Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Quantum Learning
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
SD NEGERI NO. 173634 PORSEA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENERAPKAN QUANTUM LEARNING
SEMESTER GANJIL T.P. 2018/2019
Roida Sitorus
SD Negeri No. 173634 Porsea
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas yang dilakukan melalui proses kerja kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan peneliti, Tempat yang digunakan sebagai penelitian upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan (Quantum learning). Subyek penerima tindakan adalah guru matematika kelas V SD Negeri No. 173634 Porsea Tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 21 siswa laki- laki dan 18 siswa perempuan. Pertama, hasil siswa dalam keaktifan belajar masih cenderung rendah sekitar 16 siswa (41,03%). Hasil siswa dalam pemahaman materi sekitar 21 (53,85%), hasil siswa dalam kemandirian belajar 17 siswa (43,59%). tindakan kelas putaran III. Perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini semuanya ada perubahan yang positif, yaitu hasil siswa dalam keaktifan belajar meningkat sekitar 30 siswa (76,92%). Hasil siswa dalam pemahaman materi meningkat sebesar 34 siswa (87,18%) dan hasil kemandirian belajar juga meningkat sebesar 31 siswa (79,49%).
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pecahan
PENDAHULUAN
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (siswa), sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Guru banyak menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan sebagai subyek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan pada siswa dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Belum memanfaatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah melalui pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan (Quantum learning). Untuk dapat melakanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan maka diperlukan adanya kerja sama antara guru matematika dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK).
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses untuk menciptakan lingkungan belajar bagi siswa agar terkondisikan dalam belajar matematika. Pembelajaran matematika juga menggunakan suatu desain yang mengoptimalkan siswa dalam belajar matematika sehingga terciptalah belajar matematika yang optimal (Gatot Muhsetyo, 2007: 256).
Quantum Learning, adalah strategi dalam pembelajaran yang didalamnya ada kiat,petunjuk dan strategi dan seluruh proses belajar dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model ini menggambarkan bahwa tingkat penguasaan kompetensi (degree of learning) adalah fungsi (f) dari waktu yang digunakan secara sungguh-sungguh untuk belajar (Time Actually Spent) dan waktu yang benar- benar dibutuhkan untuk mempelajari bahan suatu pelajaran (Time Needed).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berbasis kelas kolaboratif. Satu penelitian yang bersifat praktis, situasional, dan kondisional berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SD Negeri 173634 Porsea. Subyek penerima tindakan adalah guru matematika kelas V SD Negeri No. 173634 Porsea Tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 21 siswa laki- laki dan 18 siswa peremuan.
Perencanaan Tindakan Belajar
Perencanaan putaran I
1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar pada siswa dengan:
a) Memberikan arahan dan nasehat pada siswa untuk belajar dengan giat
b) Mengulangi materi yang telah disampaikan oleh guru, sebagai upaya mengingatkan kembali materi-materi yang merupakan materi menghitung pecahan;
c) Peran guru lebih ditekankan pada pembimbingan atau fasilitator dan harus mau menampung aspirasi siswa;
d) Penyampaian materi tidak terlalu cepat.
2. Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas putaran I adalah sub pokok bahasan pecahan.
3. Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.
4. Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas putaran I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
Perencanaan putaran II
Perencanaan tindakan putaran II yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan putaran I yang telah direvisi. Berikut perencanaan tindakan kelas putaran II:
1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar siswa dengan:
a) Membagi hasil latihan soal kepada siswa untuk dikoreksi kembali oleh siswa yaitu setiap siswa setelah mendapat hasil pekerjaannya dan mengetahui sampai dimana letak kemampuannya dalam memahami pecahan sederhana ;
b) Memberikan arahan dan nasehat pada siswa untuk belajar lebih giat;
c) Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan memberi kesempatan menyampaikan persoalan bila ada PR yang tidak bisa diselesaikan;
d) Mengulang materi yang telah disampaikan guru;
e) Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran putaran I;
f) Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus mau menampung aspirasi siswa;
g) Penyampaikan materi tidak terlalu cepat.
2) Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas putaran I adalah sub pokok bahasan pecahan.
3) Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.
4) Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas putaran I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
Perencanaan Putaran III
Perencanaan tindakan kelas V yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan putaran II yang telah direvisi. Berikut perencanaan tindakan kelas putaran III:
1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar siswa dengan: a) Membagi hasil latihan soal kepada siswa untuk dikoreksi kembali oleh siswa yaitu pada setiap siswa setelah mendapat hasil pekerjaannya dan mengetahui nilainya, kemudian mengoreksi diri sendiri dan meneliti kembali kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk mengetahui sampai dimana letak kemampuannya dalam memahami pecahan sederhana ;
2) Memberikan arahan dan nasehat pada siswa untuk belajar lebih giat;
3) Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan memberi kesempatan menyampaikan persoalan bila ada PR yang tidak bisa diselesaikan;
4) Mengulang materi yang telah disampaikan guru;
5) Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran putaran II;
6) Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus mau menampung aspirasi siswa;
7) Penyampaian materi tidak terlalu cepat;
2) Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas putaran II adalah sub pokok bahasan pecahan.
3) Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individual.
4) Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas putaran II adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
3. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksankana berdasarkan pada perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus fleksibel, sehingga dapat diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha ke arah perbedaan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yan akan diobservasi karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan penerapan belajar tuntas, sedangkan peneliti bertugas melakukan observasi pada saat pelaksanaan tindakan.
4. Observasi
Observasi adalah usaha merekam semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi itu harus bersifat terbuka pandangan dan pikirannya. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan. Observasi yang dilakukan didasarkan pada pedoman observasi yang mencatat semua kegiatan guru dari pendahuluan, pengembangan, penerapan, penutup serta menulis keterangan tambahan yang belum terjaring, pelaksanan observasi. Ini selalu dituntun oleh niat untuk memberikan dasar sehat bagi refleksi diri yang kritis.
5. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan dengan memperhatikan observasi yang telah dilakukan. Apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasilnya digunakan untuk menetapkan langkah untuk lebih lanjut dalam mencapai tujuan PTK.
Pelaksanan refleksi ini adalah diskusi yang dilakukan peneliti denan guru matematika untuk menelaah hasil tindakan yan telah dilakukan apakah sudah tepat, apabila belum maka akan didiskusikan alternatif tambahan untuk membenahi yang belum tepat. Refleksi ini dilakukan rutin setiap akhir putaran penelitian sampai selesai. Secara informal setiap hari kerja diadkan dialog antara guru matematika dengan peneliti untuk membahas hal-hal yang perlu penanganan segera. Waktu pelaksanaan refleksi ditunjukkan pada tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Refleksi
No |
Tindakan Putaran Ke |
Hari |
Tanggal |
1 |
I |
Rabu |
16 Oktober 2018 |
2 |
II |
Kamis |
17 Oktober 2018 |
3 |
III |
Rabu |
23 Oktober 2018 |
6. Evaluasi
Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanan, observasi dan refleksi pada setiap PTK. Evaluasi diarahkan pada perumusan bukti-bukti dari hasil belajar siswa setelah dilakanakan serangkaian tindakan dan proses ini diantaranya mencakup penyeleksian, penyederhanaan, pemfokuskan, pengabstraksian dan pengorganisasian data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan dilaksanakan penyajian. Ini dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi konstekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SD. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran matematima yang paling efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang lebih baik Kepala sekolah, guru dan peneliti dilibatkan sejak: 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) observasi dan monitoring, 5) refleksi, dan 6) evaluasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil evaluasi yang berupa profil kelas sebelum dan sesudah dilakukan serangkaian tindakan dapat dirangkum sebagai berikut:
Hasil Evaluasi Tindakan
Hasil Belajar Siswa |
Putaran |
|||
Sebelum |
I |
II |
III |
|
Keaktifan Belajar Siswa |
5 siswa (12,82%) |
16 siswa (41,03%) |
21 siswa (53,85%) |
30 siswa (76,92%) |
Pemahaman Materi Ajar |
18 siswa (46,15%) |
21 siswa (53,85%) |
27 siswa (69,23%) |
34 siswa (87,18%) |
Kemandirian Belajar Siswa |
7 siswa (17,95%) |
17 siswa (43,59%) |
25 siswa (64,10%) |
31 siswa (79,49%) |
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa dengan diadakannya tindakan-tindakan kelas pada setiap putaran keaktifan siswa dalam pembelajaran pemahaman konsep dan materi, serta kemandirian belajar dapat meningkat secara perlahan-lahan.
pelaksanaan tindakan putaran III berakhir, guru matematika diminta memberikan tanggapan tertulis mengenai kemajuan, kemunduran perilaku belajar siswa antara lain adalah hasil siswa dalam keaktifan belajar, pemahaman materi, kemandirian belajar, kesimpulan dan saran terhadap pertanyaan- pertanyaan yang diajukan jawaban guru matematika adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalam keaktifan belajar mengalami peningkatan yang berarti yaitu mencapai 30 siswa (76,92%)
2) Siswa dalam memahami materi semakin meningkat mencapai 34 siswa (87,18%)
3) Siswa dalam kemandirian belajar juga meningkat sebesar 31 siswa (79,49%)
4) Kesimpulan secara umum
a) Guru matematika menyatakan bahwa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan yang dicobakan, siswa lebih senang belajar matematika, kepercayaan diri siswa meningkat, dan siswa tidak lagi ragu-ragu setiap kali mau mengemukakan pendapat atau menanyakan sesuatu kepada gurunya. Keaktifan belajar siswa dalam menerima pelajaran menjadi lebih meningkat.
b) Perubahan yang signifikan pada proses pembelajaran hubungan guru dan siswa lebih baik siswa menjadi berani dan aktif berkomuniksi di dalam pembelajaran matematika menjadi lancar sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat pada tiap-tiap penelitian.
Setelah dilakukan serangkaian tindakan pembelajaran dapat meningkat secara berarti Profil kelas yang dibuat oleh guru matematika bersama peneliti sebelum dan sesudah penelitian, juga mendukung hipotesis.
1. Kelas V SD Negeri No. 173634 Porsea banyaknya siswa yang berhasil tinggi cenderung naik secara perlahan-lahan.
2. Kenaikan banyaknya siswa yang: a) berhasil meningkat keaktifan belajar mencapai 76,92%, (b) pemahaman materi sebesar 87,18% dan (c) kemandirian belajar mencapai 79,49%.
Pembelajaran yang didasarkan pada penerapan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan dengan kombinasi pembelajaran klasikal, kelompok dan individual serta pemecahan masalah dapat membuat siswa aktif dan semakin kreatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara berarti, hal ini ditunjukkan oleh hasil evaluasi terhadap profil kelas sebelum dan sesudah penelitian dan tanggapan guru setelah serangkaian tindakan kelas selesai. Dari profil kelas yang dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut: a) keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika sebelum penelitian hanya berjumlah 5 siswa (12,82%), putaran I berjumlah 16 siswa (41,03%), putaran II berjumlah 21 siswa (53, 85%), putaran III berjumlah 30 siswa (76,92), b) pemahaman materi ajar yang sebelum penelitian hanya berjumlah 18 siswa (46,15%), putaran I berjumlah 21 siswa (53,85%), putaran II berjumlah 27 siswa (69,23%), putaran III berjumlah 34 siswa (87,18%), c) kemandirian belajar siswa sebelum penelitian hanya berjumlah 7 siswa (17,95%), pada putaran I berjumlah 17 siswa (43,59%), putaran II berjumlah 25 siswa (64,10%), putaran III berjumlah 31 siswa (79,49%).
Dengan penerapan pendekatan pembelajaran bermakna dan menyenangkan (Quantum learning) yang dicobakan pada penelitian ini memiliki peran utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika secara signifikan pada siswa Kelas V SD Negeri No. 173634 Porsea semester ganjil Tahun pelajaran 2018 /2019.
SARAN
1. Guru selalu memberikan latihan secara kontinyu dengan bimbingan seperlunya untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Untuk mengaktifkan guru, kepala sekolah perlu melakukan supervisi secara terus menerus dengan diberi umpan balik.
3. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanti, Ana Rahmi. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Belajar Tuntas. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Maryamah, Siti. 2007. Usaha Meningkatkan Pemahaman Konsep, Fakta, Prinsip, dan Skill Matematika Melalui Metode Quantum learning. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).
Moleong. 1990. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mudjiono, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Suradi. 2006. Upaya Peningkatan Minat Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran bermakna dan menyenangkan (Quantum learning). Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutama. 2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembenahan Gaya Belajar Guru di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis Magister PPS. UNY (tidak diterbitkan)
TIM. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UMS.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.