MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENYIMPULAN ISI BACAAN MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT

DI KELAS IV SDN. 173447 SIBULUAN TP.2019/2020

 

Parbuktian

SDN. 173447 Sibuluan

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian Tindakan kelas ini adalah Apakah dengan penerapan model cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada materi penyimpulan isi bacaan di kelas IV dan Sejauhmanakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model cooperative script pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi penyimpulan isi bacaan di Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan T.P 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran bahasa Indonesia materi penyimpulan isi bacaan dengan menerapkan model cooperative script di Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan. Untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman guru menerapkan model dan pendekatan dalam pembelajaran di Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan T.P 2019/2020. Subjek penelitian ini adalah sebahagian siswa yang dipilih secara refresentatif dari Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan yang berjumlah 28 orang terdiri dari 18 perempuan dan 10 orang laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,55 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 orang (35,71% ) dan belum tuntas sebanyak 18 orang (64,29%) Setelah dilakukan penerapan model cooperative script pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 0,13% dari nilai awal menjadi 67,86 % pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 19 orang (67,86 %) dan yang belum tuntas 9 orang (32,14%). Pada siklus II siswa yang tuntas 27 orang (96,43%) sedangkan yang belum tuntas orang (3,57%) dengan nilai rata-rata 7,89. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 28,57%. Melalui penerapan model cooperative script pada materi penyimpulan isi bacaan terdapat peningkatkan hasil belajar pada siswa Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan T.P 2019/2020. Mutu pendidikan dan kuwalitas siswa dapat ditingkatkan apabila tenaga pengajar bekerja secara profesional dengan pemahaman dan penerapan metode dan model-model dalam pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran dengan pendekatan seperti itu akan dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Cooperative Script

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Pelajaran di dalam kelas yang disampaikan dalam bentuk ceramah saja akan membuat siswa pasif serta memiliki pengetahuan yang verbalistis (bersifat hafalan). Untuk menghindari hal seperti ini perlu keaktifan belajar anak ditingkatkan melalui usaha siswa sendiri dalam mencari, menemukan fakta, konsep serta memecahkan sesuatu masalah. Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa faktor terpenting. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut dapat dirunut melalui pemahaman hakikat pebelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya.

Mutu pendidikan dan kuwalitas siswa dapat ditingkatkan apabila tenaga pengajar bekerja secara profesional yang ditandai dengan pemahaman guru menerapkan metode dan model yang efektif dalam proses pembelajaran didalam kelas. Kurangnya kemampuan guru menguasai pendekatan mengajar akan menyebabkan siswa hanya sebagai objek dalam pembelajaran sehingga kurang meningkatkan kreatifitas siswa sehingga pencapaian prestasi tidak dapat tercapai secara optimal , seperti halnya yang terjadi pada kelas Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan prestasi belajar siswa masih relatif rendah dalam bidang studi bahasa Indonesia.

Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pembelajaran harus berupaya secara maksimal menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa dengan kreatif menciptakan ide, gagasan, kreasi baru dalam proses pembelajaran. Salah satu Strategi pembelajaran aktif yang relevan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah Strategi pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script karena dengan penerapan model tersebut siswa akan lebih berperan aktif karena langsung melaksanakan aksi (action) dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Keterlibatan siswa dalam proses pembe secara aktif akan mempercepat tingkat penguasaan kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotorik diri siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta faktor lingkungan secara menyeluruh merupakan faktor-faktor yang berpengaruh. Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung ataupun tidak langsung.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989: 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981: 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002: 39).

Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses pembelajaran.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model cooperative script, dimana penelitian ini berupa memaparkan upaya peningkatan hasil belajar siswa pada materi penyimpulan isi bacaan pada kelas IV. Penelitian dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.

Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini memiliki beberapa tahapan pelaksanaan tindakan berupa siklus-siklus yaitu perencanaan tindakan observasi dan refleksi. Prosedur dalam penelitian ini direncanakan dua siklus. Adapun tahapannya adalah:

 

 

 

 

Siklus I

Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah merencanakan tindakan yaitu penyusunan skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut .

  1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi penyimpulan isi bacaan
  2. Mempersiapkan materi ajar dengan materi pokok pada materi penyimpulan isi bacaan
  3. Merancang pembagian kelompok dan Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam setiap siklus

Tahap Pelaksanaan Tindakan:

  1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
  2. Guru memberikan LK (lembar kerja) kepada masing-masing siswa
  3. Guru meminta siswa melakukan pengamatan menganalisis mengkaji untuk menjawab soal yang ada di lembar kerja siswa (LKS).
  4. Guru memberikan kesimpulan bersama dengan siswa pada Pokok Bahasan

Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan pelaksanaan membuat kesimpulan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kelemahan maupun kekurangan dalam pembelajaran untuk diperbaiki pada siklus II.

