Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Demonstrasi Bervariasi dan Penggunaan Alat Peraga
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI LINGKARAN MELALUI METODE
DEMONSTRASI BERVARIASI DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 8B MTs NEGERI BENDOSARI SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sri Hidayati
Guru Mata Pelajaran Matematika MTs Negeri Bendosari
ABSTRAK
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah untuk: “Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Lingkaran siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui metode diskusi bervariasi dan penggunaan alat peragaâ€. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, teman sejawat, dan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 22 siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dimulai tanggal 6 Pebruari 2018 sampai dengan 28 April 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi dan (b) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, dan (d) analisis dan refleksi. Hasil penelitian: 1. Hasil evaluasi belajar Matematika siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari sangat rendah, dimana rata-rata kelas adalah 64,95. Sedangkan dilihat dari ketuntasan belajar siswa hanya 9 siswa atau 41% siswa yang menuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, sisanya 13 siswa atau 59% tidak tuntas karena nilainya di bawah 75. Pada Siklus I, setelah guru menerapkan metode metode demonstrasi bervariasi maka hasil hasil belajar meningkat dengan hasil: siswa yang belum memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 4 siswa atau 18% sedangkan yang sudah memenuhi KKM (>75) adalah sebanyak 18 siswa atau 82%. Dengan demikian perbaikan pembelajaran Siklus I belum berhasil dan perlu adanya perbaikan pembelajaran Siklus II. Pada Siklus II, setelah guru menenerapkan metode demonstrasi bervariasi sebagai lanjutan dari Siklus I: siswa yang sudah memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 22 siswa atau 100% sedangkan yang belum memenuhi KKM (>75) tidak ada atau 0%. Dengan demikian perbaikan pembelajaran Siklus II telah berhasil.
Kata kunci: Demonstrasi Bervariasi, Alat Peraga dan Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Sebelum penelitian dilakukan bahwa pada tindakan awal (Pra Siklus) kondisi proses belajar mengajar belum baik, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester genap tahun pelajaran 2017/2018 rendah, hasil tersebut dapat dilihat pada ulangan harian pada materi Lingkaran.
Adapun hasil evaluasi belajar Matematika siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari sangat rendah, dimana rata-rata kelas adalah 64,95. Sedangkan dilihat dari ketuntasan belajar siswa hanya 9 siswa atau 41% siswa yang menuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, sisanya 13 siswa atau 59% tidak tuntas karena nilainya di bawah 75.
Hasil-hasil tersebut diperoleh karena siswa takut terhadap mata pelajaran Matematika yang dipandang pelajaran yang sukar. Selain itu kektifan belajar siswa juga dipandang masih kurang, dimana pada saat pelajaran banyak siswa yang perhatiannya tidak focus terhadap materi yang sedang diajarkan.
Pada kondisi akhir setelah peneliti melakukan setiap tahap tindakan baik pada tindakan siklus I diharapkan ada peningkatan terhadap hasil prestasi belajar dari hasil ulangan harian untuk jumlah siswa tuntas, belum tuntas, nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata nilai pada mata pelajaran Matematika kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Adapun tentang masalah rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika oleh siswa kelas 8B Semester genap tahun pelajaran 2017/2018 perlu dipecahkan dengan penerapan metode pembelajaran demonstrasi bervariasi dan penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan penerapan metode pembelajaran demonstrasi bervariasi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyerap materi mata pelajaran Matematika materi Lingkaran pada siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester genap tahun pelajaran 2017/2018?â€.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakan penelitian ini adalah: “Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Lingkaran pada siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
Kajian Teori
Hakikat Belajar
Sardiman (2013: 2) mengatakan belajar adalah usaha mengubah tingkah laku. Selanjutnya Hamalik (2010:36) belajar adalah modifikasi atau mempengaruhi kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan saja mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perbaikan kelakuan.
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya†(Slameto, 2003: 2).
M. Ngalim Purwanto (2003: 85) mengemukakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa ahli di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.
Hakekat Pembelajaran Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Yunani, yakni mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu berasal dari kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike juga berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2013: 430) matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Dalam proses pembelajaran matematika, siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Melalui pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP. Seorang guru SMP yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika.
Hakikat Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan tujuan pengajaran yang diharapkan semua peserta didik. Untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran tersebut perlu adanya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, materi pelajaran, metode pengajaran, kurikulum dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta didukung oleh lingkungan belajar-mengajar yang kondusif.
Menurut WJS. Poerdarminta dikutip dari Nelly Maghfiroh (2013: 48) berpendapat, bahwa hasil adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya). Hasil belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai–nilai kecakapan.
Melalui proses belajar seorang siswa akan mengalami perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya untuk mencapai prestasi maksimal. Menurut Sri Subarinah (2006: 1) menjelaskan matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Hakikatnya belajar matematika adalah belajar konsep, struktur konsep, dan mancari hubungan antar konsep dan strukturnya.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli, maka dapat dikatakan bahwa hasil prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor.
Metode Pembelajaran Demonstrasi Bervariasi
Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik. Metode adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dan untuk memberikan kemudahan kepada siswa menuju tercapainya tujuan tertentu (Saliwangi, 2010: 1).
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah: cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran tertentu kepada siswa agar pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya dapat tercapai secara optimal.
Pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah (2014: 201) adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan materi yang sedang disajikan. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, demonstrasi yaitu mempertunjukkan atau mempertontonkan mengenai cara-caranya dengan alat-alat perkakas (Agus Sulistyo dan Adi Mulyono, 2013: 115).
Sedangkan bervariasi menurut Agus Sulistyo dan Adi Mulyono (2013: 474) berasal dari kada dasar variasi yang artinya selingan, selang seling. Dari pengertian kata tersebut maka yang disebut dengan metode demonstrasi bervariasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan materi yang sedang disajikan yang diselingi dengan dengan metode pembelajaran yang lain seperti ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, diskusi, dan penugasan.
Alat Peraga
Alat peraga adalah sumber belajar berupa alat yang dapat membantu guru untuk memperjelas dan memvisualisasikan konsep atau pengertian setelah melatih untuk mencapai keterampilan tertentu (Depdikbud, 2013: 1). Sebagai masukan instrument dalam proses belajar mengajar untuk sarana pendidikan, dalam hal ini alat peraga punya peranan yang sangat penting dan bahkan dalam hal-hal tertentu akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
Sedangkan menurut Achmad D. S. (1996: 1) mengatakan bahwa, “Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas dan menarik perhatian siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Alat peraga sebaiknya mudah cara menggunakannya, tidak bahaya, mudah dicari, murah harganya, dan lebih utama lagi siswa dapat membuatnya sendiriâ€.
Pemanfaatan alat peraga secara kelompok besar dan kelompok kecil dengan kelompok belajar yang dipandu oleh guru kelas akan berakibat pada situasi proses belajar mengajar dapat terfokus, maka siswa akan menjadi lebih aktif dan berwibawa dalam pemanfaatan alat peraga secara kelompok besar dan kelompok kecil. Sesudah kegiatan belajar mengajar dengan demonstrasi dan penggunaan alat peraga yang dipandu oleh guru kelas, maka hasil yang diharapkan menjadi meningkat.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas dan menarik perhatian siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar, dimana alat peraga ini mudah didapat dari lingkungan sekitar atau dapat dibuat sendiri oleh guru maupun siswa dengan biaya yang relatif murah.
Langkah-Langkah Penerapan Metode Demonstrasi Bervariasi
Penerapan metode demonstrasi menurut Hasibuan dan Mujiono (2009: 31) sebagai berikut:
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapt dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebainya sebelum demontrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
2) Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas.
3) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
4) Menetapkan rencana untuk menilai kamajuan siswa.
Kerangka Berfikir
Banyak siswa yang menganggap bahwa belajar matematika itu sulit, sehingga siswa cenderung kurang menyukai pelajaran matematika, bahkan mereka memiliki minat yang rendah dalam menekuni pelajaran matematika.
Dalam pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi siswa yang mengalami kesulitan bisa terbantu karena bisa belajar secara langsung melalui pengamatan terhadap guru. Dalam pembelajaran demonstrasi bervariasi guru menerangkan dengan alat peraga, memberi contoh, membentuk kelompok belajar, penugasan, dan diskusi.
Aktivitas belajar dengan meng-gunakan media yang dirancang dalam motode pembelajaran demonstrasi bervariasi memungkinkan siswa untuk tertarik dan belajar dengan lebih untuk memahami materi disamping untuk menumbuhkan keaktifan, kerjasama, inisiatif, kreatifitas, minat, dan motivasi siswa selama proses pembelajaran. Dengan demikian melalui metode demonstrasi bervariasi diduga dapat meningkatkan proses belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Melalui metode demonstrasi bervariasi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi lingkaran siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2014 sampai dengan bulan Desember 2014.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas 8B MTs Negeri Bendosari Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah Semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
Sumber Data
a. Sumber data Primer: yaitu siswa yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil ulangan harian pada pra siklus, siklus 1 dan hasil ulangan harian dari siklus 2.
b. Sumber data sekunder: yaitu siswa yang berkaitan dengan hasil pengamatan/ observasi kegiatan pembelajaran dan pengamatan teman sejawat.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Tes Tertulis untuk ulangan harian pada tindakan pra siklus, ulangan harian siklus I dan ulangan harian siklus II.
b. Non tes yang berupa chek list pernyataan proses belajar oleh siswa, pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan pengamatan teman sejawat pada Standar Kompetensi 1.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Butir soal tes berbentuk uraian
b. Lembaran chek list pernyataan proses belajar siswa, lembar observasi siswa dan lembar observasi teman sejawat.
Validasi Data
Validasi data yang berupa hasil prestasi belajar siswa yang merupakan data kwantitatif dan berbentuk kwalitatif yang meliputi hasil proses belajar siswa yang berupa chek list, hasil observasi aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dan pengamatan teman sejawat digunakan dengan teknik yang berbeda secara silang. Selain itu juga digunakan pengecekan pada sumber yang berbeda.
Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kwantitatif yaitu dengan membandingkan hasil prestasi belajar siswa dari hasil kondisi awal (pra siklus) dengan hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I dan hasil prestasi belajar setelah tindakan siklus II.
Data berupa kwalitatif dari hasil proses belajar berupa chek list, hasil observasi aktivitas siswa, observasi teman sejawat dan refleksinya dilakukan analisis deskriptif kwalitatif yaitu dengan membandingkan dari proses pra siklus dengan siklus I, proses siklus I dengan siklus II, serta membandingkan proses pembelajaran kondisi awal dan kondisi akhir siklus II, untuk selanjutnya dilakukan tindak lanjut.
Indikator Kinerja
Setelah tindakan siklus II berakhir diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan indikator. Siswa tuntas dalam pembelajaran minimal 85%.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan proses yang berkesinambungan yang direncanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklusnya, meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil evaluasi belajar Matematika siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari sangat rendah, dimana rata-rata kelas adalah 64,95. Sedangkan dilihat dari ketuntasan belajar siswa hanya 9 siswa atau 41% siswa yang menuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, sisanya 13 siswa atau 59% tidak tuntas karena nilainya di bawah 75.
Terhadap kegagalan ini, maka guru merefleksikan diri terhadap pembelajaran Matematika yang selama ini dilaksanakan. Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat ditemukan permasalahan bahwa siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini karena selama ini guru dalam menerangkan materi hanya berdasarkan pada buku pegangan, sehingga siswa tidak mengetahui cara menentukan luas keliling, juring, tembereng dari Lingkaran.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat tersebut, maka penulis ingin mengadakan perbaikan dengan menunjukkan atau mendemonstrasikan bagaimana cara menentukan perhitungan Lingkaran dengan menggunakan alat peraga berupa fum (gabus).
Deskripsi Siklus I
Pada Siklus I, setelah guru menerapkan metode metode demonstrasi bervariasi maka hasil hasil belajar meningkat dengan hasil: siswa yang belum memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 4 siswa atau 18% sedangkan yang sudah memenuhi KKM (>75) adalah sebanyak 18 siswa atau 82%.
Kegagalan ini dikarenakan ada siswa yang belum aktif dalam pembelajaran, masih ada siswa yang malu-malu dalam mengungkapkan pendapat atau mengajukan pertanyaan. Guru dalam menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga belum maksimal dan merata. Siswa yang duduk di bagian belakang belum sepenuhnya dapat memperhatikan demonstrasi guru dan penggunaan alat peraga. Guru juga belum terlalu banyak memberi umpan balik dan pujian pada siswa yang telah selesai menjawab pertanyaan yang diberikannya.
Untuk menyikapi hal ini, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus II agar pembelajaran Matematika pada Materi Lingkaran dapat memenuhi KKM yang ditetapkan. Adapun langkah yang dimabil adalah dengan mengoptimalkan penggunaan alat peraga dan siswa harus berani mencoba untuk menggunakan alat peraga tersebut dengan bimbingan guru.
Deskripsi Siklus II
Pada Siklus II, setelah guru menenerapkan metode demonstrasi bervariasi sebagai lanjutan dari Siklus I: siswa yang sudah memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 22 siswa atau 100% sedangkan yang belum memenuhi KKM (>75) tidak ada atau 0%. Dengan demikian perbaikan pembelajaran Siklus II telah berhasil.
Keberhasilan perbaikan Siklus II ini dikarenakan siswa sudah terarah dalam belajar dan siswa sudah memahami cara menggunakan alat peraga berupa kancing genetika atau dengan sedotan yang berwarna-warni. Dengan menggunakan alat peraga ini siswa lebih mudah untuk menghitung Lingkaran. Keberhasilan siklus II ini juga tidak lepas dari bimbingan guru dalam mendemonstrasikan penggunaan alat peraga sehingga siswa kemudian tertarik dan mendemonstrasikan sesuai dengan penjelasan guru. Dalam siklus II ini guru juga memberikan penguatan dan pujian sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar.
PENUTUP
Simpulan
Hasil Prestasi Belajar
Dengan penggunaan metode demonstrasi bervariasi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 8B MTs Negeri Bendosari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran Matematika materi lingkaran.
Implikasi
Dengan telah dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan menerapakan metode pembelajaran demonstrasi bervariasi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan pembelajaran pada mapel Matematika ataupun pembelajaran mata pelajaran lainnya di tingkat Sekolah Menengah Pertama khususnya MTs Negeri Bendosari terutama dalam hal penerapan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Untuk selanjutnya dari penerapan metode pembelajaran demonstrasi bervariasi ini bisa memberikan acuan bagi pengembangan potensi guru dan siswa serta untuk pengambilan kebijakan pada proses pembelajaran dimasa mendatang dalam rangka upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
Saran
Saran untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan motivasi kepada guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus inovatif dan kreatif tentang penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.
Saran untuk Guru
Untuk selalu mengembangkan sikap kreatif dan inovatif agar supaya selalu melekat di jiwa guru dalam rangka peningkatan profesional guru.
Saran untuk Siswa
Untuk selalu memliki keaktifan, kerjasama, inisiatif, kreativitas, minat, dan motivasi belajar yang tinggi dan mendapatkan hasil prestasi belajar yang tinggi, agar dikemudian hari menjadi siswa yang bertaqwa, beriman, berilmu , dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan arah dan tujuan serta misi dan visi, SMP Negeri 1 Bendosari.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono. 2013. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta: CV. Ita.
Arif Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grasindo Persada
Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Cholik, dkk. 2013. Basis Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester genap. Jakarta: Erlangga.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik.2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Haryono, Moh. 2007. Penggunaan Variasi Metode Belajar untuk Membangkitkan Motivasi Belajar Matematika. Widyatama, Vol. 4.
Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Sudijono, A. 2005. Pengantar Statistika Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta
Sutikno, Sobry. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Bandung. NTP Press.
Trianto. 2007. Metode-metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya. Prestasi Pustaka.