UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PADA SISWA KELAS IX B SMP N 1 BALAPULANG

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Supriyanto

SMP N 1 Balapulang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk:1) Mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui pembelajaran Snawball Throwing,2) Mengetahui bahwa proses penerapan model pembelajaran Snowball Throwing secara kondusif sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS materi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia semester gasal tahun pelajaran 2016/2017. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IX B pada materi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hasil analisis dari 30 siswa, yang tuntas baru mencapai 62,50%,yang belum tuntas 37,50%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas,yang dilakukan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus melalui 4 (empat) langkah tindakan. Dari pelaksanaan 2 (dua) siklus yang dilakukan pada siswa kelas IX B yang bejumlah 30 siswa, siklus I siswa yang tuntas belajar 19 siswa atau 63%, siswa yang belum tuntas 11 siswa atau 37% nilai rata-rata 73,67. Hasil belajar siklus II jumlah yang tuntas belajar menjadi 26 siswa atau 86,67% , siswa yang belum tuntas 4 siswa atau 13,33% rata-rata nilai 82,50. Ada peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 23,67% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 8,83%.

Kata Kunci: Hasil belajar, Snowball Throwing

 

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber dayamanusia Indonesia yang berkualitas.Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. DalamUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tetapi kenyataannya pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami masalah.Mutu pendidikan yang rendah merupakan masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dapat disebabkan proses pembelajaran yang belum efektif.

 Berdasarkan hal tersebut, maka guru harus memperhatikan strategi pembelajaran, yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya dan menganggap sama dengan tidak mendiskriminasikan siswa yang satu dengan sisw alainnya. Guru harus dapat menggali potensi siswanya dan mendorong serta memotivasi dalam belajar. Motivasi belajar siswa yang tinggi dapat menunjang keberhasilan belajar. Yang menjadi hambatan dalam pembelajaran IPS adalah rendahnya motivasi belajar siswa yang berakibat pada hasil belajar yang rendah. Untuk itu guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar tercipta situasi pembelajaran yang menarik sehingga diharapkan hasil belajar meningkat.

 Kenyataanya di SMP Negeri 1 Balapulang rendahnya motivasi belajar siswa berakibat rendahnya hasil belajar siswa, terutama mata pelajaran IPS pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hasil analisis yang peneliti lakukan,dari jumlah 30 siswa, yang tidak tuntas 37,50% dan yang tuntas baru 62,50%. Permasalahan tersebut merupakan masalah bagi guru, dan perlu dilakukan penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi guru SMP Negeri 1 Balapulang khususnya mata pelajaran IPS, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Balapulang Semester GasalTahun 2016/2017 “

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1.     Kurangnya strategi guru dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang menarik dan membosankan.

2.     Kurangnya motivasi siswa dalam belajar terutama mata pelajaran IPS.

3.     Hasil belajar siswa masih kurang atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran.

Dari rumusan masalah peneliti akan memberikan pembatasan yaitu: Penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS materi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Balapulang semester Gasal Tahun Pelajaran 2016/2017.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pembelajaran Snawball Thrawing

Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu “snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju.Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif.Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan.Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen.Hal ini diungkapkan oleh para ahli berikut ini.

Menurut Suprijono, (2011: 8) Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran SnowballThrowing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke siswa yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.

Tujuan Pembelajaran Model Snowball Throwing

Menurut Asrori (2010), tujuan pembelajaran Snowball Throwing yaitu melatih murid untuk mendengarkan pendapat orang lain, melatih kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Devi (2011:12) model pembelajaran Snowball Throwing melatih murid untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang dikemas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Sehingga setiap siswa akan mendapat satu bola yang didalamnya pertanyaan yang dibuat setiap siswa.Karena setiap siswa membuat satu pertanyaan,maka pertanyaan menjadi variatif. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya secara bergiliran.

Manfaat Pembelajaran Model Snowball Throwing

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dam model pembelajaran Snowball Throwing diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan metode ini lebih menarik perhatian murid. Sementara menurut Asrori (2010: 3) dalam model pembelajaran Snowball Throwing terdapat beberapa manfaat yaitu:

1.     Dapat meningkatkan keaktifan belajar murid.

2.      Dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan emosional yang ada di dalam diri murid.

3.     Dapat melatih murid mengemukakakn gagasan dan perasaan.

Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing

Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono (Hizbullah, 2011: 10) adalah sebagai berikut:

1.     Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2.     Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.

3.     Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

4.     Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5.     Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

6.     Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7.     Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan.

8.     Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman murid akan materi pembelajaran.

9.     Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral dan tugas di rumah.

METODE PENELITIAN

Obyek Tindakan

Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Balapulang semester gasal Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi usaha perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui model pembelajaran Snawball Throwing peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar siswa mencapai kriteri ketuntasan belajar sebesar 85% atau lebih secara klasikal dari siswa yang tuntas secara individu dengan kriteria nilai Ketuntasan Minimal sebesar 76, ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan kelas yang nantinya akan memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelasini adalah penelitian kolaboratif antara peneliti dengan guru sejawat dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPS di UPTD SMP Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal.

Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dimulai dengan menyusunan instrumen dan perangkat penelitian. Langkah yang ditempuh peneliti adalah langkah berdaur ulang dan berkelanjutan dengan menggunakan model siklus.pengumpulan data dari siklus I dan dilanjutkan siklus II dilaksanakan dari bulan Agustus sampai November tahun 2016. Semua data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II kemudian dianalisis dan dibahasa dengan guru kolabor, selanjutnya disusun sebagai laporan hasil penelitian.

Subjek Penelitian adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 1 BalapulangSemester gasal Tahun Pelajaran 2016/2017dengan jumlah siswa 30 terdiri atas 12 siswa putra dan18 siswa putri , alasan dipilihnya kelas IX B sebagai subyek penelitian oleh peneliti karena pertimbangan dalam proses pembelajaran siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Balapulang ,kurang semangat dalam menerima pelajaran sehingga hasil belajar rendah, terbukti dari hasil ulangan harian masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

Dalam penelitian ini harapannya dapat memberikan perubahan dalam proses pembelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS,materi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan tes atau evaluasi yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran pada setiap siklus. Alat pengumpulan data yang di gunakan adalah berupa soal tes bentuk pilihan ganda,dengan memilih jawaban yang benar dari empat jawaban yang tersedia.

Skor penilaianyang digunakan adalah jumlah benar dikali 5, sehingga dapat diketahui apakah siswa dikatakan berhasil mencapai KKM atau belum berhasil mencapai KKM pada akhir pembelajaran setiap siklus.Dari hasil penilaian inilah yang kemudian oleh peneliti sebagai sumber perolehan data.

Dokumentasiberupa nilai hasil belajar siswa.Nilai hasil belajar tersebut diperoleh melalui tes yang dilaksanakan dua kali yaitu di akhir suklus I dan akhir siklus II. Dokumen hasil belajar siswa oleh peneliti untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penelitian tindakan kelas di kelas IX B SMP Negeri 1 Balapulang pada semester gasal tahun 2016/2017 pada mata pelajaran IPS materi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh. Dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis. Analisis data tersebut adalah data hasil belajar yang diukur dengan instrumen tes yang hasilnya kemudian dianalisis untuk mengetahuihasil nilai dari masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal.

Pengambilan simpulan penelitian ini oleh peneliti ditetapkan dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut:

Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 76,adapun Kriteria Ketuntasan Minimal Mata pelajaran IPS sebesar 76 (KKM = 76) sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai ≥ 85%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Sekilas Tentang Setting.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IX B dalam pembelajaran IPS yang masih belum tercapainya ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebagaimana dapat dilihat pada hasil belajar yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), pada pelajaran IPS Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 76. Melihat kenyataan pada kondisi awal masih belum meningkatnya hasil belajar siswa secara klasikal karena hasil belajar masih rendah, oleh karena itu perlu adanya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif, menarik dan menyenangkan sehingga para siswa menjadi aktif dan secara merata akan lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar akan meningkat.

Peneliti melakukan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal semester gasal Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan subyek kelas IX B yang berjumlah 30 siswa terdiri dari siswa putra 12 orang dan siswa putri sebanyak 18 orang.Dari permasalahan di atas, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dalam proses pembelajara di kelas agar semua siswa lebih memahami materi dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

Deskripsi Siklus I

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I,materi yang disampaikan adalah tentang“ Usaha Perjuangan Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia “ pokok materi yang akan dibahas adalah ”Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia Dengan Belanda “.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.Pelaksanaan tindakan siklus I dimulai pada tanggal 26 September 2016 untuk pertemuan ke -1, tanggal 27September 2016 untuk pertemuan ke-2 dan tanggal 3 Oktober 2016 untuk pertemuan 3.

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada materi usaha perjuangan mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia,pada materi “ Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia dengan Belanda “ perolehan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada hasil dibawah yaitu: Tundas 19 (63%), siswa, belum tuntas 11 siswa (37%). Sebaran nilai: Nilai tertinggi 90, nilai terendah 60, rata-rata 73,67.

Untuk mengatasi masalah tersebut penulis melakukan beberapa upaya antara lain:

1.     Memotivasi siswa dalam belajar ,memberikan bimbingan, memberi pengertian kepada siswa tentang kondisi belajar mandiri, memberikan pemahaman langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing .

2.     Merubah jumlah kelompok dari awalnya jumlah setiap kelompok 6 siswa menjadi tiap kelompok 4 siswa. Hal ini agar dalam kerja kelompok dan berdiskusi lebih efektif serta mudah diketahui anak yang kurang aktif.

Refleksi Tindakan

Berdasarkan observasi dari nilai hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, peneliti dan teman sejawat melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada siklus I sehingga diperoleh gambaran sebagai berikut:

1.     Kegiatan pembelajaran sudah mulai berpusat pada siswa (student center)suasana kelas jadi hidup, siswa bersemangat,meskipun kelas kesannya ramai.

2.     Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan siswa dalam belajar.

3.     Siswa mulai merasa senang belajar dengan pembelajaran Snowball Throwing dimana siswa merasa lebih mudah memahami materi.

4.     Hasil belajar yang diperoleh siswa telah menunjukkan adanya peningkatan meskipun secara klasikal belum tercapai.

Pada siklus I hasil belajar siswa belum tercapai secara klasikal, untuk itu perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran,seperti jumlah siswa dalam tiap kelompok dari 6 siswa menjadi 4 siswa tiap kelompok,sumber belajar jangan hanya pada satu buku saja,siswa dianjurkan mencari sumber dari buku lain atau dari sumber yang lainnya,sedangkan yang sudah baik tetap dipertahankan dan ditingkatkan pada siklus II.Pada pelaksanaan siklus II perencanaan yang akan dilakukan adalah:

1.     Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran dan mencari materi dari sumber lainnya.

2.     Lebih intensif lagi dalam membimbing siswa yang mengalami.

3.     kesulitan dalam belajar.

4.     Memberi pujian pada siswa yang aktif dalam pembelajara.

Deskripsi Siklus II

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II,materi yang disampaikan masih tentang“ Usaha Perjuangan Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia “ pokok materi yang akan dibahas adalah ”Aktifitas Diplomasi Indonesia di Dunia Internasional untuk Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia “.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai pada tanggal 11 Oktober 2016 untuk pertemuan ke -1, tanggal 17 Oktober 2016 untuk pertemuan ke-2 dan tanggal 18 Oktober 2016 untuk pertemuan 3.

Pada siklus II pembelajaran tetep menggunakan model Snowball Throwing, sebagaimana dilakukan pada siklus I melalui empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada materi usaha perjuangan mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia,pada materi “ Aktivitas Diplomasi Indonesia di Dunia Internasional untuk Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia “ perolehan hasil belajar siswa pada siklus II sudah tampak adanya peningkatan dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus II

Nilai Tes Hasil Belajar

Nilai tes hasil belajar pada siklus II menunjukan adanya peningkatan yang dapat dilihat pada laporan berikut ini: Pada deskripsi, indikator kriteria ketuntasan klasikal sebagai hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran Siklus II telah tercapai sebagaimana analisis nilai tes hasil belajar diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 26 siswa atau 86,67%

Refleksi Tindakan

Refleksi tindakan pembelajaran pada Siklus II yang diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi, dokumentasi nilai hasil belajar dan diskusi dengan teman sejawat diperoleh gambaranbahwa Proses pembelajaran dengan model Snowball Throwingyang diterapkan pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagaimana analisis nilai hasil belajar siswa yang memperoleh nilai diatas KKM mencapai 86,67%..

Pembahasan Antar Siklus

Deskripsi data penelitian hasil belajar pada siklus I dan siklus II apabila dibandingkan antar siklus dapat dilihat pada laporan berikut ini: Dari tabel di atas, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada siklus I:19 siswa atau 63% dan belum tuntas 11 siswa atau 37% ,pada siklus II: 26 siswa atau 86,67%,yang belum tuntas 4 siswa atau 13,33% sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas belajar ada peningkatan sebesar 23,67%.Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar pada siklus I sebesar 37% dan pada siklus II 13,33% terjadi penurunan sebesar 23,67%.

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana diuraikan pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas “Upaya meningkatkan hasil belajar IPS materi Usaha Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Melalui Model PembelajaranSnowball Throwing pada siswa kelas IX B SMP Negeri I Balapulang semester gasal tahun pelajaran 2016/2017” maka dapat diterima.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1.     Model pembelajaran Snowball Throwing pada materi “Usaha Perjuangan Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia “dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Balapulang semester gasal tahu pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dibuktikan dari hasil belajar siswa pada siklus I jumlah yang tuntas 19 siswa atau 63% dan siswa yang belum tuntas 11 siswa atau 37% dengan nilai rata-rata 73,67 . Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II, jumlah yang tuntas menjadi 26 siswa atau 86,67% dan siswa yang belum tuntas 4 siswa atau 13,33% dengan rata-rata nilai 82,50. Dengan demikian maka ada peningkata siswa yang tuntas belajar sebesar 23,67% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 8,83%. Hasil tersebut menunjukan pencapaian keberhasilan secara klasikal yang peneliti tentukan sebesar 80%, dari siswa yang memperoleh hasil belajar sesuai dengan KKM nilai ≥ 76.

2.     Proses penerapan model pembelajaran Snowball Throwing secara kondusif dapat meningkatkan hasil belajar IPS.

Saran

1.     Model pembelajaran Snowball Throwing sebagai alternative pembelajan dikelas khususnya mata pelajaran IPS.

2.     Guru sebaiknya memberi motivasi untuk meningkatkan hasil belajar dengan menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan, sehingga dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar..

3.     Sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana pendukung belajar siswa yang memadai,sehingga dapat memudahkan bagi guru yang akan menerapkan pembelajara,melalui model–model pembelajaran. Sehingg mempermudah dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo, 2004.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Asrori. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball ThrowingdalamMeningkatkanKeaktifan Belajar.Yogyakarta: PustakaPelajar

Bell Gredler,M.E.. 1986. Learning and instruction. New York: Macmillan Publishing.

Devi, Rukmana. 2011. Metode Analisis Kualitatif.Bandung: Pustaka Utama.

Gunawan,Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi Konsep dan Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjono.2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru: Alfabeta.

Ismail, Arif. 2008.Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Makmun, Syamsudin Ibn.. 2007. Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Poerwadarminta. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Rusman.2012.Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT.Raja Grafinda Persada.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 2004.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suprijono.2011.Cooperative Learing Teori dan Aplikasi Paikem Surabaya: Pustaka Belajar.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada.

Wahidmurni. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera.

Winataputra, Udin S.2007.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Warsita.2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.