Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Penerapan Model Inquiry Based Learning Based Learning
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI LISTRIK STATIS
DAN MUATAN LISTRIK DENGAN PENERAPAN
MODEL INQUIRY BASED LEARNING BASED LEARNING
PADA KELAS XII MIPA–U SMA NEGERI 1 PANGURURAN
- GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020
Rasi Simbolon
SMA Negeri 1 Pangururan
ABSTRAK
Masalah pokok dalam penelitian ini Sejauhmana terdapat peningkatkan hasil belajar siswa di kelas XII Mipa-U, pada pokok bahasan Listrik statis dan muatan listrik dengan penerapan model inqury based learning oleh guru mata pelajaran pada semester ganjil T.P 2019/2020.? Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran model inqury di dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta untuk meningkatkan minat dan partispasi siswa pada saat proses pembelajaran pada pokok bahasan Listrik statis dan muatan listrik serta upaya untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap penerapan model pembelajaran Inquiry based learning. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran fisika dan yang menjadi objek penelitian adalah siswa Kelas XII Mipa -U SMA Negeri 1 Pangururan, dengan jumlah siswa 36 orang siswa, yakni laki-laki: 17 dan perempuan berjumlah: 19 orang siswa Pemilihan dan penentuan objek penelitian ini berdasarkan pada purposive sampling (sampel bertujuan). Merupakan kelas yang diampu oleh penulis dalam pembelajaran fisika. Dalam proses pembelajaran materi Listrik statis dan muatan listrik salah satu model yang relevan meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan pendekatan model Inquiry based learning. Pada pelaksanaan tes awal dari 36 orang siswa Kelas XII Mipa-U, siswa tuntas 20 orang atau 55.5%, belum tuntas 16 orang atau 44.4%. Pada siklus 1 dari 36 siswa yang tuntas adalah 27 atau 75.0% dan belum tuntas 9 atau 25.0%. Pada pelaksanaan siklus II dari 36 orang, siswa tuntas 33 orang atau 91.6 % dan belum tuntas 3 atau 3.33%. Maka antara siklus terjadi peningkatan yang signifikan yakni pada siklus I peningkatan 4.9% dari siklus sebelumnya, pada siklus II peningkatan 9.81 dari nilai siswa pada siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi peningkatan hasil belajar siswa Kelas XII Mipa-U SMA Negeri 1 Pangururan pada materi Listrik statis dan muatan listrik dengan penerapan model inquiry based learning Tahun Pembelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Inquiry Based Learning
PENDAHULUAN
Pembelajaran di dalam kelas merupakan proses transpormasi ilmu dan pengetahuan antara pengajar dengan peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan berorientasi terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa harus diawali dari tingginya minat belajar siswa serta mendapat proses pembelajaran di dalam kelas dengan baik dimana guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, dengan tingginya parspasi anak dalam proses pembelajaran akan mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Memanfaatkan Inquiry based learning sebagai pilihan pendekatan dalam pembelajaran salah satu paradigma menarik dalam menyajikan pembelajaran yang merangsang anak mencari dan menemukan sendiri konsep penyelesaian permasalahan dalam pembelajaran yang dialaminya, masalah dan hal yang masih lazim terjadi di SMA Negeri 1 Pangururan, bahwa dari keseluruhan guru masih 45% yang sudah terbiasa menerapkan pembalajaran interaktif, selainya masih melakanakan pembelajaran pola konvensional yakni pendekatan pembelajaran yang didominasi peran guru (teacher center). Guru banyak menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan sebagai subyek didik. Konsep pembelajaran interaktif, secara umum belum dapat diterapkan oleh tenaga pendidik karena berbagai hal salah satunya masih rendahnya pemahaman guru dalam penerapannnya, sehubungan dengan hal tersebut perlunya pelaksanaan berbagai pelatihan dan workshop pada guru umtuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (siswa), sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pengajaran. Kemampuan guru dalam menentukan metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran, juga ditentukan oleh minat belajar siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis permasalahan pendekatan pembelajaran harus ditangani secara spesifik karena variasi dan strategi guru dalam penyampaian materi pembelajaran sangat menentukan tingkat pemahaman belajar peserta didik, sehingga pembelajaran yang tersaji menyenangkan, siswa tidak banyak mengahadapi permasalahan belajar, karena sebagai siswa mereka juga mengalami berbagai masalah-masalah tersendiri sehingga pada saat pembelajaran mereka tidak merasakan sebagai beban, terutama pada pelajaran fisika, mengingat pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang terkenal sulit dan memerlukan logika berpikir yang tinggi, selain itu juga dikhawatirkan aktivitas belajar terganggu, jika suasana pembelajaran disajikan tidak menarik dan kurang menyenangkan.
Pelajaran fisika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para guru mata pelajaran. Rendahnya hasil belajar karena adanya berbagai predikat negatif telah melekat di benak siswa berkenaan dengan pelajaran fisika, yang bisa jadi itu semua dimunculkan dari guru, baik secara langsung maupun tidak langsung, disadari atau tidak disadari.
Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pelajaran secara tuntas akibatnya tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pelajaran, meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolahan tidak heran pula, kalau mutu pengetahuan dan logikanya masih rendah. Sistem persekolahan yang tidak memberikan pembelajaran secara tuntas, ini telah menyebabkan standar kelulusan yang buruk dimana kompetensi lulusan tidak terlaksana sebagaimana semestinya, sesuai dengan jenjang satuan pendidikan yang sudah ada.
Berdasarkan pengalaman sebagai guru mata pelajaran fisika terhadap kondisi realistis yang di hadapi di SMA Negeri 1 Pangururan, melaksanakan pembelajaran dengan ceramah didalam kelas tidak selamanya efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran adalah melalui pendekatan pembelajaran Inquiry based learning. Pendekatan pembelajaran inqury, dalam penerapannya guru bertindak sebagai fasilitator bagi siswa dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk memahami materi dengan membuat langkah-langkah yang mendorong mereka dapat melakukan berbagai prosedur dan action untuk mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam pembelajarannya, dengan penerapan model ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan dari hasil pembelajaran sebelumnya.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk menciptakan lingkungan belajar bagi siswa agar terkondisikan dalam belajar. Pembelajaran juga menggunakan suatu desain yang mengoptimalkan siswa dalam belajar sehingga terciptalah belajar yang optimal (Gatot Muhsetyo, 2007: 256).
Pembelajaran di Sekolah menengah, guru perlu memahami konsep materi pembelajaran secara kompleks. Selain itu guru perlu juga mengetahui taraf perkembangan siswa sehingga mereka dapat mengajarkan materi secara baik dengan mempertimbangkan karakteristik siswa yang belajar. Dengan adanya keselarasan antara model yang diterapkan dengan tingkat kesiapan siswa menerima materi yang relevan dengan kemampuan anak akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
Berdasarkan paparan di atas, pembelajaran di kelas merupakan suatu kegiatan yang memberikan kepada siswa untuk dibimbing dan inqury kembali dengan melakukannya. Pembelajaran di kelas harus sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu pembelajaran di kelas bersifat pembelajaran realistik. Didalam pembelajaran realistik guru perlu menyiapkan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu guru perlu menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata di lingkungan sekitar siswa.
Inquiry Based Learning
Pengertian Model Inquiry Based Learning Kata “Inquiry” berasal dari bahasa inggris yang berarti mengadakan penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan (Echols dan Hassan Shadily, 2003: 323). Sedangkan menurut Gulo (2005:84) inkuiri berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Sumantri (1999:164), menyatakan bahwa metode inquiry adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk inqury informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inquiry berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, dan menempatkan siswa dalam suatu peran yang menuntut inisiatif besar dalam inqury hal-hal penting untuk dirinya sendiri.
Pengertian Listrik Statis
Listrik statis adalah suatu gejala kelistrikan yang terjadi dalam waktu singkat karena nggak ada aliran listrik yang mengalir secara konstan dan biasanya terjadi pada benda pasif yang nggak bisa dialiri listrik seperti penggaris plastik. Pengertian listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah yang tetap (statis) atau ketidakseimbangan muatan listrik pada benda. Ketika kita menggosokkan penggaris plastik ke rambut, penggaris tersebut menjadi bermuatan negatif sedangkan rambut menjadi bermuatan positif. Pelepasan muatan saat menggosokkan kedua bahan tersebut membuat bahan-bahan dialiri atau bermuatan listrik.
Muatan listrik adalah kuantitas fisika yang berkaitan dengan efek listrik dan hal lainnya yang terkait dalam material. Penetralan muatan yang diperoleh karena penggosokan menunjukkan bahwa muatan seperti tidak menghilangkan efek satu sama lain.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK) dengan menggunakan model Inquiry based learning, dimana penelitian ini berupa memaparkan upaya peningkatan hasil belajar siswa pada materi linstrik statis dan muatan listrik. Penelitian dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang artinya adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Perencanaan Siklus I
Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar pada siswa dengan:
- Memberikan arahan dan nasehat pada siswa untuk belajar dengan giat
- Mengulangi materi yang telah disampaikan oleh guru, sebagai upaya mengingatkan kembali materi-materi Listrik statis dan muatan listrik ;
- Membagikan permasalahan dalam materi pembelajaran berupa soal terhadap kelompok siswa untuk dikerjakan sesauai arahan yang sudah siberikan guru secara sistematis
- Peran guru lebih ditekankan pada guru mata pelajaranan atau fasilitator dan harus mau menampung aspirasi siswa;
- Penyampaian materi dengan sistematis dan rinci.
Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas putaran I adalah sub pokok bahasan Listrik statis dan muatan listrik.
- Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.
- Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas putaran I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokum
Perencanaan Siklus II
Perencanaan tindakan putaran II yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan putaran I yang telah direvisi. Berikut perencanaan tindakan kelas putaran II:
Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar siswa dengan:
- Membagikan permasalahan dalam materi pembelajaran berupa soal terhadap kelompok siswa untuk dikerjakan sesauai arahan yang sudah diberikan guru secara sistematis disertai dengan lembar kerja (LK)
- Melakuan observasi terhadap kelompok siswa untuk mengamati kemampuannya dalam memahami Listrik statis dan muatan listrik dengan kemampuan menjawab permasalahan yang di bagikan guru
- Memberikan arahan dan nasehat pada siswa untuk dapat mencari dan menemukan pemecahan masalah
- Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan memberi kesempatan menyampaikan penjelasan akan hal yang tidak bisa diselesaikan;
- Mengulang materi yang telah disampaikan guru;
- Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran putaran I;
- Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus mau menampung aspirasi siswa;
- Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas putaran I adalah sub pokok bahasan Listrik statis dan muatan listrik .
- Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.
- Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas putaran I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
Jadwal Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu pada Juli hingga Oktober 2019.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Kemampuan Awal Siswa
Sebelum perencanaan tindakan siklus I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pre tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta untuk mengetahui gambaran sejauh mana kemampuan siswa mengenai materi Listrik statis dan muatan listrik serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada yang disajikan materi pembelajaran Listrik statis dan muatan, berdasarkan kerangka naskah dengan pola pembelajaran yang lazim dilaksanakan oleh guru
Dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1.1 Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Tes Awal
No |
Nama Siswa |
Nilai | Keterangan | |
Belum Tuntas | Tuntas | |||
1 | Jumlah Nilai | 2621 | ||
2 | Rata-rata | 72.81 | ||
3 | Tuntas (persen) | 20 | 55.5% | |
4 | Belum Tuntas (pesen) | 16 | 44.4% |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 72.81, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 orang (55.5%) dan belum tuntas sebanyak 16 orang (44.4 %).
Dari diagram di atas dapat diketahui persen klasikal siswa yang tuntas 20 orang dan yang belum tuntas 16 orang. Dengan ini dapat diketahui Persen Klasikal Ketuntasan, all:
PKK Tuntas. PKK Belum Tuntas
Pelaksanaan siklus I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa serta untuk mengetahui gambaran sejauh mana kemampuan siswa mengenai materi Listrik statis dan muatan listrik serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada yang disajikan materi pembelajaran Listrik statis dan muatan, berdasarkan kerangka naskah dengan pola pembelajaran yang lazim dilaksanakan oleh guru Dari tes yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1.1 Hasil Perolehan Nilai Pada Siklus I
No |
Nama Siswa |
Nilai | Keterangan | |
Belum Tuntas | Tuntas | |||
1 | Jumlah Nilai | 2797 | ||
2 | Rata-rata | 77.71 | ||
3 | Tuntas (persen) | 27 | 75.% | |
4 | Belum Tuntas (pesen) | 9 | 25% |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 77.71, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang (75.%) dan belum tuntas sebanyak 9 orang (25%).
Dari diagram di atas dapat diketahui persen klasikal siswa yang tuntas 27 orang dan yang belum tuntas 9 orang. Dengan ini dapat diketahui Persen Klasikal Ketuntasan, yaitu:
PKK Tuntas. PKK Belum Tuntas
hasil observasi siswa dengan penerapan model Inquiry based learning pada materi Listrik statis dan muatan listrik maka diperoleh siswa sudah aktif belajar sejumlah 16 siswa (44.4%), siswa sangat aktif belajar 7 siswa (21,8%). Siswa kurang aktif belajar 13 (36.1%)
Perolehan Nilai Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan, terlebih dahulu dilakukan tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa serta untuk mengetahui gambaran sejauh mana kemampuan siswa mengenai materi Listrik statis dan muatan listrik serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada yang disajikan materi pembelajaran Listrik statis dan muatan, berdasarkan kerangka naskah dengan pola pembelajaran yang lazim dilaksanakan oleh guru
Dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 3.1 Hasil Perolehan Nilai Pada Siklus II
No |
Nama Siswa |
Nilai | Keterangan | |
Belum Tuntas | Tuntas | |||
1 | Jumlah Nilai | 3150 | ||
2 | Rata-rata | 87.52 | ||
3 | Tuntas (persen) | 33 | 91.6.% | |
4 | Belum Tuntas (pesen) | 3 | 8.33% |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 87.52, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 orang (91.6%) dan belum tuntas sebanyak 3 orang (8.33%).
Dari diagram di atas dapat diketahui persen klasikal siswa yang tuntas 33 orang dan yang belum tuntas 3 orang. Dengan ini dapat diketahui Persen Klasikal Ketuntasan, yaitu:
PKK Tuntas. PKK Belum Tuntas
Pembahasan
Hasil evaluasi pelaksanaan tindakan kelas dan tanggapan para guru yang terlibat dalam kegiatan ini, serta profil kelas yang dibuat oleh guru Kelas XII Mipa -U SMA Negeri 1 Pangururan, bersama peneliti yang melaksanakan tindakan kelas mendukung tujuan ini.
Tabel 1.1. Kondisi pembelajara siswa siklus I dan Siklus II
No | Kondisi Responden | Tes Awal | Siklus I | Siklus II | |||
Tuntas | Blm tuntas | Tuntas | Blm Tuntas | Tuntas | Blm Tuntas | ||
1 | Jumlah siswa | 20 | 16 | 27 | 9 | 33 | 3 |
2 | Nilai rata-rata | 72.81 | 77.71 | 87.52 | |||
3 | % Tuntas | 55.5 | 44.4 | 75.0 | 25.0 | 91.6 | 8.33 |
Pada pelaksanaan tes awal siswa tuntas 20 atau 55.5% belum tuntas 16 orang atau 44.4%. Pada siklus 1 siswa tuntas dari 27 atau 75.0% dan belum tuntas 9 atau 25.0%. Pada pelaksanaan siklus II siswa tuntas 33 orang atau 91.6 % dan belum tuntas 3 atau 3.33%. Maka antar siklus terjadi peningkatan yang signifikan yakni pada siklus I peningkatan 4.9 dari siklus sebelumnya dan pada siklus II peningkatan 9.81. Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi peningkatan hasil belajar siswa Kelas XII Mipa-U SMA Negeri 1 Pangururan pada materi Listrik statis dan muatan listrik dengan penerapan model inquiry based learning Tahun Pembelajaran 2019/2020.
Pada pelaksanaan siklus II dari 27 siswa yang ikut dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan nilai rata-rata dari Siklus I yakni: 15.22% yakni dari mencapai rata-rata nilai 69.34 , menjadi 84.56 .jumlah ketuntasan belajar meningkat pada siklus I:17 siswa 62.96% atau , pada siklus II menjasi 25 orang atau 92.59%
Pembelajaran yang didasarkan pada penerapan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran inquiry basad learning dapat menigkatkan hasil belajar siswa pada materi Listrik statis dan muatan listrik pada Kelas XII Mipa -U SMA Negeri 1 Pangururan Kec. Pangururan Kabupaten Samosir, pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020.
SIMPULAN
Sejumlah temuan selama kegiatan penelitian tindakan, terutama dari proses tindakan yang dikembangkan oleh peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut: Dalam proses pembelajaran materi Listrik statis dan muatan listrik salahsatu model yang relevan meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan pendekatan model Inquiry based learning. Pada pelaksanaan tes awal siswa tuntas 20 atau 55.5% belum tuntas 16 orang atau 44.4%. Pada siklus 1 siswa tuntas dari 27 atau 75.0% dan belum tuntas 9 atau 25.0%. Pada pelaksanaan siklus II siswa tuntas 33 orang atau 91.6 % dan belum tuntas 3 atau 3.33%. Maka antara siklus terjadi peningkatan yang signifikan yakni pada siklus I peningkatan 4.9 dari siklus sebelumnya dan pada siklus II peningkatan 9.81.Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi peningkatan hasil belajar siswa Kelas XII Mipa-U SMA Negeri 1 Pangururan pada materi Listrik statis dan muatan listrik dengan penerapan model inquiry based learning Tahun Pembelajaran 2019/2020.
SARAN
Berdasarkan temuan penelitian tindakan kelas ini maka dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa diajukan sejumlah saran sebagai berikut:
- Guru selalu memberikan latihan secara kontiniu dengan bimbingan seperlunya untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pem
- Untuk mengaktifkan guru, kepala sekolah perlu melakukan supervisi secara terus menerus dan mendorong guru memahami berbagai model pembelajaran.
- Siswa hendaknya memiliki minat belajar yang tinggi agar tercapai prestasi dan hasil belajar yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Fitri. 2007. Usaha Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Merespon Pelajaran Melalui Pendekatan Belajar inqury. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).
Budiyanti, Ana Rahmi. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Belajar inqury . Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).
Cekdik,Cekmas.Barlian,Taufik.Rangkaian Listrik.Rangkain Listrik.ANDI:Yogyakarta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Gussow,Milton.2004.Dasar-Dasar Teknik Listrik.Erlangga:Jakarta
Pembelajaran inqury (Inquiry based learning ). Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).
http://kreasiaspin.blogspot.co.id/2014/06/bunyi-dan-rumus-hukum-kirchoff-1-dan-2.html
http://www.miung.com/2013/05/pengertian-arus-listrik-ac-dan-dc.html