Model Pembelajaran Complete Sentence Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS TEKS PROCEDURE BAGI SISWA KELAS IX G SMP NEGERI 2 SLAWI
SEMESTER GASAL TAHUN 2017/2018
Tut Wuri Handayani
SMP Negeri 2 Slawi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa dan untuk mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence berlangsung. Penelitian ini menggunakan dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil tes kondisi awal, nilai rata-rata kelas 62 dengan 22% siswa tuntas KKM. Pada siklus I rata-rata kelas 66 dengan 50% siswa tuntas KKM. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas menjadi 75 dan 87% siswa tuntas KKM. Peningkatan ini membuktikan keberhasilan pembelajaran menulis teks procedure dengan menggunakan model pembelajaran Complete Sentence. Saran yang dapat disampaikan melalui penelitian tindakan kelas ini adalah agar guru bahasa Inggris lain bisa menerapkan model pembelajaran Complete Sentence karena dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Model Pembelajaran Complete Sentence, Kompetensi Menulis, Dan Teks Procedure.
PENDAHULUAN
Pembelajaran menulis di kalangan siswa SMP belum memberikan hasil yang memuaskan karena pelajaran menulis masih dianggap sebagai kegiatan pembelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Manfaat dari kegiatan pembelajaran menulis ternyata juga belum disadari oleh banyak guru. Pembelajaran menulis ini juga lebih banyak disajikan sebagai pembelajaran tentang teori-teori menulis, sehingga dianggap sebagai kegiatan yang kurang menarik.
Keterampilan menulis (writing) adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam belajar bahasa Inggris, selain keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking) dan membaca (reading). Salah satu keterampilan (skill) yang tertuang dalam Standar Kompetensi Lulusan adalah keterampilan menulis yang biasanya berupa menyusun kata acak menjadi kalimat ataupun mengisi paragraf rumpang.
Berdasarkan pengamatan peneliti, terjadinya kecenderungan kompetensi menulis yang rendah, dikarenakan proses pembelajaran yang masih menggunakan metode dan teknik konvensional, sehingga proses pembelajaran berjalan monoton, pasif dan membosankan. Hal ini berdampak pada rendahnya kompetensi menulis dan aktivitas siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi. Analisis nilai hasil kompetensi menulis teks procedure di kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi tersebut dengan nilai KKM bahasa Inggris sebesar 75 pada K.D. 6.2. mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report, diperoleh data bahwa sebanyak 25 siswa atau 78% masih belum tuntas dan hanya 7 siswa atau 22% yang sudah tuntas.
Salah satu penyebab terjadinya masalah di atas oleh peneliti dapat diidentifikasi sebagai berikut, yaitu dikarenakan kegiatan pembelajaran masih konvensional dan tidak bervariasi membuat para siswa tidak bersemangat mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan perhatian serta keaktifan siswa yang masih rendah ataupun dapat dilihat dari sikap siswa yang malas mengerjakan tugas karena sulit menuliskan ide yang disebabkan dari kendala perbendaharaan kata dan penggunaan struktur tata bahasa dalam menyusun kalimat siswa masih rendah,
Model pembelajaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure bagi siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Gasal, Tahun Pelajaran 2017/2018.
Secara garis besar langkah-langkah dalam model pembelajaran Complete Sentence ini adalah guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membaca buku atau modul dengan waktu secukupnya, guru membentuk kelompok secara heterogen, guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia, setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki, dan tiap-tiap anggota kelompok membaca sampai mengerti atau sampai hafal, kemudian dilakukan kesimpulan.
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu: (1) Kegiatan pembelajaran yang masih konvensional dan tidak bervariasi yang membuat siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. (2) Kegiatan pembelajaran yang monoton yang menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam mempelajari materi bahasa Inggris khususnya pada kompetensi menulis. (3) Masih kurangnya perbendaharaan kata (kosa kata) siswa dalam menyusun kalimat karena kompetensi menulis dianggap materi yang sulit bagi siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan diatas, maka rumusan masalah pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) Apakah model pembelajaran Complete Sentence dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (2) Bagaimanakah proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence berlangsung sebagai upaya meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure pada siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan model pembelajaran Complete Sentence. (2) Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence berlangsung sebagai upaya meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018?
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Model pembelajaran juga diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, dan dapat juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran dapat juga diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Atau dapat diartikan juga sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran dari yang sederhana sampai pada model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam menerapkannya.
Pengertian Model Pembelajaran Complete Sentence
Model pembelajaran Complete Sentence merupakan rangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan menampilkan materi ajar oleh guru, atau dengan penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan.
Complete Sentence sendiri pada hakikatnya adalah melengkapi teks yang rumpang dengan kalimat yang sesuai (menurut kreativitas siswa). Jika dikaitkan dengan penelitian empiris, penggunaan model pembelajaran Complete Sentence adalah melengkapi kalimat yang dapat digunakan sebagai sebuah variasi untuk mengerjakan tugas dan dapat digunakan untuk memperkuat membaca dan menulis siswa. Siswa akan dilihat kemampuannya dalam memilih kosa kata untuk melengkapi paragraf yang kosong tersebut. Tugas siswa adalah melengkapi kalimat dengan kosa kata yang sesuai dengan kata-kata baik kata-kata itu sudah dipersiapkan oleh guru sebagai kunci jawaban ataupun menurut kreativitas siswa.
Complete Sentence adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa belajar melengkapi paragraf yang sempurna dengan menggunakan kunci jawaban. Sehingga model pembelajaran ini membuat siswa belajar untuk menganalisis kunci yang tepat untuk dimasukkan pada paragraf yang belum sempurna. Adapun menurut Huda (2014: 313) menjelaskan bahwa “Complete Sentence merupakan salah satu model pembelajaran yang berusaha mempertimbangkan kemampuan siswa untuk memprediksi fragmen-fragmen teks yang ditugaskan kepada mereka.â€
Kompetensi Menulis
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu 1) keterampilan menyimak, 2) keterampilan berbicara, 3) keterampilan membaca, dan 4) keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Dari keempat keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit adalah menulis.
Menulis adalah kegiatan yang produktif dan ekspresif, oleh karena itu seorang penulis harus dapat memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata serta menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis tidak akan berkembang dengan baik apabila tidak dibiasakan dengan latihan dan praktik yang teratur.
Teks Procedure
Teks procedure merupakan salah satu genre teks selain dari beberapa genre yang dipelajari oleh siswa tingkat SMP. Teks procedure digunakan untuk memberikan petunjuk tentang langkah-langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong Setiawan Djuhaeri, 2009:38). Teks procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu barang atau melakukan suatu aktifitas. Teks procedure dikenal pula dengan istilah directory. Dan biasanya dalam pembentukannya menggunakan kalimat imperative (suruhan/kalimat perintah).
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang menggunakan model pembelajaran Complete Sentence dalam pembelajaran ajaran menulis pernah dilakukan oleh Wisnu Nugroho Aji (2016), dengan judul penelitian “Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesiaâ€.
Dan berdasarkan penelitian Lestari (2015), diperoleh hasil bahwa model pembelajaran Complete sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa sampai dengan 86%. Temuan tersebut membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Complete sentence merupakan model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran menulis teks.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis yang selama ini sudah diberikan belum dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kompetensi menulis teks procedure siswa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kreatifitas guru dalam menentukan model pembelajaran maupun media pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi monoton, siswa kurang merasa asyik dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis teks procedure.
Berdasarkan masalah di atas, diperlukan upaya untuk bisa meningkatkan kompetensi menulis teks procedure. Penggunaan model pembelajaran Complete Sentence diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif yang lebih menarik dan menyenangkan karena pembelajaran ini juga menggunakan group discussion dalam pelaksanaannya. Suasana pembelajaran yang menyenangkan akan lebih mudah untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa. Jadi, dengan metode Complete Sentence pada pembelajaran menulis diharapkan dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori, penelitian relevan dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: “Model pembelajaran Complete Sentence dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal, Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.â€
METODE PENELITIAN
Obyek Tindakan
Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure bagi siswa kelas IX G di SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2017/2018. Melalui penggunaan model pembelajaran Complete sentence peneliti berupaya untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure. . Hasil ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata pelajaran Bahasa Inggris sebesar 75 atau di atasnya. Sedangkan hasil ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas mencapai 75% atau di atasnya.
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi, yang beralamat di Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 8 Dukuhsalam Kab. Tegal. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Slawi Kabupaaten Tegal, Semester Gasal, Tahun Pelajaran 2017/2018 dari bulan Juli 2017 sampai dengan Desember 2017. Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 32 siswa terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Metode Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara penulis mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa cara dalam mengumpulkan data, yaitu dengan melalui penugasan individu, metode observasi, dan dokumentasi.
Sumber Data
Dilihat dari asalnya, data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil karya teks siswa yang menghasilkan nilai kompetensi menulis. Data dari pengamat teman sejawat termasuk data sekunder. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan. Dilihat dari bentuk data, ada dua macam data yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data nilai kompetensi menulis merupakan data kuantitatif. Data hasil pengamatan keaktifan siswa merupakan data kualitatif.
Validasi Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan perlu divalidasi dengan menggunakan beberapa teknik validasi, sebagaimana disampaikan Suwandi (2011:65) validasi data perlu dilakukan guna mendapatkan data yang benar-benar mendukung dan sesuai dengan karakteristik fokus permasalahan dan tujuan penelitian tindakan.
Adapun teknik validasi data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan Triangulasi Data, yaitu mengecek keabsahan/validitas data dengan mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan data dan sumber data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber yaitu diperoleh dari guru peneliti dan teman sejawat sebagai kolaborator yang dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung.
Indikator Kinerja
Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator kinerja sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis ini hanya digunakan sebagai alat untuk mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran complete sentence berlangsung sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure.
2. Persentase jumlah siswa yang mencapai nilai kompetensi menulis ≥ 75 (KKM) meningkat dari 22% menjadi ≥ 75% siswa memperoleh nilai kompetensi menulis ≥ 75.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang merupakan perbaikan pembelajaran berdasarkan permasalahan yang dijumpai di kelas. Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas selaku peneliti, dengan bantuan teman sejawat sebagai kolaborator selama kegiatan pembelajaran perbaikan berlangsung. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat tahapan yang meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskripsi Kondisi Awal
Adapun analisis nilai akhir kompetensi menulis secara keseluruhan dapat dilihat pada laporan berikut ini. Nilai rata-rata 62, Nilai tertinggi 80, Nilai terendah 45. Tuntas belajar 7 siswa (22%), beum tuntas belajar 25 siswa (78%).
Menurut tabel di atas jika dilihat dari nilai akhir kompetensi menulis yang meliputi aspek isi, kosa kata, tata bahasa dan kerapian secara keseluruhan diperoleh data bahwa persentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran menulis kondisi awal.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Observasi tindakan pembelajaran pada siklus I secara garis besar dapat disampaikan hasil observasi sebagai berikut.:
Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pada siklus I ini hanya digunakan sebagai alat untuk mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence berlangsung sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa. Dalam hal ini keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi awal.
Hasil Nilai Kompetensi Menulis
Rekapitulasi nilai kompetensi menulis dengan menggunakan hasil teks procedure siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana laporan berikut. Nilai rata[rata 66, Nilai tertinggi 90, nilai terendah 45. Tuntas belajar 16 siswa (50%), belum tuntas belajar 16 siswa (50%).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar menulis teks procedure secara keseluruhan siklus I adalah 16 siswa (50%).
Refleksi Tindakan
Berdasarkan analisis hasil observasi, catatan harian siswa, nilai hasil karya teks menulis procedure diperoleh gambaran refleksi berikut:
Kelebihan
Kelebihan-kelebihan yang bisa ditemukan melalui pengamatan selama proses pembelajaran pembelajaran menulis teks procedure dengan menggunakan model pembelajaran Complete Sentence adalah sebagai berikut.
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran sudah berpusat pada siswa (student centre), peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan siswa. Siswa berusaha untuk mendapatkan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktivitas pembelajaran menulis baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa merasa lebih mudah memahami materi.
2. Dilihat dari sisi kompetensi menulis yang diperoleh, siswa telah menunjukkan adanya peningkatan nilai kompetensi menulis siswa berupa nilai rata-rata sebesar 65 padahal nilai rata-rata pada kondisi awal 62.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Observasi tindakan pembelajaran pada siklus I secara garis besar dapat disampaikan hasil observasi sebagai berikut.:
Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pada siklus II ini hanya digunakan sebagai alat untuk mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence berlangsung sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa. Dalam hal ini keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.
Hasil Nilai Kompetensi Menulis
Nilai hasil tes kompetensi menulis pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana laporan berikut ini. Nilai rata-rata 75, Nilai tertinggi 90, nilai terendah 50. Tuntas belajar 28 siswa (87%), belum tuntas belajar 4 siswa (13%).
Refleksi Tindakan
Berdasarkan analisis nilai hasil karya teks menulis procedure, diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut.
Kelebihan
Kelebihan-kelebihan yang bisa ditemukan melalui pengamatan selama proses pembelajaran pembelajaran menulis teks procedure dengan menggunakan model pembelajaran Complete Sentence adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berusaha untuk mendapatkan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktivitas pembelajaran menulis baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa merasa lebih mudah memahami materi.
2. Dilihat dari sisi kompetensi menulis yang diperoleh siswa telah menunjukkan adanya peningkatan nilai kompetensi menulis siswa berupa nilai rata-rata sebesar 75 padahal nilai rata-rata pada siklus I sebesar 66 dan kondisi awal 62. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran Complete Sentence dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja dari penelitian ini yaitu persentase jumlah siswa yang mencapai nilai kompetensi menulis ≥ 75 (KKM) meningkat dari 50% menjadi ≥ 87% siswa memperoleh nilai tes kompetensi menulis ≥ 75. Hal ini berarti penggunaan model Complete Sentence pada siklus II ini telah berhasil meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa.
Pembahasan Hasil Antar Siklus
Deskripsi data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan baik pada kondisi awal maupun siklus I dan II sebagaimana diuraikan di atas dapat disampaikan melalui perbandingan hasil penelitian antar siklus.
Nilai kompetensi menulis siswa yang diukur melalui tes kompetensi menulis yang dilakukan pada setiap pertemuan kedua pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan.
Menurut hasil laporan pengamatan, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 7 siswa (22%), pada siklus I adalah 16 siswa (50%) dan siklus II adalah 28 siswa (87%), sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 28% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 39%. Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dimana pada kondisi awal siswa yang belum tuntas belajar adalah 25 siswa (78%), pada siklus I adalah 16 siswa (50%) dan pada siklus II adalah 4 siswa (13%).
PENUTUP
Simpulan
1. Secara umum proses pembelajaran menulis teks procedure dengan menerapkan model pembelajaran Complete Sentence dapat meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa. Hal tersebut dapat diketahui sebagaimana nilai kompetensi menulis yang meliputi aspek isi, kosa kata, tata bahasa, dan kerapian melalui hasil karya siswa berupa teks procedure dengan indikator ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal hanya sebesar 22% sedangkan pada siklus I mencapai 50% berarti ada peningkatan sebesar 28% serta pada Siklus II mencapai 87%, berarti ada peningkatan sebesar 38%.
2. Secara umum proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis yang cenderung meningkat, meskipun dalam penelitian ini pengamatan atau observasi hanya digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran Complete Sentence berlangsung sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi menulis teks procedure siswa.
Saran
1. Peneliti berharap guru lain khususnya yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris mau mencoba mengajar para siswanya dengan menggunakan model pembelajaran Complete Sentence untuk membantu para siswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan kompetensi menulis siswa.
2. Guru lain dalam menerapkan model pembelajaran Complete Sentence dapat memberikan tindakan lebih intensif terutama dalam memberikan bimbingan pada saat siswa menyusun kalimat bahasa Inggris.
3. Sekolah perlu menyediakan kelas dan sarana prasarana pendukung lain yang memadai bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran ini sehingga guru memperoleh kemudahan dalam hal penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli.dkk. 2008. Strategi Pembelajaran.Jakarta. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Aji, Wisnu Nugroho. 2016, Penulisan berjudul Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia.
Arikunto Suharsimi, dkk, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara
Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah. Pedoman Khusus Mata Pelajaran:Jakarta. Dharma Bhakti.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris. Buku 1 Jakarta: Depdiknas.
Djuharie, Otong Setiawan. 2009. Tekhnik dan Panduan Menulis Melalui Eksplorasi Model dan Latihan Essay Writing. Bandung: Yrama Widya
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Inderawati, Rita Dr. 2007. TEFL II. PGRI University.
Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Silberman, Melvin L. 2006, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung, Nusamedia.
Suwandi, Sarwidji, 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tarigan,H.G. 2008, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa
http://journal.unwidha.id/index.php/magistra/article/viewFile/703/559