MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS V SDN 2 SEMBONGIN SEMESTER I

DALAM PEMBELAJARAN PKN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE VARIASI PADA TAHUN 2013/2014

Sri Siswati

Kepala Sekolah SDN 2 Sembongin

ABSTRAK

Metode yang digunakan penelitian ini mendeskripsikan Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Variasi dengan jumlah siswa 20 anak, pada pembelajaran PKN. Dalam pelaksanaan terdiri dari 2 siklus, meliputi pengumpulan data, refleksi, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian pembelajaran awal yang dilaksanakan menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil rata-rata belajar PKN sebagai produk pada siklus I dengan rata-rata kelas 6,15. Hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi belajarnya. Pada siklus II rata-rata hasil belajarnya ada Kenaikan ini karena adanya tanya jawab dan alat peraga. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan dengan rata-rata 7,3. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran PKN, melalui metode inovasi dari siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan secara bertahap. Respon siswa melalui pelaksanaan metode variasi dalam pembelajaran PKN terbukti positif. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKN melalui metode inovasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Variasi


PENDAHULUAN

Berdasarkan GBHN 1993 dinyata-kan bahwa pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan membangun manusia Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dimana prioritas pembangunan nasional diletakkan pada bidang ekonomi, sekaligus dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia (Soeharto, 1994). Berangkat dari hal ini, maka pendidikan dapat dinyatakan memiliki peran yang teramat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Upaya peningkatan kualitas pendi-dikan ditingkatan sekolah selanjutnya terletak dipundak guru. Hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab guru, sebab gurulah yang langsung membina siswa di sekolah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Layanan bimbingan di sekolah sangat diperlukan guna membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya, dalam masalah belajar atau masalah pribadi siswa (Pedoman BP SD, 1994:17).

Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai se-mua bidang studi. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran PKN. Berdasarkan peng-alaman peneliti hal ini disebabkan oleh, teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini pembelajaran PKN di kelas mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah. Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pelajaran PKN, PKN dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalah-kan apabila disetiap jam pelajaran PKN siswa cenderung merasa enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran PKN dengan menggunakan ber-bagai cara yang menarik yang ada kaitan-nya dengan kehidupan sehari-hari. Sunardi (2006:13) menyarankan untuk mengupaya-kan agar pelajaran PKN menyenangkan anak, sampaikan materi yang sudah dikenal anak hingga anak percaya diri.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masa-lah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran.

2. Siswa kurang berani dalam mengemu-kakan pendapat.

3. Adanya siswa beranggapan bahwa da-lam belajar kelompok tidak perlu semua bekerja.

4. Adanya siswa yang suka membicarakan hal lain, yang tidak berhubungan de-ngan tugas kelompok.

5. Tanggung jawab siswa terhadap tugas masih rendah.

6. Adanya anggota kelompok yang tidak mau menerima pendapat teman.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah: Bagaimana penggunaan Metode Variasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKN kelas V SDN 2 Sembongin Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, peneli-tian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode variasi dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas V SDN 2 Sembongin.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HI-POTESIS

Pengertian Belajar

Belajar menurut Nana Sudjana (1988; 28), adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento (1995; 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Pasaribu (1983; 59) belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keada-an sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan. Per-ubahan kegiatan yang dimaksud mencang-kup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku. Perubahan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang de-ngan sendirinya karena pertumbuhan ke-matangan atau karena keadaan sementara seperti mabuk.

Belajar menurut Engkoswara (1988; 2) adalah suatu proses perubahan tingkah laku, yaitu dalam bentuk prestasi yang telah direncanakan terlebih dahulu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu pola penguasaan terhadap suatu pengetahuan.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

Proses belajar merupakan kesatu-an fungsional dari berbagai prosedur. Prinsip dari belajar adalah terjadinya perubahan terhadap diri seseorang. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada, dianta-ranya adalah: seperti yang dikemukakan oleh A. Tabrani ( 1992; 23-24 ) yaitu:

a) Peserta didik yang belajar harus mela-kukan banyak kegiatan.

b) Belajar memerlukan latihan dengan Relearning, Recall, dan Review, agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai, dan yang belum dikuasai akan menjadi milik peserta didik.

c) Belajar akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat kepuasan.

Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar-dasar penyusun-an tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku.

b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili

Metode Variasi

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode yang dapat dianggap lebih sempurna dari pada yang lain. Masing-masing mempunyai keunggulan dan keku-rangannya. Karena itu dalam proses kegi-atan pembelajaran dapat digunakan lebih dari satu metode yang disebut Metode Variasi.

Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan model pem-belajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SDN 2 Sembongin aktivitas belajar siswa dapat meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Sembongin, Kecamatan Banjarejo, Kabupa-ten Blora, dari kota kecamatan berjarak cukup jauh sekali. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Sembongin, sebanyak 20 siswa. Latar belakang orang tua wali murid sebagian pedagang, sebagian lagi wiraswasta, dan sebagian besar petani.

Pengumpulan data adalah berupa instrumen untuk mencatat semua aktivitas siswa selama tindakan berlangsung.

Catatan lapangan merupakan buku jurnal harian yang ditulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh kegiatan pembelajaran serta sikap siswa dari awal sampai akhir pembelajaran.

Kuesioner siswa merupakan dialog secara tertulis dengan siswa yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran yang dibawakan disenangi atau tidak oleh siswa, ada sepuluh aspek yang ditanyakan. Pada kuesioner ini siswa diharapkan dapat menjawab jujur dan objektif dengan jalan memberi ceklis “ya” atau “tidak” pada lajur yang disediakan. Kuesioner ini diberikan kepada 20 orang siswa setelah berakhirnya siklus kedua. Aspek yang ditanyakan pada kuesioner tersebut terlampir.

Data yang diperoleh dianalisa secara kolaboratif dengan teman sejawat dan hasilnya dijadikan sebagai bahan penyusunan rencana tindakan berikutnya. Analisa data dilakukan setiap selesai 1 kali pertemuan tatap muka dan setiap akhir silkus. Data dianalisa secara kualitatif yaitu lembaran observasi dan catatan lapangan.

Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Membuat RPP, membuat LKS ins-trument observasi dan alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru memberikan dan menyajikan materi sesuai dengan rencana pembela-jaran yang dibuat.

3. Pengamatan/observasi

Mengamati kegiatan belajar-meng-ajar, selama siswa proses pembelajaran, dalam bertanya serta kecakapan siswa dalam mempresentasikan hasil.

4. Refleksi

Siswa apakah sudah ada 70% yang mendapatkan nilai di atas KKM. Dan apakah ada 70% siswa yang aktif dalam pembelajaran IPA dengan metode variasi. Serta apakah ada 75% siswa yang aktif dalam bertanya dan mampu mem-presentasikan hasil.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang lamanya 2 x 35 menit. Jadi pada penelitian tindakan kelas ini diadakan proses pembelajaran sebanyak dua pertemuan.

Kondisi awal siswa nilai siswa sangat rendah dari nilai tes. Nilai rata-rata tes jauh dibawah KKM. Inilah yang menetapkan untuk mengadakan perbaikan dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.

Siklus I

Ada 4 tahap yaitu:

1. Perencanaan (planning)

* Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode variasi, sesuai materi yang diajarkan

* Membuat instrumen penelitian

* Membuat silabus

* Membuat lembar kerja sesuai materi

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

* Guru mengajak siswa untuk meng-amati foto proklamasi;

* Guru membagi siswa dalam 3 ke-lompok;

* Siswa mengikuti dan menyim-pulkan;

* Kelompok mempresentasikan hasil;

3. Observasi (observing)

* Pada siklus I rata-rata tes kelas tes formatif 6,15 masih dibawah KKM = 65;

* Skor aktivitas siswa rata-rata 57,8%;

* Guru dalam siklus I hanya memberi materi

4. Refleksi

* Alat peraga terbatas;

* Guru tidak menjelaskan tentang materi;

* Siswa tidak berani bertanya kepada guru;

Siklus II

Pada siklus II sama seperti pada siklus I, namun pada siklus II guru dalam pelaksanaan tindakannya memberikan langkah-langkah dan alat peraga berupa gambar proklamasi, serta membuat daftar pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan.

Pada siklus II rata-rata nilai kelas tes formatif 7,3 sangat signifikan. Sedang-kan skor aktifitas juga naik sangat signifikan yaitu 81,3%

Dari sisnilah dapat memberikan gambaran bahwa dengan metode variasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran PKN, melalui metode variasi dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan secara bertahap.

2. Respon siswa melalui pelaksanaan metode variasi dalam pembelajaran PKN terbukti positif.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKN melalui metode inovasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I dengan rata-rata kelas 6,15 meningkat pada siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan dengan rata-rata 7,3

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai masukan dalam proses belajar mengajar:

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya berusaha lebih giat belajar baik secara berkelompok, sendiri-sendiri maupun bertanya pada guru sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari PKN.

2. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembelajaran guru hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam memilih metode serta media pembelajaran agar siswa siswa dapat termotivasi dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Jika pembelajaran ingin tercapai, se-kolah hendaknya berusaha memenuhi kebutuhan media yang dibutuhkan semua guru dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. GBBP SD 1994. Jakarta: Depdikbud.

Eman Suherman dan Udin S. Winatapura. 1993. Materi Pokok Strategi Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Holstein. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung: Remadja Karya.

IG.A.K. Wardani, Kuswaya W, Noehi Nasoetion. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudiyono, Triyo Supriyatno, Padil. 2000. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi. Malang: UIN Malang.

 

Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.