UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PPKn PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PANCASILA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sutarno

SMA Negeri 1 Sukoharjo

 

ABSTRAK

 Masalah dalam penelitian ini adalah tentang model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa pada materi Kasus Pelanggaran HAM dalam perspektif Pancasila dan bagaimana penerapan model Problem Based Learning di kelas dalam pelajaran PPKn. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar PPKn pada kompetensi dasar Menganalisis Kasus Pelanggaran HAM dalam perspektif Pancasila melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Sukoharjo semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dan (2) meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi dasar Menganalisis Kasus Pelanggaran HAM dalam perspektif Pancasila melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 1 tahun 2017/2018.Tindakan penelitian yang dilakukan ini terdiri dari dua siklus. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas XI IPS 2 yang jumlah siswanya 36 orang siswa. Hasil belajar pada kondisi awal dengan nilai tertinggi 90 nilai terendah 50, nilai rata-rata 74,30. Siswa yang memenuhi KKM 25 siswa atau 69,44%,sedangkan yang belum memenuhi KKM 11 siswa (30,56%). Hasil belajar pada siklus I (Satu) nilai tertinggi 100 , nilai terendah 65 , dan nilai rata-rata 80,28, Siswa yang memenuhi KKM 30 siswa (83,34%), sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM 6 Siswa (16,66%). Hasil belajar pada siklus II (Dua) nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 nilai rata-rata 83,50. Siswa yang memperoleh KKM 36 siswa (100%).  Meningkatnya hasil belajar siswa ini disebabkan pembelajaran dengan Model Problem Based Learning, siswa merasa senang dan berani mengemukakan pendapat dan berani berargamentasi pada saat diskusi kelas.. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat dipakai untuk meningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

 Kata kunci: Model Problem Based Learning, Aktivitas Siswa, , Prestasi Belajar.

 

 PENDAHULUAN

 Tujuan negara Indonesia yang ketiga seperti yang diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke empat adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

 Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Menurut Undang-Undang

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirituil keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Sisdiknas, 2003:72).

 Menurut Undang-Undang Sisdiknas di dalam pembelajaran harus terjadi interaksi proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Sisdiknas, 2003:74). Perintah dari Undang-Undang Sisdiknas agar terjadi proses interaksi dalam pembelajaran tersebut masih terjadi kendala di dalam kelas. Kendalanya bisa dari peserta didik sendiri maupun dari guru yang mengajar.

 Kendala dari siswa terlihat kurang perhatian pada pelajaran, serta siswa pasif tidak mau mencatat materi pelajaran. Dan dari hasil analisis ulangan harian dari jumlah siswa 36 orang siswa diperoleh hasil siswa belum maksimal masih dijumpai ada 11 siswa (30,56%) yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. , sedangkan untuk batas tuntas yaitu 75 , nilai tertinggi 90 dan terendah 50 dan nilai rata-rata 74,30. Siswa yang mendapat nilai di atas 75 berjumlah 25 (69,44%). Kenyataan ini belum sesuai dengan kebijakan Kemendiknas bahwa standar ketuntasan belajar minimal adalah 75 untuk ketuntasan individu, dan ketuntasan klasikal 75%.

 Sedang kendala dari guru antara lain metode pembelajaran yang digunakan belum melibatkan semua siswa, proses pembelajaran hanya didominasi dengan menggunakan metode ceramah saja, materi pelajaran tidak disusun secara sistematis berbentuk modul. Agar pembelajaran PPKn dapat menumbuhkan aktivitas pada diri siswa maka dalam kegiatan pembelajaran guru perlu melakukan tindakan kelas yaitu dengan memperbaiki proses pembelajaran dengan momodifikasi pola pembelajaran yang selama ini hanya monoton ,dan belum melibatkan siswa menjadi pembelajaran yang menumbuhkan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran.

 Berdasarkan uraian di atas nampak adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan harapan. Kesenjangan pokok dari subjek yakni pada kondisi awal prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn masih rendah , sedangkan kondisi akhir yang diharapkan terdapat peningkatan prestasi belajar PPKn. Kesenjangan pokok dari peneliti yakni pada kondisi awal peneliti dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode konvensional ,sedangkan kondisi akhir peneliti menggunakan metode Problem Based Learning. Jadi, upaya untuk memecahkan masalah dari kesenjangan yang terjadi adalah guru perlu menerapkan metode Problem Based Learning.

 Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya aktivitas belajar mata pelajaran PPKn dikarenakan selama ini guru dalam mengajar hanya melalui metode konvensional. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pelaksanaan kegiatan tindak lanjut berupa pengajaran dengan menerapkan metode Problem Based Learning. Hal itu dimaksudkan agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan sendirinya akan dapat meningkatkan hasil belajar (prestasi belajar) siswa.

Rumusan Masalah

 Berdasar atas latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan:

1.   Bagaimanakah proses pembelajaran mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui Metode Problem Based Learning pada siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018?