Setelah siklus I dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal, maka dalam hal ini dilakukan Siklus II dengan tahapan untuk dapat mengetahui sejauh mana terjadi suatu perubahan peningkatan nilai siswa dari tahapan demi tahapan yang sudah dilaksanakan sehingga secara nyata terdapat peningkatan

Siklus II

Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II merupakan tahap refleksi dari siklus I. Pada tahap ini guru dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang kurang berhasil dalam belajar dan mempokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I.

Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama dengan menemukan alternatif permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan perencanaan yaitu:

  1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan permasalahan yang muncul pada siklus I dengan materi pada Pokok Bahasan setelah dilakukan diagnose tentang kemampuan siswa.
  2. Sebelum masuk materi baru terlebih dahulu membahas soal mengenai tes pada siklus I sehingga siswa tentang pada pokok bahasan dan menyelesaikan soal

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan ini berusaha mungkin memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada siswa. Hasil yang diharapkan yaitu agar seluruh materi yang diajarkan kepada siswa dapat dipahami siswa dan benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut Pelaksanaan siklus II:

  1. Membahas materi yang dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa kurang memahami konsep pokok bahasan tersebut semakin mengerti.
  2. Menjelaskan tahap-tahap penggunaan cooperative script pada materi pada materi penyimpulan isi bacaan, sehingga siswa yang kurang memahami materi diatas dengan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal yang masih belum dipahami oleh siswa.
  3. Memberikan contoh dengan tahap-tahap penggunaan model cooperative script
  4. Peneliti mengarahkan siswa yang tidak termotivasi untuk mempraktekkan cara melakukan cooperative script dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pada Pokok Bahasan penyimpulan isi bacaan
  5. Memotivasi siswa agar selalu aktif dalam melaksanakan berbagai percobaan yang ditugaskan oleh guru
  6. Memberikan pengarahan kepada siswa yang masih kurang memahami
  7. Memantau aktivitas siswa selama melakukan model cooperative script dalam kelompok yang sudah ditentukan

Tahap Refleksi

Hasil dari tes yang diberikan, digunakan sebagai dasar pengembangan kesimpulan. Apakah kegiatan yang dilakukan telah berhasil. Jika pada siklus II ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesalahan menyelesaikan soal, maka akan direncanakan siklus selanjutnya. Namun jika memenuhi indikator keberhasilan belajar, maka tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya.

Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2008:16) mengemukakan secara garis besar terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindak kelas, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan Dan Refleksi. Adapun rancangan (desain) PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara untuk menggunakan model kemmis dan Mc.Tanggart. (depsiknas,2004), pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi 4 alur (langkah) Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi Alur (langkah) pelaksanaan Tindakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kemampuan Awal Siswa

Sebelum perencanaan tindakan siklus I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan Pre Tes cerara objektif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta untuk mengetahui gambaran kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pembelajaran. Dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat dibawah ini pada Tabel 1:

Tabel 1. Hasil perolehan nilai pada saat Tes Awal

Uraian Skor Nilai Keterangan
T TT
Jumlah Nilai 634 211 10 18
Rata-rata nilai 7,55

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,55 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 orang dan belum tuntas sebanyak 18 orang.

Tabel II. Hasil perolehan nilai pada saat Tes Awal

Uraian Nilai Keterangan
T TT
Jumlah 211 10 18
Rata-rata 7,55
% Tuntas 35,71%
% Belum Tuntas 64,29%

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,55 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 orang (35,71%) dan belum tuntas sebanyak 18 orang (64,29%).

Tabel III. Hasil perolehan nilai pada saat Tes Awal

Nilai F % T TT
Jumlah 28 100 10 18
Persentase 100% 35,71% 64,29%

 

Dari diagram di atas dapat diketahui persen klasikal siswa yang tuntas 10 orang dan yang belum tuntas 18 orang. Dengan ini dapat diketahui Persen Klasikal Ketuntasan, yaitu:

PKK Tuntas. PKK Belum Tuntas

Hal ini menunjukkan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal masih rendah, maka selanjutnya dilakukan perbaikan dengan penerapan model Cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pembelajaran.

 

 

Siklus I

Perencanaan

Selanjutnya setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, peneliti merancang suatu alternatif pemecahan masalah bagi siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  1. Membuat lembar observasi, guru mengamati proses pembelajaran
  2. Membuat Lembar Observasi, mengamati siswa selama proses pembelajaran
  3. Mempersiapkan materi ajar dan mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative script
  4. Merancang pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi 5 kelompok
  5. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan di akhir pelajaran

Pelaksanaan

Peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Selanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran sekaligu memberikan informasi tentang prosedur yang akan dilaksanakan sesuai dengan model Cooperative script Peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan alat dan bahan serta metode pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Tabel IV. Hasil perolehan nilai pada saat Tes Siklus I

Uraian Skor Nilai Keterangan
T TT
Jumlah 634 215 19 9
Rata-rata nilai   7,68

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,68 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

Tabel V. Hasil perolehan nilai pada saat Tes Siklus I

Uraian Nilai Keterangan
T TT
Jumlah 215 19 9
Rata-rata 7,68
% Tuntas 67,86 %
% Belum Tuntas 32,14%

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 0,13% dari nilai awal menjadi 67,86 % pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 19 orang (67,86%) dan yang belum tuntas 9 orang (32,14%)

Tabel VI. Hasil perolehan nilai pada saat Tes Siklus I

Uraian Nilai Keterangan
T TT
Jumlah 215 19 9
Rata-rata 7,68
% Tuntas 67,86 %
% Belum Tuntas 32,14 %

 

Tabel dan diagram siklus I di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 7,68. Siswa yang tuntas sebanyak 19 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) =  serta siswa yang Belum Tuntas sebanyak 9 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 0,13%. Namun demikian tingkat Ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai indikator yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan pembelajaran kembali dengan memperbaiki langkah-langkah yang dianggap belum efektif.

Pengamatan

Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi siklus II, dapat diketahui:

Persentase Ketuntasan Klasikal semakin meningkat hingga mencapai 67,86 % Peneliti sudah menerapkan model cooperative script dengan baik Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam kerjasama dalam kelompok.

Siklus II

Perencanaan

Alternatif pemecahan masalah yang dirancang pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

  1. Menyusun RPP dan menentukan soal-soal latihan yang akan diberikan kepada siswa pada saat pelajaran berlangsung
  2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
  3. Peneliti kembali membagi kelompok yang terdiri dari 8 orang siswa per kelompok
  4. Peneliti bersama-sama dengan siswa akan menyaksikan video (alat Peraga) tentang materi Sifat bahan dan kegunaannya.

 

Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan siklus II terdapat beberapa perbedaan dengan siklus I, seperti penggunaan alat peraga, dan pembagian kelompok yang langsung dilakukan oleh peneliti. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, peneliti mengajak satu kelompok untuk mendemonstrasikan materi sesuai dengan alat peraga yang telah disajikan.

Uraian Skor Nilai Keterangan
T TT
Jumlah 634 221 27 1
Rata-rata nilai 7,89

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,89 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang dan belum tuntas sebanyak 1 orang.

Uraian Nilai Keterangan
T TT
Jumlah 221 27 1
Rata-rata 7,89
% Tuntas 96,43
% Belum Tuntas 3,57

 

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa yang tuntas 27 orang (96,43%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3,57 %) dengan nilai rata-rata 7,89. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 28,57%.

Uraian F % T TT
Jumlah 28 100 27 1
Persentase 100% 96,43% 3,57%

 

Tes Siklus II

Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu bahwa siswa yang tuntas 27 orang sedangkan yang belum tuntas 1 orang dengan nilai rata-rata 7,89. Dengan demikian dapat diketahui Persentase Ketuntasan Klasikal:

yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Pembelajaran dengan penerapan model cooperative script

 

 

 

Pengamatan.

Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi siklus II, dapat diketahui: Persentase Ketuntasan Klasikal semakin meningkat hingga mencapai 96,43% Peneliti sudah menerapkan model cooperative script dengan baik Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam kerjasama dalam kelompok.

KESIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan

  1. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,55 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 orang (35,71% ) dan belum tuntas sebanyak 18 orang (64,29%)
  2. Setelah dilakukan penerapan model cooperative script pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 0,13% dari nilai awal menjadi 67,86 % pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 19 orang (67,86 %) dan yang belum tuntas 9 orang (32,14%).
  3. Pada siklus II siswa yang tuntas 27 orang (96,43%) sedangkan yang belum tuntas orang (3,57%) dengan nilai rata-rata 7,89. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 28,57%
  4. Melalui penerapan model cooperative script pada materi penyimpulan isi bacaan terdapat peningkatkan hasil belajar pada siswa Kelas IV SDN. 173447 Sibuluan T.P 2019/2020.
  5. Mutu pendidikan dan kuwalitas siswa dapat ditingkatkan apabila tenaga pengajar bekerja secara profesional dengan pemahaman dan penerapan metode dan model-model dalam pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran dengan pendekatan seperti itu akan dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa.

SARAN

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dapat terwujud.
  2. Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan media dan metode pembelajaran sehingga proses belajar mengajar yang baik dapat dilaksanakan
  3. Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
  4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapan-tahapan dalam metode ini serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik.
  5. Sarana dan prasarana sekolah sebagai salah satu faktor yang turut mendukung keberhasilan pembelajaran siswa di sekolah khususnya media-media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah sehingga guru pada SDN. 173447 Sibuluan semakin melatih diri menggunakan media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gie, The Liang. 1985. Cara Belajaryang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.

Gunawan, Ary H, 1986, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.

Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hort. 2005. Model Belajar dan Kesulitan – Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

Miarso, Yusufhadi, 1994, Posisi dan Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan. Makalah Seminar IKIP Jakarta.

Muhaimin, Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Trigenda Karya