UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS CERITA INSPIRATIF MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IX I SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 SLAWI

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Tosikun

SMP Negeri 2 Slawi

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis teks cerita inspiratif melalui Media Audio Visual bagi siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4 (empat) langkah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan,Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran menulis teks cerita inspiratif melalui media audio visual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Persentasi rata-rata keaktifan siswa pada siklus 1 sebanyak 73% dengan kategori keaktifan cukup aktif, sedangkan pada siklus II mencapai 93% dengan kategori sangat aktif, berarti ada peningkatan sebesar 20%. (2) Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual juga berimplikasikan pada hasil belajar menulis teks cerita inspiratif siswa. Sebagaimana diketahui ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal hanya 11 siswa dari 30 siswa atau sebesar 36,67% sedangkan pada siklus I ada 18 siswa atau sebesar 60% berarti ada peningkatan sebesar 23,33% serta pada siklus II meningkat menjadi 93,33% berarti ada peningkatan sebesar 33,33% dari tahap siklus I ke siklus II.

 Kata Kunci: Media Audio Visual, Keterampilan Menulis, Keaktifan.

 

PENDAHULUAN

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan pada seluruh proses belajar siswa di sekolah. Aspek menulis dianggap yang paling sulit dan kompleks. Karena ekspresi tulis memerlukan penyusunan yang lebih unggul dalam isi pikiran, struktur kalimat, gaya bahasa, dan jauh lebih teratur dalam pengertian ide-ide (Tarigan, 1986: 5).

Pembelajaran bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Untuk mewujudkan peranannya, ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan berbicara, membaca, dan menulis.

Kenyataannya mengajarkan menulis cerita inspiratif tidaklah mudah. Berdasarkan apa yang dialami peneliti sebagai guru menunjukkanbahwa sebagian siswa masih menganggapmenulis cerita inspiratif lebih sulit dibandingkan dengan menulis surat, menulis pengalaman pribadi atau lainnya. Siswa merasa kesulitan dalam mengembangkan ide pokok. Keterikatan antara paragraf satu dan paragraf berikutnya yang padu sehingga tersusun menjadi teks cerita inspiratif.Sedangkan pada kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pembelajaran. Menulis cerita inspiratif juga menuntun siswa untuk kreatif mengembangkan ide pokok ke dalam tulisan agar dapat dijadikan alat komunikasi secara langsung maupun tidak langsung.

Peneliti menyadari kondisi tersebut dikarenakan peneliti sebagai guru juga masih belum menggunakan metode mengajarkan menulis cerita inspiratif yang maksimal. Pada proses pembelajaran peneliti masih terbatas menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan penugasan. Hasil pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran pada siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, pada pembelajaran prasiklus diperoleh data bahwa dari jumlah 30 siswa kelas IX I, hanya 10 siswa (33%) yang menunjukkan keseriusan mengikuti pembelajaran, dan hanya 3 siswa (10%) mau bertanya, selebihnya 57% siswa aktivitasnya menunjukkan rendah. Dari hasil pekerjaan siswa menulis cerita inspiratif saat dikumpulkan dan dinilai ternyata belum memuaskan, karena hanya 10 siswa (33,33%) siswa yang mencapai ketuntasan minimal atau KKM yang telah ditetapkan, yaitu 74. Selebihnya sebanyak 20 siswa (67,67%) belum tuntas. Padahal ketuntasan klasikal adalah jika jumlah siswa yang mencapai KKM sudah ≥ 85%.

Menyadari kondisi tersebut, peneliti sebagai guru bahasa Indonesia harus kreatif dan inovatif. Peneliti harus mampu memberikan pemahaman kepada siswa bahwa menulis cerita inspiratif tidaklah sulit. Menulis cerita inspiratif dapat dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Agar teks cerita inspiratif yang ditulis dapat sesuai dengan ide atau gagasan, tentu saja ada teknik atau metode penulisan yang perlu diperhatikan.

Langkah yang dapat ditempuh untuk membiasakan menulis teks narasi (cerita inspiratif) sangatlah beragam. Guru dapat memilih cara yang paling sesuai dengan karakteristik kelas. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media audio visual pada kelas IX I.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana audio visual dapat meningkatkan keaktifan belajar menulis teks cerita inspiratif siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimana media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar menulis teks cerita inspiratif siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020?

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hal-hal sebagai berikut: (1) Meningkatkan keaktifan belajar menulis teks cerita inspiratif siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui mediaaudio visual. (2) Meningkatkan hasil belajar menulis teks cerita inspiratif siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui media audio visual.

KAJIAN PUSTAKA

Keaktifan Siswa

Sardiman (2003: 95) mengemukakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak dapat memungkinkan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Antara lain bertanya tentang apa yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan untuk menunjang prestasi belajar.

Menurut Rusman (2015: 12) belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku pribadi. Sedangkan menurut Trianto (2009: 16), secara umum belajar di artikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tumbuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Sedangkan menurut Slameto (2010: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

Dari pengertian belajar sendiri dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan, penemuan konsep, dan keterampilan serta pembentukan sikap. Jadi, aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dalam bentuk sikap, pikiran, dan perhatian untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan, penemuan konsep, dan keterampilan serta pembentukan sikap.     

Hasil Belajar 

Menurut Nana Sudjana dalam Edukata. blogspot.co.id hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi, hasil belajar merupakan salah satu ukuran penguasaan siswa mendapatkan pelajaran di sekolah. Untuk mengukur kemampuan siswa tersebut dilakukan evaluasi. Evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengumpulan data mengenai kemampuan belajar siswa untuk menentukan apakah kompetensi dasar dan indikator hasil belajar tercapai seperti apa yang diharapkan.

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami suatu proses pembelajaran. Dikutip dari sumber yang sama, Depdiknas mengemukakan bahwa belajar adalah penguasaan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dari nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

Hakikat Teks Cerita Inspiratif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia inspirasi diartikan sebagai ilham atau sesuatu yang dapat menggerakkan hati untuk mencipta (mengarang syair, lagu, dan sebagainya). Dalam beberapa literasi dijelaskan bahwa inspirasi merupakan percikan ide-ide kreatif yang timbul akibat proses pembelajaran dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dengan demikian teks cerita inspiratif adalah teks yang berisi cerita fiksi maupun pengalaman yang benar-benar terjadi yang mampu menggugah inspirasi dan semangat seseorang yang membacanya.

Teks cerita inspiratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Teks yang menginspirasi memiliki struktur teks yang terdiri atas orientasi, perumitan peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda.(2) Teks yang menginspirasi biasanya memiliki tema yang spesifik yang dapat dikembangkan menjadi cerita yang menarik. (3) Selain temanya, teks inspirasi juga memiliki alur tertentu sehingga pembaca dapat memahami cerita yang disajikan dan pesan yng terkandung di dalamnya. (4) Teks yang menginspirasi juga memiliki amanat atau pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Misalnya hidup bahagia dengan segala kekurangan yang dimiliki. (5) Teks yang menginspirasi adalah naratif karena menceritakan tentang seseorang atau sesuatu yang dapat menginspirasi siapa saja untuk membaca cerita. (6) Teks yang menginspirasi umumnya menceritakan kisah kehidupan karakter yang bisa menjadi panutan bagi pembacanya. Karakter dalam teks inspirasi dapat berupa karakter dalam kehidupan nyata atau fiksi. Ini juga bisa menjadi teks yang menginspirasi yang terkandung dalam cerita binatang atau dongeng.

Langkah-langkah menulis teks cerita inspiratif sebagai berikut: (1) Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan. (2) Menetapkan sasaran pembaca. (3) Merancang peristiwa-peristiwa yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur. (4) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung. (5) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. (6) Mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut.

Media Audio Visual

Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Ashari (2009: 45) mendifinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Sementara itu Ashari (2002: 5-7) mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu media yang dapat dilihat dapat didengar seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide.Sedangkan Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang- dengar.Contoh dari media audio visual adalah program video atau televisi pendidikan, vieo atau TV instruksional, dan program slide suara (sound slide).

Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual satu cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Arsyad (2011: 31) mengemukakan bahwa audio visual memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Mereka biasanya bersifat linear. (2) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis. (3) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya. (4) Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak. (5) Mereka dikembangkan menurut psikologis, behaviorisme, dan kognitif. (6) Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid.

Kerangka Berpikir

Rendahnya tingkat kemampuan menulis teks cerita inspiratif pada siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 disebabkan oleh rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran juga belum menggunakan media yang sesuai sehingga membuat pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh peneliti sebagai guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang inovatif. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks cerita inspiratif adalah media audio visual.

Tindakan siklus I adalah guru menerapkan metode visual atau gambar dalam pembelajaran teks cerita inspiratif, setelah itu siswa berkelompok berlatih menulis teks cerita inspiratif. Pada siklus II tindakan yang dilakukan adalah guru menerapkan metode audio visual berupa tayangan atau film pendek dan mempersiapkan siswa berkelompok yang beranggotakan lebih kecil yaitu 4 – 5.

