MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN METODE

EVERY ONE IS A TEACHER HERE

 

Zubaidah

SD Negeri Ngotet Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

 

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action Reseach). Berdasarkan hasil pengamatan di Kelas II SD Negeri Ngotet ditemui permasalaha rendahnya hasil belajar siswa dimana dari hasil ulangan harian kompetensi inti 6, kelas ini hanya mampu mencapai 55% ketuntasan atau 26 siswa dari 47 siswa yang belum bisa mencapai batas ketuntasan atau dengan kata lain hanya 45% atau 17 siswa yang dapat mencapai nilai sama atau lebih dari KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran PAI kelas II di SD N Ngotet sebesar 75. Untuk mengatasi permasalah tersebut maka peneliti menerapkan metode pembelajaran Every One Is A Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas II SD Negeri Ngotet Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan materi Asmaul Husna pada kelas II semester genap. Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) Perencanaan/persiapan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan Refleksi.Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil belajar sebagai berikut pada siklus I sebanyak 64% atau 30 siswa dari 47 siswa tuntas belajar, sedangkan siklus II meningkat menjadi 77% atau 36 siswa dari 47 siswa tuntas belajar, Pada siklus III sebanyak 94% atau 44 siswa dari 47 siswa tuntas belajar.

Kata Kunci: Metode Every One Is A Teacher Here dan Hasil Belajar

                                          

Metode Every One Is A Teacher Here

Metode Everyone Is Teacher Here merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Metode ini memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan sebagi guru bagi kawan-kawannya sehingga terbentuk aktivitas belajar yang partisipatif dan aktif (Suprijono, 2012). Selain itu, menurut Hisyam (2008), Metode Everyone Is Teacher Here atau “setiap orang adalah guru” merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.

Dalam proses pembelajaran di kelas, metode ini merupakan strategi yang mudah bagi guru untuk memperoleh partisipasi kelas dan dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa. Metode ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganal masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain, memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan bantuan secara bertahap sehingga siswa dapat membuat pertanyaan. Metode ini memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan sebagi guru bagi kawan-kawannya sehingga terbentuk aktivitas belajar yang partisipatif dan aktif (Suprijono, 2012).

Menurut Silberman (2010), langkah-langkah pembelajaran dengan metode Everyone Is Teacher Here, antara lain:

a.     Bagikan kartu indeks kepada setiap siswa. Mintalah para siswa menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka bahas dan diskusikan di kelas.

b.     Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa.

c.     Mintalah mereka untuk membaca diam–diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.

d.     Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon.

e.     Setelah diberi respon, mintalah pada siswa yang lain di dalam kelas untuk menambah atau menyangkal apa yang telah disumbangkan sukarelawan.

f.      Lanjutkan selama masih ada sukarelawan, kalu tidak ada tunjuk dari salah satu siswa.

Berdasarkan pembahasan tentang metode Everyone Is Teacher Here di atas, hasil yang diharapkan dari pembelajaran menggunakan metode Everyone Is Teacher Here adalah: (1) setiap diri masing-masing siswa berani mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya, (2) berdasarkan sumber bacaan yang di berikan mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di depan kelas, siswa lain, (3) berani mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah, dan (4) terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

Peningkatan Hasil Belajar

Dalam proses pembelajaran akan terjadi suatu kegiatan yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, baik bersifat pengetahuan atau hafalan ada pula yang menyatakan ketrampilan. Sedangkan tinggi rendahnya hasil yang dicapai oleh siswa disebut dengan hasil belajar, biasanya dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat. Dengan belajar tentunya ada suatu hasil yang hendak dicapai dalam proses belajar tersebut. Hasil dari proses pembelajaran inilah yang kemudian seringkali disebut dengan hasil belajar, perubahan yang terjadi ketika belajar berlangsung mempunyai aspek arahan (directional aspect)’ kadang menimbulkan perubahan dalam arah cita-cita kehidupan, dan kadang memperkuat arah cita-cita siswa yang sedang melaksanakan belajar.