2.   Seberapa peningkatan aktivitas dan prestasi belajar PPKn melalui Metode  Problem Based Learning pada siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018?

 3.  Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 1 Tahun pelajaran 2017/2018 ?

 Tujuan Penelitian

1.   Tujuan Umum         

Untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Sukoharjo.

2.   Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui penerapan metode Problem Based Learning bagi siswa kelas XI IPS 2 semester 1 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

 Aktivitas belajar siswa adalah gerakan yang dilakukan untuk sama-sama aktif ketika belajar dengan memanfaatkan sebanyak mungkin.

 Aktivitas belajar sangat diperlukan dalam belajar. Karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi dalam belajar siswa harus melakukan kegiatan, dengan kata lain siswa harus beraktiitas. Jika siswa tidak melakukan aktivitas selama pembelajaran maka siswa tersebut belum dikatakan belajar.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan Saifuddin Anwar (1999:13) berpendapat bahwa “ Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”.Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:787), prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melalui serangkaian kegiatan belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam kegiatan belajar berupa suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Prestasi belajar berperan sangat penting dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan keberhasilan pembelajaran biasanya diukur dengan prestasi.

 Dari uraian singkat tersebut, penilis berpendapat bahwa, prestasi belajar PPKn adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melalui proses belajar PPKn yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap berdasarkan pengalamannya dalam pelajaran PPKn.

Pengertian Hak Asasi Manusia

Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , Pasal 1 dijelaskan bahwa Hak Asasi Manausia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara, hukum, dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia , dan masyarakat yang tdak boleh diabaikan , dirampas, atau diganggu gugat oleh siapapun.

Problem Based Learning

Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah) adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas, 2000:12). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.

Metodeologi Penelitian

Setting Penelitian

 Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sukoharjo yang berada di Jalan Pemuda No. 38 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September. Pengambilan data dilakukan pada Kompetensi Dasar Menganalisis Kasus –kasus Pelanggaran HAM dalam Perspektif Pancasila.

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.

 Pengambilan subjek penelitian didasarkan pada observasi awal di SMK Negeri 1 Sukoharjo,. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 11 laki-laki dan 25 perempuan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan catatan data lapangan, wawancara, hasil test dan catatan hasil refleksi/ diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti. Serta hasil ulangan 1 dan 2. Soal berbentuk uraian, jawaban yang benar dberi skor yang telah ditentukan..

Prosedur Penelitian

 Metode yang digunakan dalam penlitian ini yaitu metode penelitian kelas. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus , Tiap siklus meliputi empat kegiatan (a) Perencanaan , (b) tindakan , (c) pengamatan , (d) refleksi.

Penelitian Kondisi Awal

 Pada waktu pengamatan berlangsung , pengamat mengambil tempat yang strategisagar tidak mengganggu proses belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer didapatkan bahwa pada pengajaran yang dilakukan, peneliti (guru) masih menggunakan cara pengajaran yang kovensional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran dan pengajaran materi PPKn disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Pada pembelajaran berlangsung terlihat siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Dan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kondisi awal ini maka dilaksanakan ulangan harian dengan soal uraian berjumlah 5 soal..

Data selengkapnya mengenai aktivitas siswa dan hasil ulangan pada kondisi awal yang dilaksanakan sebelum dilakukan tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1: Hasil aktivitas dan hasil prestasi siswa pada kondisi awal.

Keterangan

Hasil Aktivitas Belajar

Hasil Prestasi Belajar

Nilai Tertinggi

67

90

Nulai terendah

62

55

Nilai rata-rata

63

74

Jumlah Siswa yang sudah

memenuhi KKM

 

25 Siswa (69,44%)

Jumlah Siswa yang belum

memenuhi KKM

 

11 Siswa (30,56%)

 

Hasil Siklus I

Pada tahap pertemuan pertama dan pertemuan kedua belajar kelompok berjalan dengan lancar. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, terjadilah peningkatan dibanding sebelum pelaksanaan tindakan.

 Beradasarkan pengamatan ketika presentasi tindakan pertama pada siklus satu dapat diambil suatu kesimpulan yaitu:

a.    Dalam menentukan perwakilan kelompok untuk menjadi penyaji kurang efektif, karena masih saling menunjuk temannya. Oleh karena itu sebelum pembelajaran dimulai, masing-masing kelompok harus sudah menunjuk wakilnya untuk menjadi penyaji di depan kelas.

b.    Sebagian siswa penampilannya masih ragu-ragu, dan tampak tegang karena belum terbiasa berbicara di depan kelas.

c.    Keberanian siswa untuk bertanya sebagian sudah baik namun sebagian yang lain masih agak kurang. Siswa berani bertanya setelah guru berkeliling mendekati siswa.

d.   Aktivitas belajar siswa terhadap proses pembelajaran sudah meningkat dengan rata – rata 71.

 Pada pertemuan kedua , 45 menit terakhir diadakan ulangan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada siklus satu. Dari 36 siswa Kelas XI S 2 nilai tertinggi 100 , nilai terendah 65, rata-rata ulangan harian 80, 28 siswa yang sudh tuntas 30 (83,34%) dan siswa yang belum tuntas 6 siswa (16,66%).

 Data selengkapnya mengenai aktivitas siswa dan hasil ulangan pada siklus I yang dilaksanakan setelah dilakukan tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2: Hasil aktivitas dan hasil prestasi siswa pada siklus I

Keterangan

Hasil Aktivitas Belajar

Hasil Prestasi Belajar

Nilai Tertinggi

78

100

Nulai terendah

66

65

Nilai rata-rata

71

80,28

Jumlah Siswa yang sudah

Memenuhi KKM

 

30 Siswa (83,34%)

Jumlah Siswa yang belum memenuhi KKM

 

6 Siswa (16,66%)

 

 Hasil siklus II.

 Pada tahap pertemuan pertama dan pertemuan kedua , proses pembelajaran Kelas XI IPS 2 mempunyai aktivitas belajar yang semakin baik. Dan secara klasikal, prestasi belajar juga sudah baik hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata ulangan harian yang diperoleh 82,50 dan siswa yang sudah tuntas 100%..

 Beradasarkan pengamatan ketika presentasi tindakan pertama pada siklus dua dapat diambil suatu kesimpulan yaitu:

1.    Dalam menentukan perwakilan kelompok untuk menjadi penyaji sudah efektif, waktu yang diperlukan semakin sedikit.

2.    Penampilan siswa dalam menyajikan hasil diskusi semakin baik dan mantap.

3. Keberanian siswa untuk bertanya sudah baik dan sosal yang dikemukakan semakin bermutu.

4. Aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran semakin meningkat dengan skor rata-rata 73 (level baik).

5. Prestasi belajar sudah meningkat, terlihat dari 36 siswa yang sudah tuntas belajar semua siswa (100%) dengan rata-rata 82, 50.

 Data selengkapnya mengenai aktivitas siswa dan hasil ulangan pada siklus II yang dilaksanakan setelah dilakukan tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3:Hasil aktivitas dan hasil prestasi siswa pada siklus II

Keterangan

Hasil Aktivitas Belajar

Hasil Prestasi Belajar

Nilai Tertinggi

79

100

Nulai terendah

70

70

Nilai rata-rata

74

82, 50

Jumlah Siswa yang sudah memenuhi KKM

 

36 siswa (100%)

Jumlah Siswa yang belum memenuhi KKM

 

0 Siswa

 (%)

 

 

 

 

Tabel 4: Diskripsi hasil aktivitas kondisi awal ,Siklus I, siklus II.

No.

Aspek

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

 

Aktivi tas siswa

63

(Sedang)

71

(Baik)

74

(Baik)

 

Tabel 5: Deskripsi data nilai hasil belajar siswa Kelas XI IPS 2 pada kondisi awal, siklus I dan II.

No.

Hasil Ulangan Harian

Kondisi Awal

Siklus

 I

Siklus

 II

 

1.

 

Rata-rata

 

74,30

 

80,28

 

 

82,50

 

2.

 

Ketun

 tasan

69,44%

83,34%

 

100%

 

3.

 

Nilai Tertinggi

 

90

 

100

 

100

 

4.

 

Nilai Terendah

 

55

 

65

 

70

 

PENUTUP

 1.Dalam hal pengamatan aktivitas belajar siswa:

a.       Aktivitas siswa yang mengikuti belajar dengan metode PBL semakin meningkat , hal ini tercermin dari hasil pengamatan memperoleh nilai rata-rata 63 pada kondisi awal menjadi 71 pada siklus I dan menjadi 74 pada siklus II.

b.     Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan , pada kondisi awal nilai tertinggi 67 menjadi 78 pada siklus I dan 79 pada siklus II.

 2. Dalam hal perolehan prestasi belajar:

a.       Prestasi belajar siswa semakin meningkat hal ini tercermin dari hasil ratri kondisi awal – rata hasil belajar pada kondisi awal 74,30 menjadi 80,28 pada siklus I dan 82,50 pada siklus II.

b.     Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari 90 pada kondisi awal menjadi 100 pada siklus I dan menjadi 100 pada siklus II

 Jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan belajar juga semakin meningkat dari 69,44% pada kondisi awal menjadi 83,34% pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II.

 DAFTAR PUSTAKA

 Depdiknas.2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta. Depdiknas.

Hamzah B. Uno, 2006, Toeri Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Akasara.

 Meloeong, Lexy, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Karya.

 Mulyadi H.P , 2006, Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 Nugroho, 2005, Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Semarang: Bintek KTI, Kanwil Depdikbud Propinsi Jateng..