Hipotesis Tindahan

Dari kerangka berpikir diatas dapat diambil hipotesis tindakan penelitian sesagai berikut: dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar menulis teks cerita inspiratif pada kelas IX I semester genap SMP Negeri 2 Slawi Tahun Pelajaran 2019/2020.

 Objek Penelitian

Objek tindakan dalam penelitian ini adalah “Keaktifan dan Hasil Belajar Menulis Teks Cerita Inspiratif Pada Siswa Kelas IX I Semester Genap SMP Negeri 2 Slawi Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Setting Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Slawi Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 8 Dukuh salam Slawi pada kelas IX I Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas IX I Semester Genap SMP Negeri 2 Slawi Tahun Pelajaran 2019/2020. Jumlah siswa IX I adalah 30 siswa terdiri atas 17 siswa putra dan 13 siswa putri.

Waktu Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu sejak bulan Januari sampai dengan Juni 2020.

Metode Pengumpulan Data

Observasi

Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan untukmemperoleh data penelitian, mengamati sikap, perilaku, respon, dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati yaitu sikap yang ditunjukan oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Aspek tersebut meliputi: (1) perhatian siswa terhadap penjelasan guru, (2) keaktifan siswa dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau siswa lain, (3) keseriusan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (4) keaktifan siswa dalam kelompok, (5) kesungguhan siswa dalam tes menulis teks cerita inspiratif bagi siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

Tes

Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa berkenaan dengan penguasaan bahan ajar atau materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, tes juga merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi yang dimiliki seseorang.Tes yang dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita inspiratif.

Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan berupa foto untuk mendokumentasikan segala kegiatan siswa dan guru selama proses belajar mengajar teks cerita inspiratif berlangsung. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan dan aktivitas siswa dan guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar menulis teks cerita inspiratif dilaksanakan.

Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas, amalisis data yang dilakukan oleh peneliti telah dilakukan sejak awal penelitian. Analisis tersebut dilakukan pada setiap aspek dan proses kegiatan penelitian. Melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti langsung menganalisis situasi atau suasana kelas. Pengamatan juga dilakukan pada cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, dan interaksi dengan siswa lain. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ada dua macam data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Sumber Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, antara lain: (1) Berasal dari subjek atau sumber data primer yang berupa ulangan harian siswa materi menulis teks cerita inspiratif pada kondisi awal sebelum menggunakan media pembelajaran audio visual. Hasil ulangan harian materi teks cerita inspiratif setelah menggunakan media audio visual pada siklus I dan siklus II. (2) Berasal dari selain objek atau sumber data sekunder, yaitu diperoleh peneliti dari teman sejawat dan kolaborator berupa deskripsi kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Cara Pengambilan Keputusan

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut: (1) Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaranBahasa Indonesia sebesar 74 atau (KKM = 74) sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 85%. (2) Keaktifan siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai minimali 75% dengan kriteria sangat aktif.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang merupakan perbaikan berdasarkan permasalahan yang dijumpai di kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat tahapan yang meliputi ; perencanaan (Planning), Pelaksanaan tindakan (Acting), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection).

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi awal

Berdasarkan apa yang dialami peneliti sebagai guru menunjukkan bahwa sebagian siswa masih menganggap menulis teks lebih sulit dibandingkan menulis surat, menulis pengalaman pribadi atau lainnya. Peneliti menyadari sebagai guru masih menggunakan metode yang konvensional, seperti ceramah dan penugasan. Metode konvensional ternyata belum maksimal untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran pada siswa kelas IX I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun pelajaran 2019/2020.

Rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa juga rendah, rendahnya nilai yang diperoleh siswa pada materi Menulis Teks Cerita Inspiratif Melalui Media Audio Visual ada materi sebelumnya sangat rendah berdasarkan analisis nilai hasil belajar Bahasa Indonesia pada kondisi awal pada Kelas IX I di SMP Negeri 2 Slawi pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 sebanyak 20 siswa atau 66,67% masih belum tuntas dan 10 siswa atau 33,33% sudah tuntas atau mencapai KKM 74 bila dibandingkan dengan kelas-kelas lain padahal kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan adalah 85%. Dan Analisis lembar observasi terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran kondisi awal menunjukkan bahwa rata-rata keaktifan siswa sebesar 47%.

Melihat permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih efektif, agar para siswa lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga hasil belajarnya meningkat. Untuk peneliti mencoba menggunakan Media Audio Visual dalam tindakan kelas ini.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Pada siklus I ini peneliti melakukan tahapan penelitian berupa perencanaanberupa perencanaan (planning),tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia rata-rata keaktifan 73 dengan kriteria cukup aktif. Nilai tes hasil belajar pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana berikut: Nilai rata-rata 73,28, Nilai tertinggi 94, Nilai Terendah 50, Tuntas Belajar 18 (60%), Belum Tuntas Belajar 12 (40%).

