MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENENDANG BOLA

DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MODIFIKASI BOLA

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LAMUK KEC. KALIKAJAR

KAB. WONOSOBO SEMESTER I TAHUN 2017/2018

 

Bejo Muryanto

SD Negeri Lamuk Kec. Kalikajar Kab. Wonosobo

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kec. Kalikajar Kab. Wonosobo Semester I Tahun 2017/2018 dengan melalui modifikasi bola. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yang terdiri atas empat langkah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa dari rata-rata nilai pada data awal siswa 67 dan memiliki ketuntasan belajar sebesar 52,85%. Pada akhir siklus pertama nilai rata-rata siswa menjadi 79 dengan ketuntasan belajarnya menjadi 75% dan pada akhir siklus kedua nilai rata-rata siswa naik menjadi 89 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 92,85%. Selain dari meningkatnya hasil belajar siswa motivasi siwa dalam mengikuti pembelajaranpun mengalami kenaikan.

Kata kunci: Hasil belajar, Modifikasi bola

 

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi satuan pendidikan dasar dan menengah (2006:195) permainan sepak bola merupakan salah satu aktivitas pembelajaran Pendidikan Jasmani, yaitu: dalam ruang lingkup materi permainan dan olahraga, dengan Standar Kompetensi: Mempraktikkan gerakan dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang terdiri dari tiga Kompetensi Dasar, yaitu 1.1. Mempraktikkan permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportivitas, dan kejujuran; 1.2. Mempraktikkan gerak dasar atletik sederhana, serta semangat, percaya diri dan disiplin; 1.3. Mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportivitas dan kejujuran. Pada Kompetensi Dasar 1.3 dengan materi sepak bola sub materi menendang bola dengan kaki bagian dalam penulis menetapkan KKM 75. Dengan ketuntasan belajar 85%.

 

Dalam pelaksanaan pembelajaran Kompetensi Dasar 1.3 dengan materi sepak bola sub materi menendang bola dengan kaki bagian dalam yang penulis laksanakan hasilnya tidak sesuai harapan, karena dari 28 orang siswa yang mengikuti pelaksanaan pembelajaran hanya 15 orang siswa (52,85%) yang mencapai ketuntasan dalam belajarnya. Sisanya yang 16 orang siswa (57,15%) belum tuntas atau belum memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75.

Tidak sesuai harapanya hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam dikarenakan, rasio jumlah siswa dengan bola tdak sebanding. Pada ahirnya sebanyak 28 anak berlatih menendang bola dengan kaki bagian dalam secara bergantian. Karena bola hanya satu buah maka dalam praktiknya siswa yang belum mendapat giliran menedang bola hanya berdiam diri, mengobrol dengan teman, bermain permainan lain, dan pergi ke warung untuk jajan. Halhal tersebut diatas mengakibatkan pememanfaatkan waktu aktif belajar yang optimal menjadi tidak tercapai dan hasil belajarpun tidak memuaskan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui modifikasi bola dapat meningkatkan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo ?’’

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan dalam latar belakang penelitian tindakan kelas ini, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo.

TINJAUAN PUSTAKA

Belajar

Menurut Kimble dalam B. R. Hergenhahn, Matthew. H. Olson (2010: 2) mendefinisikan bahwa “ belajar adalah sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam behaIV oral potentiality (potensi behaIV oral) yang terjadi sebagai akibat dari reiforced practice (praktik yang diperkuat)”. Sementara B. R. Hergenhahn, Matthew. H. Olson sendiri (2010: 8) mengartikan bahwa “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak bissa dinisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau pengaruh obat – obatan”.Sedang Sumiati dan Asra, mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi indiIV du dengan lingkungan.

Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam diri masing-masing indivi du karena lingkungan. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu, apabila terdapat perubahan-perubahan perilaku yang bersifat lebih baik dari pada sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang disebabkan karena adanya usaha belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil Belajar

Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa.

Kompetensi yang diharapkan, dalam hal ini dapat dipandang sebagai hasil dari sebuah proses belajar. Pribadi (mengutip Bloom dan krathwohl, 1964) mengemukakan taksonomi yang juga merupakan hasil atat kompetinsi belajar, kompetensi tersebut terdiri dari tiga aspek atau domain, Tiga domain atau ranah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotif yang meliputi: 1) Tujuan pembelajaran ranah konitif adalah untuk melatih kemampuan intelektual siswa, 2) Ranah afektif sangat terkait dengan sikap, emosi, penghargaan dan penghayatan atau apriseasi terhadap nilai, norma, dan sesuatu yang sedang dipelajari, 3)Ranah psikomotor memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dalam berbagai mata pelajaran.

Tiga aspek hasil belajar tersebut adalah yang dipakai dalam sistem kurikulum saat ini. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi mrupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagaimana tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus tampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pembelajaran.

Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah suatu cabang olahraga permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola. Bola disepak kian kemari untuk diperebutkan diantara pemain kedua tim yang mempunyai tujuan memasukan bola ke dalam gawang lawan. Permain sepak bola dapat dimainkan oleh sebelas orang dalam tiap – tiap tim atau dapat dimainkan kurang dari sebelas orang. Badan Internasional beranggapan bahwa suatu pertandingan tidak boleh dilangsungkan dengan jumlah kurang dari tujuh pemain pada masing – masing regu, Peraturan Permainan PSSI dengan ijin FIFA, dalam Mugiyono (2003: 20).

Bermain sepak bola yang baik dilakukan didalam lapangan yang berukuran 90 – 60 meter untuk junior dan 110 – 75 meter untuk senior dan dilengkapi dengan rambu – rambu atau tanda – tanda yang terdapat dalam lapangan, Sukatamsi dalam Mugiyono (2003: 20). Sedang menurut Edi sih Mitranto (2010: 29) bahwa “ sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola ke berbagai arah dengan tujuan memasukan bola kegawang lawan dan mempertahankan gawang tim sendiri agar tidak kemasukan bola”.

Dengan dua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sepak bola adalah suatu cabang olahraga permainan yang masing – masing tim terdiri dari 11 orang dan tidak boleh kurang dari 7 orang, dilakukan dengan cara menyepak bola ke berbagai arah untuk diperebutkan diantara pemain kedua tim yang mempunyai tujuan memasukan bola ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawang tim sendiri agar tidak kemasukan bola.

Meningkatkan Hasil Belajar

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesuia edisi ketiga terbitan balai pustaka (2003:800) meningkatkan artinya menaikan, mempertinggi (derajat, taraf, dsb). Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha (kamus besar bahasa indonesuia edisi ketiga terbitan balai pustaka 2003:391) sedang belajar artinya Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (kamus besar bahasa indonesuia edisi ketiga terbitan balai pustaka (2003:17) jadi meningkatkan hasil belajar berarti usaha menaikan, mempertinggi derajat, taraf suatu kepandaian atau ilmu.

 

 

Kerangka Berpikir

Tercapainya hasil belajar siswa yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang berperan adalah peran guru dalam menentukan alat pelajaran untuk menunjang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Tidak bisa dipungkiri tuntutan bahwa guru harus kreatif, dalam mengembangkan penggunaan alat pelajaran merupakan tuntutan mutlak bagi guru agar siswa mempunyai kesempatan berlatih lebih banyak sehingga hasil belajar yang dilakukan guru menjadi meningkat secra optimal.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan bola plastik sebagai alat pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam. Penggunaan alat bantu pelajaran bola plastik akan lebih merangsang minat siswa untuk berlatih karena alat tersebut lebih ringan dari bola sepak yang sesungguhnya. Penggunaan bola plastik dapat menghindari cidera apa bila siswa melakukan kesalahan dalam melakukan tendangan. Kesalahan yang terjadi pada pemula dalam menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah perkenaan bola tidak tepat pada bagian tengah kaki bagian dalam tetapi perkenaan bola pada bagian depan kaki bagian dalam. Hal ini yang dapat menimbulkan cidera pada ujung depan kaki bagian dalam jika menggunakan bola sepak yang sesungguhnya karena bola sepak yang sesungguhnya lebih berat. Kemudian dengan alokasi waktu yang terdsedia penggunaan bola plastik lebih efektif dan efisien dalam melakukan praktik atau latihan gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola karena dengan bola plastik yang harganya murah sekolah bisa membeli lebih banyak.Berdasarkan uraian diatas peneliti meyakinai bahwa minat siswa yang telah dirangsang dengan bola modifikasi (bola plastik) merupkan modal awal untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo semester I tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 18 siswa lakilaki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2017.

DATA DAN SUMBER DATA

Data:

1.     Data Primer.

Data primer berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam.

2. Data Sekunder

Berupa RPP (Rencana Program Pembelajaran), Silabus dan dokumen kelas IV SD Negeri 1 Lamuk.

Sumber Data

1.     Siswa, Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam.

2.     Siswa, Untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan media bantu pembelajaran dalam pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam.

3.     Guru/peneliti yang mengajar menendang bola dengan kaki bagian dalam

4.     Lingkungan sekolah SD Negeri 1 Lamuk yang dijadikan tempat penelitian.

Tehnik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, tehnik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan.

Validitas Data.

Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas data merupakan jaminan bagi kemaantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian, jadi validitas memegang peranan penting dalam pembuatan simpulan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data menggunakan teknik trianggulasi data yang yang meliputi: (1) Analisis. (2) Observasi.

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul pada setiap kegiatan dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif komparatif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola modifikasi berupa bola plastik yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Indikator Kinerja

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan belajar siswa terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Dengan kriteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika nilai yang diperoleh siswa minimal sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 75. Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian ini maka ditentukan kriteria keberhasilan penelitian. Penelitian dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Prosedur Penelitian.

Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang terlibat langsung di dalamnya dan berusaha untuk mengatasi masalahmasalah yang terjadi, serta merefleksikan segala tindakan perbaikan untuk perubahan yang lebih baik agar tindakan berikutnya lebih sempurna sampai masalah tersebut teratasi.

Terdapat beberapa model penelitian tindakan kelas yang dipaparkan oleh beberapa ahli. Model penelitian tindakan kelas memberikan gambaran IV sualisasi tentang langkahlangkah yang dilakukan dalam prosedur penelitian ini. Prosedur penelitian yang terdapat pada modelmodel yang dijelaskan oleh beberapa ahli terdapat beberapa perbedaan, tetapi pada intinya perbedaan tersebut merupakan sebuah revisi yang saling menyempurnakan model yang ditawarkan terdahulu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Prasiklus.

Hasil observasi awal menunjukan bahwa dari 28 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam hanya 15 orang siswa (53,57%) yang mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 75. Untuk lebih jelasnya hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar seperti terlihat pada hasil pengamatan berikut ini: Hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar.

Adapun gambaran umum hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar seperti terlihat pada laporan berikut: tuntas 15 siswa (53,57%, belum tuntas 13 siswa (46,43%.

Rendahnya hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar, menurut pengamatan peneliti, disebabkan oleh kurang alat pelajaran yang berupa bola tendang (bola sepak), sehingga siswa harus antri mendapatkan gilliran berlatih menendang dengan kaki bagian dalam. Selama menunggu giliran mendapatkan bola untuk berlatih siswa banyak yang melakukan kegiatan lain.

Deskripsi Siklus I

Dari Tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, peneliti menyimpulkan ada peningkatan terhadap hasil hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari 28 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam, yang mendapatkan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, dari 15 orang siswa (53,57%) pada prasiklus meningkat menjadi 21 orang siswa (75%).

Adapun gambaran umum ketuntasan belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam di tunjukan pada hasil berikut ini: Tuntas 18 siswa (75%, Belum tuntas 6 siswa (25%.

Refleksi Siklus I

Walaupun sudah ada peningkatan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam namun peneliti masih menemukan beberapa masalah yang terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga belum semua siswa bisa mencapai ketuntasan dalam belajarnya. Masalah- masalah tersebut, diantaranya:

1.     Siswa masih ragu menendang bola dengan kaki bagian dalam. Hal ini dapat dimaklumi karena baru pertama kali peneliti melaksanakan pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola modifikasi.

2.     Selama observasi terlihat kemampuan siswa menendang bola dengan kaki bagian dalam masih kurang maksimal. Ada beberapa kesalahan yang mencolok.

3.     Waktu pembelajaran yang terbatas sehingga waktu berlatih sangat minim.

4.     Percaya diri siswa masih kurang dalam menendang bola dengan kaki bagian dalam.

Deskripsi Siklus II

Dari kegiatan pembelajaran pada siklus II, peneliti menyimpulkan ada peningkatan terhadap hasil hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari 28 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam, yang mendapatkan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, dari 18 orang siswa (75%) pada siklus I meningkat menjadi 26 orang siswa (92,85%).

