MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT DAN PECAHAN DENGAN MEMANFAATKAN BERBAGAI SIFAT OPERASI DENGAN MODEL DEMONSTRASI

DI KELAS VII-C SMP NEGERI 1 HABINSARAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

 

Tio Bunga Sihaloho

SMP Negeri 1 Habinsaran

 

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran model demonstrasi pada pembelajaran materi Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi. Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas VII-c SMP Negeri 1 Habinsaran Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2018/2019 yang berjumlah 32 orang terdiri dari 20 perempuan dan 12 orang laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 72.81 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang. Setelah dilakukan penerapan model demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 8.91% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 5 orang (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 87.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi pada kelas VII-c SMP Negeri 1 Habinsaran.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Demonstrasi

 

PENDAHULUAN

Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud). Pembelajaran sedemikian dapat disebut pembelajaran kontekstual dimana siswa menjadi subjek pembelajaran bukan sekedar objek dimana pada prose belajar siswa dirancang untuk mengerjakan, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Pendidikan menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu menjadi pribadi yang berkualitas, berbudi pekerti baik kreatif dan berahlah mulia, sehingga berguna bagi pembangunan masyarakat bangsa dan negara.

Dengan menggunakan model demonstrasi siswa diharapkan lebih mengerti dan memahami pelajaran. Sehingga akan dapat memacu peningkatan hasil belajar siswa. Dalam proses belajar-mengajar, materi pelajaran yang disampaikan dalam bentuk ceramah saja akan membuat siswa pasif serta memiliki pengetahuan yang verbalistis. Untuk menghindari hal seperti ini perlu keaktifan belajar anak ditingkatkan melalui usaha siswa sendiri dalam mencari, menemukan fakta, konsep serta memecahkan sesuatu masalah

KAJIAN PUSTAKA

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri dan kualitas pengajaranya. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan tranformasi guru di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Menurut Hamalik (2001:159) bahwa “ hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa”. Menurut Nasution (2006:36) “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) “hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”.

Demonstrasi dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Sedangkan pembelajaran model Demonstrasi dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Sagala (2006), Sumantri dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwa: “Demonstrasi adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu”

METODE PENELITIAN

Prosedur dalam penelitian ini direncanakan dua siklus. Adapun tahapannya adalah:

Siklus I

a.      Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah merencanakan tindakan yaitu penyusunan skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

1.      Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi pelajaran Mempersiapkan materi ajar dengan materi pokok materi pelajaran

2.      Merancang pembagian kelompok dibagi menjadi 6 kelompok

3.      Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam setiap siklus dengan diterapkannya pembelajaran model demonstrasi pada materi

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah perencanaan disusun, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu:

1.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

2.      Guru memberikan LK kepada masing-masing siswa

3.      Guru meminta siswa melakukan pengamatan menganalisis mengkaji untuk menjawab soal yang ada di lembar kerja siswa (LK).

4.      Guru melakukan demonstrasi tentang materi pelajaran

5.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran

6.      Guru memberikan kesimpulan bersama dengan siswa pada materi pelajaran

c.      Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan pelaksanaan membuat kesimpulan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kelemahan maupun kekurangan dalam pembelajaran pada materi kemampuan Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi untuk kemudian diperbaiki pada siklus II.

Setelah siklus I dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal, maka dalam hal ini dilakukan Siklus II dengan tahapan untuk dapat mengetahui sejauh mana terjadi suatu perubahan peningkatan nilai siswa dari tahapan demi tahapan yang sudah dilaksanakan sehingga secara nyata terdapat peningkatan

Siklus II

a.      Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II merupakan tahap refleksi dari siklus I. Pada tahap ini guru dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang kurang berhasil dalam belajar dan mempokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I.

Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama dengan menemukan alternative permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu:

1.   Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan permasalahan yang muncul pada siklus I dengan materi pada Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi yang diperdengarkan setelah dilakukan diagnosa tentang kemampuan siswa.

2.   Sebelum masuk materi baru terlebih dahulu membahas soal mengenai tes pada siklus I sehingga siswa tentang pada mengidentifikasi pelajaran dalam menyelesaikan soal semakin jelas dan dipahami siswa.

3.   Guru memberi pengarahan kepada siswa untuk lebih teliti dan semangat lagi untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal.

