UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI MENENTUKAN LUAS BANGUN DATAR

MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING

TIPE GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS III SEMESTER II

SDN 2 PENGKOLREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Lina Handayani

SDN 2 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang menentukan Luas Bangun Datar bagi siswa Kelas III SDN 2 Pengkolrejo Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Manfaat dari cara ini adalah pelajaran lebih hidup, tidak hanya asbtrak secara verbal belaka, siswa dapat memperhatikan melalui visualisasi atau terkaannya dan disaat mendapat penjelasan/ulasan maka timbul dialog dalam dirinya antara lain apa yang diduga atau dipikirkan dengan penjelasan tersebut. Suasana kelas tidak berpusat pada guru melainkan kepada bahan pelajaran. Pada Pra siklus, 11 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 55%. Jadi masih ada 45% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 16 siswa dari 20 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 80% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Pada Siklus II Ketuntasan mencaapi 100% dengan nilai rata-rata 93. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.

Kata Kunci: Group Investigation, Cooperative Learning, Luas Bangun Datar.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan hal-hal berikut. Pertama, membentuk manusia seutuhnya sebagai manusia pembangunan yang berkualitas tinggi dan mampu mandiri. Kedua, memberikan dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujudnya kemampuan bangsa. Ketiga, mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa. Keempat, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia serta mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian sistem pendidikan nasional adalah wahana untuk mencapai cita-cita tujuan nasional.

Sejak tahun 1989, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan sebagai berikut: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Menggunakan metode cooperative learning tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang menentukan Luas Persegi Panjang bagi siswa kelas III SDN 2 Pengkolrejo semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Indetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan upaya mengidentifikasi kekurangan. Hasil pengamatan teman sejawat dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:

a.     Siswa kurang memberikan respon atas pertanyaan guru dan tidak mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan.

b.     Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

c.     Dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal, guru tidak menggunakan metode yang bervariasi.

d.     Rendahnya kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang disajikan guru disebabkan karena proses belajar kurang menarik minat dan perhatian siswa.

Analisis Masalah

Berdasakan identifikasi masalah tersebut diatas, penulis menganalisis bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika adalah:

a.     Dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar kurang maksimal.

b.     Kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang disajikan guru kurang menarik minat dan perhatian siswa

c.     Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah melalui penerapan metode Cooperative Learning Type Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam menentukan Luas Persegi Panjang pada siswa kelas III semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?”

Tujuan Penelitian

Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa dengan menggunakan alat peraga yang optimal dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dapat menjelaskan materi yang diajarkan dan dalam belajar terutama pada pelajaran matematika anak kurang suka pada pelajaran tersebut dan siswa diharapkan dapat: “Meningkatkan hasil belajar matematika materi menentukan Luas Persegi Panjang siswa kelas III semester II SDN 2 Pengkolrejo melalui model pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka)”

Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:

Bagi Kepala Sekolah

a.     Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik

b.     Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan

c.     Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik

d.     Dapat meningkatkan tanggung jawab Guru dan Peserta terhadap tugasnya secara professional.

Bagi Guru

a.     Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi

b.     Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c.     Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.

d.     Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

Bagi Sekolah.

a.     Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.

b.     Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.

c.     Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.

Bagi Perpustakaan

Dengan danya penelitian tindakan kelas ini, makin bertambahlah referensi buku-buku perpustakaan dan akhirnya bertambahlah wawasan para pembaca perpustakaan.

 

 

 

 

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kajian Teori

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1.     Keterampilan dan kebisaaan.

2.     Pengetahuan dan pengertian.

3.     Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada

Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif sesungguhnya bukanlah hal yang baru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para guru telah menerapkannya selama bertahun-tahun dalam bentuk kelompok laboratorium, kelompok tugas, kelompok diskusi, dan sebagainya. Namun model ini senantiasa mengalami perkembangan.

Saat ini, para peneliti diseluruh dunia sedang mempelajari aplikasi praktis dari prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif. Hasilnya, banyak model pembelajaran kooperatif yang ditemukan. Menurut Sugiyanto (2008: 35) pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang penelitian yang menghasilkan nilai pembelajaran matematika masih di bawah harapan guru, dan berdasarkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yang meningkat.

Melihat rendahnya hasil belajar kelas III SDN 2 Pengkolrejo dalam mata pelajaran matematika materi Menentukan Luas Persegi Panjang, maka peneliti sekaligus sebagai guru kelas III mengambil tindakan kelas untuk memecahkan masalah ini dengan menerapkan Model Kooperatif tipe Group Investigation yang lebih menekankan pada kerja sama dalam kelompok kecil.

 

 

 

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 2 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas III semester II SDN 2 Pengkolrejo tahun pelajaran 2017/2018. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 2 Pengkolrejo karena lokasi penelitian berada pada lokasi peneliti bekerja.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2018 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 April 2018.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Pelaksanaan pembelajaran pra siklus dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran belum sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes formatif dan dinilai kemudian hasilnya dimasukkan dalam daftar nilai dan kolom indikator keberhasilan. Rendahnya prestasi tersebut menunjukkan bahwa langkah pembelajaran pada Pra siklus belum efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Dalam melaksanakan penelitian Pra Siklus dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum memuaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Pra Siklus adalah sebagai berikut: hasil penelitian: Pra Siklus hasil tes formatif dengan nilai rata-rata 75 dengan ketuntasan baru mencapai 46% sehingga yang belum tuntas 55%.

a.     Nilai rata-rata kelas                                : 75

b.     Jumlah siswa yang tuntas                       : 11 siswa

c.     Jumlah siswa yang belum tuntas              : 9 siswa

d.     Persentase ketuntasan belajar siswa        : 55%

Siklus I

a.     Nilai rata-rata kelas                                : 84

b.     Jumlah siswa yang tuntas                       : 16 siswa

c.     Jumlah siswa yang belum tuntas              : 4 siswa

d.     Persentase ketuntasan belajar siswa        : 80%

 

Siklus II

a.     Nilai rata-rata kelas                                : 93

b.     Jumlah siswa yang tuntas                       : 20 siswa

c.     Jumlah siswa yang belum tuntas              : 0 siswa

d.     Persentase ketuntasan belajar siswa        : 100%

Pembahasan

Siklus I

Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode diskusi dengan penugasan dengan bantuan alat peraga selama dua siklus terhadap pencapaian hasil belajar siswa sangat nampak jelas pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1, 16 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 80%. Jadi masih ada 20% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.

Siklus 2

Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 20 siswa dari 20 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.

Adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 75, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 84, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 100. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 40%, Siklus I menjadi 80% dan Siklus II menjadi 100. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.     Pembelajaran melalui penerapan metode Cooperative Learning Type Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam menentukan Luas Persegi Panjang pada siswa kelas III semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

2.     Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menentukan Luas Persegi Panjang secara cermat

3.     Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas III semester II di SDN 2 Pengkolrejo dalam belajar Matematika.

Saran dan Tindak Lanjut

1.     Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.

2.     Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.

3.     Guru harus bisa memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pengajaran secara maksimal.

Tindak lanjut peningkatan profesional guru, kita harus sering bertukar pikiran secara objektif dengan teman sejawat atau sekolah, bahkan sampai ke kegiatan KKG dan KKKS tentang strategi metode yang berhubungan dengan keberhasilan dan proses belajar mengajar yaitu:

Bagi Siswa

          Hendaknya siswa berusaha untuk memiliki sikap kreatif untuk selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti.

          Berusaha untuk berbahasa yang baik dan benar dalam upaya melatih siswa mampu memahami dan mencerna setiap pelajaran yang diberikan maupun soal-soal yang diberikan terutama dalam pelajaran matematika.

Sekolah

Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan atau meningkatkan fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah yang memadai sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.

Guru

          Hendaknya guru dapat menunjang kecerdasan dan ketrampilan anak didik dalam menyelesaikan soal-soal, baik untuk bidang studi matematika maupun bidang studi yang lain agar dapat dimulai melalui peningkatan kemampuan mengerjakan mengajar materi menentukan Luas Persegi Panjang.

Peneliti

          Untuk peneliti yang mengambil ruang lingkup yang sama hendaknya menambah variabel lain selain kedua variabel tersebut.

Hendaknya peneliti mencari aspek lain yang lebih luas dari aspek yang ada di sini untuk menambah luasnya cakupan variabel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.

Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.

Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.

Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.

Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.

Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.

Hamalik, Umar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.

Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta. Gramedia.

Subarjo, dkk. 1990. Bahan Penataran Kurikulum SD 175 yang disempurnakan dengan pendekatan CBSA, Semarang: Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah.

Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suminarsih. 2005. Model Pembelajaran. Semarang: Widya Iswara.

Wahyudin Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IGAK, dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.

Zaenal, Aqib. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.