Menurut Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2011) mengklasifikasikan jenis jenis hasil belajar, sebagai berikut:

a.     Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ketercapaian hasil belajar dalam ranah kognitif akan terlihat dari hasil tes yang diujikan. Terdapat enam tingkat di dalam hasil belajar ranah kognitif, yaitu: a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan, b) Tipe hasil belajar: Pemahaman, c) Tipe hasil belajar: Aplikasi, d) Tipe hasil belajar: Analisis, e) Tipe hasil belajar: Sintesis, f) Tipe hasil belajar: Evaluasi.

b.     Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar ranah afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannya terhadap pembelajaran SKI, keaktifan dalam pembelajaran, motivasi yang tinggi, serta penghargaan dan rasa hormat kepada guru mata pelajaran. Yang termasuk dalam ranah afektif adalah: a) Receiving/ attending, b) Responding (Jawaban), c) Valuing (Penilaian), d) Organisasi, e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai

c.     Ranah Psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotoris berhubungan dengan aktivitas fisik. Ada enam tingkatan dalam ranah psikomotoris, yaitu: a) Gerakan refleks, b) Keterampilan pada gerakan gerakan dasar, c) Kemampuan perceptual, d) Kemampuan di bidang fisik, e) Gerakan-gerakan skill, f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono (dalam Arikunto, 2008 ) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 3 siklus, yang terdiri 4 tahapan, yaitu ; 1). Tahap Perencanaan, 2). Pelaksanaan tindakan, 3). Pengamatan, dan 4). Refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Ngotet tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 47 orang siswa yang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas melalui tes dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya diinformasikan kepada orang lain.

Perencanaan

Dalam tahap ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Menyusun Skenario Pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk setiap pertemuan. b) Mempersiapkan materi pelajaran serta media yang mendukung dalam pelaksanaan skenario pembelajaran. c) Menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.

Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan dari rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, 2008). Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat, yakni dengan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Every one Is Teacher Here dengan mengorganisasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan. Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan metode Everyone Is Teacher Here. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang masih kurang dalam pelaksanaan siklus I, siklus ke III untuk memperbaiki pelaksanaan siklus ke II yang semuanya diperoleh dari hasil observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu di setiap siklus. Selanjutnya, observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar. Sedangkan menurut Arikunto observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2008).

Pengamatan

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran PAI dengan metode Every one Is Teacher Here. Adapun hal yang diamati adalah mengenai: a) Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Every one Is Teacher Here. b) Perubahan yang terjadi setelah diberikan tindakan berupa penerapan pembelajaran PAI dengan metode Every one Is Teacher Here. c) Keadaan dan kendala dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Every one Is Teacher Here.

Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2008). Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II dan III agar pelaksanaannya lebih efektif. Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.

Hasil dan Pembahasan

Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukannya tindakan, diketahui bahwa kelas II merupakan kelas dengan persentase belajar siswa rendah dimana dari jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 43 siswa, 26 orang (55%) yang mencapai nilai tuntas sedangkan yang belum tuntas adalah 17 orang (45%).Siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran. Tampak dari siswa yang tidak bertanya dan tidak menjawab pertanyaan. Kondisi kelas belum kondusif untuk pembelajaran.

Siklus I

Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: a) Menentukan pokok bahasan tentang menyebutkan lima Asmaul Husna, b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), c) Menyiapkan sumber belajar, d) Menyiapkan lembar catatn lapangan yang akan digunakan teman sejawat untuk mencatat peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi dalam pembelajaran, e) Menetapkan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran, f) Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar siswa berupa lembar soal dan lembar kerja siswa, g) Membuat kunci jawaban dari soal-soal evaluasi.

