Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI LUAS LINGKARAN SISWA KELAS VI
SD NEGERI ISDIMAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Widyastuti Rudhatin
SD Negeri Isdiman Jambu
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran matematika pada materi luas lingkaran kelas VI. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI materi luas lingkaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Instruction bulan Agustus-Oktober 2016 dengan subjek siswa kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari dua kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction, hasil belajar siswa meningkat. Pada pembelajaran awal, ketuntasan hanya 25,81%. Setelah menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Instruction, persentase ketuntasan siklus I meningkat menjadi 51,61%, sdan persentase ketuntasan siklus II naik menjadi 100%. Disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi luas lingkaran.
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Model Pembelajaran Problem Based Instruction, Luas Lingkaran
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, kita memerlukan pendidikan bermutu tinggi yang membawa generasi muda menjadi manusia yang cerdas, terampil, bertanggung jawab, cinta tanah air, dan berkompeten dalam pembangunan.
Untuk menjadikan siswa menjadi generasi muda yang berkompeten, setiap siswa mengikuti proses pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirimya, masyarakat, bangsa dan negara.” Dalam mengembangkan potensi diri dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Matematika diberikan sejak Sekolah Dasar. Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya dan mengembangkan pola pikirnya.
Pada kenyataannya ada perbedaan khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan pada tingkat berfikirnya, karena tahap berfikir mereka masih belum formal dan para siswa kelas rendah masih berada pada tahapan (pra konkret). Dilain pihak, matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Namun sayangnya, pengembangan sistem atau model matematika itu tidak selalu sejalan dengan perkembangan berfikir anak terutama pada anak-anak usia SD. Mereka baru berada pada Tahap Operasional Konkret. Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa, kadang-kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi siswa (Peaget: 2010).
Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran matematika, khususnya materi luas lingkaran. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction pada materi luas lingkaran. Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan serta lebih bermakna sehingga memudahkan pemahaman dan keberhasilan anak pada pembelajaran matematika.
Fakta yang terjadi pada pembelajaran Matematika di SD Negeri Isdiman Jambu khususnya siswa kelas VI masih pasif, siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, prestasi belajar kurang maksimal, kelas menjadi kurang hidup. Pembelajaran kurang bermakna bagi. Nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran Matematika 58,33. Menyadari hal tersebut peneliti bertekad untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yang memfokuskan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika pada siswa kelas VI dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction pada Materi luas lingkaran Siswa Kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 “.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diatas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi luas lingkaran Kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? “
Tujuan Penelitian
Rendahnya hasil belajar matematika kelas VI segera ditangani, yaitu dengan memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Problem Based Instruction. Tujuan penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction pada Materi luas lingkaran Kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat dijadikan acuan bagi pengajar pada pembelajaran matematika kelas VI pada umumnya dan khususnya berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar dengan Pembelajaran Problem Based Instruction.
Secara praktis
Bagi Peneliti
- Memperoleh pengalaman dalam menerapkan pembelajaran melalui Pembelajaran Problem Based Instruction,
- Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik,
- Peneliti dapat berkembang secara profesional,
- Peneliti memperoleh kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Bagi siswa
- Pembelajaran lebih bermakna bagi siswa,
- Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa,
- Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi sekolah
- Dapat memberikan masukan mengenai penggunaan Pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika,
- Dapat menjadi kontribusi yang positif demi kemajuan sekolah.
Bagi pembaca
- Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi bagi pembaca untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran,
- Dapat memberikan kritik atau saran terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Pengertian Belajar
Menurut Trianto (2010:15) “belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Herman Hudoyo (1988;19) menyatakan bahwa seseorang dikatakan belajar dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang akan terarah dan sistematik. Belajar dengan proses pembelajaran harus adanya peran guru, bahan belajar dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan ketika pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan seseorang untuk membangun pengetahuan baru dan memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif permanen berkat pengalaman atau latihan. Perubahan tersebut berbentuk perubahan pengetahuan atau perilaku yang dimiliki dalam waktu yang relatif karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar.
Model Pembelajaran Problem Based Instruction
Rusman (2010:133) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Problem Based Instruction merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Trianto, 2014:92). Secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada peserta didik situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model pembelajaran Problem Based Instruction membutuhkan kerja sama antar peserta didik dalam memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh peserta didik dan guru.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto (2010: 58) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2016. Alasannya pada semester ganjil ini menyesuaikan dengan materi yang ada dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas VI.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu, UPTD Pendidikan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 31 siswa.
Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif yaitu hasil pengamatan selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung. Sedangkan teknik analisis data secara kuantitatif yaitu proses penilaian kepada siswa tentang nilai sikap, proses, dan pengetahuan yang dinilai menggunakan skor. Dari hasil analisis data secara kualitatif dan kuantitatif kemudian disimpulkan secara kualitatif tentang hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.
Hasil Data Kualitatif
Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√) pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut.
Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) adalah tentang keefektifan Pembelajaran Problem Based Instruction dalam meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran matematika tentang luas lingkaran. Untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan ini ditekankan pada:
- Kegiatan guru dalam menerapkan Pembelajaran Problem Based Instruction ,
- Aktifitas anak dalam pelaksanaan pembelajaran,
- Keaktifan anak dalam pelaksanaan Pembelajaran Problem Based Instruction ,
- Indikator yang diamati pada lembar observasi guru terlampir.
Hasil Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif. Dari hasil tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan Pembelajaran Problem Based Instruction dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Data kuantitatif tersebut sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Setelah guru memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal. Hasil analisis hasil belajar siswa terlampir.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi.
Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1989: 32). Hasil tes I dianalisis, dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan siswa yang selanjutanya digunakan sebagai dasar untuk menghadapi siklus II. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penilaian individu.
Observasi (Pengamatan)
Teknik pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis (Nurgiyantoro, 2001: 57). Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi pada penelitian ini yaitu pada observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Deskripsi Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu tahun pelajaran 2016/2017 adalah siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika yaitu tentang luas lingkaran. Hasil belajar siswa sangat rendah. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan guru. Hal ini karena guru dalam pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan metode pembelajaran yang menarik.
Untuk mengetahui persentase rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika
No | Rentang | Frekuensi | Persentase (%) |
1
2 3 4 5 6 7 8 |
21 – 30
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 -100 |
0
10 0 13 0 8 0 0 |
0
32,25 0 41,94 0 25,81 0 0 |
Jumlah | 31 | 100 |
Dari data dapat dikemukakan bahwa siswa yang mendapat nilai ≥70 hanya 8 siswa atau 25,81% dari jumlah siswa seluruhnya 31. Sedangkan nilai yang kurang dari 70 sebanyak 23 siswa atau 74,19% dari 31 siswa.
Deskripsi Siklus 1
Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dikemukakan bahwa selama kegiatan pembelajaran dengan Pembelajaran Problem Based Instruction: 1) Peserta didik belum mampu mengkondisikan diri dalam bentuk kelompok dikarenakan belum terbiasa dengan pembelajaran kelompok, dan terkesan malu-malu. Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Instruction belum terlaksana sebagaimana mestinya. 2) Peserta didik kurang berani bertanya, masih malu untuk menjawab pertanyaan dari guru atau teman. Oleh karenanya guru kadang menunjuk ketua kelompok atau peserta didik yang lain untuk menjawab pertanyaan guru. 3) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas.
Hasil belajar siswa siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I Mata Pelajaran Matematika
No | Rentang | Frekuensi | Persentase (%) |
1
2 3 4 5 6 7 8 |
21 – 30
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 -100 |
0
2 0 13 0 16 0 0 |
0
6,45 0 41,94 0 51,61 0 0 |
Jumlah | 31 | 100 |
Hasil dari observasi/pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan, hambatan, dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran.
Kelemahan pada siklus I adalah 1) Dari lembar observasi aktivitas peserta didik pada siklus I masih terdapat 9 peserta didik yang belum aktif berdiskusi dikarenakan pada pembagian kelompok siklus I dibentuk secara acak, peserta didik berhitung mulai dari nomor satu sampai enam secara urut, kemudian pada nomor satu berkelompok dengan nomor satu, nomor dua berkelompok dengan nomor dua dan seterusnya. Jadi dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Sehingga dari pengelompokan secara acak tersebut membuat peserta didik yang pandai memilih berkelompok dengan teman yang pandai, sementara peserta didik yang kurang pandai harus berkelompok dengan peserta didik yang kurang pandai juga, 2) Pengelolaan kelas belum maksimal, 3) Ketuntasan siswa belum sesuai harapan masih 7 siswa atau 50% belum mencapai KKM.
Kelebihan pada siklus I adalah adanya peningkatan motivasi belajar siswa sehingga siswa meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dari rata-rata kelas 58,71 menjadi 69,03. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran luas lingkaran ini dikarenakan penggunakan Pembelajaran Problem Based Instruction. Pembelajaran ini perlu ditingkatkan karena indikator kinerja yang belum tercapai yaitu rata-rata kelas 70 belum tercapai dan tingkat pencapaian KKM belum mencapai 70% dari jumlah peserta didik.
Dengan dasar tes formatif yang belum mencapai ketuntasan 70%, peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya. Yang menjadi fokus perbaikan adalah: 1) Pembagian dalam kelompok terdiri dari peserta didik yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah, sehingga diharapkan diskusi dapat berjalan dengan baik. 2) Guru harus memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran, mampu bekerja sama dan dapat mengkondisikan diri dalam berdiskusi kelompok. 3) Ketika kelompok berdiskusi, guru harus lebih memonitoring terhadap semua kelompok agar saling berdiskusi dan bersama-sama memecahkan masalah. Sehingga diharapkan tidak ada peserta didik yang belum menguasai materi yang diajarkan.
Deskripsi Siklus II
Hasil pengamatan dalam pembelajaran matematika materi luas lingkaran dengan Pembelajaran Problem Based Instruction pada siklus II dapat dikatakan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran meningkat, antusias siswa dalam pembelajaran maupun mengerjakan tugas meningkat, dan hasil belajar siswa meningkat tajam.
Untuk mengetahui persentase rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.6 di bawah ini:
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II Mata Pelajaran Matematika
No | Rentang | Frekuensi | Persentase (%) |
1
2 3 4 5 6 7 8 |
21 – 30
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 -100 |
0
0 0 0 0 25 0 6 |
0
0 0 0 0 80,65 0 19,35 |
Jumlah | 31 | 100 |
Hasil tes formatif siklus II adalah siswa tuntas KKM (100%). Rata-rata kelas pada siklus II 83,87. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100, nilai terendah 80.
Setelah melakukan perbaikan siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala dan hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus II.
Kelebihan dalam proses pembelajaran siklus II ini adalah hasil peserta didik meningkat dari rata-rata siklus I, yaitu dari rata-rata kelas 69,03 menjadi 83,87. Terjadi peningkatan sebesar 14,84. Semua siswa dapat mencapai nilai KKM. Dalam proses pembelajaran siklus II, siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih cepat menyelesaikan tugas dan tes yang diberikan oleh guru. Selain itu, indikator yang ditentukan dalam penelitian ini tercapai, yakni nilai rata-rata lebih dari 70 dan tingkat ketuntasan juga melebihi 70. Sehingga tidak diperlukan siklus selanjutnya.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah tindakan diberikan pada siklus I dan siklus II, hasil tes formatif siswa dianalisis berdasarkan bagan alur yang dipilih dalam penelitian, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Data-data perbandingan nilai siswa pada mata pelajaran matematika materi luas lingkarandi SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Data Perkembangan Nilai Siswa Sebelum Perbaikan dan Sesudah Perbaikan Pembelajaran
NO | Nilai | Jumlah Siswa | ||
Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | ||
1 | 21-30 | 0 | 0 | 0 |
2 | 31-40 | 10 | 2 | 0 |
3 | 41-50 | 0 | 0 | 0 |
4 | 51-60 | 13 | 13 | 0 |
5 | 61-70 | 0 | 0 | 0 |
6 | 71-80 | 8 | 16 | 25 |
7 | 81-90 | 0 | 0 | 0 |
8 | 91-100 | 0 | 0 | 6 |
Jumlah | 1.820 | 2.140 | 2.600 | |
Rata-rata | 58,71 | 69,03 | 83,87 | |
Ketuntasan | 25,81 | 51,61 | 100 | |
Nilai Tertinggi | 80 | 80 | 100 | |
Nilai Terendah | 40 | 40 | 80 |
Pembelajaran melalui Pembelajaran Problem Based Instruction dengan materi luas lingkaran menunjukkan hasil belajar yang efektif dan meningkat. Melihat perkembangan nilai siswa dalam tabel perkembangan nilai siswa dan histogram tersebut dapat dikemukakan bahwa ada perbedaan signifikan dari motivasi dan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan Pembelajaran Problem Based Instruction pada mata pelajaran matematika materi luas lingkaran siswa kelas VI pelajaran 2016/2017 meningkat. Melalui perbandingan nilai rata-rata, nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu 58,71; 69,03 dan 83,87 serta perbandingan persentase pencapaian KKM siswa dari sebelum siklus 25,81% menjadi 51,61% dan siklus II naik 100%. Dapat ditentukan bahwa pembelajaran melalui Pembelajaran Problem Based Instruction dapat dijadikan sarana efekif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu tahun pelajaran 2016/2017.
Penggunaan Pembelajaran Problem Based Instruction bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa pada materi luas lingkaran, sehingga hipotesis yang dikemukakan diterima, yakni Penggunaan Pembelajaran Problem Based Instruction terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas lingkaran kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penggunaan Pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas lingkaran siswa kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017, yang berupa peningkatan rata-rata belajar siswa dari 58,71; 69,03; dan siklus II menjadi 83,87.
Saran
Untuk mengintensifkan Pembelajaran Problem Based Instruction pada mata pelajaran matematika materi luas lingkaran kelas VI SD Negeri Isdiman Jambu Kabupaten Semarang dapat disarankan:
- Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami materi;
- Model pembelajaran Problem Based Insruction dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi keliling dan luas lingkaran disarankan menggunakan model pembelajaran tersebut;
- Peserta didik dibiasakan berdiskusi serta mengemukakan pendapat dalam kelas, sehingga selama proses pembelajaran peserta didik tidak hanya datang, duduk, dan diam;
- Untuk instansi (sekolah yang diteliti) bisa menerapkan model pembelajaran Problem Based Instrution dalam pembelajaran pada mata pelajaran lain yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dirjendikti.
Kemmis, S dan R. Mc Taggart. 1998. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Piaget, Jean & Barbel Inhelder. 2010. Psikologi Anak. (Penerjemah: Miftahul Jannah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Bumi Aksara.
|
Wijaya, Hari. 2009. Meningkatkan kecerdasan Matematika. Yogyakarta: Tugu Publiser.