Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Student Teams Achievement Division
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS VII I SMP NEGERI I MARGASARI
Nur Azizah
SMP Negeri I Margasari
ABSTRAK
Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya materi organisasi kehidupan. Hal tersebut disebabkan karena metode mengajar guru yang masih konvensional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas selama dua siklus yang setiap siklusnya dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Dari hasil pengamatan pada siklus I selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa mulai terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar materi orgaisasi kehidupan, yaitu dari 31 siswa diperolah ketuntasan klasikal sebesar 51,61%. Pada hasil belajar siklus II, dari 31 siswa diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 85,87%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar materi organisasi kehidupan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata kunci: Hasil belajar IPA, Student Teams Achievement Division (STAD), siswa kelas VII
PENDAHULUAN
IPA atau sains adalah salah satu mata pelajaran yang sistematis dalam menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya ini berawal dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa keingintahuannya. Pendidikan IPA sendiri diharapkan menekankan pada pemberian pengalaman langsung bagi siswa untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu pengetahuan dan penerapan dalam lingkungan masyarakat. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran IPA tersebut maka diperlukan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung.
Sebelum penelitian dilakukan guru memang belum menggunakan berbagai model pembelajaran yang kooperatif yang sesuai materi pembalajaran. Guru baru sebatas menggunakan metode ceramah yang monoton dengan komunikasi searah sehingga tidak dapat memicu siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya yang pada akhirnya siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Setelah selesai menerangkan materi, guru memberikan soal yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga hasil belajar siswa rendah rendah.
Berdasarkan uraian diatas, agar pembelajaran IPA menyenangkan, siswa aktif, termotivasi, berminat dan perhatian, komunikatif, dan antusias terhadap mata pelajaran IPA maka guru perlu mengadakan terobosan-terobosan baru dalam hal metode atau teknik yang dapat mengubah sikap dan pandangan siswa terhadap IPA agar mata pelajaran IPA menyenangkan sehingga timbullah rasa senang belajar IPA yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya..
Dari fakta tersebut perlu upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang kooperatif dan melakukan simulasi tentang bagaimana proses pembelajaran materi organisasi kehidupan. Pembelajaran kooperatif yang akan dilakukan yaitu model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
Pembelajaran dimulai dengan guru mempresentasikan tentang materi organisasi kehidupan. Setelah itu, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dilanjutkan guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) tentang organisasi kehidupan. Siswa melakukan kegiatan sesuai petunjuk yang terdapat pada LKS. Pada akhirnya tiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan. Untuk mengetahui tentang pemahaman siswa maka guru mengadakan tes tertulis pada akhir pertemuan. Melalui tindakan guru setelah penelitian tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas nampak adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan harapan. Kesenjangan pokok dari subyek yakni pada kondisi awal hasil belajar IPA yang rendah sedangkan kondisi akhir yang diharapkan hasil belajar IPA meningkat. Kesenjangan pokok dari peneliti yakni pada kondisi awal peneliti masih menyampaikan materi menggunakan metode ceramah sedangkan kondisi akhir peneliti harus menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah Penggunaan model pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Organisasi Kehidupan, pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018? (2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Students Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain: (1) Meningkatkan hasil belajar IPA materi Organisasi Kehidupan melalui penggunaan model pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Memperoleh gambaran proses pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) materi Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus mengembangkan dirinya. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia terbentuk dan dikembangkan karena belajar. Proses belajar terjadi di mana saja baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977: 3), belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia.
Hasil Belajar
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Pembelajaran IPA
IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA. (Depdiknas, 2004)
Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik membangun pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Untuk siswa SMP, umumnya berada pada fase peralihan dari operasional konkrit menuju operasional formal. Ini berarti, siswa SMP telah dapat diajak berpikir secara abstrak, misalnya melakukan analisis, inferensi, menyimpulkan, menggunakan penalaran deduktif dan induktif, dan lain-lain, namun seharusnya berangkat/dimulai dari situasi yang nyata dulu. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan memegang peran penting dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA tidak sekedar pembelajaran hafalan. (Windarsih dan Abadi, 2011)
Materi Organisasi Kehidupan
Semua kehidupan tersusun dari sel, dari organisme terkecil seperti bakteri hingga organisme terbesar seperti pohon beringin. Kemampuan mata manusia untuk melihat benda-benda di bumi sangat terbatas yaitu hanya mampu melihat benda yang paling kecil berukuran 0,01 cm. Sel mempunyai ukuran lebih kecil dari batas penglihatan manusia yaitu berdiameter 0,002 cm. Untuk dapat mengamati sel dibutuhkan alat yang mampu melihat benda-benda berukuran sangat kecil atau mikroskopik yaitu mikroskop.
Hasil observasi dan simpulan tentang teori sel oleh ilmuwan abad 17 seperti Schwann dan Schleiden merupakan ide dasar dari biologi modern. Teori sel dibentuk dari tiga ide utama: (1) Beberapa jenis organisme disusun dari satu sel seperti amoeba atau bakteri. Organisme lebih besar seperti manusia, dibentuk dari berjuta-juta sel. (2) Sel adalah unit dasar kehidupan suatu organisme. (3) Semua sel berasal dari sel sebelumnya.
Struktur sel terdiri dari: membran sel, sitoplasma, inti sel dan dinding sel. Benda-benda yang terdapat di dalam sitoplasma sel di sebut organel. Masing-masing organel memiliki tugas tertentu. Tugas masing-masing organel tersebut adalah sebagai berikut: (1) Retikulum Endoplasma (RE), berfungsi sebai tempat proses pembuatan/sintesis protein yang akan disempurnakan lebih lanjut di dalam badan golgi. (2) Ribosom ada yang tersebar di dala sitoplasma, sementara yang lainnya melekat pada RE. Ribosom berfungsi sebagai tempat pembuatan protein. (3) Badan Golgi (BG) yaitu suatu struktur berupa kantung yang dibungkus oleh membran, berfungsi mengangkut zat-zat yang telah dihasilkan oleh sel. (4) Mitokondria adalah organel tempat terjadinya pemecahan molekul makanan sehingga dihasilkan energi. Mitokondria merupakan tempat pembangkit energi untuk keperluan sel. Sel yang aktif biasanya lebih banyak mengandung mitokondria. (5) Lisosom, organel ini mengandung enzim-enzim pencernaan yang bertugas mencerna zat-zat sisa. (7) Vakuola adalah daerah yang terdapat di dalam sel yang berfungsi menyimpan berbagai zat seperti air, makanan, atau zat sisa. (8) Kloroplas ialah organel yang terdapat di dalam sel tumbuhan yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi kimia berbentuk gula yang disebut glukosa. Zat kimia di dalam kloroplas yang berfungsi menangkap energi cahaya ialah klorofil, yaitu pigmen yang memantulkan warna sinar hijau.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan dan fungsi yang sama. Pada organisme bersel banyak seringkali sel tidak dapat bekerja sendiri. Setiap sel bergantung pada sel yang lain. Kerjasama dan interaksi diantara sel-sel ini menyebabkan organisme dapat mempertahankan hidupnya. Komunikasi antar sel dilakukan dalam jaringan.
Suatu organ adalah sekumpulan jaringan yang secara bersama-sama berfungsi mendukung kerja atau tugas tertentu. Organ itu seringkali dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda. Contoh organ adalah jantung, otak, hati, dan paru-paru. (Windarsih dan Abadi, 2011)
Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. (Slavin, 2008).Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Beberapa variasi dalam model pembelajaran kooperatif tersebut salah satunya adalah Student Teams Achievement Division (STAD).
Student Teams Achievement Division (STAD) atau Tim Siswa Kelompok Prestasi merupakan jenis pembelajaran kooperatf yang paling sederhana. Dalam Student Teams Achievement Division (STAD) siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen.
Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis ini mereka tidak boleh saling membantu.
Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal siswa kurang aktif dan hasil belajar IPA rendah. Siswa dapat mengetahui tanpa membuktikan dan menemukan kebenaran konsep yang dipelajari sehingga pemahaman dan hasil belajarnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang kooperatif dan penggunaan alat peraga yang sesuai, yaitu dengan model STAD.
Dalam penelitian ini tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan beranggotakan 6 siswa tiap kelompoknya. Pada siklus II setiap kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
Hipotesis Tindakan
Dengan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Objek Tindakan
Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah model pembejaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang berupaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari.
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Margasari. Dengan subyek siswa kelas VII I yang terdiri dari 12 siswa putra dan 19 siswa putri Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Pada bulan Januari sampai Juni 2018.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, terdapat tiga metode pengumpulan data, antara lain: (1) Tes, metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan menggunakan tes tertulis berbentuk soal uraian sebanyak 5 soal. Masing-masing soal mempunyai bobot skor 4. Pada siklus I. Skor maksimal adalah 20. Untuk siklus II, bentuk soal sama uraian masing-masing soal mempunyai bobot 4. Skor maksimal 20. (2) Observasi, metode ini digunakan untuk mengetahui langkah-langkah proses pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi organisasi kehidupan. (3) Dokumentasi, metode ini digunakan untuk memperbaiaki data hasil belajar, yang berupa daftar nilai, gambar, foto, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, antara lain: (1) Berasal dari subyek atau sumber data primer yang berupa hasil ulangan harian siswa materi Organisasi Kehidupan pada kondisi awal yaitu sebelum menggunakan model pembelajarn Student Teams Achievement Division (STAD), hasil ulangan harian materi Organisasi Kehidupan setelah menggunakan model pembelajarn Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I dan siklus II. (2) Berasal dari selain subyek atau sumber data sekunder, yaitu diperoleh peneliti dari teman sejawat dan kolaborator berupa deskripsi kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Analisis Data
Analisis data kuantitatif pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes materi Organisasi Kehidupan pada kondisi awal sebelum menggunakan model pembelajarn Student Teams Achievement Division (STAD) dengan nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus I dengan nilai tes setelah siklus II.
Analisis data kualitatif yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Adapun data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang disesuaikan dengan kategori amat baik, baik, cukup, dan kurang untuk memperoleh kesimpulan. Siswa dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar IPA apabila dapat mengerjakan soal evaluasi dengan benar dan memiliki nilai baik atau amat baik.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator kinerja yang dipakai dalaam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas VII yaitu 72 untuk ketuntasan belajar perorangan dan 80% siswa telah memenuhi KKM untuk ketuntasan klasikal.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan dengan dua siklus dimana tiap siklus mempunyai tahapan sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran materi organisasi kehidupan mata pelajaran IPA di kelas VII I Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 SMP N I Margasari ini menghadapi permasalahan dalam hal belajar mengajar. Hal ini tampak pada saat proses belajar mengajar IPA pada kompetensi dasar organisasi kehidupan pada manusia, nilai rata-rata terhadap hasil belajar materi organisasi kehidupan hanya 60 padahal KKM nya 72. Selain itu siswa kurang antusias terhadap materi organisasi kehidupan..
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilaksanakan upaya menggunakan model pembelajaran yang efektif agar mampu meningkatkan kemampuan hasil belaja siswa dalam belajar IPA terutama materi organisasi kehidupan. Tujuan lain supaya siswa dapat berinteraksi langsung dengan sumber belajar atau model pembelajaran yang mengarah pada hasil belajar yang optimal, salah satunya adalah model pembelajara Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD), ketidakjelasan materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, juga mempermudah pemahaman siswa terhadap materi organisasi kehidupan sehingga proses belajar siswa materi organisasi kehidupan lebih menyenangkan dan efektif.
Hasil Penelitian Siklus I
Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan, pertemuan ke 1 tanggal 22 Februari 2018, pertemuan ke 2 tanggal 23 Februari 2018 dan pertemuan ke 3 tanggal 24 Februari 2018. Pada siklus I ini peneliti melakukan tahapan penelitian berupa perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
Bardasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama kolaborator diketahui bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa mulai serius ketika mendengarkan penjelasan dari guru. Selain itu, siswa tampak mulai terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran utamanya pada saat mereka kerja kelompok. Pada saat presentasi hasil kerja kelompok, beberapa siswa dari kelompok lain berusaha untuk bertanya, berpendapat, atau menyanggah. Peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini berdampak pada meningkatnya nilai kemampuan hasil belajar siswa. Nilai kemampuan hasil belajar siswa berasal dari nilai tes tindakan yang berupa soal ulangan materi organisasi kehidupan. Tes dilaksanakan pada pertemuan ketiga, hasil tes siklus I sebagai berikut: dari 31 siswa, 16 atau 51,61% siswa tuntas belajar, sedangkan 15 atau 48,38% siswa lainnya belum tuntas belajar. Sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal minimal yaitu 85%. Rata – rata nilai kelas 67,74 atau masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA kelas VII yaitu 72.
Mencermati berbagai kelemahan yang ditemukan pada siklus I ini maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian pada siklus II. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Hasil Penelitian Siklus II
Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Pertemuan ke 1 tanggal 1 Maret 2018, pertemuan ke 2 tanggal 2 maret 2018, dan pertemuan ke 3 pada tanggal 3 Maret 2018.
Pada siklus II ini peneliti melakukan tahapan penelitian berupa perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
Bardasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama kolaborator pada siklus II, diketahui bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa semakin serius dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pengamatan seperti yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS) semakin bagus karena jumlah anggota tiap kelompok hanya 3-4 siswa. Masing-masing anggota saling berkontribusi dalam menyelesaikan tugas kelompok. Peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini berdampak pada meningkatanya hasil belajar siswa sebagai berikut: dari 31 siswa, 26 siswa atau 83,87% siswa tuntas belajar, sedangkan 5 siswa atau 16,13% siswa lainnya belum tuntas belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal minimal yaitu 85%. Rata – rata nilai kelas 83,57 atau sudah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA kelas VII yaitu 72. Sehingga indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini sudah tercapai. Oleh karena itu, penelitian sudah dianggap cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas data hasil belajar siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 67,74. Pada siklus II menjadi 83,57 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 15,83. Sedangkan secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 16 siswa atau 51,61% dan siklus II adalah 26 siswa atau 85,87%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara siklus I dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 34,26%.
Berdasarkan semua hasil penelitian sebagaimana diuraikan pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yang berbunyi “Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018” maka dapat diterima.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar siswa. Dari rata-rata kelas pada siklus I 67,74 dan ketuntasan klasikal 51,61% meningkat menjadi 83,57 dan ketuntasan klasikal mencapai 85,87% pada siklus II.
Proses pelaksanaan pembelajaran materi Organisasi Kehidupan dengan menggunakan model Students Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebagaimana sintak yang tersedia.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
- Guru lain perlu menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran IPA, sehingga dapat meningkatkan peran aktif siswa.
- Guru dalam menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karakteristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana. Tiga hal penting yang juga harus diperhatikan guru antara lain sistem pengelompokkan siswa, semangat bekerja sama antarsiswa, dan penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud.1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas.2004.Sains.Jakarta: Depdiknas.
Gagne, Robert M.1977. The Conditions of Learning.Newyork: Rinehartand Winston.
Nawawi,Hadari.1981.Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid Terhadap Prestasi Belajar di SD.Jakarta: Analisa Pendidikan.
Slavin, Robert E.2008.Cooperative Learning (Terjemahan Narulita Yusron).Bandung: Nusa Media.
Windarsih, Gut dan Abadi, Rinawan.2011.Pegangan Guru IPA Terpadu Kelas IX. Klaten: Intan Pariwara.