 

 

Tindakan

Penelitian dilaksanakan 2 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini, guru membuat RPP dengan kompetensi dasar: 7.1 menyebutkan lima dari asmaul husna. Uraian kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: Pada kegiatan mengkondisikan kelas guru mempersiapkan berbagai hal yang sesuai tujuan pembelajaran dan mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran. Guru membuka pembelajaran dengan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab dengan mengaitkan pengalaman belajar siswa dengan materi yang akan dipelajari. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam setelah siswa dapat dikondisikan, guru memberi apersepsi. Guru menyampaikan menyampaikan metode yang digunakan tanpa tujuan pembelajaran sehingga pada kegiatan pembelajaran siswa sempat bertanya maksud pembelajaran yang sedang berlangsung, guru menyampaikan materi setelah itu siswa disuruh membaca foto kopian materi yang diberikan guru dan buku pembelajaran yang ada, baru kemudian dilanjutkan pembelajaran dengan penerapan metode Every one Is Teacher Here.

Setelah itu guru menunjukkan kartu indeks yang akan digunakan siswa dalam pembelajaran. Guru membagikan kartu tersebut dan melakukan bimbingan merata kepada semua siswa dengan berkeliling dan memberikan motivasi dengan tetap mengawasi siswa agar tidak menuliskan soal yang sama dengan temannya dan berlatih untuk percaya diri. Siswa baru diperkenalkan cara menulis soal sesuai sintak metode Every one Is Teacher Here.

Setelah beberapa menit guru meminta siswa mengumpulkan kartu indeksnya. Beberapa siswa terlambat mengumpulkan kartunya. Guru mengacak dan membagikan kembali dan mengecek bahwa kartu tidak kembali ke tangan pembuatnya.

Guru membimbing jalannya presentasi siswa dan menjadi pengatur jalannya diskusi. Kegiatan pembiasaan siswa untuk berani menyampaikan pendapat diawali dengan pemberian motivasi dan pengertian dari guru agar setiap siswa percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya. Dalam kegiatan ini guru mengarahkan agar setiap siswa belajar menghargai pendapat dan mereka diberikan stimulan untuk berani menanggapi pernyataan dari temannya. Hanya siswa yang menonjol di kelas saja yang berani maju membacakan jawaban dan menanggapi pertanyaan yang diberikan.

Pada kegiatan pemberian reward, guru tidak memberikan penghargaan dan penguatan verbal maupun non verbal pada siswa sehingga siswa kurang termotivasi dan siswa hanya dibiarkan presentasi saja. Pada kegiatan pembahasan, guru beberapa kali mengulang-ulang pernyataan siswa tanpa adanya penambahan materi tanpa bertanya apakah siswa sudah paham atau belum sehingga terjadi pengulangan materi. Pada penyimpulan materi, guru membiarkan siswa menyimpulkan materi sendiri tanpa bantuan guru. Di sini guru hanya memancing siswa tanpa membimbingnya. Guru membuat rangkuman namun siswa tidak dibimbing dalam pembuatan rangkuman. Selanjutnya guru memberikan evaluasi namun guru hanya memberikan evaluasi pada aspek kognitifnya saja namun siswa mengerjakan evaluasi dilakukan dengan tertib. Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru memberitahu materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

 

Pengamatan

Guru dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap pembelajaran PAI di kelas II menggunakan lembar catatan lapangan yang telah disediakan. Hal pokok yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Paparan hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I nampak sebagai berikut, siswa masih banyak yang gaduh dan terlihat aneh dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, bahkan sebagian siswa lebih suka bermain main dengan media pembelajaran yang ada.

Pada setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi oleh guru dengan tes tertulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam pencapaian indikator.

