UPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU UNTUK MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

DALAM PEMBELAJARAN DI SD NEGERI NO. 173542 SAMPURAN

TP. 2018/2019

 

Jonny Siagian

SD Negeri No. 173542 Sampuran

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran Kepala Sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru agar dapat menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran di SD Negeri No173542 Sampuran. Tujuan penelitian tindak sekolah ini adalah untuk mengetahui mencari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru agar dapat menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran di SD Negeri No173542 Sampuran. Hipotesis penelitian tindakan sekolah ini adalah Peran Kepala Sekolah dapat meningkatkan Kemampuan Guru Menerapkan pendekatan scientific Dalam Pembelajaran di SD Negeri No173542 Sampuran Tahun Ajaran 2018/2019. Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% Kadang menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75% dan Tidak Pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 34%. Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya.Pada Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 28 orang yakni 87.50%, guru kadang sudah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 25 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6.25% Dari data ini dapat disimpulkan bahwa peranan Kepala Sekolah dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas.

Kata Kunci: Upaya Kepala Sekolah, Pendekatan Scientific

 

PENDAHULUAN

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional, diperlukan profil kualifikasi kemampuan dari pendidik dan tenaga kependidikan dalam menyelenggarakan pendidikan bermutu yang disertai dengan sikap keteladanan yang konsisten terhadap siswanya. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Untuk meningkatkan peranan guru dalam mengasai penggunaan perangkat komputer, maka guru diharapkan mampu melaksanakan segala rangkaian procedural sistim yang ada, kemampuan menerapkan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran hal ini akan memudahkan guru dalam melaksanakan penyampaian materi pembelajaran di dalam kelas seiring dengan perkembangan sistemp pembelajaran yang pesat sekarang ini, substansi dan konten pmateri pembelajaran yang semakin banyak.

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya.

HASIL PENELLITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini akan menyajikan bagaiman peran Kepala Sekolah dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific dalam kelas. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis anggap cukup untuk meningkatkan kemampuan guru menguasai pemahaman tentang Menerapkan pendekatan scientific untuk dapat di terapkan dalam kegiatanbelajar mengajar. Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh penulis saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut: (a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan dicari solusinya adalah masih banyaknya guru yang kurang disiplin dalam disiplin guru dan pegawai mengikuti upacara penaikan bendera. (b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan.

 Pada siklus pertama ini, akan dilaksanakan diruang guru atau disalah satu ruangan yang mampu menampung semua guru yang akan dilatihkan, namun terlebih dahulu dilakukan pendataan terhadap guru yang memerlukan pelatihan tentang pendekatan scientific, mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan tindakan. Penulis melakukan identifikasi siapa saja yang dilibatkan dalam penelitian ini. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian ini

Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. Fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: kertas (lembar pengamatan), alat tulis berupa balpoin, serta jam dinding yang ada disetiap kelas, serta rekap jumlah kehadiran dari setiap guru. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain: (a) membuat lembar obsevasi tngkat pemahaman guru tentang Mc. Power point. Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 12 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan guru yang dipilih. hasil kajian dari kondisi guru SD Negeri No173542 Sampuran oleh peneliti meliputi: (a) kemampuan mengoperasikan komputer (b) Tingkat keterlambatan pemahaman terhadap pendekatan scientific (c) Pemahaman dan tingkat keseriusan antosias guru pembelajaran Infocus sekolah untuk dipergunakan guru.

Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut:

 

 

Kondisi Siklus I

No

Kondisi Awal Pemahaman Guru

Jumlah Guru

Prosentase (%)

1

Jumlah guru /pegawai keseluruhan

12

100%

2

Menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran

6,3

63%

3

Kadang menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran

7,5

75%

4

Tidak Pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran

3,4

34%

 

Dari hasil siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% Kadang menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75% dan Tidak Pernah menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 11%.

Dari data diatas Jumlah guru /pegawai keseluruhan adalah berjumlah 12 orang, Menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 6,3 guru yakni 24%, guru yang hanya kadang menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran 7,5 orang yakni 75% dan guru yang sama sekali belum menggunakan menerapkan pendekatan scientific adalah 3,4 orang atai 34%. Berdasarkan data diatas peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dimana hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan terhadap kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu pelatihan dan bimbingan khusus dari Kepala Sekolah terhadap para guru tentang cara menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalan pembelajaran pertemuan akan dilaksankan dengan jumlah jam tatap muka yang disesuaikan dengadapat melakukan persentase di hadapan rekan-rekan guru lainnya.

b. Siklus 2

Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan melakukan tindakan membimbing menerapkan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama.

1.      Melakukan sosialisasi dan menjadwalan pertemuan guru pelatihan scientific

2.      Setiap guru harus melaksanakan persentase di depan rekan-rekannya

3.      Peneliti melaksanakan pengamatan terhadap guru pembelajaran di dalam kelas.

4.      Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus II kegiatan, antara lain

a)      Membuat lembar observasi untuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap menerapkan pendekatan scientific

b)      Melakukan opservasi dan pengamatan saat guru melaksanakan pembelajaran didalam kelas

Setelah minggu berikutnya, dilakukan rekapitulasi dari hasil pengamatan dari penulis bagaimana pelaksanaan pembelajaran berjalan. Pada fase siklus kedua. Pengamatan dan evaluasi pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan berikutnya (satu siklus), untuk semua guru dan pegawai yang berjumlah 8 orang. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi untuk mengamati keberhasilan pembelajaran. Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat pelaksanaan menerapkan pendekatan scientific oleh guru dikelas pada proses belajar mengajar pada siklus kedua

 Setelah dilaksanakan siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan pendekatan scientific di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi selisih peningkatan 25% guru menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran, terdapat 3,13% peningkatan guru kadang sudah menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran dan 28% menurun untuk guru yang tidak pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran.

Dari hasil rekapitulasi siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 6 orang yakni 87.50%, guru kadang sudah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 25 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%. Dari data ini bahwa peranan Kepala Sekolah memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas.

PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis menanggap cukup untuk peningkatan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Dengan bimbingan dari Kepala Sekolah terjadi peningkatan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran

Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% Kadang menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75% dan Tidak Pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 34%. Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya.

Pada Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru menggunakan, Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 8 orang yakni 87.50%, guru kadang sudah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 6 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6.25% Dari data ini dapat disimpulkan bahwa peranan Kepala Sekolah dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas.

Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya. Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 6 orang yakni 87,50%, guru kadang sudah menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 6 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Kepala Sekolah dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas di di SD Negeri No173542 Sampuran Tahun Pembelajaran 2018/2019.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil PTS dapat disimpulkan sebagai berikut.

Strategi dan pendekatan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi hasil nbelajar siswa. Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% yang Kadang menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75% dan Tidak Pernah menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 34%. Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya. Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 6 orang yakni 87,50%, guru kadang sudah menggunakan menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran dan jumlah guru yang tidak pernah menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%.

SARAN:

Telah terbukti bahwa dengan bimbingan dari Kepala Sekolah dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1.      Kepala sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru untuk diklat, workshop dan bimbingan penerapan scientific dalam pembelajaran.

2.      Hendaknya guru tetap belajar menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran siswa dijadikan subjek pembelajaran interaktif

3.      Bagi peserta didik berpartispasi aktif dalam proses pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Darma Surya, (2009). Bahan Belajar Mandiri Dimensi Kompetensi Suvervisi. Jakarta: Direktorat jendral peningkatan Mutu pendidikan Nasional

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Erman Suherman, (2009). Model-model Pembelajaran http://re-searchengines.com/1207trimo1.html Penelitian Tindakan Sekolah

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.