Memcermati berbagai kelemahan yang ditemukan pada siklus I ini maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian pada siklus II. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pada siklus II ini peneliti melakukan tahapan penelitian berupa perencanaanberupa perencanaan (planning),tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Hasil Keaktifan siswa dalam pembelajaran Siklus II yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas khususnya pada materi Menulis Teks Cerita Inspiratif Melalui Media Audio Visual dikelasIX I SMP Negeri 2 Slawi diperoleh hasil observasi dengan nilai rata-rata 93% dengan kriteria sangat aktif. Nilai tes hasil belajar pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana berikut: Nilai rata-rata 82,31, Nilai tertinggi 98, Nilai Terendah 70, Tuntas Belajar 28 (93.33%), Belum Tuntas Belajar 2 (7,67%) Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada Siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal minimal yaitu 85%. Rata-rata nilai kelas 82,31 atau sudah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia kelas IX yaitu 74.

Berdasarkan kelebihan yang ditemukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa secara umum media pembelajaran Audio Visual yang dilakukan peneliti telah dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada materi menulis teks cerita inspiratif kelas IX I berupa ketuntasan belajar klasikal sebesar 93,33%. Sehingga indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas sudah tercapai. Oleh karena itu, penelitian sudah dianggap cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Pembahasan

Menurut hasil observasi diperoleh data bahwa jumlah siswa yang melakukan keaktifan pembelajaran sesuai dengan kelima indikator observasi pada kondisi awal sebanyak 67 siswa, pada siklus I sebanyak 105 siswa dan pada siklus II sebanyak 137 siswa. Jika peningkatan jumlah siswa yang melakukan keaktifan pembelajaran ini dibuat persentase rata-rata diperoleh data bahwa persentase rata-rata pada kondisi awal sebesar 47%, pada siklus I sebesar 73% sehingga keduanya jika dibandingkan mengalami peningkatan sebesar 26%. Pada siklus II keaktifan siswa mencapai persentase rata-rata sebesar 93% atau meningkat sebesar 20% jika dibandingkan dengan siklus I besarnya peningkatan persentase rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran Menulis Teks Cerita Inspiratif Melalui Media Audio Visual antarsiklus akan semakin jelas begitu juga data hasil belajar siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 73,28. Pada siklus II menjadi 82,31 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 9,03. Sedangkan secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 18 siswa atau 60% dan siklus II adalah 28 siswa atau 93,33%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada siklus penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara siklus I dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 33,33%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan melalui media audio visual pada proses belajar mengajar materi Menulis Teks Cerita Inspiratif pada siswa kelas IX I semester genap tahun pelajaran 2019/2020, dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran. Diperoleh data bahwa persentase rata-rata pada kondisi awal sebesar 47%, pada siklus I sebesar 73% sehingga keduanya jika dibandingkan mengalami peningkatan sebesar 26%. Pada siklus II keaktifan siswa mencapai persentase rata-rata sebesar 93% atau meningkat sebesar 20% jika dibandingkan dengan siklus I.Besarnya peningkatan persentase rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran Menulis Teks Cerita Inspiratif melalui media audio visual, menunjukkan peningkatan keaktifan dari aktif menjadi sangat aktif. (2) Hasil belajar bahasa Indonesia materi MenulisTeks Cerita Inspiratif pada siswa kelas IX I semester genap tahun pelajaran 2019/2020 mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar siswa. Dari rata-rata kelas pada siklus I 73,28 dan ketuntasan klasikal 60% meningkat menjadi 82,31 dan ketuntasan klasikal 93,33% pada siklus II.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

  1. Guru lain yang sejenis perlu menerapkan pembelajaran melalui media audio visual dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dapat meningkatkan peran aktif siswa.
  2. Guru dalam menerapkan model pembelajaran melalui media audio visual tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karakteristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana. Tiga hal penting yang juga harus diperhatikan guru antara lain sistem pengelompokkan siswa, semangat bekerja sama antarsiswa, dan penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhari, 2009. Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nana Sujana dalam edukata,Blogspot.co.id. Diakses 9 Maret 2020.

Rusman.2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu, Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta: Grafindo.

Sardiman,A.M. 2003. Interaksi danMotivasi Belajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi.Jakarta: Rikena Cipta.

Tarigan, 1986. Menulis sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Jakarta: Balai Pustaka

Trianto.2009.Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.