MELALUI SUPERVISE KLINIS KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SDN 2 NGLANJUK PADA SEMESTER I KECAMATAN CEPU

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Eny Sulastri

SDN 2 Nglanjuk Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan melaksanakan penelitian tindakan sekolah melalui supervise klinis yang dilaksanakan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru dan hasil belajar matematika siswa semester I di SDN 2 Nglanjuk Sebelum dilaksanakan supervise klinis, guru belum mengembangkan pembelajaran penguasaan materi pecahan siswa masih rendah kelas IV melaksanakan tes formatif diperoleh dari pra siklus yang mencapai ketuntasan 6 siswa (54%) nilai rata-rata 67,siklus I yamg mencapai ketuntasan 9 siswa (82%) nilai rata-rata 82 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 11 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 mengalami peningkatan Mengembangkan pembelajaran pada siswa kelas V dari pra siklus masih rendah yang mencapai ketuntasan 4 siswa (45%) nilai rata-rata 69,siklus I mengalami peningkatan ketuntasan 7 siswa (82%) nilai rata-rata 79 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 9 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 meningkat Mengembangkan pembelajaran penguasaan materi bangun ruang pra siklus siswa kels VI masih rendah yang mencapai ketuntasan 7 siswa (50%) nilai rata-rata 65,siklus I yamg mencapai ketuntasan 12 siswa (86%) nilai rata-rata 80 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 14 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 meningkat KKM 70.

Kata Kunci:   Supervise Klinis. Kepala Sekolah Meningkatkan Kompetensi Dalam Pembelajaran Matematika.

 

 PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kebutuhan pendidikan membutuhkan beberapa literature tertentu untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana. Pendidikan pada era sekarang sudah mampu bergerak mendekati garis kebutuhan yang harus ditempuh, dibanding sebelumnya ketika kedudukan pendidikan hanya sebagai formalitas global. Menindak semakin luasnya cakupan kebutuhan pendidikan, maka sekolah perlu memperhatikan beberapa aspek yang berhubungan dengan kualitas kinerja guru sebagai pencetak output sekolah yakni siswa. Guru perlu mendapatkan referensi tentang pengembangan pengajaran agar mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kurikulum yang berlaku sebagai kunci dalam keberhasilan.

 Supervise perlu sekali dilakukan karena sebagai alat untuk mengetahui proporsi kualitas guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Aspek yang diberikan dalam supervisi yang ada biasanya hanya masih bersifat umum, karena guru tidak dilibatkan perencanaan pembuatan supervisi padahal nantinya guru mendapatkan follow up dari supervisi yang sudah dilakukan. Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata.

 Melakukan kunjuangan dan observasi kelas, maka sebagai supervisor seharusnya dapat menganalisis data-data yang diperolehnya tersebut untuk diolah dan dikaji yang dapat dijadikan pedoman dan rujukan pembinaan dan peningkatan guru-guru selanjutnya. Masalah-masalah professional yang berhasil diidentifikasi selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut dengan maksud untuk memahami esensi masalah yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya, selanjutnya masalah-masalah tersebut diklasifikasi dengan maksud untuk menemukan masalah yang mana dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah atau di wilayah itu. Ketepatan dan kehati-hatian supervisor dalam menimbang suatu masalah akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembinaan professional guru yang bersangkutan selanjutnya.

 Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka disusun rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Sekolah sebagai berikut

 1 Apakah melaksanakan supervise klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk tahun pelajaran 2017/2018 ?

2      Apakah melalui supervise klinis yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran matematika siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk tahun pelajaran 2017/2018 ?

3      Apakah melalui supervise klinis yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran secara optimal ?

Tujuan Penelitian

 Peneliti membagi tujuan penelitian tindakan sekolah menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1.     Tujuan umum, yaitu mendeskripsikan tugas kepala sekolah sebagai leader dalam melaksanakan supervise klinis untuk meningkatkan kemampuan guru dan hasil pembelajaran matematika di SDN 2 Nglanjuk..

2.     Tujuan khusus, yaitu mendeskripsikan pengaruh dari supervise klinis yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV, V, dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk. Kecamatan Cepu,Kabupaten Blora

3.     Menerapkan supervise klinis Kepala sekolah dalam meningkatan kinerja guru matematika dalam proses pembelajaran di SDN 2 Nglanjuk.

4.     Efektivitas Penerapan supervise klinis kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran matematika di SDN 2 Nglanjuk semester I tahun pelajaran 2017/2018.

 

 

 Manfaat Penelitian

Manfaat hasil dari penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan oleh kepala sekolah diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran matematika, terutama bagi pihak berikut.

Bagi Guru

 Guru dapat memahami kondisi lingkungan sekolah dan karakter siswa penguasaan materi dari setiap pelajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran,biia memilih,metode yang sesuai dengan materi sehingga pembelajaran terlaksana secara efektif menyenangkan,media sebagai sarana alat bantu menyampaikan materi kepada siswa agar memudahkan dalam memahami,,menumbuhkan motivasi belajar,melaksanakan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran sebagai bukti dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif,efesien, menarikdan menyenangkan,.

Bagi kepala sekolah

 Kepala sekolah dapat memberikan petunjuk dan pengarahan yang bersifat praktis terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran sehingga mutu pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan tujuan. bahan refleksi dalam upaya peningkatan kinerja guru melalui supervise klinis kepala sekolah. pembinaan guru melalui supervise klinis kepala sekolah ini terbukti dapat meningkatkan kinerja guru, maka dapat dipertimbangkan sebagai bahan uji pelatihan bagi guru di masa mendatang,

 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan supervise di SDN 2 Nglanjuk, memberikan kesempatan kepada guru, untuk dapat aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah, terutama dalam meningkatkan hasil belajar dan mutu pendidikan.

 Hubungan antara supervisor dan guru bersifat demokratis, baik pada perencanaan pengajaran maupun pada pengkajian balikan dan tindak lanjut. Suasana demokratis itu dapat terwujud jika kedua pihak dengan bebas mengemukakan pendapat dan tidak mendominasi pembicaraan serta memiliki sifat keterbukaan untuk mengkaji semua dari pendapat yang dikemukakan didalam pertemuan tersebut dan pada akhirnya keputusan ditetapkan atas persetujuan bersama.

Bagi sekolah

 Sekolah dapat menyediakan fasilitas guna mendukung dari kegiatan proses pembelajaran sehingga sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Bagi pihak terkait

Pihak terkait kepala sekolah, dan dinas pendidikan dapat menyampaikan informasi yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar dan pengembangan mutu pendidikan.

 

 

 

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

 Supervisee Klinis Menurut Sahertian (2008: 16), supervisee adalah suatu usaha untuk menstimulasi, mengkoordinasi dalam membimbing secara kontinyu perkembangan guru di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya baik secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

Sedangkan Sutarsih dan Nurdin (2009: 323) mendefinisikan supervise klinis adalah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya atau yang ideal. Maksud supervise klinis hanya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok dengan inovasi yang sekarang.

 Aqib dan Rohmanto (2008: 195) mendefinisikan secara lebih lengkap bahwa supervise klinis adalah bentuk supervise yang difokuskan pada peningkatan mengajar melalui siklus yang secara sistematik, baik dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

 Supervisee klinis yang juga disebut supervise kelas adalah suatu bentuk bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui kegiatan siklus yang sistematis untuk meningkatkan proses belajar mengajar (LaSulo,Efffendi,Gojali).Richard Waller yang dikutip oleh J.l. Bolla (1985:3) mengatakan: dalam “Clinical Superviseon may be defines as superviseon focused upon the improvement of instruction by mean of systematic cycles of planning, observationand intensive intellectual analysis of actual teaching performances in the interest of rational modification”.

Belajar dan Kualitas Pembelajaran

 Secara etimologis, belajar memiliki arti selalu berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar agar terjadi perubahan.

 Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2009: 11), bahwa belajar merupakan proses kegiatan manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Jadi seorang guru dituntut untuk menciptakan berbagai bentuk kegiatan dalam mengelola pembelajaran sehingga secara optimal mengembangkan kemampuan dirinya dengan berbekal pengalaman yang ditempuh melalui berbagai macam, selama melakukan kegiatan belajar untuk mencapai keberhasilan..

Kerangka Berpikir

 Kerangka berpikir merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan sekolah.adalah mendeskripsikan tindakan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan hasil belajar matematika, maka tindakan yang dipilih adalah melalui supervise klinis. Maka kepala sekolah sebagai peneliti menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1    Kepala sekolah melaksanakan supervise klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk tahun pelajaran 2017/2018

2    Melalui supervise klinis yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkanaktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran matematika siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk tahun pelajaran 2017/2018

 3   Melalui supervise klinis yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran secara optimal

 Hipotesis

 Dalam penelitian supervise klinis yang dilaksanakan oleh kepala sekolsh di SDN 2 Nglanjuk maka disusun hipotesis sebagai berikut:

1.   “Diduga supervise klinis kepala sekolah meningkatkan kemampuan dan hasil belajar matematika siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk tahun pelajaran 2017/2018”

2.   “Diduga ada pengaruh positif melalui supervise klinis yang dilakukan kepala ekolah dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar matematika siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk tahun pelajaran 2017//2018”

3.   “Diduga melalui supervise klinis yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas secara optimal “

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan selama empat bulan, dimulai pada bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017 , dengan menampilkan jadwal kegiatan dalam penelitian tindakan sekolah secara lebih lengkap disusun peneliti sendiri Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan pada semester I di SDN 2 Nglanjuk Tempat penelitian merupakan tempat saya sebagai kepala sekoah yang melaksanakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan guru dan sehingga hasil belajar lebih baik..

Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang dijadikan subjek terdiri dari guru dan siswa kelas IV, V dan VI pada semester I di SDN 2 Nglanjuk Peneliti menampilkan subjek dalam penelitian secara lebih lengkap

 Sumber Data

Penelitian tindakan sekolah merupakan penelitian kualitatif sehingga sumber data utama dalam penelitian kualitatifialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain, seperti yang disampaikan oleh Moleong (2007: 157-163). Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian tindakan sekolah adalah kata-kata dan tindakan maupun dokumen yang dapat menjawab rumusan masalah.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 Dalam penelitian tindakan sekolah, kepala sekolah sebagai peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk pengumpulan data.

 

Observasi

 Menurut Sutopo (2002: 64), observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Dalam penelitian tindakan sekolah, observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran masing-masing. Dengan observasi ini, peneliti dapat mengetahui kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Wawancara

 Menurut pendapat Moleong (2007: 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian tindakan sekolah ini, wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari subjek penelitian selaku informan.Dengan wawancara ini, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada saat sedang berlangsung.

 Validasi Data

 Dalam penelitian tindakan sekolah, menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji keabsahan data. Menurut Sutopo (2002: 78), ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangualtion), trianggulasi peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological triangulation), dan trianggulasi secara teoritis (theoritical angulation).

 Dalam penelitian tindakan sekolah, peneliti menguji keabsahan data dengan menggunakan teknik Trianggulasi Metode. Teknik Trianggulasi Metode ini dipergunakan dengan membandingkan data yang diperoleh dari metode yang berbedasehingga lebih valid. Dalam penelitian tindakan sekolah, peneliti membandingkan data yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara kesesuaiannya.

 Analisis Data

 Dalam penelitian tindakan sekolah ini, peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan tindakan kepala sekolah dalam meningkatkan hasil belajar matematika melalui pemberian tugas. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa kelas IV, V dan VI semester I di SDN 2 Nglanjuk pada tahun pelajaran 2017/2018

 Indikator Kinerja

 Dalam penelitian ini, peneliti menentukan sejumlah indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari tindakan yang dilakukan dan tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan tersebut. Indikator kinerja dalam penetitan ini dianggap berhasil apabila:

1.     Guru dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran matematika secara aktif dan efektif.

2.     Siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

3.     Untuk mengukur hasil belajar matematika dalam penelitian menggunakan kategori nilai rata-rata .

Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian ini adalah tindakan yang dapat dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti selaku kepala sekolah melaksanakan kegiatan berupa supervise klinis yang merupakan tindakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar melalui perencanaan ,tindakan,observasi, dan refleksi

 HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru kelas di SDN 2 Nglanjuk, hasil belajar matematika masih rendah kurang memuaskan. fakta dibuktikan dengan data perolehan nilai tes formatif, hal yang berkaitan dengan siswa yang kurang motivasi belajar, dari guru penjelasan yang belum dapat diterima siswa dengan baik,sebagai guru belum maksimal. Ditinjau dari siswa, selama mengikuti pembelajaran, mereka cenderung pasif dan tidak bersemangat. Hal tersebut terjadi karena motivasi yang masih kurang,minat belajar rendah juga rendah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari guru, menjadi penanggung jawab kegiatan pembelajaran harus menguasai materi,metode,menggunakan media yang sesuai dengan materi, permasalahan semakin kompleks.

 Dari kondisi pra siklus hasil belajar matematika masih tergolong rendah. Baik penilaian yang terjadi pada siswa di kelas IV, V, dan VI KKM matematika ditentukan 70 hasil belum semua siswa mencapai nilai ketuntasan .pada siswa kelas IV sebanyak 6 siswa atau 65% rata-rata nilai 67.,siswa dari 11 siswa , untuk kelas V jumlah 9 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 4 siswa atau 44%,nilai rata-rata 69, dan siswa kelas VI dari jumlah 14 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 7 siswa atau 50% nilai rata-rata 65

 Siklus I Perencanaan dalam penelitian sebelum melksanakan kegiatan kepala sekolah menyediakan lembar observasi untuk mencatat kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran memprioritaskan untuk mengunjungi kelas sesuai jadwal yang sudah ditentukan penelitian secara berkelanjutan untuk memberikan pengarahan kepada para guru selaku subjek penelitian. Kunjungan tersebut harus berkelanjutan sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung bagaiaman para guru selama menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dari observasi mengamati secara langsung kegiatan guru dan siswa ketika pembelajaran. Sedangkan pengarahan dilakukan melalui kegiatan bersama dengan pengarahan yang bersifat sederajat antara guru dengan supervisor untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang lebih baik,efektif sehingga akan mampu meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV, V dan VI. Kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis.

 Dari kondisi siklus I hasil belajar matematika masih tergolong rendah. Baik penilaian yang terjadi pada siswa di kelas IV, V, dan VI hasilnya meningkat belum semua siswa mencapai nilai ketuntasan .pada siswa kelas IV sebanyak 9 siswa atau 82% rata-rata nilai 82.,siswa dari 11 siswa , untuk kelas V jumlah 9 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 7 siswa atau 78%,nilai rata-rata 79, dan siswa kelas VI dari jumlah 14 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 12 siswa atau 88% nilai rata-rata 80

 Dalam perencanaan di siklus II peneliti melakukan supervisi klinis di kelas IV,V dan VI. yang membedakan dengan kondisi awal maupun siklus I adalah keterlibatan kepala sekolah peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menilai bahwa jumlah siswa yang cukup banyak memerlukan peran serta peneliti untuk membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

 Perlu digaris bawahi di sini adalah kepala sekolah, peneliti hanya membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran, bukan sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang telah menjadi porsi dari guru kelas. Selain itu, selama siklus I, guru kelas juga tidak memberikan soal latihan untuk dikerjakan di rumah atau yang dikenal dengan Pekerjaan Rumah (PR). Pada siklus II diharapkan memberikan PR yang harus dikerjakan oleh siswa kemudian dilakukan pembahasan.

 Dari kondisi siklus II hasil belajar matematika masih tergolong rendah. Baik penilaian yang terjadi pada siswa di kelas IV, V, dan VI hasilnya meningkat belum semua siswa mencapai nilai ketuntasan .pada siswa kelas IV sebanyak 9 siswa atau 100% rata-rata nilai 84,siswa dari 11 siswa , untuk kelas V jumlah 9 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 7 siswa atau 100%,nilai rata-rata 84, dan siswa kelas VI dari jumlah 14 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 14 siswa atau 100% nilai rata-rata 85 .

Pembahasan

 Guru sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran mutlak memerlukan supervisi, baik dari kepala sekolah maupun kepala sekolah sehingga mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan dapat berkembang. Perlu digaris bawahi supervisi tersebut bukanlah sebagai penilaian terhadap kinerja guru, namun untuk membantu guru dan tidak boleh memaksakan kehendak.

 Dalam penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan oleh peneliti selaku kepala sekolah adalah supervisi klinis yang bertujuan untuk membina guru sehingga dapat memiliki perilaku mengajar yang seharusnya atau yang ideal. Supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah secara sistematik sehingga perencanaan dan pelaksanaan dan evaluasi saling berkaitan satu dengan yang lain merupakan rangkaian satu kegiatan.

Pada siswa kelas IV dari pra siklus,melalui supervise klinis siklus I dan siklus II terjadinya peningkatan hasil belajar siswa Hasil penilaian kelas IV melaksanakan tes formatif dari pra siklus yang mencapai ketuntasan 6 siswa (54%) nilai rata-rata 67,siklus I yamg mencapai ketuntasan 9 siswa (82%) nilai rata-rata 82 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 11 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 , KKM yang ditetapkan sekolah 70.

Penelitian pada siswa kelas V mulai muncul. Hal ini sejalan dengan hasil belajar yang meningkat.Guru kelas mulai memberikan soal latihan yang harus dikerjakan di kelas sehingga beberapa siswa yang ditunjuk memang harus mengerjakan secara langsung. Dalam pertemuan pertama, guru kelas masih membimbing bila masih terjadi permasalahan .Selanjutnya, guru hanya menunjuk saja. Pada siswa kelas V dari pra siklus ,siklus I,dan siklus II yang mencapai ketuntasan 4 siswa (45%) nilai rata-rata 69,siklus I yamg mencapai ketuntasan 7 siswa (82%) nilai rata-rata 79 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 9 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 , KKM yang ditetapkan sekolah 70.

 Pada siswa kelas VI peneliti juga turut serta membantu guru dalam kegiatan pembelajaran matematika. Namun peran serta dari peneliti ini mempunyai batasan tertentu sehingga dengan kewajiban yang harus dipenuhi oleh guru kelas.Dalam siklus II ini, peneliti berkeliling kelas untuk mengecek hasil pengerjaan oleh siswa.Dalam kesempatan tersebut, peneliti juga memberikan pengarahan, bimbingan dan arahan kepada siswa untuk bertanya dan berani mengerjakan soal latihan, termasuk mengerjakan PR yang telah diberikan. Hasil penilaian kelas VI melaksanakan tes formatif dari pra siklus yang mencapai ketuntasan 7 siswa (50%) nilai rata-rata 65,siklus I yamg mencapai ketuntasan 12 siswa (86%) nilai rata-rata 80 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 14 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 , KKM yang ditetapkan sekolah 70.

PENUTUP

Kesimpulan

 Berdasarkan data hasil penelitian melalui supervise klinis dilaksanakan kepala sekolah maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.     Sebelum dilaksanakan supervise klinis, guru belum mengembangkan pembelajaran penguasaan materi pecahan siswa masih rendah kelas IV melaksanakan tes formatif diperoleh dari pra siklus yang mencapai ketuntasan 6 siswa (54%) nilai rata-rata 67,siklus I yamg mencapai ketuntasan 9 siswa (82%) nilai rata-rata 82 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 11 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 mengalami peningkatan ,

2.      Mengembangkan pembelajaran pada siswa kelas V dari pra siklus masih rendah yang mencapai ketuntasan 4 siswa (45%) nilai rata-rata 69,siklus I mengalami peningkatan ketuntasan 7 siswa (82%) nilai rata-rata 79 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 9 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 meningkat

3.     Mengembangkan pembelajaran penguasaan materi bangun ruang pra siklus siswa kels VI masih rendah yang mencapai ketuntasan 7 siswa (50%) nilai rata-rata 65,siklus I yamg mencapai ketuntasan 12 siswa (86%) nilai rata-rata 80 dan siklus II yang mencapai ketuntasan 14 semua (100%) siswa tuntas nilai rata-rata 84 meningkat KKM 70,

Saran

 Dari melaksanakan penelitian tindakan sekolah melalui supervise klinis maka kepala sekolah sebagai peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1.     Guru sebelum melaksanakan pembelajaran harus menyiapkan rencana program pembelajaran dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efesien mencapai target yang ditentukan dapat tepat waktu.

2.     Kepala sekolah agar dapat melakukan supervise klinis secara teratur, terprogram,dapat membantu kesulitan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,mengembangan metode yang sesuai dengan materi supaya tumbuh motivasi yang kuat,dan belajar dapat menyenangkan.

3.     Guru dapat menyediakan media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa ketika memberikan penjelasan,tidak membosankan, bahkan dapat menumbuhkan perhatian sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai,pada sasarannya, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

 DAFTAR PUSTAKA

Profesionalisme Guru dan Kepala sekolah Sekolah. Bandung: YramaWidya.

Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2009. Teori Belajar dan  Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegencies. Bandung: Nuansa.

Moleong, Lexy 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja  Rosdakarya.

Mustaqim, Burhan dan Astuty, Ary. 2008. Ayo Belajar Matematika, Jilid 4  untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Permana, Dadi dan Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk     kelas VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Purwanto, Ngalim 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasardan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, Piet 2008. Administrasi Pendidikan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soenarjo. 2008. Matematika 5,SD dan MI Kelas V. Jakarta: Departemen  PendidikanNasional

Sutarsih, Cicihdan Nurdin, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Yamin, Martinis 2008, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.