru memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian secara akurat yang berupa lembar observasi,lembar kerja siswa, lembar quisuener, dan lembar tes formatif yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat menguasai materi yang telah dipelajari selama mengikuti pembelajaran.

 

 

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif diambil melalui tes.

 Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto. 2002: 133).

 Metode observasi dalam penelitian tindaan kelas ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Observasi juga dilakukan kepada guru yang sedang mengajar bahasa Indonesia dengan model pembelajaran melalui lembar pengamatan.

 Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto. 2002: 206).

 Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto. 2002: 127). Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian prestasi belajar.

Validasi Data

 Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 tiga jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

Analisis Data

 Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa diukur dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata atau mean dan dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:(Poerwanti, 2008: 6-15) Menentukan nilai berdasarkan proporsi, Menentukan mean/rata-rata nilai hasil belajar Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut menurut Aqib (2009: 41)

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawserta hasil catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

Dalam (Poerwanti, dkk:6-9) menerangkan cara untuk mengolah data skor untuk aktivitas siswa dan kemampuan guru sebagai berikut:a) Menentukan skor terrendah b) Menentukan skor tertinggi c) Mencari median d) Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang)

 

 

Indikator Keberhasilan

1.       Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw meningkat dengan kriteria baik.

2.       Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw meningkat dengan kriteria baik.

3.   Pristasi belajar siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar mengalami ketuntasan secara/ kelompok / individual/ sebesar 70 dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas. adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Belajar Pra Siklus    

 Hasil belajar siswa melalui guru melaksanakan penilaian tes formatif, memperoleh data hasil belajar dari jumlah 21 siswa yang diperoleh nilai pembelajaran pra siklus siswa memperoleh nilai 50 sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 65 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 75 sebayak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,sedangkan yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata-rata 69.tuntas 11 siswa atau 52%    

Diskripsi Hasil Belajar Siklus I

 Hasil tes pembelajaran Bahasa Indonesia materi tempat umum melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw , diperoleh data sebagai berikut: hasil penilaian dari jumlah 21 siswa memberikan tes formatif siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 3 siswa,, yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa,,sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 75 ketuntasan belajar siswa sebanyak 15 siswa atau 71%

Diskripsi Hasil Belajar Siklus II

Hasil tes formatif pada siklus II pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw , secara keseluruhan siswa sudah mengalami ketuntasan dalam belajar, Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II,dari jumlah 21 siswa diperoleh data siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 85 sebanyak 4 siswa,sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 80 dari 21 siswa mencapai ketuntasan atau 100%, ,menentukan KKM 70

Pembahasan

Pada pembelajaran pra siklus peneliti menggunakan metode konvensional pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode ceramah, ternyata hasilnya kurang memuaskan tingkat penguasaan materi pembelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa belum memahami materi. Teori holistik yang merupakan teori kognitif berdasarkan teori pembelajaran bermakna (meaning instruction) dari materi tempat umum.Dari jumlah 21 siswa baru 11 siswa atau 52%

 Pada siklus I pembelajaran melalui penerapan metode Kooperatif Tipe Jigsaw ternyata sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran sehingga hasil tes formatif mengalami peningkatan. Namun peningkatan belum mencapai ketuntasan yang diharapkan,semua siswa untuk memncapai kreteria ketuntasan minimal atau lebih dari 21 siswa yang mencapai nilai kreteria tuntas meningkat tapi peningkatannya menjadi 16 siswa atau 76% kenaikannya belum menunjukkan hasil yang maksimal.

 Pada pembelajaran siklus II mengefektifkan melalui penerapan metode Kooperatif Tipe Jigsaw dengan melakukan tugaas kerja kelompok, memberikan tanggungjawab siswa untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga penguasaan materi mencapai ketuntasan. Dengan menyampaikan bentuk, tujuan pembelajaran dengan ditambah tugas rumah, siswa berhasil meningkatkan prestasi belajar. siswa

 Data hasil pembelajaran pra siklus nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85,nilai rata-rata 69, perbaikan pembelajaran siklus I nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 nilai rata-rata sebesar 75 perbaikan pembelajaran siklus II ,nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 nilai rata-rata 80 ,sebelum melaksanakan penelitian sampai siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan.

PENUTUP

Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas III semester I di SDN 2 Karanganyar,guru sebagai peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.   Hasil belajar pra siklus dari jumlah 21 siswa yang diperoleh nilai pembelajaran pra siklus siswa memperoleh nilai 50 sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 65 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 75 sebayak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,sedangkan yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata-rata 69.tuntas 11 siswa atau 52%          

 2.  Pembelajaran Bahasa Indonesia materi tempat umum siklus I melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw hasil penilaian dari jumlah 21 siswa memberikan tes formatif yang memperoleh nilai 60 sebanyak 3 siswa,, yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa,,sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 75 ketuntasan belajar siswa sebanyak 15 siswa atau 71%

 3.  Hasil tes formatif pada siklus II pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pelaksanaan perbaikan,dari jumlah 21 siswa diperoleh data siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 85 sebanyak 4 siswa,sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 80 dari 21 siswa mencapai ketuntasan atau 100%, ,menentukan KKM 70

Saran

Berdasarkan kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode Kooperatif Tipe Jigsaw, maka yang perlu di perhatikan yaitu

1.     Guru sebaiknya ketika melaksanakan pembelajaran sebaiknya menguasai materi yang diajarkan melaksanakan dengan bervariasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dan hasil belajar melaksanakan bisa lebih menarik perhatian dalam belajar bahasa Indonesia.yang harus dikuasai oleh guru menumbuhkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan

2.   Guru sebaiknya sebelum melaksanakan pembelajaran untuk menyiapkan seperangkat rencana pembelajaran,metode media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga pembelajaran berjalan efektif ,efesien mencapai hasil sesuai yang diharapkan.

3.   Guru dalam melaksanakan pembelajaran berguna mengembangkan ilmu ketrampilan yang dimiliki,mengembangkan aktivitas, meningkatkan kualitas pristasi belajar siswa yang dilaksanakan dan mengembangkan kemampuan keprofesiannya sehingga dapat dikatakan sebagai guru yang profesional

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan  Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.

 Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Mu’nisah. 2008. Hand Out Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang. UNNES

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

 Slavin, E,. R,. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sri Rahayu, M.2006. Pengembangan Penelitiaan Kualitatif dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (hal 12-25). Jakarta: Depdikbud.

Sugandi, A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Suprijono A.2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 Udin. S. Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

            Universtas Terbuka.

Tri Anni, C,. dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Widhihastrini, F dkk.2009. Penyusunan Panduan Skripsi. Semarang: Lemlit UNNES.

—————-.2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang

 Depdiknas.

.—————-2007. Didaktika Jurnal Penelitian Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman