Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI PEMILU DAN PILKADA
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 BANYUKEMBAR
KECAMATAN WATUMALANG KABUPATEN WONOSOBO
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Budi Raharjo
SD Negeri 1 Banyukembar Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 18 orang siswa dan objeknya adalah hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa dari rata-rata nilai pada data awal siswa 67 dan memiliki ketuntasan belajar sebesar 44,44%. Pada akhir siklus pertama nilai rata-rata siswa menjadi 77 dengan ketuntasan belajarnya menjadi 72,22% dan pada akhir siklus kedua nilai rata-rata siswa naik menjadi 88 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Selain dari meningkatnya hasil belajar siswa antusiasme dan motivasi siwa dalam mengikuti pembelajaranpun juga mengalami kenaikan.
Kata kunci: Hasil belajar, Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran PKn materi Pemilu dan Pilkada Semester I Tahun Pelajaran 20017/2018 yang peneliti lakukan hasilnya tidak sesuai harapan. Hasil pelaksanaan pembelajaran yang tidak sesuai harapan ini terlihat dari hasil uji kompetensi pada materi teersebut bahwa dari 18 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran hanya 8 orang siswa (44, 44%) yang mengalami ketuntasan dalam belajarnya. Sisanya yang 10 orang siswa (55,55%) belum tuntas atau belum memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75.
Dari hasil pengamatan dan catatan semua kejadian selama proses pembelajaran bahwa penyebab dari hasil belajar siswa yang tidak sesuai harapan karena rendahnya antussiasme dan motifasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat rendah, sangat rendahnya motifasi dan antussiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan metode yang dipakai peneliti yang notabenya adalah guru PKn tidak dapat membangkitkan motifasi dan antussiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat peneliti ketahui dari hasil pengamatan selama berlangsungnya proses kegiatan pembelaajaran dimana sebagian besar siswa pasif. Dengan motifasi dan antussiasme siswa yang rendah dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran berdampak pada hasil belajar yang tidak sesuai harapan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu menggugah antusiasme dan motifasi siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat menggugah antusiasme dan motifasi siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang kuat, yang pada akhirnya konsep materi bisa diterima siswa dengan baik adalah metode pembelajaran Demonstrasi. Menurut Djamarah (2002:96) metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Dengan metode demonstrasi, pengalaman belajar yang didapat siswa akan kuat sehingga konsep materipun akan tertanam kuat pada siswa. Dengan pengalaman belajar yang kuat pada siswa maka materi pembelajaranpun akan bisa diterima dengan baik sehingga diharapkan hasil belajar siswapun akan meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi pemilu dan pilkada pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar Kec. Watumalang Kab. Wonosobo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan penelitian ini adalah: meningkatkan hasil belajar PKn materi pemilu dan pilkada pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar Kec. Watumalang Kab. Wonosobo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 menggunakan Metode Demonstrasi.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Menurut Abdulrahman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2013: 14) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah mellui kegiatan belajar. Sedang Nana Sudjana (2005: 20) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih jauh Nana Sudjana (2005: 38) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom dalam Purwanto (2008: 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Berdasarkan uraian diatas hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah laku dari belum bisa menjadi bisa dan dari yang belum tahu menjadi tahu. Hasil belajar pada penelitian ini menitikberatkan pada hasil belajar yang berupa kognitif.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran menempati peranan yang tak kalah penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat materi yang diajarkan, tujuan pembelajaran situasi dan kondisi siswa dan media atau alat yang digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang diggunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Kerangka Berfikir
Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam melakasanakan proses kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap antusiasme dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, apabila antusiasme dan motivasi siswa rendah maka hasil belajar siswa rendah pula. Sebaliknya apabila antusiasme dan motifasi siswa tinggi dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran maka hasil belajar siswapun akan tinggi pula. Untuk itu maka guru harus cermat dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Salah satu motode pembelajaran yang dapat membangkitakn antusiasme dan motifasi siswa adalah metode Demonstrasi. Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Motode Demonstrasi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekplorasi daya pikir dan daya imajinasi siswa sehingga kreatifitas siswa akan tersalurkan dengan baik. Dengan terekplornya daya pikir dan daya imajinasi siswa maka pengalaman belajar siswa akan kuat dan kekuatan pengalaman belajar siswa ini akan dapat memicu hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Seting Peneltian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Banyukembar Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo semester I tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki–laki dan 9 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2017.