Adapun gambaran umum ketuntasan belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada siklus II di tunjukan pada hasil berikut ini:: Tuntas 26 siswa (92,85%, Belum tuntas 2 siswa (7,15%.

Refleksi Siklus II

Terjadi peningkatan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam yang tinggi karena dari total 28 orang siswa yang mengikuti pelaksanaan proses pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam 26 (92,85%) mencapai ketuntasan dalam belajarnya, namun peneliti masih menemukan sedikit masalah yang terlihat di dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak semua siswa mencapai ketuntasan dalam belajarnya, masalah – masalah tersebut di antaranya:

1.     Kedua siswa yang belum tuntas tersebut masih bingung terhadap materi yang disampaikan. Hal ini terjadi karena iswa tersebut memang sukanya bermain sendiri.

2.     Selama observasi terlihat kemampuan menerima konsep materi pembelajaran masih kurang.

3.     Siswa tersebut memang kelihatan pasif dalam mengikuti pembelajaran.

4.    Percaya diri siswa tersebut masih kurang dalam melaksanakan perintah guru.

Pembahasan Hasil Penelitian

 Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi pada tindakan siklus I dan siklus II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Semester I tahun ajaran 2017/2018 pada pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam.

Setelah melihat hasil observasi yang dilakukan peneliti di atas, maka peneliti, menyimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilakukan berhasil dengan baik karena dari hasil observasi awal anak yang mengalami ketuntasan belajar hanya 15 orang siswa (52,57%). Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa yang berhasil mencapai Ketuntasan dalam belajarnya meningkat menjadi 21 (75%) orang siswa, yang belum berhasil tinggal 7 (25%) orang siswa. Selanjutnya pada tindakan siklus II siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajarnya meningkat lagi menjadi 26 (92, 85%) orang siswa yang tdk tuntas tinggal 2 orang siswa, 2 orang siswa ini selanjutnya diremidi.

 

 

 

 

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk dengan menggunakan modifikasi bola, maka terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

1.     Pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan menggunakan modifikasi bola dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana dapat dilihat dari hasil uji kompetensi pada akhir siklus I bahwa 21 orang siswa (75%) tuntas dan 7 orang siswa (25%) belum tuntas dengan rata-rata 79, dan setelah diadakan tindakan siklus II mengalami peningkatan menjadi 26 orang siswa (92,85%) tuntas dengan rata-rata 88.

2.     Modifikasi bola dapat meningkatkan antusiasme dan motivsi siswa mengikuti pembelajaran modifikasi bola. hal ini dibuktikan dari hasil pembelajaran yang meningkat tajam.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran dari peneliti yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan modifikasi bola:

1.     Dalam pembelajaran modifikasi bola dengan menggunakan modifikasi bola, guru dapat memperbaiki kualitas pembelajaran yang dapat menunjang pencapaian hasil belajar yang optimal.

2.     Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat memodifikasi alat pelajaran yang tepat sehingga kesempatan berlatih siswa lebih banyak karena ketersediaan alat yang mencukupi dalam pelaksanaan pembelajaran dan ahirnya pengalaman belajar siswapun didapat dengan kuat yang pada ahirnya akan memicu keberhasilan belajar siswa yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. (2010). Penelitian Tindakan kelas (PTK) Dalam pendidikan jamani dan Kepelatihan olahraga. Ssurakarta: UNS Pres.

Agus Suryobroto (2004). Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani: Universitas Negeri Yogyakarta:Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Aunnurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

B. R. Hergenhahn, Matthew. H. Olson (2010: 2). Theories Of Learning. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

BSNP (2006:195) Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas.

Depdikns. (2003).. Kamus Besar Bahasa Indonesuia Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Pustaka.

Edi Sih Mitranto. (2010). Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga. Jakarta. Depdiknas

Balai Pustaka. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

M. Sobry Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Holisticka.

Nana Sudjana. (2000). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Permendikbud (2006:195). Setandar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta. Depdiknas.

Mugiyono. (2003). Korelasi Antara Kekuatan Otot Perut dan Lengan Bahu Dengan Hasil Melempar Bola Kedalam Pada Sepak Bola Bagi Anak Putra Kelas IV, V dan VI SD 4 Butuh Kecamatan kalikajar Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2002 / 2003. Skripsi Tanpa Penerbit.