Refleksi

Ada beberapa kendala yang muncul saat pembelajaran siklus I menggunakan metode Every one Is Teacher Here, sehingga pembelajaran yang dilakukan belum optimal. Refleksi difokuskan pada masalah yang muncul saat pembelajaran, secara garis besar sebagai berikut: a) Siswa kurang aktif dalam menggali informasi sehingga hasil tes evaluasi masih rendah, persentase ketuntasan yaitu 64% atau 30 siswa tuntas belajar b) Guru belum bisa menguasai kelas sehingga suasana menjadi ramai dan tidak kondusif, c) Siswa masih pasif dalam pembelajaran, masih harus ditunjuk dan belum berani mengangkat tangan secara sukarela untuk mengerjakan tugas dari guru, d) Banyak siswa yang bermain, membuat gaduh, tidak memperhatikan dan bercerita dengan teman sebelahnya sehingga pembelajaran tidak kondusif namun guru masih membiarkannya saja, e) Penjelasan guru yang diulang-ulang membuat siswa bosan dan kurang menarik; , f) Guru tidak membimbing siswa membuat rangkuman, g) Metode Every one Is Teacher Here belum dikuasai siswa sehingga siswa belum berani berperan menjadi guru bagi teman-temannya, h) Guru belum menggunakan media lain yang dapat memacu siswa untuk mau berpendapat dan berpartisipasi dalam presentasi baik secara langsung (ditunjuk) atau tidak langsung (giliran).

Revisi

Berdasarkan masalah-masalah di atas maka perlu dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan pertemuan selanjutnya, diantaranya: a) Pengkondisian kelas ditingkatkan dengan memberi peringatan secara lisan pada siswa yang tidak memperhatikan, b) Dalam menyampaikan materi tidak terburu-buru, c) Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa, d) Sebelum pembelajaran dimulai, guru perlu mengingatkan bahwa siswa sedang berperan menjadi guru bagi teman-temannya sehingga mereka harus berani memberikan contoh seperti seorang guru, e) Guru memberi reward pada siswa yang aktif baik verbal maupun non verbal.

Siklus II

Perencanaan

Pada siklus II ini perencanaan mencakup kegiatan sebagai berikut: a) Berdiskusi dengan guru kolaborator tentang hasil penelitian siklus pertama, b) Membuat rancangan perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi siklus pertama mencakup menyampaian materi oleh siswa, pengkondisian kelas ditingkatkan, serta interaksi antara guru dan siswa ditingkatkan terutama dalam membimbing kegiatan diskusi dan tanya jawab, c) Menyusun RPP dengan materi mengartikan asmaul husna, d)Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar berupa tes tertulis, e) Membuat kunci jawaban dan penilaian soal-soal evaluasi, f) Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran, g) Mengadakan inovasi lemparan bola untuk memacu siswa maju mengutarakan pendapatnya.

Tindakan

Penelitian dilaksanakan tanggal 9 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x35 menit. Pada siklus II ini, guru membuat RPP.Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya guru mengkondisikan kelas dengan meminta siswa merapikan tempat duduk dilanjutkan dengan berdoa. Kemudian guru melakukan apersepsi, Kemudian guru menulis judul materi di papan tulis dan menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa tahu hal yang harus dikuasai melalui pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat mengikuti pelajaran. Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran, Pada kegiatan menulis soal ini guru membimbing, memotivasi dan mengawasi kegiatan menulis soal ini. Beberapa siswa tampak asik sendiri, namun guru dengan cepat mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Setelah beberapa menit guru mengumpulkan kartu indeks dan mengacak kartu indeks tersebut kemudian membaginya kepada setiap siswa. Guru meminta siswa membaca dalam hati pertanyaannya dan memikirkan jawabannya. Seperti biasanya, semua siswa diberitahu bahwa sekarang mereka telah menjadi guru bagi teman-temannya. Oleh karena itu, mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan materi yang telah ia terima dari kartu yang mereka terima. Siswa diminta mengumpulkan kartu indeks soal yang telah mereka buat untuk kemudian diacak oleh guru. Guru membagikan kartu indeks soal dan memastikan tidak ada siswa yang menerima kartu indeks soalnya sendiri. Siswa diminta membaca soal yang didapatnya dan mencari jawaban atas pertanyaan yang didapat. Guru memberikan lemparan bola, siswa yang kena maju. Siswa tampak antusias dengan kegiatan melempar bola untuk menentukan siapa yang maju. Siswa yang terkena lemparan bola kemudian maju dan guru membimbing jalannya presentasi siswa dengan memberikan kesempatan bagi siswa lain untuk menyanggah atau menanggapi. Teman yang lain menyimak dan mencatat penjelasan dari siswa yang maju di buku tulisnya masing-masing. Pada kegiatan ini guru memberikan reward kepada siswa yang berani maju dan menanggapi pertanyaan atau pernyataan yang muncul dengan tepuk tangan diikuti siswa lainnya. Lanjut lagi, siswa yang sudah maju melemparkan bola ke temannya. Pada kegiatan akhir siswa diberikan penguatan. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan, untuk mengetahui keterampilan ketercapaian indikator dan kompetensi dasar. Dilanjutkan dengan siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa mencatat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru, semua siswa mengerjakan dengan tenang. Setelah itu diadakan pembahasan, siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya. Setelah semua jelas guru memberitahu materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Pengamatan

