MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI CIRI KENAMPAKAN ALAM BUATAN

DENGAN MODEL PROYEK BASED LEARNING

PADA SISWA KELAS VI SDN. 173321 LOBUTOLONG

TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020

 

Ati Sianturi

SDN 173321 Lobutolong

 

ABSTRAK

Masalah penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode proyek based learning untuk meningkatkan hasil belajar IPS di Kelas VI SDN. 173321 Lobutolong Tahun 2019/2020, serta Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VI dalam mengikuti pembelajaran IPS materi ciri kenampakan alam buatan dengan menerapkan metode proyek based learning di Kelas VI SDN. 173321 Lobutolong Tahun 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauhmana terdapat meningkat hasil belajar siswa dengan penerapan metode proyek based learning pada pembelajaran IPS materi ciri kenampakan alam buatan di Kelas VI  Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas VI SD Negeri NO.173632 Porsea, Jumlah siswa 24 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan sebagian besar mereka berumur 10 tahun.Tahap awal sebelum dilakukan tindakan terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 69.78 siswa yang tuntas 16 orang (58.33%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (41.00%). Pada siklus I terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 70.23 siswa yang tuntas 16 orang (75.00%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (25.00%). Pada Siklus II memberikan peningkatan jika dinandingkan dari siklus sebelumnya yani nilai rata-rata siswa meningkat 0.45 dengan jumlah siswa yang tuntas bertambah 6 orang (25%) terjadi peningkatan dan jumlah yang belum tuntas berkuarang Maka dapat di katakana bahwa penerapan model Proyek basad learning sangat baik untuk diterapkan dalam mempelajari materi Ciri penampakan alam buatan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada mata palajaran IPS siswa kelas VI SDN. 173321 Lobutolong kec. Paranginan Kab. Humbang Hasundutan Tahun pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Proyek basad learning

 

P E N D A H U L U A N

Dalam pembelajaran hal paling penting yang harus dilakukan adalah menampilkan kelas sebagai ruang belajar yang mendidik, memberikan kepuasan tersendiri dan menghasilkan pendidikan yang bermutu dengan menggunakan model pengajaran yang tidak membosankan siswa karena sering mengalami kejenuhan terhadap pelajaran yang disebabkan cara pengajaran guru yang kurang tepat pada pelajaran pelajaran IPS. Agar pelajaran dapat mencapai keberhasilan dan sasaran yang tepat, sebagai seorang guru harus bisa memilih dan merencanakan metode yang akan digunakan dalam menyampaikan dan memecahkan berbagai masalah pendidikan.

Dengan model proyek based learning, siswa lebih tertantang untuk mencoba, sehingga mereka lebih bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran. dalam proses Pembelajaran IPS, peran seorang guru adalah sebagai fasilitator yang memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi siswa untuk belajar. terciptanya kondisi yang baik bisa menumbuhkan minat dan meningkatkan gairah siswa untuk belajar pengetahuan sosial sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sebagai guru mata pelajaran IPS di kelas Kelas VI SDN. 173321 Lobutolong ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hail belajar siswa yaitu kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran, tingkat pendidikan orang tua yang masih rendah, kurangnya perhatian dari orang tua, penggunaan metode masih ceramah menyebabkan siswa merasa bosan sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan atau disampaikan.

Kecendrungan minat belajar siswa rendah disebabkan penggunaan metode yang masih monoton yaitu metode ceramah, sehingga prestasi siswa pada materi ciri kenampakan alam buatan. Berdasarkan pengalaman penulis jika metode pembelajaran kurang relevan dengan materi sajian akan berdampak buruk pada anak, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, dikarenakan kurangnya tertarik akan pembelajarandapat juga disebabkan karena komunikasi antar guru dengan siswa banyak mengalami hambatan.

Karena dengan menggunakan model proyek based learning, siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mereka lebih cenderung merasakan bosan. Metode yang tepat untuk pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan pembelajaran model proyek based learning, dimana metode ini sangat mendukung untuk meningkatkan pemahaman materi siswa, karena dengan metode tersebut siswa dapat secara langsung berperan aktif dalam proses pembelajaran. sehingga dapat menyelesaikan materi pembelajaran secara tuntas.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas yang didasarkan pada permasalahan mengenai ciri kenampakan alam buatan dalam pembelajaran IPS di Kelas VI SDN. 173321 Lobutolong TP. 2019/2020.

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di desain sosial faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini di lakukan, mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji teori ataupun metode yang relevan.

Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan tersebut, maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa pelajaran IPS adalah dengan Model proyek based learning. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur pelaksanaan PTK ini meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan atau Observasi, Refleksi.

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa Kelas VI SDN. 173321 Lobutolong Tahun 2019/2020, yang berjumlah 24 orang siswa dengan rincian perempuan 14 orang dan laki-laki berjumlah 10 orang siswa. Mengukur peningkatan hasil belajar dengan penerapan metode proyek based learning pembelajaran IPS pada materi Ciri kenampakan alam buatan.

Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2008:16) mengemukakan secara garis besar terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindak kelas, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Siklus penelitian

Hasil Penelitian Pra Siklus

Berdasarkan pengamatan pada Pra Siklus, baik dalam kegiatan guru, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Hasil Tes

Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan Pra Siklus dalam menyelesaikan proyek yang diberikan guru.

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus

No Kondisi Responden Nilai Keterangan
Tuntas Belum Tuntas
1 Jumlah 14 10
2 Rata-rata 69.78
3 % Tuntas 58.33%
4 % Belum Tuntas 41.00%

 

Dari hasil evaluasi pada siklus I terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 69.78 siswa yang tuntas 14 orang (58.33%) dan yang belum tuntas adalah 10 orang (41.00%).

Berdasarkan hasil pra siklus ini Hasil observasi keaktifan siswa. Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa oleh pengamat (peneliti) diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Pra Siklus

 

NO

 

Komponen

Jumlah Skala penilaian
Siswa % A B C D E
1 Kehadiran siswa 24 100        
2 Bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas 14 52,89        
3 Mengerjakan Proyek yang ditentukan 8 30        
4 Berani mengemukakan pendapat/gagasan 5 26,95        
Rata-rata persentase 46,79%          
Kategori Kurang Aktif          

 

Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada Pra Siklus nilai rata- rata keaktifan siswa hanya 46,79% dan dikategorikan kurang aktif. Pada siklus I ini, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kinerja guru 72,2 dan dikategorikan baik. Untuk itu peneliti akan memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut dalam siklus berikutnya. Pada saat guru melakukan tanya jawab sebagian besar siswa masih ragu-ragu untuk mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan pada saat apersepsi. Dan ternyata masih banyak siswa yang kurang aktif sosial mengikuti kegiatan belajar mengajar. Rata-rata keaktifan siswa pada Pra Siklus ini hanya 46,79% dengan kategori kurang aktif, Selain itu, kondisi kelas masih kurang interaktif, kurang komunikatif, dan masih sebagian yang belum menguasai materi pembelajaran.

Hasil Penelitian Siklus I

Berdasarkan pengamatan pada Pra Siklus, baik dalam kegiatan guru, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Hasil Tes

Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan Siklus I dalam menyelesaikan proyek yang diberikan guru.

Tabel 1.2 Hasil Tes Siklus I

No Kondisi Responden Nilai Keterangan
Tuntas Belum Tuntas
1 Jumlah 18 6
2 Rata-rata 70.23
3 % Tuntas 75.00%
4 % Belum Tuntas 25.00%

 

Dari hasil evaluasi pada siklus I terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 70.23 siswa yang tuntas 16 orang (75.00%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (25.00%). Hasil Siklus II memberikan peningkatan jika dinandingkan dari siklus sebelumnya yani nilai rata-rata siswa meningkat 0.45 dengan jumlah siswa yang tuntas bertambah 6 orang (25%) terjadi peningkatan dan jumlah yang belum tuntas berkuarang

Dari hasil evaluasi pada siklus I terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 70.23 siswa yang tuntas 18 orang (75%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (25%).

Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa oleh pengamat (peneliti) diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.6 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Pra Siklus I

 

NO

 

Komponen

Jumlah Skala penilaian
Siswa % A B C D E
1 Kehadiran siswa 24 100        
2 Berusaha menjawab pertanyaan guru 16 61,03        
3 Mengerjakan Proyek yang ditentukan 18 68,15        
4 Berani mengemukakan pendapat/gagas an  

7

 

23,95

       
Rata-rata persentase 71,28          
Kategori cukup          

 

Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada Siklus I ini nilai rata-rata keaktifan siswa sudah sedikit mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 46,79% (kurang aktif) menjadi 51,28% (kurang aktif), meskipun belum memenuhi indikator keberhasilan.

Siklus I ini, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kinerja guru adalah 79,7 dan dikategorikan baik, namun ternyata masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu peneliti akan berusaha lebih maksimal untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut pada Siklus II. Pada saat guru melakukan tanya jawab, sebagian siswa mengacungkan tangan dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun masih banyak juga siswa yang kurang aktif. rata-rata keaktifan siswa sudah ada peningkatan dari siklus I, yaitu dari 46,79% menjadi 51,28

Hasil Penelitian Siklus II

Berdasarkan pengamatan pada Siklus II, baik dalam kegiatan guru, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Hasil Tes

Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan Siklus II dalam menyelesaikan proyek yang diberikan guru.

Tabel 1.2 Hasil Tes Siklus II

No Kondisi Responden Nilai Keterangan
Tuntas Belum Tuntas
1 Jumlah 22 2
2 Rata-rata 83.23
3 % Tuntas 91.66%
4 % Belum Tuntas 8.44%

 

Dari hasil evaluasi pada siklus II terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 83.23 siswa yang tuntas 16 orang (91.66%) dan yang belum tuntas adalah 2 orang (8.44%). Hasil Siklus II memberikan peningkatan jika dinandingkan dari siklus sebelumnya yani nilai rata-rata siswa meningkat 13% dengan jumlah siswa yang tuntas bertambah 4 orang (16.88%) terjadi peningkatan dan jumlah yang belum tuntassemakin berkurang.

Dari hasil evaluasi pada siklus II terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 83.23, siswa yang tuntas 22 orang (91.66%) dan yang belum tuntas adalah 2 orang (8.12%). Berdasarkan hasil siklus II terjadi peningkatan rata-rata belajar siswa yakni Hasil observasi keaktifan siswa Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa oleh pengamat (peneliti) diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus I

 

NO

 

Komponen

Jumlah Skala penilaian
Siswa % A B C D E
1 Kehadiran siswa 24 100        
2 Bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas  

20

 

84,1

       
3 Mengerjakan Proyek yang ditentukan 15 71,49        
4 Berani mengemukakan pendapat/gagasan 19 68,72        
Rata-rata persentase 76,07          
Kategori Aktif          

 

Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada Siklus II, nilai rata-rata keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 51,28% (kurang aktif) menjadi 73,07% (aktif). kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah mengalami banyak peningkatan. Nilai rata-rata kinerja guru pada siklus ini sebesar 85,5 dan dikategorikan sangat baik. Pada saat guru melakukan tanya jawab tentang materi, sebagian besar siswa mengacungkan tangan dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Dalam mengikuti pelajaran rata-rata keaktifan siswa sudah banyak mengalami peningkatan dari Siklus I, yaitu dari 51,28% menjadi 73,07%. pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 78,84 dan ketuntasan 94,87%. Ini berarti ketuntasan kelas sudah tercapai karena sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75%. Oleh karena itu tidak perlu diadakan siklus berikutnya.

Pembahasan

Sebelum dilakukan tindakan terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 69.78 siswa yang tuntas 16 orang (58.33%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (41.00%).

Pada siklus I terhadap 24 siswa diperoleh data pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 70.23 siswa yang tuntas 16 orang (75.00%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (25.00%). Hasil Siklus II memberikan peningkatan jika dinandingkan dari siklus sebelumnya yani nilai rata-rata siswa meningkat 0.45 dengan jumlah siswa yang tuntas bertambah 6 orang (25%) terjadi peningkatan dan jumlah yang belum tuntas berkurang

Dari hasil evaluasi pada siklus II terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 83.23 siswa yang tuntas 16 orang (91.66%) dan yang belum tuntas adalah 2 orang (8.44%). Hasil Siklus II memberikan peningkatan jika dinandingkan dari siklus sebelumnya yani nilai rata-rata siswa meningkat 13% dengan jumlah siswa yang tuntas bertambah 4 orang (16.88%) terjadi peningkatan dan jumlah yang belum tuntassemakin berkurang.

Dari hasil siklus II dapat di lihat terjadi keaikan nilai rata-rata belajar siswa dibandingkan siklus sebelumnya yakni 13%. Maka perolehan nilai siswa sudah baik dengan tingkat ketuntasan 91.12%. Maka dapat di katakana bahwa penerapan model Proyek basad learning sangat baik untuk diterapkan dalam mempelajari materi Ciri penampakan alam buatan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada mata palajaran IPS siswa kelas VI SDN. 173321 Lobutolong kec. Paranginan Kab. Humbang Hasundutan Tahun pelajaran 2019/2020.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas Kelas VI SDN. 173321 Lobutolong Tahun pelajaran 2019/2020 dapat disimpulkan:

Dalam penggunaan metode proyek based learning mempunyai pengaruh positif pada pokok bahasan Ciri penampakan alam buatan di kelas VI yakni:

  1. Tahap awal sebelum dilakukan tindakan terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 69.78 siswa yang tuntas 16 orang (58.33%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (41.00%).
  2. Pada siklus I terhadap 24 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai rata-rata adalah 70.23 siswa yang tuntas 16 orang (75.00%) dan yang belum tuntas adalah 8 orang (25.00%).
  3. Pada Siklus II memberikan peningkatan jika dinandingkan dari siklus sebelumnya yani nilai rata-rata siswa meningkat 0.45 dengan jumlah siswa yang tuntas bertambah 6 orang (25%) terjadi peningkatan dan jumlah yang belum tuntas berkuarang

Maka dapat di katakana bahwa penerapan model Proyek basad learning sangat baik untuk diterapkan dalam mempelajari materi Ciri penampakan alam buatan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada mata palajaran IPS siswa kelas VI SDN. 173321 Lobutolong Kec. Paranginan Kab. Humbang Hasundutan Tahun Pelajaran 2019/2020.

Saran

Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran bagi guru, siswa, serta sekolah di antaranya sebagai berikut:

  1. Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran mata ciri kenampakan alam buatan selain menggunakan metode ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat menggunakan metode proyek based learning terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode ini agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

  1. Bagi Siswa

Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas agar paham terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru serta tingkatkan dalam belajarnya agar memperoleh hasil yang maksimal.

  1. Bagi Sekolah

Hendaknya menyiapkan dana dan fasilitas untuk para guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas di kelasnya masing-masing agar terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan maka setiap materi harus diajarkan dengan model pembelajaran yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Wilis.1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga. Departemen

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Dharma Bhakti.

Hamalik,Oemar.1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru.

Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kemala, Rosa. 2006. Jelajah IPS untuk Kelas IV SD. Jakarta: Yudhistira.

Khotimah, Khusnul,dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Permana, Johar.2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana. Semiawan, Rony R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.