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan ini berusaha mungkin memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada siswa. Tahap ini mempokuskan kepada pengembangan daya nalar siswa untuk menemukan sendiri pada materi Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi yang diperdengarkan. Hasil yang diharapkan yaitu agar seluruh materi yang diajarkan kepada siswa dapat dipahami siswa dan benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut Pelaksanaan siklus II:

1.      Membahas materi yang dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa kurang kemampuan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi tersebut semakin mengerti.

2.      Menjelaskan tahap-tahap penggunaan pembelajaran model demonstrasi pada materi pada materi pembelajaran, sehingga siswa yang kurang memahami materi diatas dengan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal yang masih belum dipahami oleh siswa.

3.      Memberikan contoh sesuai dengan tahap-tahap penggunaan metode demonstrasi

4.      Peneliti mengarahkan siswa yang tidak termotivasi untuk mempraktekkan cara melakukan demonstrasi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pada materi kemampuan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi

5.      Memotivasi siswa agar selalu aktif dalam melaksanakan berbagai percobaan yang ditugaskan oleh guru

6.      Memberikan pengarahan kepada siswa yang masih kurang memahami pada menyusun tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi

7.      Memantau aktivitas siswa selama melakukan metode demonstrasi dalam kelompok yang sudah ditentukan

c.      Tahap Refleksi

Hasil dari tes yang diberikan, digunakan sebagai dasar pengembangan kesimpulan. Apakah kegiatan yang dilakukan telah berhasil. Jika pada siklus II ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesalahan menyelesaikan soal, maka akan direncanakan siklus selanjutnya. Namun jika memenuhi indikator keberhasilan belajar, maka tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya.

Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2008:16) mengemukakan secara garis besar terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindak kelas, yaitu:

1.      Perencanaan

2.      Pelaksanaan

3.      Pengamatan

4.      Refleksi

Setting Penelitian

Pokok bahasan yang menjadi bahan penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi pada kelas VII-c SMP Negeri 1 Habinsaran Kec. Habinsaran Kab. Toba Samosir T.P.2018/2019

 

 

Aspek yang diteliti

Subjek penelitian dalam penelitian ini siswa dalam kelas VII-c yang berjumlah 32 siswa di SMP Negeri 1 Habinsaran sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan penerapan model demonstrasi.

Prosedur Penelitian

Adapun rancangan (desain) PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara untuk menggunakan model kemmis dan Mc.Tanggart. (depsiknas, 2004), pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi empat alur (langkah) Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan Refleksi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada Tabel 1:

Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Tes Awal

 

Uraian

JK

Skor

Nilai

Keterangan

Belum Tuntas

Tuntas

1

Jumlah Nilai

 

 

2330

 

 

2

Rata-rata

 

 

72.81

 

 

3

Tuntas (persen)

 

 

 

23

72%

4

Belum Tuntas (pesen)

 

 

 

9

28%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 72.81, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang (72%) dan belum tuntas sebanyak 9 orang (28%).

Pada pelaksanaan siklus I, peneliti memberikan tes hasil belajar sebagai bahan evaluasi terhadap hasil belajar siswa pada tabel berikut

Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus I

 

Uraian

JK

Skor

Nilai

Keterangan

Belum Tuntas

Tuntas

 1

Jumlah Nilai

2615

 2

Rata-rata

81.72

 3

Tuntas (persen)

27

84%

 4

Belum Tuntas (pesen)

5

16%

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 81.72% dibandingkan dari nilai tes awal 73,02. Pada siklus I rata-rata nilai siswa menjadi 81.47, dengan jumlah siswa yang tuntas 25 orang (86%) dan yang belum tuntas 4 orang (14%).

Dalam pelaksanaan siklus II peneliti mengajak satu kelompok untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipersiapkan untuk disajikan.

 

 

 

Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus II

Uraian

JK

Skor

Nilai

Keterangan

Belum Tuntas

Tuntas

 

Jumlah Nilai

2802.5

 

Rata-rata

87.58

 

Tuntas (persen)

31

97%

 

Belum Tuntas (pesen)

1

3%

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa yang tuntas 28 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 86,90. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.86%.

Setelah dilakukan penerapan model demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 8.91% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 5 orang (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 87.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi pada kelas VII-c SMP Negeri 1 Habinsaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 72.81 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

2.      Setelah dilakukan penerapan model demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 8.91% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 5 orang (16%).

3.      Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 87.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%.

SARAN

1.      Menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi di dalam kelas sangat menarik perhatian dan kreatifitas siswa dan pembelajaran

2.      Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Mursell, James (-). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: