MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENGUKURAN WAKTU, SUDUT, JARAK DAN KECEPATAN DENGAN METODE SELF ASSESSMENT PADA PESERTA DID­IK

KELAS V SDN 3 SUMBERJO DI SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sudarmi

Guru Kelas V SDN 3 Sumberjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pembelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak dan Kecepatan dengan Metode Self Assessment pada peserta didik Kelas V SDN 3 Sumberjo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan menganalisis hasil belajar peserta didik Kelas V SDN 3 Sumberjo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak dan Kecepatan dengan Metode Self Assessment. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian adalah Kelas V di SDN 3 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian adalah dua bulan, dimulai pada bulan September sampai bulan Oktober. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V di SDN 3 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang sebanyak duapuluh peserta didik, terdiri dari tigabelas putra dan tujuh putri. Data penelitian adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Sumber data penelitian adalah peserta didik. Teknik pengumpulan data penelitian adalah teknik nontes dan teknik tes. Alat pengumpulan data penelitian adalah lembar pengamatan, dokumentasi dan alat evaluasi hasil belajar. Analisis data penelitian adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Prosedur penelitian adalah Model Siklus. Hasil penelitian adalah 1) Pembelajaran matematika dengan Metode Self Assessment membutuhkan obyektifitas peserta didik dalam menilai dirinya sendiri, desain kartu Self Assessment yang akurat dan soal latihan sesuai dengan indikator materi menurut jumlah dan variasinya, 2) Pembelajaran matematika dengan Metode Self Assessment meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam menjawab dan bertanya, 3) Pembelajaran matematika dengan Metode Self Assessment memperkuat penguasaan materi dengan mengerjakan soal latihan dan 4) Pembelajaran matematika dengan Metode Self Assessment meningkatkan hasil belajar.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika, Waktu, Sudut, Jarak, Kecepatan, Metode Self Assessment.

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak dan Kecepatan di Kelas V SDN 3 Sumberjo berlangsung pasif karena interaksi antara peserta didik dengan penulis sebagai Guru Kelas V bersifat searah. Peserta didik tidak mau bertanya lebih lanjut sesuai dengan materi yang dijelaskan dan soal latihan yang dikerjakan. Dalam Materi Pengukuran Waktu, peserta didik sudah kesulitan mengerjakan soal latihan dengan cepat dan benar, apalagi dengan soal latihan yang bervariasi.

Dalam pembelajaran tersebut, penulis menggunakan jam dinding sebagai media pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi konkrit. Namun, peserta didik tidak percaya diri dalam mengerjakan soal latihan. Begitu juga dengan Materi Pengukuran Sudut, penulis dan peserta didik menggunakan busur derajat sebagai media pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi konkrit. Sedangkan dalam Materi Pengukuran Jarak, penulis dan peserta didik menggunakan penggaris.

Dalam pembelajaran tersebut, kualitas pembelajaran sudah baik dengan penggunaan media pembelajaran yang relefan sesuai dengan materi dan soal latihan yang bervariasi sesuai dengan indikator materi. Namun, interaksi dalam pembelajaran masih pasif karena karakteristik peserta didik yang malu dan tidak percaya diri. Hanya beberapa peserta didik yang menjawab dengan benar dan berani mengerjakan di depan kelas. Hal ini menyebabkan penguasaan materi masih lemah dan kesulitan belajar tidak teratasi. Hal tersebut sesuai dengan data evaluasi hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 49 dan ketuntasan sebesar 20%. Nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah sebesar 63 dan ketuntasan belum memenuhi minimal 75%, sehingga hasil belajar termasuk kategori yang tidak memuaskan.

Dalam pembelajaran tersebut, permasalahan berkaitan dengan peserta didik, yaitu malu dan tidak percaya diri, sehingga interaksi pembelajaran menjadi pasif. Peserta didik tidak mau bertanya dan meminta penjelasan yang lengkap sesuai dengan materi yang disampaikan dan kesulitan belajar yang dialami. Bagi penulis sebagai Guru Kelas V, tugas tidak hanya fokus mengelola pembelajaran Matematika, tetapi juga mata pelajaran lainnya. Untuk itu, obyektifitas peserta didik dalam menilai diri sendiri memudahkan penulis dalam membantu kesulitan belajar yang dialami.

Menurut Silberman (2009: 75), Metode Self Assessment adalah mengevaluasi perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, keterampilan atau perilaku dimana penilaian diri tersebut dilakukan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari dan mempertimbangkan bagaimana menerapkannya di masa depan. Sedangkan menurut Suwandi (2011: 135), Metode Self Assessment adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

Penelitian Rohmad Sawaludin pada tahun 2011 berjudul Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian tersebut merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian sebanyak 36 siswa dan teknik pengumpulan data dengan pengamatan, angket sederhana, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah penerapan Teknik Penilaian Self Assessment pada Siklus I dengan prestasi belajar sebesar 75%, konsep diri sebesar 66,91%, percaya diri sebesar 69,85% dan motivasi berprestasi sebesar 68,88% dan pada Siklus II dengan prestasi belajar sebesar 91,67%, konsep diri sebesar 73,54%, percaya diri sebesar 76,14% dan motivasi berprestasi sebesar 77,94%. Kesimpulan penelitian adalah Teknik Penilaian Self Assessment meningkatkan hasil belajar secara optimal dan disertai penguatan konsep, percaya diri dan motivasi berprestasi.

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah di atas, penulis melaksanakan pembelajaran Matematika dengan Metode Self Assessment. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik menilai dirinya sendiri secara obyektif sesuai dengan kompetensi yang sudah dicapai maupun belum dicapai, sehingga penulis sebagai Guru Kelas V mengetahui materi yang sudah dikuasai dan materi yang belum dikuasai. Dalam penelitian ini, penulis mendesain kartu Self Assessment tanpa identitas, sehingga kerahasiaan peserta didik terjamin. Dengan demikian, peserta didik tidak tertekan maupun malu menyatakan kesulitan belajar. Begitu juga dengan penulis sebagai Guru Kelas V menjadi efektif dan efisien dalam membantu kesulitan belajar tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitin adalah pembelajaran dengan Metode Self Assessment.

Tempat penelitian adalah Kelas V di SDN 3 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Tempat penelitian beralamat di Jl. Slamet Riyadi, Gg. Merbabu, Sumberjo. Waktu penelitian adalah dua bulan, dimulai pada bulan September sampai bulan Oktober. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V di SDN 3 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak duapuluh peserta didik, terdiri dari tigabelas putra dan tujuh putri.

Data penelitian adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data penelitian adalah teknik nontes dan teknik tes. Analisis data penelitian adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Prosedur penelitian adalah Model Siklus (Arikunto, 2008: 74) yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I diawali dengan menilai dirinya sendiri secara obyektif sesuai dengan kompetensi yang sudah dicapai maupun belum dicapai dengan kartu Self Assessment. Dengan demikian, penulis juga mengetahui tingkat penguasaan materi peserta didik dan membantu mengatasi kesulitan belajar dan memperkuat penguasaan materi. Sesuai dengan data hasil pengamatan, kemampuan menilai diri sendiri termasuk kategori cukup mampu (C) dan kemampuan mengerjakan soal latihan termasuk kategori kurang mampu (D).

Aktifitas belajar pada Siklus I ditindaklanjuti dengan soal latihan sesuai dengan hasil pengamatan dan hasil analisis terhadap kartu Self Asessment. Dengan demikian, peserta didik menjelaskan bahwa dirinya belum menguasai kompetensi tersebut dan soal latihan dikembangkan sesuai dengan indikator materi dan variasinya. Sesuai dengan contoh soal dan soal latihan, peserta didik berlatih dan bertanya-jawab dengan guru. Sesuai dengan data hasil pengamatan, kemampuan mengerjakan soal latihan termasuk kategori kurang mampu (D), menjawab termasuk kategori cukup aktif (C) dan bertanya termasuk kategori kurang aktif (D).

Hasil belajar pada Siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 64 dan ketuntasan sebesar 45%. Nilai rata-rata termasuk kategori kurang memuaskan. Ketuntasan termasuk kategori tidak memuaskan.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II diawali dengan menilai dirinya sendiri secara obyektif sesuai dengan kategori tingkat penguasaan materi dengan kartu Self Assessment selama limabelas menit. Dengan demikian, peserta didik semakin mudah menilai dirinya sendiri dan penulis juga semakin mudah menganalisis hasil kartu Self Asessment. Sesuai dengan data hasil pengamatan, kemampuan menilai diri sendiri termasuk kategori sangat mampu (A) dan kemampuan mengerjakan soal latihan termasuk kategori mampu (B). Dengan desain kartu Self Assessment, peserta didik dan penulis mengetahui kategori tingkat penguasaan materi dengan cepat dan mudah, sehingga kemampuan menilai diri sendiri termasuk kategori sangat mampu (A) dengan kategori tingkat penguasaan materi yang berbeda-beda.

Aktifitas belajar pada Siklus II ditindaklanjuti dengan soal latihan sesuai dengan hasil pengamatan dan hasil analisis terhadap kartu Self Asessment. Soal latihan dikembangkan sesuai dengan indikator materi dan variasinya dengan jumlah yang semakin banyak. Sesuai dengan contoh soal dan soal latihan, peserta didik berlatih dan bertanya-jawab dengan guru. Sesuai dengan data hasil pengamatan, kemampuan mengerjakan soal latihan termasuk kategori mampu (B), menjawab termasuk kategori sangat aktif (A) dan bertanya termasuk kategori cukup aktif (B).

Hasil belajar pada Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 77,5 dan ketuntasan sebesar 85%. Nilai rata-rata termasuk kategori memuaskan. Ketuntasan termasuk kategori memuaskan.

Pembahasan

Pada Siklus I, desain kartu Self Assessment cukup sederhana, hanya terdiri dari dua kolom, yaitu kolom materi yang dituliskan sendiri oleh peserta didik sesuai dengan tingkat penguasaan materi dan kolom kategori mudah atau sulit. Sesuai dengan desain tersebut, kemampuan menilai diri sendiri termasuk kategori cukup mampu, namun pada kolom materi sangat bervariasi dan sulit digolongkan sesuai dengan indikator materi. Hal ini pula yang menjadi salah satu permasalahan pada pembelajaran pada Siklus I. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, menulis indikator materi sulit dilakukan, sehingga kemampuan menilai diri sendiri hanya sebesar 65% dan termasuk kategori cukup mampu (C).

Pada Siklus II, desain kartu Self Assessment semakin akurat menentukan kategori tingkat penguasaan materi karena terdiri dari lima kategori, yaitu 1 berarti tidak menguasai, 2 berarti kurang menguasai, 3 berarti cukup menguasai, 4 berarti menguasai dan 5 berarti sangat menguasai. Selain itu, kolom materi menuliskan indikator materi dan variasinya yang memudahkan peserta didik dan penulis. Hal ini yang menyebabkan kemampuan menilai diri sendiri sebesar 100% dan termasuk kategori sangat mampu (A).

Pada Siklus I, soal latihan dengan jumlah hanya sepuluh dan kemampuan mengerjakan soal latihan termasuk kategori kurang mampu (D) karena peserta didik mengalami kesulitan menulis indikator materi. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran dengan Metode Self Asessment menjadi tidak efektif dan efisien, sehingga memerlukan perbaikan desain kartu Self Assessment.

Pada SiklusI II, soal latihan dengan jumlah hingga mencapai duapuluh dan kemampuan mengerjakan soal latihan termasuk kategori mampu (B). Hal ini juga berkaitan dengan variasi dengan soal latihan. Semakin bervariasi soal latihan, maka kemamupuan mengerjakan soal latihan semakin sulit. Begitu pun sebaliknya, semakin tidak bervariasi soal latihan, maka kemampuan mengerjakan soal latihan semakin mudah. Walaupun soal latihan mencapai duapuluh, variasi dalam soal latihan masih terbatas dan peserta didik mengerjakan soal latihan tersebut dengan mampu. Pada hakikatnya, kemampuan mengerjakan soal latihan ini menunjukan penguasaan materi.

Penulis menganalisis aktifitas belajar dalam pembelajaran dengan Metode Self Assessment sesuai dengan data hasil pengamatan sebagai berikut:

Tabel 7. Analisis data hasil pengamatan aktifitas belajar.

No

Aspek Pengamatan

F dan %

Kategori

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1

Kemampuan menilai diri sendiri

13 (65%)

20 (100%)

C

A

2

Kemampuan mengerjakan soal latihan

12,9

(64,5)

15 (75%)

D

B

3

Menjawab pada diskusi kelas

4,5

9

C

A

4

Bertanya pada diskusi kelas

3

6

D

B

 

Sesuai dengan analisis data hasil pengamatan, aktifitas belajar semakin meningkat, menjawab menjadi sangat aktif dan bertanya menjadi aktif. Hal tersebut sesuai dengan perbaikan desain kartu Self Assessment dan jumlah soal latihan yang semakin banyak.

Hasil belajar pada Siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 64 dan ketuntasan sebesar 45%. Nilai rata-rata termasuk kategori kurang memuaskan. Ketuntasan termasuk kategori tidak memuaskan.

Hasil belajar pada Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 77,5 dan ketuntasan sebesar 85%. Nilai rata-rata termasuk kategori memuaskan. Ketuntasan termasuk kategori memuaskan.

Sesuai data hasil penelitian, kemampuan peserta didik mengerjakan soal latihan, menjawab dan bertanya semakin meningkat. Hal tersebut meningkatkan penguasaan materi, sehingga hasil belajar juga meningkat dan termasuk kategori memuaskan.

Penulis menganalisis hasil belajar dalam pembelajaran dengan Metode Self Assessment sesuai dengan data evaluasi hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 8. Analisis data hasil belajar.

No

Aspek Analisis

Keterangan

Kategori

K. Awal

Siklus I

Siklus II

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

30

40

60

E

E

D

2

Nilai rata-rata

49

64

77,5

E

D

B

3

Nilai tertinggi

70

90

100

C

A

A

4

Tuntas

4

9

17

E

E

B

5

Ketuntasan

20%

45%

85%

E

E

B

 

Sesuai dengan analisis data hasil belajar, hasil belajar semakin meningkat, nilai rata-rata menjadi memuaskan dan ketuntasan menjadi memuaskan. Hal tersebut sesuai dengan perbaikan desain kartu Self Assessment, aktifitas belajar dan jumlah soal latihan yang semakin banyak.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Pembelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak dan Kecepatan dengan Metode Self Assessment pada peserta didik Kelas V SDN 3 Sumberjo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menilai diri sesuai dengan kartu Self Assessment dan mengerjakan soal latihan sesuai dengan indikator materi menurut jumlah dan variasinya.

2.     Pembelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak dan Kecepatan dengan Metode Self Assessment meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN 3 Sumberjo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata sebesar 77,5 dan ketuntasan sebesar 85%.

Saran

1.     Peserta didik supaya bertanya dalam diskusi kelas sesuai dengan indikator materi yang belum dikuasai, sehingga penguasaan materi semakin kuat dan hasil belajar semakin memuaskan.

2.     Guru kelas supaya menyusun soal latihan sesuai dengan indikator materi secara bervariasi, sehingga kategori tingkat kesulitan soal latihan semakin meningkat.

3.     Sekolah supaya menindaklanjuti dan mengembangkan hasil penelitian dalam pembelajaran lainnya, sehingga interaksi pembelajaran dan hasil belajar meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sawaludin, Rohmad. 2011. Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Siberman, Mel. 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani dan YAPPENDIS.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika.

Suwandi, Sarwiji. 2011. Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Wardhani, Sri. 2010. Implikasi Karakteristik Matematika dalam Pencapaian Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SMP/MTs. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.