MENINGKATKAN MOTIVASI MENGAJAR

MELALUI PEMBINAAN MOTIVASI KERJA OLEH KEPALA SEKOLAH

BAGI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI PEKANDANGAN

KECAMATAN BANJARMANGU

Siti Sumdiyah

SDN Pekandangan, Kec. Banjarmangu, Banjarnegara

ABSTRAK

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi mengajar guru melalui pembinaan motivasi kerja di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan dengan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, obeservasi dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil peningkatan motivasi mengajar guru dari kondisi awal sebelum tindakan, motivasi mengajar guru yang baik 25,0%, setelah tindakan siklus I menjadi 62,5% dan setelah tindakan siklus II menjadi 87,5%. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa melalui pembinaan motivasi kerja dapat meningkatkan motivasi mengajar

Kata Kunci: Motivasi Mengajar, Pembinaan Motivasi Kerja


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi etos kerja serta disiplin profesional guru dalam prosesn pembelajaran. Tugas guru bukan saja mengajar semata, tetapi dimulai proses perencanaan sampai dengan penilaian. Tugas tersebut tidak mudah dilakukan, apabila guru tidak memiliki motivasi kerja yang baik serta kooridinasi dari kepala sekolah.

Sekolah dasar merupakan suatu organisasi yang memerlukan pengelolaan terpadu, baik oleh guru sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar di kelas maupun oleh kepala sekolah sebagai pengendali kegiatan di sekolah. Koordinasi yang baik oleh kepala sekolah melahirkan pencapaian tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di lingkungan sekolah. Disamping itu keterpaduan kerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan prasyarat keberhasilan tujuan sekolah.

Sekolah sebagai suatu organisasi yang didalamnya terdapat persoalan guru, perlu di kembangkan motivasi kerja. Moti-vasi kerja dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk melaksanakan tugas.

Motivasi kerja berkaitan dengan dorongan yang muncul dari diri seseorang untuk melakukan tugas secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing. Bagi seorang guru sekolah dasar, tugas dan tanggung jawab tersebut terlihat pada aktivitas pembelajaran dan adminis-trasi sekolah yang dikerjakan akibat dorongan dari dalam diri serta dorongan yang di berikan kepala sekolah.

Kenyataan yang ada di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu motivasi kerja masih rendah. Faktor penyebab rendahnya motivasi guru antara lain: 1) latar belakang pendidikan dan kemampuan guru dalam bidang tugas; 2) sikap acuh/tidak peduli yang ditunjukan oleh seorang guru; 3) gaji guru; 4) kepala sekolah belum melaksanakan pembinaan motivasi kepada guru.

Dari 8 guru yang ada di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu, 6 guru (75,0%) memiliki motivasi mengajar rendah dan belum melaksanakan tugas guru sebagaimana mestinya. Hal ini dapat di kemukakan sebagai berikut: Keberang-katan tepat waktu baru mencapai 37%, Disiplin masuk kelas baru mencapai 34%, Kemampuan mengelola pembelajaran 41%, Kemampuan mengevaluasi pembela-jaran 41%, Kemampuan merefleksi pembe-lajaran 37%, Disiplin Mengakhiri Pembe-lajaran 34 %

Temuan dilapangan menunjukan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Berkaitan dengan hal tersebut kepala sekolah perlu melakukan tindakan dalam pembinaan kinerja guru untuk meningkatkan motivasi mengajar.

Penelitian tindakan sekolah perlu dilaksanakan agar pemecahan masalah tersebut diatasi. Jika masalah ini tidak segera diatasi maka dikhawatirkan untuk sekolah kehilangan peminatnya.

Rumusan Masalah

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini peneliti memberikan rumusan masalah sebagai berikut: ”Apakah pembinaan motivasi kerja oleh kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi mengajar guru di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Ban-jarmangu pada semester gasal Tahun pelajaran 2013/2014?

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah untuk meningkatkan motivasi mengajar guru melalui pembinaan motivasi oleh kepala sekolah di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu pada semester gasal Tahun pelajaran 2013/ 2014

KAJIAN TEORI

Pengertian Motivasi

Menurut Hamzah B uno (2006: 1) hakekat motivasi adalah dasar yang menggerakan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. .

Moslow sebagai tokoh motivasi aliran humenisme mengatakan bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis se-muanya laten dalam diri manusia. Kebu-tuhan tersebut mencakup kebutuhan fis-iologis (sandang, pangan) kebutuhan rasa aman (bebas bahaya) kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri (Hamzah, 2006)

Menurut Hamzah (2006) Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang mempe-ngaruhi kesiapan untuk memulai melaku-kan rangkian kegiatan dalam suatu perilaku. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpres-tasikan dari tingkahlakunya. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan muncul-nya feeling, dan didahului dengan tanggap-an terhadap adanya tujuan. Pernyataan ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu; (2) Motivasi ditandai adanya rasa atau feeling, afaksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiawaan, afaksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; (3) Motivasi dirangsang karena adanya tujuan

Selanjutnya Hamzah mengatakan motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubah-an tingkah laku/ aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya dengan sasaran sebagai berikut: (1) Mendorong manusia untuk melakukan sesuatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuh-an. Dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi. (2) Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai. (3) Menetukan perbuatan yang harus dilakukan

Atkinson dalam Hamzah (2006: 8) mengemukakan bahwa kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi, peluang serta intensif, begitu pulaivasi berprestasi sebaiknya dengan kecenderungan untuk gagal. Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siswa dengan melihat suasana emosional siswa tersebut. Motivasi berpres-tasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.

Bropy dalam Hamzah (2006: 9) mengemukakan suatu daftar strategi moti-vasi yang digunakan guru untuk membe-rikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar: (1) Keterkaitan dengan kondisi da-lam lingkungan yang berisi kondisi ling-kungan sportif, kondisi tingkat kesukaran, kondisi belajar yang bermakna dan pengganggu strategi yang bermakna. (2) Harapan untuk berhasil, berisi kesuksesan program, tujuan pengajar, remidial sosiali penghargaan dari luar yang dapat berisi hadiah, kompetensi positif nilai hasil belajar.

Motivasi merupakan kemauan (will-ingness) untuk mengerjakan sesuatu Kemauan tersebut tampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seesorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih keras berusaha dari pada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati secara langsung. Melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu.

Pembinaan Motivasi Kerja Guru

Menurut Imron (1995: 9) secara terminologis, pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah dan pengawas serta pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pembinaan guru atau supervsi adalah: (1) Serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional (2) Layanan profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru .(3) Maksud layanan tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat dicapai.

Motivasi kerja guru bisa rendah bisa tinggi. Seseorang guru memiliki motivasi kerja tinggi akan memiliki kemauan keras atau kesungguhan hati untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dan akibatnya produktifitasnya akan meningkat. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki kerja yang rendah akan kurang memiliki kemauan keras untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dan akibatnya produktifitasnya menurun.

Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendorong guru bekerja atau apa saja yang diinginkan guru melalui Wiles (1955) mengidentifikasikan delapan kebutuhan guru, sebagai berikut: rasa aman dan hidup layak, kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perla-kuan yang jujur dan wajar, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan, ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah, Kesempatan mengembangkan self respect.

Langkah–langkah pembinaan motivasi: 1) Identifikasi kebutuhan, 2) Membantu kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, 3) Membantu kompetensi guru dalam mengevaluasi pembelajaran, 4) Membantu kompetensi guru dalam mere-fleksi pembelajaran, 5) Membantu kompetensi guru dalam Mengakhiri Pembelajaran.

Kinerja Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi perserta didik pada pendidik-an anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan mene-ngah.

Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang profesinya dengan keilmuan yang dimilikinya, ia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Di samping guru sebagai pendidik dan pengajar

HIPOTESIS TINDAKAN

Melalui pembinaan motivasi kerja oleh Kepala Sekolah dapat meningkatkan motivasi mengajar guru di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014

METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarma-ngu pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan selama 4 ( empat ) bulan dari bulan September 2013 sampai dengan bulan Desember 2013. Subyek penelitian ini adalah guru SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu yang berjumlah 8 orang.

Tekhnik dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam bentuk non test yaitu dengan melakukan observasi (pengamat-an). dokumentasi, dan wawancara. Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas tiga kegiatan pokok, yaitu pengumpulan data awal, data hasil analisis pada siklus I, dan data hasil analisis pada siklus II. Observasi ini menggunakan alat berbentuk pedoman atau lembar observasi/pengamatan. Guru dalam kesiapan mengajar. Dokumentasi menggunakan lembar kerja untuk mencatat dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti seperti daftar nama, catatan kejadian sehari-hari guru yang menjadi subyek penelitian. Wawancara menggunakan alat berupa pedoman wawancara.

Validasi dan Analisis Data

Validasi data dilakukan secara kolaboratif untuk memperoleh informasi yang akurat dan analisis data. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku guru dalam persiapan pembelajaran. Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran .Setelah data yang dipergunakan diperoleh, maka data berupa nilai hasil pengamatan di analisis dengan menghitung persentase jumlah guru yang dapat meningkatkan motivasi mengajar melalui pembinaan kinerja oleh kepala sekolah.

Analisis data dilakukan berdasar-kan data kualitatif diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kesiapan dan persiapan mengajar, data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis diskiptif.

Lembar observasi yang peneliti susun berjudul motivasi guru dalam kesiapan persiapan mengajar. Berisi identitas guru, tempat penelitian, waktu penelitian kemudian aspek yang diamati mencakup 6 (enam) aspek yaitu: 1) Aspek keberangkatan guru tepat waktu, 2) Disiplin masuk kelas, 3) Kemampuan mengelola pembelajaran, 4) Kemampuan mengevaluasi pembelajaran, 5) Kemampu-an merefleksi pembelajaran dan 6) Disiplin mengakhiri pembelajaran.

Dalam lembar observasi menggu-nakan norma penilaian sebagai berikut: 0 – 5 kurang motivasi, 6 – 11 cukup motivasi, 12 – 17 motivasi, 18 – 24 motivasi tinggi.

Indikator Kinerja

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi mengajar guru dalam kegiatan pembinaan motivasi kerja dinyatakan berhasil jika 75% guru memiliki motivasi mengajar yang baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi mengajar guru adalah terjadi peningkatan motivasi persi-apan mengajar. terjadi peningkatan moti-vasi dalam mengelola pembelajaran, meningkatnya kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran, meningkatnya kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran, dan meningkatnya kinerja guru sehingga berimbas pada meningkat-nya mutu pembelajaran

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian tindakan sekolah, dan pelaksanaanya melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: peren-canaan (plaining), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (re-flection)

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan untuk merevisi rencana, jika tindakan yang dilakukan belum berhasil.

HASIL TINDAKAN

Diskripsi Kondisi Awal

Seorang guru yang bermotivasi seharusnya melakukan persiapan mengajar dan melakukan pelaksanaan pembelajaran dari persiapan awal, pelaksanaan pembela-jaran, evaluasi dan refleksi sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan sehingga pandangan-pandangan guru tentang pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pemahaman semestinya.

Namun demikian kenyataan yang ada menyebutkan bahwa masih banyak guru yang memiliki motivasi mengajar dengan baik dan belum melakanakan tugas sebagaimana mestinya.

Dari 8 guru yang ada di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu, 6 guru memiliki motivasi mengajar yang rendah dan belum melaksanakan tugas sebagai guru dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 1. Motivasi Mengajar Guru Pada kondisi awal,

No

Uraian

Interval

Frekuensi

Prosentase

1.

Kurang Motivasi

1-5

1

12,5%

2.

Cukup Motivasi

6-11

5

62,5%

3.

Motivasi

12-17

2

25%

4.

Motivasi tinggi

18-24

0

0%

Jumlah

8

100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 8 guru SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang kurang motivasi 1 orang (12,5), yang cukup motivasi 6 orang (62,5%), yang memiliki motivasi 2 orang (25%), dan yang memiliki motivasi tinggi belum ada. Guna mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan pembinaan motivasi kerja yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi mengajar guru di SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu.

Deskripsi Hasil Siklus I

Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan pembinaan motivasi kerja Siklus I secara kelompok. Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut: Menyiapkan bahan, infentarisasi kebutuhan dan infentarisasi masalah rendahnya motivasi mengajar. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya adalah lembar observasi dan APKG (Alat Penilaian Kinerja Guru) sebagai alat untuk mengumpulkan informasi, Lembar observasi/ pengamatan, dan pedoman wawancara.

Kegiatan tindakan di laksanakan peneliti setelah perencanaan di susun. Kegiatan tindakan diawali dengan meng-adakan observasi kesiapan persiapan mengajar kemudian di lanjutkan Pembina-an motivasi kerja secara kelompok.

Dalam pembinaan motivasi kerja ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan, pengetahuan dan penyegaran serta tambahan informasi kepada guru dalam hal pembinaan motivasi mengajar. Pembinaan motivasi mengajar di lakukan untuk melihat sejauh mana guru melakukan perubahan pembelajaran serta kesiapan dalam proses pembelajaran. Hasil Setelah di laksanakan pembinaan motivasi kerja guru, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Motivasi Mengajar Guru Pada siklus I

No

Uraian

Interval

Frekuensi

Prosentase

1

Kurang Motivasi

1-5

0

0%

2

Cukup Motivasi

6-11

3

37,5%

3

Motivasi

12-17

3

37,5%

4

Motivasi tinggi

18-24

2

25%

Jumlah

8

100%

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 8 guru SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu yang kurang motivasi mengajarnya tidak ada, yang memiliki cukup motivasi dalam motivasi mengajar berjumlah 3 orang (37,5%) , yang motivasi berjumlah 3 orang (37,5%) dan yang memiliki motivasi tinggi 2 orang (25%).

Diskripsi Hasil Siklus II

Menyampaikan hasil siklus I kepa-da guru. Kekurangan hasil pada siklus I ini ditindaklanjuti peneliti dengan merencana-kan pembinaan motivasi secara individu tentang motivasi mengajar dan pemberian penghargaan. Peneliti membantu menyem-purnakan dan memecahkan kesulitan guru.

Setelah pelaksanaan pembinaan motivasi kerja masing-masing guru untuk menerapkan pembalajaran. Motivasi mengajar guru dinilai oleh kepala sekoah dengan instrumen yang sudah disediakan peneliti. Hasil tindakan pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Motivasi Mengajar Guru Pada siklus II

No

Uraian

Interval

Frekuensi

Prosentase

1

Kurang Motivasi

1-5

0

0%

2

Cukup Motivasi

6-11

1

12,5%

3

Motivasi

12-17

2

25%

4

Motivasi tinggi

18-24

5

62,5%

Jumlah

8

100%

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 8 guru SD Negeri Pekandangan Kecamatan Banjarmangu yang kurang motivasi mengajarnya tidak ada, yang memiliki cukup motivasi dalam motivasi mengajar berjumlah 1 orang (12,5%) , yang motivasi berjumlah 2 orang (25%) dan yang memiliki motivasi tinggi 5 orang (62,5%).

Pembahasan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan setelah melihat kondisi awal, kemudian dimulai dengan melaksanakan pembinaan motivasi kerja guru secara kelompok oleh kepala sekolah. Hasilnya dinilai dengan menggunakan instrumen yang disiapkan peneliti. Hasil pada siklus I motivasi mengajar guru yang baik yaitu yang memiliki motivasi dan motivasi tinggi 62,5% naik 37,5 dibanding kondisi awal sebesar 25%. Hasil belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka perlu dilaksanakan pembinaan motivasi mengajar guru secara individu dan pemberian penghargaan oleh kepala sekolah.

Setelah mengatahui kekurangan mitivasi mengajar guru dalam melaksana-kan pembelajaran pada siklus I peneliti memberikan pembinaan motivasi kerja oleh kepala sekolah dalam melaksanakan pembelajaran tahap II. Pembinaan motivasi kerja oleh kepala sekolah dalam melaksa-nakan pembelajaran pada Siklus II ternyata lebih meningkatkan motivasi mengajar guru, sehingga hasilnya meningkat. Hasil pada siklus II motivasi mengajar guru yang baik yaitu yang memiliki motivasi dan motivasi tinggi 87,5% naik 25% dibanding siklus I sebesar 62,5%. Hasil penelitian sudah melebihi indikator keberhasilan, maka tindakan pembinaan motivasi kerja oleh kepala sekolah telah berhasil.

Temuan selama kegiatan penelitian terutama dari hasil pembinaan motivasi kerja oleh kepala sekolah berhasil mening-katkan motivasi mengajar guru. Hasil penelitian tindakan pembinaan kinerja guru terbukti memberikan dampak peningkatan motivasi mengajar.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindak-an dapat disimpulkan bahwa pembinaan motivasi kerja oleh kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi mengajar di SD Negari Pekandangan Kecamatan Banjarmangu. Hasil penelitian diperoleh hasil peningkatan motivasi mengajar guru dari kondisi awal sebelum tindakan, motivasi mengajar guru yang baik 25%, setelah tindakan siklus I menjadi 62,5% dan setelah tindakan siklus II menjadi 87,5%. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa melalui pembinaan motivasi kerja dapat meningkatkan motivasi mengajar guru.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, anali-sis data dan kesimpulan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu disaran-kan yaitu: bagi peserta didik untuk meningkatkan belajarnya dengan memper-oleh, dan melalui pembelajaran yang nyata sehingga mampu mengembangkan poten-sinya. Bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta sadar akan tugasnya sebagai guru sehingga termotivasi untuk meningkatkan kinerja-nya. Bagi kepala sekolah untuk selalu melaksanakan bimbingan dan memberi motivasi mengajar kepada guru agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Adillah. Wabnode com. Lima langkah menumbuhkan motivasi/ Tembolok-Mirip.

Ali Imron.1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Daley, Denis M. 2002. Strategic Human Resource Management: People and performance managemen in the public sector. New Jersey. Person Education, Inc.

Depdipnas.2002. Standar Kopetensi Guru. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas

 

Hamzah B. Uno.2010. Teori motivasi dan Pengukurannya: Analisi di Bidang Pendidikan. Ed I Cet 6- Jakarta: Bumi Aksara.