Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI MENENTUKAN FPB DAN KPK MELALUI
METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN 3 NGAWEN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sumiati
SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang menentukan FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN 3 Ngawen semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Manfaat dari cara ini adalah pelajaran lebih hidup, tidak hanya asbtrak secara verbal belaka, siswa dapat memperhatikan melalui visualisasi atau terkaannya dan disaat mendapat penjelasan/ulasan maka timbul dialog dalam dirinya antara lain apa yang diduga atau dipikirkan dengan penjelasan tersebut. Suasana kelas tidak berpusat pada guru melainkan kepada bahan pelajaran. Pada siklus 1, siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 80%. Jadi masih ada 20% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 10 siswa dari 10 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.
Kata Kunci: Group Investigation, Cooperative Learning FPB dan KPK.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagian besar orang tua siswa dari kelas VI yang peneliti ajar rata-rata berasal dari lulusan SD dan kebanyakan dari mereka bekerja sebagai tukang pande dan buruh tani. Mereka berangkat kerja sebelum anak-anaknya pergi ke sekolah dan pulang kerja sore sehingga dirumah sudah mereka tidak sempat mendampingi anak-anaknya belajar karena sudah terlalu capek. Kondisi orang tua yang demikian, tentu saja sangat tidak mendukung untuk pencapaian prestasi belajar siswa yang diinginkan.
Biasanya siswa ketika diajar mata pelajaran matematika akan cenderung bosan, tak bergairah dan mengantuk di kelas. Hal ini perlu disadari bahwa matematika merupakan materi yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dalam berbagai aspek. Apabila guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang cocok akan terjadi proses pembelajaran yang membosankan atau bahkan bisa diibaratkan seperti dongeng sebelum tidur bagi siswa. Hal ini dikarenakan metode pengajaran yang dilakukan guru cenderung monoton dan mengajak siswa untuk pasif di kelas. Sehingga komunikasi antara guru dan siswa tidak interaktif, melainkan guru cenderung otoriter yang menganggap siswa sebagai obyek yang harus dijejali dengan materi tanpa melihat keadaan dari siswa.
1. Siswa kurang paham terhadap materi yang disajikan
2. Siswa kurang mengerti penjelasan materi, karena guru terlalu monoton dalam menjelaskan materi.
3. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan model pembelajaran yang mampu mengangkat semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi “Menentukan FPB dan KPKâ€. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan motode Cooperative Learning tipe Group Investigation adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Metode cooperative larning adala pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya metode Cooperative Learning tipe Group Investigation ini maka diharapkan mampu meningkatkan kemmapuan siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika materi Menentukan FPB dan KPK di kelas VI semester I di SDN 3 Ngawen. Alasannya menggunakan metode Cooperative Learning tipe Group Investigation adalah pada dasarnya Cooperative Learning tipe Group Investigation menitikberatkan untuk mengetahui makna dan bukan hanya sekedar hafalan, melainkan menghubungkan sisi “mengapa†dari kenyataan konkret dalam proses mengajar memberi motivasi penting yang diperlukan untuk belajar.
Menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang menentukan FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN 3 Ngawen semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah melalui penerapan metode Cooperative Learning Type Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam menentukan FPB dan KPK pada siswa kelas VI Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?â€
Tujuan Penelitian
Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa dengan menggunakan alat peraga yang optimal dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dapat menjelaskan materi yang diajarkan dan dalam belajar terutama pada pelajaran matematika anak kurang suka pada pelajaran tersebut dan siswa diharapkan dapat: “Meningkatkan hasil belajar matematika materi menentukan FPB dan KPK siswa kelas VI Semester I SDN 3 Ngawen melalui model pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka)â€
Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:
Bagi Kepala Sekolah
a. Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik
b. Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan
c. Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab Guru dan Peserta terhadap tugasnya secara professional.
Bagi Guru
a. Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
b. Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c. Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
d. Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.
Bagi Sekolah.
a. Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.
b. Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.
c. Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.
Bagi Perpustakaan
Dengan danya penelitian tindakan kelas ini, makin bertambahlah referensi buku-buku perpustakaan dan akhirnya bertambahlah wawasan para pembaca perpustakaan.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pengertian Belajar
Menurut Nasution Suhengrin, 2007: 6, memberikan arti tentang belajar adalah sebagai berikut: “Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman sendiriâ€. Dengan belajar maka seseorang mengalami perubahan tingkah laku. Sehingga terjadi perubahan baik pengetahuan, sikap, keterampilan maupun kelakuannya. Dengan kata lain ada perubahan tingkah laku antara sebalum dan sesudah belajar
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Pembelajaran Matematika
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari Matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa Matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometriâ€.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Group Investigation adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran dan berisikan penemuan (Suminarsih, 2007:17). Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang penelitian yang menghasilkan nilai pembelajaran matematika masih di bawah harapan guru, dan berdasarkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yang meningkat.
Melihat rendahnya hasil belajar kelas VI SD Negeri 3 Ngawen dalam mata pelajaran matematika materi Menentukan FPB dan KPK, maka peneliti sekaligus sebagai guru kelas VI mengambil tindakan kelas untuk memecahkan masalah ini dengan menerapkan Model Kooperatif tipe Group Investigation yang lebih menekankan pada kerja sama dalam kelompok kecil.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Ngawen Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 14 siswa putra dan 4 siswa putri.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VI semester I SDN 3 Ngawen tahun pelajaran 2017/2018. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 3 Ngawen karena lokasi penelitian berada pada lokasi peneliti bekerja.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 September 2017 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 September 2017.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pra Siklus
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Pra Siklus
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
40-50 |
1 |
10% |
51-60 |
2 |
20% |
61-70 |
1 |
10% |
71-80 |
5 |
50% |
81-90 |
1 |
10% |
91-100 |
0 |
0% |
Siklus I
Tabel. 4.5
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus I
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
2 |
20% |
65-74 |
6 |
60% |
75-84 |
2 |
20% |
85-94 |
0 |
0% |
95-100 |
0 |
0% |
Siklus II
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus II
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
0 |
0% |
65-74 |
0 |
0% |
75-84 |
1 |
10% |
85-94 |
2 |
20% |
95-100 |
7 |
70% |
Pembahasan
Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode diskusi dengan penugasan dengan bantuan alat peraga selama dua siklus terhadap pencapaian hasil belajar siswa sangat nampak jelas pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1, 7 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 70%. Jadi masih ada 30% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.
Tabel 4.14.
Peningkatan hasil tes formatif perbaikan pembelajaran Matematika
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pra Siklus |
Siklus II |
Siklus II |
|||||||||
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata-rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
|||
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
||||||
73 |
6 |
4 |
60% |
80 |
8 |
2 |
80% |
96 |
10 |
0 |
100% |
Tabel 4.15.
Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Tuntas |
53% |
76% |
100% |
2. |
Tidak Tuntas |
47% |
24% |
0% |
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru senantiasa berharap bahwa apa yang akan disampaikan kepada siswanya, dapat diterima dengan baik. Namun harapan tersebut tidak dapat terwujud sekaligus dalam waktu yang singkat perlu melalui tahapan-tahapan Hal ini disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah tersebut sulit kiranya untuk bisa mencapai hasil yang maksimal. Dalam kondisi seperti ini maka perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas upaya yang cukup efektif dalam pembelajaran dapat dilihat pada setiap langkah pembelajaran yang selalu dievaluasi, sehingga guru dapat mengetahui apakah terjadi kegagaln ataupun keberhasilan. Keberhasilan pembelajaran dapat dijadikan acuan untuk dikembangkan dalam pembelajaran selanjutnya. Apabila hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh Insya Allah tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.
Pernyataan tersebut tidak hanya sekedar teori belaka tetapi suatu kenyataan yang sudah penulis buktikan dalam Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Ngawen Kecamatan Japah Kabupaten Blora Setelah dilaksanakan suatu proses pembelajaran dan penelitian tindakan kelas melalui tiga siklus terbukti bahwa pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi dan tugas latihan intensih dapat:
1. Ketuntasan pada siklus 1, 13 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 76%. Jadi masih ada 24% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.
2. Ketuntasan Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 20 siswa dari 20 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100%
3. Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menentukan FPB dan KPK secara cermat.
4. Meningkatkan kemampuan siswa kelas VI semester I di SDN 3 Ngawen dalam belajar matematika.
Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai bentuk tindak lanjut, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru:
1. Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.
2. Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.
3. Guru harus bisa memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pengajaran secara maksimal.
Tindak lanjut peningkatan profesional guru, kita harus sering bertukar pikiran secara objektif dengan teman sejawat atau sekolah, bahkan sampai ke kegiatan KKG dan KKKS tentang strategi metode yang berhubungan dengan keberhasilan dan proses belajar mengajar yaitu:
Bagi Siswa
– Hendaknya siswa berusaha untuk memiliki sikap kreatif untuk selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti.
– Berusaha untuk berbahasa yang baik dan benar dalam upaya melatih siswa mampu memahami dan mencerna setiap pelajaran yang diberikan maupun soal-soal yang diberikan terutama dalam pelajaran matematika.
Sekolah
Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan atau meningkatkan fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah yang memadai sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
Guru
– Hendaknya guru dapat menunjang kecerdasan dan ketrampilan anak didik dalam menyelesaikan soal-soal, baik untuk bidang studi matematika maupun bidang studi yang lain agar dapat dimulai melalui peningkatan kemampuan mengerjakan mengajar materi menentukan FPB dan KPK.
Peneliti
– Untuk peneliti yang mengambil ruang lingkup yang sama hendaknya menambah variabel lain selain kedua variabel tersebut.
Hendaknya peneliti mencari aspek lain yang lebih luas dari aspek yang ada di sini untuk menambah luasnya cakupan variabel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.
Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.
Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.
Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.
Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.
Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.
Hamalik, Uar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.
Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta. Gramedia.
Subarjo, dkk. 1990. Bahan Penataran Kurikulum SD 175 yang disempurnakan dengan pendekatan CBSA, Semarang: Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah.
Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suminarsih. 2005. Model Pembelajaran. Semarang: Widya Iswara.
Wahyudin Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK, dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.
Zaenal, Aqib. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.