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya pada siklus I dimana pada pertemuan siklus kedua ini siswa sudah bisa beradaptasi dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, selain itu siswa juga sudah mulai aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru dan sudah berani untuk mempresentasikan hasil belajarnya di depan kelas. Pada setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi oleh guru dengan tes tertulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam pencapaian indikator.

Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ini mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya. Terbukti dengan hasil yang diperoleh meningkat. Refleksi untuk pertemuan ini meliputi pengkondisian dan penguasaan kelas yang masih belum optimal sehingga masih banyak siswa gaduh dan kelas tidak kondusif, bahkan saat pelemparan bola siswa cenderung bermain, namun dengan arahan guru keadaan dapat dikendalikan. Secara garis besar, pelaksanaan pembelajaran siklus II ini belum berhasil, ditunjukkan dengan hasil observasi aktivitas siswa, hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan. Namun, sebagai pemantapan dan untuk menyempurnakan hasil yang diperoleh, penelitian dilanjutkan satu pertemuan lagi seperti rencana yang telah ditentukan.

Revisi

Berdasarkan refleksi di atas maka perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya adalah: a) Pengkondisian dan penguasaan kelas ditingkatkan agar pembelajaran berjalan seperti yang diharapkan, b) Penggunaan media bola yang dilempar harus dikontrol oleh guru, c) Guru memberi kesempatan pada siswa yang masih pasif untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan menunjuk dan memberikan tugas, d) Guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang masih membutuhkan bimbingan, e) Guru menegaskan kembali tentang pelaksanaan pembelajaran PAI dengan metode Every one Is Teacher Here yaitu semua siswa bertindak sebagi guru bagi kawan-kawannya maka semua siswa harus aktif, f) Guru memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran.

Siklus III

Perencanaan

Dalam siklus III ini perencanaan mencakup kegiatan sebagai berikut: a) Berdiskusi dengan guru kolaborator tentang hasil siklus II, b) Membuat rancangan perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi siklus II yaitu pemantapan hasil penelitian dengan menerapkan metode Every one Is Teacher Here menambahkan permainan lemparan bola seperti pada pertemuan sebelumnya, c) Menyusun RPP, d) Mempersiapkan sumber belajar berupa buku, e) Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar berupa tes tertulis, f) Membuat kunci jawaban dan penilaian soal-soal evaluasi, f) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengamati kegiatan selama pembelajaran.

Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Uraian kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk mempimpin doa. Kemudian, guru mengkondisikan kelas dengan meminta siswa merapikan tempat duduk. Setelah siswa dapat dikondisikan, guru memberikan apersepsi. Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat mengikuti pelajaran. Pada kegiatan ini, mula-mula siswa membaca materi yang ada di dalam buku pelajaran yang diberikan guru, kemudian guru meminta siswa untuk menganalisis bacaan yang mereka baca. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dipelajari dan selanjutnya guru menerangkan secara singkat materi pada pertemuan siklus III. Selanjutnya guru membagikan kartu indeks untuk menuliskan pertanyaan. Guru meminta siswa menuliskan pertanyaan bersumber dari sumber belajar lainnya. Guru membimbing, memotivasi dan mengawasi kegiatan menulis soal ini. Guru mengumpulkan kartu indeks dan mengacak kartu indeks tersebut kemudian membaginya kepada setiap siswa. Guru meminta siswa membaca dalam hati pertanyaannya dan memikirkan jawabannya. Siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan mengenai materi. Semua siswa diberitahu bahwa sekarang mereka telah menjadi guru bagi teman-temannya. Oleh karena itu, mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan materi yang telah ia terima dari kartu yang mereka terima. Siswa diminta mengumpulkan kartu indeks soal yang telah mereka buat untuk kemudian diacak oleh guru. Guru membagikan kartu indeks soal dan memastikan tidak ada siswa yang menerima kartu indeks soalnya sendiri. Siswa diminta membaca soal yang didapatnya dan mencari jawaban atas pertanyaan yang didapat. Guru memberikan lemparan bola, siswa yang kena maju untuk membacakan jawaban pertanyaan dari siswa lainnya, demikian seterusnya. Guru membimbing jalannya presentasi siswa dengan memberikan kesempatan bagi siswa lain untuk menyanggah atau menanggapi. Teman yang lain menyimak dan mencatat penjelasan dari siswa yang maju di buku tulisnya masing-masing. Guru memberikan reward kepada siswa yang berani maju dan menanggapi pertanyaan atau pernyataan yang muncul. Lanjut lagi, siswa yang sudah maju melemparkan bola ke temannya. Kemudian pada kegiatan akhir, guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan, untuk mengetahui keterampilan ketercapaian indikator dan kompetensi dasar. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa mencatat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru memberitahu materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Pengamatan

Dari hasil pengamatan observer disimpulkan bahwa kondusi pembelajaran sudah kondusif, hanya tinggal satu dua anak yang memang tidak memiliki semangat atau antuasias untuk mengikuti pembelajarn meskipun guru sudah mencoba untuk memotivasi. Tetapi jika dilihat secara keseluruhan suasana pembelajaran sudah baik. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan mengadakan tes tertulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tentang materi yang telah dipelajari, yaitu organisasi dimasyarakat dengan metode Every one Is Teacher Here.

Refleksi

Bahwa pembelajaran PAI menggunakan metode Every one Is Teacher Here mengalami peningkatan. Hasil tes akhir menunjukkan rata-rata nilai mengalami peningkatan dibanding dengan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata mencapai 86 dan jumlah siswa tuntas belajar juga mengalami peningkatan yaitu 44 dari 47 siswa atau sekitar 94%. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus III telah mencapai indikator keberhasilan yaitu ketuntasan minimal 80%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan.

 

 

Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang implementasi metode Every one Is Teacher Here dalam meningkatkan hasil belajar siswa PAI pada siswa kelas II SD N Ngotet tahun pelajaran 2015/2016, disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode Every one Is Teacher Here, hasil belajar PAI siswa kelas II SD N Ngotet meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan data ketuntasan belajar siswa yang meningkat pada tiap siklus. Pada siklus I sebanyak 64% atau 30 siswa dari 47 siswa tuntas belajar, sedangkan siklus II meningkat menjadi 77% atau 36 siswa dari 47 siswa tuntas belajar, Pada siklus III sebanyak 94% atau 44 siswa dari 47 siswa tuntas belajar. Dari data tersebut disimpulkan bahwa metode Every one Is Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan demikian, hipotesis tindakan terbukti kebenarannya. Penerapan metode Every one Is Teacher Here dalam pembelajaran PAI kelas II SD Negeri Ngotet dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran

Berdasarkan simpulan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Every one Is Teacher Here maka peneliti memberikan saran sebagai berikut, hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Metode Every one Is Teacher Here dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode dalam pembelajaran inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal, 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Silbermen, Melvin. 2010. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Laerning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.