Data Dan Sumber Data
1. Data dalam penelitian ini adalah: a) Data Primer. B) Data Skunder
2. Sumber data dalam penelitian ini adalah: a) Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada. b) Siswa, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan metode pembeljaran dalam pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada.
Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, tehnik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan.
Validitas Data.
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (media ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas data merupakan jaminan bagi kemaantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian, jadi validitas memegang peranan penting dalam pembuatan simpulan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data menggunakan teknik trianggulasi data yang diperoleh melalui: (1) Analisis. (2) Observasi.
Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul pada setiap kegiatan dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif stastitik dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada dengan menggunakan metode Demonstrasi yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi akhir adalah ketuntasan dalam mempelajari materi. Dengan kriteria siswa yang dinyatakan lulus belajar jika mendapat nilai minimal sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 75. Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka ditentukan kriteria keberhsasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 85% dari jumlah siswa mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Prosedur Penelitian.
Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang terlibat langsung di dalamnya dan berusaha untuk mengatasi masalah–masalah yang terjadi, serta merefleksi segala tindakan perbaikan untuk perubahan yang lebih baik agar tindakan berikutnya lebih sempurna sampai masalah tersebut teratasi.
Terdapat beberapa model penelitian tindakan kelas yang dipaparkan oleh beberapa ahli. Model penelitian tindakan kelas memberikan gambaran visualisasi tentang langkah–langkah yang dilakukan dalam prosedur penelitian ini. Prosedur penelitian yang terdapat pada model–model yang dijelaskan oleh beberapa ahli terdapat beberapa perbedaan, tetapi pada intinya perbedaan tersebut merupakan sebuah revisi yang menyempurnakan model yang ditawarkan terdahulu. Adapun desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Hopkins, dalam Supardi (2011: 105) adalah sebagai berikut, bahwa secara singkat, PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Prasiklus.
Hasil observasi awal menunjukan bahwa dari 18 orang siswa yang mengikuti pembelajaran PKn materi pemilu dan pilkada hanya 8 orang siswa (44, 44%) yang mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 75. Untuk lebih jelasnya hasil belajar PKn materi pemilu dan pilkada siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar Kecamatan Watumalang.
Adapun gambaran umum hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada pada prasiklus di tunjukan pada laporan berikut ini: Tuntas 8 siswa (44,44%), belum tuntas 10 siswa (55,55%.
Masalah yang dihadapi dari rendahnya hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada siswa SD Negeri 1 Banyukembar antara lain:
1. Siswa belum mampu menerima konsep mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada yang disampaikan guru.
2. Kemampuan siswa memahami materi pemilu dan pilkada masih rendah, hal ini dikarenakan pengalaman belajar mereka belum dikondisikan dengan baik.
3. Pembelajaran yang dilakukan kurang merangsang antusiasme dan motifasi belajar atau tidak meningkatkan kemampuan siswa SD Negeri 1 Banyukembar dalam menerima konsep materi.
Deskripsi Siklus I
Dari kegiatan pembelajaran pada siklus satu, peneliti menyimpulkan ada peningkatan terhadap hasil hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari 18 orang siswa yang mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada, yang mendapatkan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, dari 8 orang siswa (44, 45%) pada prasiklus meningkat menjadi 13 orang siswa (72, 22%).
Adapun gambaran umum hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada pada siklus I di tunjukan pada hasil berikut ini: Tuntas 13 siswa (72,22%, belum tuntas 5 siswa (27,78%).
Refleksi Siklus I
Walaupun sudah ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada namun peneliti masih menemukan beberapa masalah yang terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga belum semua siswa bisa mencapai status tuntas. Masalah- masalah tersebut, diantaranya:
1. Siswa masih canggung melaksanakan pembelajaran menggunakan Motode Demonstrasi. Hal ini dapat dimaklumi karena baru pertama kali peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan Motode Demonstrasi di kelas VI yang notabenya peneliti sebagai guru mata pelajaran PKn di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar.
2. Selama observasi terlihat kemampuan siswa mengikuti pembelajaran menggunakan Motode Demonstrasi masih kurang maksimal.
3. Ada beberapa orang siswa yang masih pasif dalam mengikuti pembelajaran.
4. Waktu pembelajaran yang terbatas sehingga tidak semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam melaksanakan perintah atau tugas guru.
5. Percaya diri siswa masih kurang dalam melaksanakan perintah atau tugas guru.
Deskripsi Siklus II
Dari kegiatan pembelajaran pada siklus satu, peneliti menyimpulkan ada peningkatan terhadap hasil hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari 18 orang siswa yang mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada, yang mendapatkan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, dari 13 orang siswa (72, 22) pada siklus I meningkat menjadi 18 orang siswa (100%). Untuk lebih jelasnya hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada, siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar Kecamatan Watumalang.
Adapun gambaran umum ketuntasan belajar PKn materi pemilu dan pilkada pada siklus I di tunjukan pada hasil dibawah ini: Tuntas 18 siswa (100%), belum tuntas 0 siswa (0%).
Refleksi Siklus II
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada yang sangat tinggi karena dari total 18 orang siswa yang mengikuti pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada semuanya (100%) mencapai ketuntasan dalam belajarnya, namun peneliti masih menemukan sedikit masalah yang terlihat di dalam kelas di antaranya:
1. Beberapa siswa masih bingung dengan Motode Demonstrasi yang digunakan peneliti sebagai guru mata pelajaran PKn. Hal ini terjadi karena beberapa siswa tersebut kurang memperhatikan guru.
2. Selama observasi terlihat kemampuan menerima konsep materi pembelajaran masih kurang.
3. Beberapa siswa tersebut memang kelihatan pasif dalam mengikuti pembelajaran.
4. Percaya diri siswa tersebut masih kurang dalam melaksanakan perintah guru.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi pada tindakan siklus I dan siklus II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2017/2018 pada pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada. Tabel 7 menunjukan perbandingan hasil belajar mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada antara pratindakan, tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Berikut ini hasil belajar Prasiklus, siklus I dan II.
Setelah melihat hasil observasi yang dilakukan peneliti di atas, maka peneliti, menyimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilakukan berhasil sangat baik karena dari hasil observasi awal anak yang tuntas belajar 8 orang siswa (55,55%). Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa yang berhasil mencapai Ketuntasan dalam belajarnya meningkat menjadi 13 (72, 22%) orang siswa, yang belum berhasil tinggal 5 (27,78%) orang siswa. Selanjutnya pada tindakan siklus II siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajarnya meningkat lagi menjadi 18 (100%) orang siswa.
Berdasarkan data hasil tindakan di atas, maka hasil pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada dengan menggunakan Metode Demonstrasi mulai dari data prasiklus sampai siklus II mengalami peningkatan, sehingga Metode Demonstrasi sangat baik diterapkan di sekolah dasar khususnya kelas VI pada mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada. Hal ini sesuai dengan tujuan PTK yang diarahkan terhadap upaya perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Dari hasil deskripsi penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Metode Demonstrasi sangat tepat diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada pada siswa kelas VI Sekolah Dasar.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada siswa kelas VI SD Negeri 1 Banyukembar dengan menggunakan Metode Demonstrasi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada dengan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana dapat dilihat dari hasil uji kompetensi pada akhir siklus I bahwa 13 orang siswa (72,22%) tuntas dan 5 orang siswa (27,78%) belum tuntas dengan rata-rata 77, dan setelah diadakan siklus II mengalami peningkatan menjadi 18 orang siswa (100%) tuntas dengan rata-rata 88.
2. Metode Demonstrasi dapat meningkatkan antusiasme dan motivsi siswa mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada.
3. Metode Demonstrasi dapat meningkatkan antusiasme siswa mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada hal ini dibuktikan dari hasil pembelajaran yang meningkat tajam.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran dari peneliti yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan Metode Demonstrasi yaitu:
1. Dalam pembelajaran mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada dengan menggunakan Metode Demonstrasi, guru dapat memperbaiki kualitas pembelajaran yang dapat menunjang pencapaian hasil belajar yang optimal.
2. Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat memilih media dan motode pembelajaran yang tepat sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar dan nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi pemilu dan pilkada.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Jihad & Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Multi Presindo.
Aunurahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Djamarah. (2002). Pshikologi Belajar. Jakarta. PT Rienika Cipta.
M Dalyono. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta. Bumi Akcara
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. (2006). Setandar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Tanpa Penerbit.
Purwanto (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supardi (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Akcara.