Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga Peta Keris
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH
MATERI KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
BERBANTUAN ALAT PERAGA PETA KERIS
BAGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI I BULU
PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Suwarni
SMA Negeri I Bulu
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) hasil belajar dan kualitas pembelajaran materi kerajaan Islam di Indonesia melalui model PBL berbantuan Alat Peraga Peta Keris bagi siswa kelas XI IPS 2 pada Semester 2 SMAN 1 Bulu Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) perubahan perilaku siswa kelas XI IPS 2 dalam pembelajaran melalui melalui model Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga Peta Keris. Tujuan tersebut di dasari permasalahan bahwa kompleksitas dan muatan mata pelajaran sejarah dalam kurikulum 2013 cukup tinggi sehingga guru mata pelajaran sejarah dituntut untuk melakukan proses pembelajaran yang tidak membosankan. Pengamatan awal yang menunjukan hasil belajar siswa masih belum optimal yang mengakibatkan rendahnya nilai hasil belajar pada mata pelajaran sejarah dengan KKM sebesar 70, nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas XI IPS 2 hanya sebesar 68 atau dibawah nilai KKM. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena pendekatan ini berupaya mengkaji lebih mendalam tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam rangka peningkatan ranah kognitif dan afektif siswa pada proses belajar materi kerajaan Islam di Indonesia. Penelitan tindakan berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan praktik pengajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bulu Pada Semester 2 yang berjumlah 22 anak. Instrumen yang digunakan yaitu tes dan non tes, sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuntitatif yang ditunjukan dalam persentase. Model pembelajaran Problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama tindakan. Ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu masing-masing 63.64%, 77.27%, dan 86.36, 00%. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85,00%. Kualitas pembelajaran menunjukan proses perbaikan dibuktikan dengan data hasil skor pengamatan keaktifan mencapai skor 80 dengan kategori aktif. Analisis data hasil pengolahan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran dalam bentuk instrumen pengamatan oleh observer juga mencapai skor 80 dengan kategori baik. Kondisi ini menunjukan bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik.
Kata Kunci: hasil belajar, pembelajaran Sejarah, Problem Based Learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata pelajaran sejarah dalam kurikulum 2013 diharapkan dalam proses pembelajaran tidak membosankan. Oleh karena itu, guru harus melakukan inovasi pembelajaran dengan merubah dan menelaah lebih mendalam proses pembelajaran yang sudah dilakukannya. Memilih strategi atau model yang tepat serta membuat sarana pendukung yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat diperlukan agar diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Hadiono dan Hidayati (2016: 78), motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Hasil pengamatan awal yang dilakukan ketika melakukan pembelajaran sejarah materi kerajaan Islam di Indonesia memperlihatkan proses belajar mengajar yang terjadi di SMA Negeri 1 Bulu masih belum kondusif. Hal ini terkait kurangnya interaksi antara siswa dengan guru dalam hal tanya jawab materi pelajaran yang belum dimengerti, siswa cenderung diam ketika mereka merasa tidak mengerti dengan materi pelajaran yang diajarkan yang mengakibatkan rendahnya nilai hasil belajar siswa. Dari dua kali pertemuan dan pemberian tes kepada siswa dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70, nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas XI IPS 2 sebesar 68.
Rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilakukan guru masih belum optimal. Selain itu, guru kurang mampu mendorong peningkatkan motivasi belajar siswa, seperti memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain faktor guru, siswa di kelas XI IPS 2 cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran karena proses pembelajaran yang cenderung membosankan. Permasalahan tersebut menuntut adanya proses pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Kondisi itu memerlukan adanya tindakan kelas yang merupakan bentuk kajian oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang telah dilakukan (Sudikin dkk, 2008: 16). Tindakan kelas tersebut dapat menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan masalah dari suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan informasi melalui strategi yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil satu keputusan pemecahan masalahnya yang kemudian akan dipresentasikan dalam bentuk unjuk kerja. Problem Based Learning merupakan pembelajaran berdasarkan masalah, Dewey mendiskripsikan pandangan tentang pendidikan adalah sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk menyelidiki dan menuntaskan masalah dalam kehidupan nyata (Arends, 2008:46).
Peran guru pada metode pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebagai pemberi masalah, memfasilitasi investigasi dan dialog, serta memberikan dukungan (motivasi) dalam pembelajaran. Guru juga berperan dalam mengembangkan aspek kognitif siswa bukan sekadar sebagai pemberi informasi. Sedangkan siswa berperan aktif sebagai penyelesai masalah dan pembuat keputusan bukan sebagai pendengar pasif. Salah satu karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah menggunakan kelompok kecil sebagai konteks untuk pembelajaran. Siswa yang enggan bertanya kepada guru, dapat bertanya kepada teman dalam sekelompoknya maupun kelompok lain. Mereka juga tidak merasa takut menyampaikan pendapatnya sehingga dapat memotivasi siswa untuk giat belajar ( Afcariono: 2009). Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan minat dan pestasi belajar sejarah di SMA Negeri 3 Wonogiri dilakukan oleh Harjanti (2015). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang ditandai dengan prestasi belajar siswa meningkat pada setiap siklus hingga mencapai 89,29 % dan minat belajar siswa mencapai 82,42 %. Begitu juga penelitian tindakan yang dilakukan Wibawa (2015) dengan Penerapan Model Pembelajaran PBL Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Piri Sleman dengan hasil penelitian menunjukan peningkatan motivasi dan prestasi siswa dengan penerapan model pembelajaran PBL. Berdasarkan masalahan diatas maka penelitian tindakan kelas ini mengambil judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Materi Kerajaan Islam Di Indonesia Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Alat Peraga Peta Keris Bagi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Bulu Pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah kualitas proses pembelajaran materi kerajaan Islam di Indonesia melalui model Problem Based Learning berbantuan alat peraga peta keris bagi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Bulu pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?; (2) Bagaimanakah hasil belajar materi kerajaan Islam di Indonesia melalui model Problem Based Learning berbantuan alat peraga peta keris bagi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Bulu pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?; (3) Bagaimanakah perubahan perilaku positif siswa yang menyertai peningkatan hasil belajar materi kerajaan Islam di Indonesia melalui model Problem Based Learning berbantuan alat peraga peta keris bagi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Bulu pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?
METODE PENELITIAN
Setting dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data hasil penelitian berupa hasil tes dan nontes, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Adapun alat atau instrumen pengambil data yang digunakan untuk observasi kegiatan penelitian ini adalah: (1) Pedoman wawancara siswa untuk mengetahui dampak tindakan.; (2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam KBM untuk melihat aktivitas siswa dan guru.; (3) Seperangkat tes, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar akibat tindakan kelas.;(4) Angket untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam KBM; dan (5) Catatan lapangan oleh kolaborator.
Validitas tes dilakukan dengan cara: (1) Face Falidity (anggota Action Research/kolaborator saling mengecek validitas instrumen), dan (2) content (isi tes sesuai dengan materi yang sesuai dengan isi kurikulum). Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga peta keris. Teknik analisis data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran sejarah materi kerajaan Islam di Indonesia dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menguasai dan memahami materi kerajaan Islam di Indonesia lebih baik. Target peningkatan yang hendak dicapai sekurang- kurangnya 30% dari kondisi awal.
Indikator Penelitian
Indikator dalam penelitian ini ada tiga yaitu sebagai berikut: (1) Melalui model pembelajaran PBL, kualitas pembelajaran yang baik tercapai sekurang-kurangnya 80% dan hasil penilaian instrumen penilaian kinerja guru dengan kriteria baik dan hasil skala penilaian instrumen keterampilan guru mencapai skor sekurang-kurangnya 30 dengan kriteria baik.;(2) Melalui model pembelajaran PBL, hasil belajar sekurang-kurangnya 85% siswa kelas XI IPS 2 pada semester 2 di SMA Negeri 1 Bulu Tahun pelajaran 2018/2019 mendapat nilai ulangan harian 70 sehingga secara klasikal mencapai ketuntasan belajar.; dan (3) Melalui model pembelajaran PBL, perubahan perilaku positif siswa kelas XI IPS 2 semester 2 sekurang-kurangnya mencapai skor lebih besar atau sama dengan 61 pada instrument lembar observasi keaktifan siswa dengan kriteria Aktif.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kerangka berpikir permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Materi Kerajaan Islam Di Indonesia melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Alat Peraga Peta Keris bagi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Bulu pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019, yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) Pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBLl) berbantuan alat peraga peta keris diduga dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah materi kerajaan Islam Indonesia bagi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bulu.(2) Pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBLl) berbantuan alat peraga peta keris model Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga peta keris diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 secara signifikan.; (3) Pembelajaran dengan penerapan model PBL berbantuan alat peraga peta keris diduga dapat mendorong perubahan perilaku positif siswa seiring peningkatan hasil belajarnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pada tindakan siklus berdasarkan refleksi dari analisis data yang terkumpul maka hasil tindakan kelas menunjukkan bahwa pada akhir siklus mengalami peningkatan mutu pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada data hasil observasi pembelajaran guru, data hasil observasi terhadap hasil belajar dan sikap siswa antar-siklus adalah berikut ini:
- Kondisi awal ke Siklus 1
Hasil pelaksanaan model pembelajaran Problem based learning siklus 1 dibandingkan dengan kondisi awal pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 68 menjadi 73 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 13,63 % dari 63,64 % menjadi 77,27 % dimana sebanyak 17 anak dari 22 siswa nilainya sudah tuntas tetapi ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena masih dibawah 85 %. Dalam kegiatan pembelajaran partisipasi aktif dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dari skor 55 menjadi 70 meningkat sebesar 15 poin masuk dalam kategori aktif. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan keterampilan guru dalam hal memberikan motivasi belajar dan pembimbingan siswa dalam pembelajaran serta pemanfaatan alokasi waktu yang lebih baik.
- Deskripsi antara Siklus 1 dengan Siklus 2
Hasil pelaksanaan model pembelajaran Problem based learnning siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 73 menjadi 79 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 13 % dari 77,27 % menjadi 86,36 % dimana sebanyak 19 anak dari 22 siswa nilainya sudah tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai karena mencapai 85 %. Dalam proses pembelajaran keaktifan dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dibandingkan dari kondisi awal, siklus I mengalami skor keaktifan siswa meningkat dari 70 menjadi 80. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Kemampuan guru dalam memotivasi dan membimbing siswa pada pembelajaran jauh lebih optimal, serta pengalokasian waktu pembelajaran yang lebih akurat. Secara keseluruhan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru rmasuk dalam kategori baik berdasarkan hasil instrument pengamatan proses pembelajaran guru. Adapun data nilai dan ketuntasan hasil belajar antarsiklus, dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 ditunjukan pada tabel berikut:
No | Hasil Tes | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1 | Rata-rata | 68 | 73 | 79 |
2 | Nilai Tertinggi | 80 | 84 | 90 |
3 | Nilai Terendah | 52 | 60 | 68 |
4 | Ketuntasan | 63,64 | 77,27 | 86,36 |
Penelitian ini juga meghasilkan data skor keaktifan belajar siswa antarsiklus, adapun data skor keaktifan siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 ditunjukan pada tabel berikut:
Aspek | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
Keaktifan Siswa | 55 | 70 | 80 |
Berdasarkan pada pembahasan di atas maka dapat dikelompokan ke dalam 3 hal yang meliputi kualitas belajar siswa, hasil belajar dan aktifitas dalam pembelajaran. Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Problem based learning berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama tindakan (ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu masing-masing 63.64%, 77.27%, dan 86.36, 00%). Tindakan siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85, 00%.
Hasil belajar dan kemampuan siswa dalam pembelajaran berdasarkan hasil analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model pembelajaran Problem Based Learning dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus tindakan yang dilaksanakan yaitu sebesari 68 pada kondisi awal menjadi 73 pada siklus 1 dan 79 pada siklus 2.
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui model Problem Based Learning ( PBL) berbantuan alat peraga peta keris dengan mengacu data hasil analisis data menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran paling menonjol adalah siswa lebih aktif dan antusias, debat serta diskusi baik antar siswa dan antara siswa dengan guru berlangsung dengan optimal. Hasil skor instrumen pengamataan aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai skor 80 dengan kategori aktif pada tindakan siklus 2. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas dan antusias siswa dapat dikategorikan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru selama pembelajaran melalui model Problem based learning dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru selaku fasilitator yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik, evaluasi, tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas di atas sudah baik. Hasil pengolahan instrumen kinerja guru dalam pembelajaran dalam bentuk angket pengamatan oleh observer juga mencapai skor 80 % dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga Peta Keris dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hasil pengamatan kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan kemampuan guru sehingga kompetensi pedagogik guru meningkat dari kategori cukup menjadi kategori baik. Aktivitas dan kinerja guru selama pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga Peta Keris menyatakan bahwa hasil pengolahan instrumen kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh capaian skor 80 % dengan kategori baik, hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar oleh guru sudah dalam kualitas yang sudah baik.; (2) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga Peta Keris dapat meningkatkan Hasil Belajar bagi Siswa Kelas XI IPS 2 pada semester 2 SMA Negeri 1 Bulutahun pelajaran 2018/2019. Pada siklus 1 nilai rata-rata 73 pada siklus 2 terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata kelas 79, evaluasi pada siklus 1 yang berjumlah 22 siswa yang tuntas belajar adalah 17 siswa ( 77.27 % ) sedangkan yang tidak tuntas 5 siswa ( 22.73 % ) sedangkan evaluasi pada siklus 2 tuntas 86.64 % atau sebanyak 19 siswa tuntas sedangkan 3 orang belum tuntas. (3) Perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan dalam pembelajaran sejarah materi kerajaan Islam di Indonesian melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga Peta Keris bagi siswa Kelas XI IPS 2 pada semester 2 SMA Negeri 1 Bulu tahun pelajaran 2018/2019 ditandai dengan hasil observasi kektifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan skor keaktifan meningkat dari 70 menjadi 80 sehingga keaktifan siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hadiono., Hidayati. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D SMPN 2 Kamal Materi Cahaya. Jurnal Pena Sains Vol. 3, No 2, Oktober 2016
Harjanti. Noor.2015. Penerapan Problem based Learning dalam pembeljaran Sejarah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah pada Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Wonogiri tahun pelajaran 2015/2016. Skripsi: UNS Surakarta
Moleong, L, J. 2000. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muchamad, Afcariono. 2009. Penerapan Pembelajaran berbasis masalah untuk Meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran Biologi. (online).Http://jurnalipi.wordpress.com/2009/01/01/Muchamad Afcariono.
Sudikin dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia
Wibawa, Risky Kusama Putra. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Mesin Di Smk Piri Sleman. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta