Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Penerapan Model Problem Based Instruction
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN DENGAN PENERAPAN MODEL
PROBLEM BASED INSTRUCTION SISWA KELAS VIII-A
SMP N.2 LUMBANJULU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Martha Sibarani
SMP N.2 Lumbanjulu
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kecamatan Lumbanjulu Kab.Tobasamosir semester ganjil Tahun Pembelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi Kelas VIII-A di SMP Negeri 2 Lumbanjulu yang berjumlah 32 siswa pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pokok bahasan Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 71,87% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang dan yang belum tuntas 6 orang Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 31 orang (97,00) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3,00%) dengan nilai rata-rata 85,39 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45 Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan model problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan di Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Instruction
PENDAHULUAN
Profesionalisme guru ditandai dengan setiap akan mengajar, guru harus membuat persiapan mengajar untuk mencapai tujuan mengajar, materi yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi. Supaya pembelajaran yang dipersiapkan relevan dengan perkembangan maka setiap tenaga pendidikan harus dapat menguasai penggunaan media elektronik dengan penguasaan IPTEK salah satunya pemakain ICT dalam pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah menengah, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak.
Metode pembelajaran merupakan sarana yang dapat merangsang siswa agar lebih senang dan tertarik belajar siswa dan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pengajaran dapat berhasil dengan baik. Penerapan problem based instruction (pembelajaran berdasarkan masalah) merupakan metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa dalam belajar sains dimana guru secara langsung menjadikan materi pembelajaran menjadi fokus sebagai contoh untuk diamati secara langsung oleh siswa. Proses belajar siswa perlu mengikuti aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang menantang. Penerapan problem based instruction dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Melalui metode ini siswa dapat mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. Pembelajaran merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dalam bentuk praktek dimana cara menyampaikan pelajaran siswa langsung dengan keterlibatan siswa sebagai focus pembelajaran. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Belajar aktif dimaksud dalam hal ini dimana dalam proses pelaksanaan pembelajaran siswa harus aktif atau berkontribusi, Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Dengan memanfaatkan metode secara baik sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan pencapai tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, salah satu indikator keberhasilan itu dapat dilihat dari pencapaian pembelajaran peserta didik mencapai KKM yang telah di tetapkan seperti halnya di SMP Negeri 2 Lumbanjulu yakni nilai 74 dinyatakan tuntas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kecamatan Lumbanjulu Kab. Tobasamosir semester ganjil Tahun Pembelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi Kelas VIII-A di SMP Negeri 2 Lumbanjulu yang berjumlah 32 siswa pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.
Secara rinci telah dipersiapkan berupa prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus yang diuraikan sesuai dengan langkah-langkah yang rinci untuk dilaksanakan dalam penelitian ini dengan langkah, sebagai berikut:
Pra Siklus
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas (PTK), adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
· Membuat skenario
· Membuat alat evaluasi
· Membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) pada bulan Oktober 2018 dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan RPP yang terlampir
c. Pengamatan
Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan dengan menggunakan model Problem Based Instruction (PBI) tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa didalam kelas dilakukan dengan lembar pengamatan yan telah disiapkan. (Lembar Pengamatan terlampir)
d. Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama-sama observer mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti dan guru dapat merefleksiknnya dengan melihat data pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan suatu observasi di lapangan
Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini penelti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar ,tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 x 40 menit (1 x pertemuan) November disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.
c. Pengamatan
Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan tehadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dean perilaku siawa terhadap pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Instruction (PBI). Pelaksanaan pegnamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan terlampir
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan
Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.
a. Perencanaan
Sebagai tindak lanjut siklus I,dalam siklus II dilakukan perbhaikan,penulis mencari kekurangan dan kelebihan pada pembelajaran membuat ringkasan wacana pada siklus I. kelebihan yang ada pada siklus I sipertahankan pada siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki, peneliti memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajran berdasarkan siklus I. Penulis juga menyiapkan pedoman wawancara, lembar observasi untuk mengetahui untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi pelajaran dengan penerapan model Problem Based Instruction (PBI) pelaksanaan tindakan
Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I,dalam tahap ini penelitian melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran dengan cara membagikan contoh ringkasan wacana kepada masing-masing siswa sebagai bahan untuk dipahami dan dilaksanakan sebagai petunjuk dan prosedur kerja siswa yang akan dilaksanakan.
b. Pengamatan
Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I,meliputi: hasil tes dan nontes (pengamatan dan wawancara) pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta kriteria yang terdapat pada siklus I.
c. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpukan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tindakannya
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebu, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat mengalami kemajuan.
HASIL PENELITIAN
1. Kemampuan Awal Siswa
Sebelum perencanaan tindakan siklus I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pre tetst yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta untuk mengetahui gambaran kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada kegiatan diruang kelas dengan penerapan model Problem Based Instruction di dalam kelas yang disajikan untuk mengetahui sudah sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik tentang pokok bahasan Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan di Kelas VIII-A semester ganjil pada SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.
Dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat Tabel 1.1:
Hasil Tes Awal
No |
Kode Nama Siswa |
Skor |
Nilai |
Keterangan |
|
Belum Tuntas |
Tuntas |
||||
1 |
Jumlah Nilai |
2493 |
|||
2 |
Rata-rata |
77.89 |
|||
3 |
Tuntas (persen) |
23 |
71.87% |
||
4 |
Belum Tuntas (pesen) |
9 |
28% |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 77,89 dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang (28%) dan siswa yang tuntas sebanyak 23 orang (71.87%).
Di akhir pertemuan siklus I, peneliti memberikan tes hasil belajar sebagai bahan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus I
No |
Nama Siswa |
Skor |
Nilai |
Keterangan |
|
1 |
Jumlah |
|
259 |
|
|
2 |
Rata-rata |
|
80.94 |
80.15 |
|
3 |
Tuntas (persen) |
26 |
|
81.25% |
|
4 |
Belum Tuntas (persen) |
6 |
|
|
18.75% |
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 3,95 dari nilai tes awal awal 77,89 menjadi 80.94 pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang 81,25% dan yang belum tuntas 6 orang 18,75%
Diketahui bahwa siswa yang tuntas 26 orang (81,25) sedangkan yang belum tuntas 6 orang (18.75%) dengan nilai rata-rata 80,94 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45%.
Hasil Tes Siklus II
No |
Nama Siswa |
Skor |
Nilai |
Keterangan |
|
1 |
Jumlah |
|
273.3 |
|
|
2 |
Rata-rata |
|
85.39 |
84.58 |
|
3 |
Tuntas (persen) |
31 |
|
97% |
|
4 |
Belum Tuntas (pesen) |
1 |
|
0.3 |
|
Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 85.39 Siswa yang telah tuntas 31 orang dan yang belum tuntas 1 orang. Dengan demikian dapat diketahui persentase ketuntasan klasikal:yang belum tuntas
. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan dengan penerapan model pembelajaran
SIMPULAN
1. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 70.52 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (29,63%) dan belum tuntas sebanyak 19 orang (70,37%).
2. Setelah dilakukan penerapan siklus I penerapan model problem based instruction (PBI) di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 75,8. Siswa yang tuntas sebanyak 14 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang dengan PKK =
. Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 5.28%.
3. Pada siklus II siswa yang tuntas 25 orang (92,59%) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (7,41%) dengan nilai rata-rata 82,04. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,82%.
4. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yang terlihat dari penelitianPembelajaran dengan menggunakan problem based instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Lumbanjulu. Kabupaten Tobasamosir T.P 2018/2019.
SARAN
1. Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran menyenangkan dapat terwujud.
2. Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
3. Dalam proses pembelajaran hendaknya harus diciptakan student centre yang berarti siswa menjadi pusat pembelajaran selama proses berjalan siswa memberikan kreatifitas dan peranan dalam pembelajaran, bukan sekedar pendengar yang baik namun menjadi subjek dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Gunawan, Ary H., 1986, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hort. 2005. Model Belajar dan Kesulitan – Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Khadijah, Nyayu, (2009).Psikologi Pendidikan, Palembang, Grafika Telindo Press,
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Miarso, Yusufhadi, 1994, Posisi dan Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan. Makalah Seminar IKIP Jakarta.
Mursell, James (-). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.
Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru