UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI BAHASA INGGRIS

DALAM TEKS REPORT DENGAN MENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE (PAP) PADA SISWA KELAS X IPA-4 SMA NEGERI 3 PATI SEMESTER 1 TAHUN 2018/2019

 

Siti Wahyuningsih

SMA N 3 Pati

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan (1) Untuk mengetahui penggunaan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan aktifitas berkomunikasi Bahasa Inggris dalam Teks Report pada siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Untuk mengetahui penggunaan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris dalam Teks Report pada siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.Penelitian ini dilakukan melalui proses tindakan berdaur (PTK) yang meliputi empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Berdasarkan analisis deskriptif komparatif hasil pengamatan dalam pembahasan. Dari catatan pengamatan, terjadi peningkatan keaktifan dari 8 menjadi 23 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran sebesar 24% menjadi 68% pada siklus I. Pada siklus II hampir seluruh siswa aktif dalam berkomunikasi pada pembelajaran speaking pada teks report, yaitu tercatat ada 30 siswa atau 88%. Disamping meningkatkan keaktifan, dapat juga meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hasil tindakan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada KD speaking. Nilai rata-rata hasil belajar pada kondisi awal sebesar 59 meningkat sebesar 13% menjadi 72 pada siklus I. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan dari nilai rata-rata 72 meningkat 16% menjadi 88. Jumlah kenaikan rata-rata nilai dari kondisi awal sampai siklus II adalah 85% atau 29 point.

Kata kunci: Picture and Picture (PAP), Teks Report

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan observasi nilai yang diperoleh siswa ditemukan permasalahan pada saat siswa berkomunikasi dengan cara menerangkan, menggambarkan, dan menulis tentang apa dan bagaimana benda, orang atau binatang itu hidup dalam teks monolog yang menggunakan ragam bahasa lisan dan tulis secara akurat, dan berterima, juga menunjukkan bahwa hasil belajar berbicara dan aktifitas berkomunikiasi siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 masih rendah. Hal tersebut dilihat pada nilai KD speaking mereka masih dibawah KKM dan siswa terlihat tidak ada antusias untuk beraktifitas dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan media dalam pembelajaran speaking dengan Model PAP melalui Teks Report.  

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut: (1) Apakah penggunaan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan aktifitas berkomunikasi Bahasa Inggris dalam Teks Report pada siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Apakah penggunaan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris dalam Teks Report pada siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019?

LANDASAN TEORI

Pembelajaran dan Belajar

Sardiman dalam Sudibyo AP mengatakan bahwa Pembelajaran yaitu kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara interaktif antar guru dengan murid. Kegiatan belajar dan mengajar siswa tersebut untuk mencapai tujuan. Jadi pembelajaran merupakan kegiatan gabungan dari dua kegiatan yaitu kegiatan belajar dan mengajar. (Sudibyo AP, 2006: 6).

Menurut Slameto (2003: 2). Belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”

Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar dalam pembelajaran adalah suatu usaha sadar dalam suatu kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku sesuai tujuan yang akan dicapai.

Pengertian Komunikasi

Menurut Turney, et al Communication can be defined as the sharing of messages or attitudes that produce a degree of understanding between a sender and a receiver. Yang artinya komunikasi adalah penyampaian pesan atau sikap yang menghasilkan tingkat pemahaman antara penyampai berita dan si penerima. Menurut Ramelan language is a tool to express his idea or wishes, yang berarti bahwa dalam berkomunikasi seseorang memerlukan bahasa untuk menyampaikannya. Jadi berkomunikasi dalam kelas merupakan hal yang penting yang harus dikuasai oleh siswa sehingga apa yang akan disampaikan dapat diterima oleh pendengar tidak terjadi salah pengertian.

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Hartoyo, 2000: 13).

Pengertian Media

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran dalam sebuah komunikasi, sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar (Harmer, 2003). Menurut Hariyanto (2012), Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Menurut Sardiman (1996), media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) diungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Menurut Douglas (2001), media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.

Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran dalam sebuah komunikasi, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Model Picture and Picture (PAP)

Model Pembelajaran Picture and Picture (PAP) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture (PAP) adalah suatu Model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis untuk dapat dijadikan alat untuk menyampaikan teks report.

Menurut Elaine. (2008), prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif Picture and Picture sebagai berikut:

1.   Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2.   Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3.   Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).

Kerangka Berpikir

Deskripsi pada kondisi awal atau kondisi sebelum pembelajaran pada siklus I guru belum melakukan pembelajaran dengan menggunakan media dan Model pembelajaran yang sesuai, akibatnya keaktifan dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus melakukan suatu tindakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam dua siklus pembelajaran. Pada siklus I, peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada kelompok besar. Sedangkan pada siklus II, peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan media yang sama, pada kelompok kecil.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) Diduga penggunaan media gambar dalam Teks Report melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan aktifitas berkomunikasi Bahasa Inggris siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Diduga penggunaan media gambar dalam Teks Report melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan berkomunikasi Bahasa Inggris siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti selama 6 (enam) bulan, dimulai pada bulan September 2016 sampai dengan bulan Maret 2017. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Pati Kabupaten Pati, dimana sekolah tempat peneliti bertugas sebagai guru. Peneliti mengambil subyek siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 berjumlah 34 siswa karena hasil belajar kemampuan berkomunikasi relatif rendah.

Metode dan Sumber Data

Penelitian ini menggunaan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar berkomunikasi Bahasa Inggris dalam Teks Report pada siswa kelas X IPA-4 SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif hasil pengamatan dan pembahasan.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu: (1) Sumber data primer, yakni sumber data dari subyek penelitian; (2) Sumber data sekunder, yakni sumber data dari bukan subyek penelitian. Bentuk data juga ada 2, yaitu: (1) Data kuantitatif, yakni data yang berupa nilai tes speaking dalam teks report; (2) Data kualitatif, yakni data yang berupa data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas X IPA-4 semester 1 SMA Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2018/2019 berjumlah 34 siswa. Berdasarkan pengamatan awal yang diadakan sebelum penelitian diperoleh hasil bahwa sebagaian besar siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran speaking hanya ada 1 siswa dari 34 siswa yang memenuhi standart kompetensi minimal atau 3 % dengan rata- rata nilai yang dicapai 59.

Pada kondisi awal, siswa merasa tidak nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar. Tercatat oleh pengamat, bahwa jumlah siswa yang cukup aktif mengikuti pembelajaran speaking sebesar 24% atau hanya 8 siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran.

Pada kondisi awal sebelum penelitian, siswa tidak ada yang aktif, apalagi sangat aktif. Siswa yang cukup aktif ada 8 siswa dari 34 siswa atau sebesar 24%. Sedangkan jumlah siswa yang kurang aktif sebesar 26 orang atau 76%.

 

Deskripsi Hasil Siklus I

 Peneliti menyusun perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP). Dengan disesuaikan meteri pembelajaran speaking lewat teks report untuk kelas X IPA 4 SMA Negeri 3 Pati tahun pembelajaran 2018/2019, lengkap dengan rubrik penilaiannya. Kemudian peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar melalui Model PAP dengan membagi kelompok kelas menjadi 4 kelompok dari sejumlah siswa 34, hasilnya keaktifan siswa meningkat, namun belum memuaskan.

Siswa kelas X IPA-4 semester 1 Tahun 2018/2019 SMA Negeri 3 Pati pada saat mengikuti tes speaking pasca tindakan siklus I, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 75 atau lebih, sebanyak 19 siswa 56% sedangkan yang belum mencapai batas ketuntasan sebanyak 15 siswa 44%. Nilai rata-rata kelas adalah 72 (tujuh puluh dua).

Pengamatan pada jalannya proses pembelajaran memperlihatkan bahwa siswa kelas X IPA-4 semester 1 Tahun 2018/2019 SMA Negeri 3 Pati menunjukan suasana pembelajaran yang kooperatif.

Siswa yang kurang aktif sebanyak 11 siswa dan yang mengikuti proses pembelajaran dengan keaktifan cukup, sebanyak 15 orang, keaktifanya tergolong baik sebanyak 5 orang, dan keaktifan yang tergolong amat baik sebanyak 3 orang. Jadi jumlah siswa yang mempunyai keaktifan dalam pembelajaran sepaking pada siklus I sebanyak 23 orang.

Deskripsi Siklus II

Setelah melakukan refleksi dan menganalisa apa yang sudah dilakukan pada siklus 1, maka peneliti menyusun perencanaan pembelajaran dengan membagi siswa menjadi kelompok kelompok kecil, sehingga setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Untuk penilaian pada siklus ke-2, peneliti mempersiapkan dua rubrik penilaian hasil dan penilaian proses dengan langkah-langkah pembelajaran di atas sangat sesuai dengan Model Picture and Picture (PAP).

Pada tes speaking yang diadakan setelah proses pembelajaran pada siklus II, terdapat 30 siswa dari 34 siswa kelas tersebut 88% yang mencapai nilai di atas KKM Sekolah 75. Sedangkan 4 siswa lainnya 12% memperoleh nilai dibawah KKM yang ditetapkan sekolah. Sebagai ilustrasi kita lihat grafik perolehan nilai pada siklus II berikut ini. Jumlah 30 siswa yang mencapai nilai di atas KKM itu terdiri dari siswa yang mencapai rentang nilai 75-80 sebanyak 8 orang, rentang nilai 81-90 sebanyak 15 orang, dan rentang nilai 91-100 sebanyak 7 orang siswa. Ini berarti bahwa siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebanyak 30 orang atau 88%.

Catatan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II ini memperlihatkan bahwa jumlah siswa yang mengalami kesulitan berkonsentrasi saat pelajaran speaking tinggal beberapa siswa. Begitu juga jumlah siswa yang cenderung panik ketika memperoleh kesempatan untuk maju di depan kelas menyampaikan text lisan atau speaking, berkurang drastis dari kondisi awal, hanya menyisakan beberapa orang saja.

Pada pengamatan pembelajaran speaking yang diadakan setelah proses pembelajaran pada siklus II, terdapat 30 siswa dari 34 siswa kelas tersebut 88% yang menunjukan keaktifanya dalam proses pebelajaran speaking. Sedangkan 4 siswa lainnya 12% masih sangat kurang keaktifanya dalam proses pembelajaran speaking. Jumlah 30 siswa yang mencapai nilai keaktifan datas C (Cukup Aktif) itu terdiri dari siswa yang mencapai rentang nilai keaktifan cukup sebanyak 8 orang, baik atau aktif sebanyak 15 orang, dan amat baik atau sangat aktif sebanyak 7 orang siswa. Ini berarti bahwa siswa yang mencapai nilai keaktifan di atas C (Cukup Aktif) sebanyak 30 orang atau 88%.

Pembahasan antar siklus

Dalam siklus I, guru menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran speaking pada kelompok besar dengan Model Picture and Picture (PAP). Dengan proses tindakan tersebut, keaktifan dan hasil belajar speaking siswa meningkat dari kondisi awal yang hanya mencapai nilai rata- rata 59, melalui proses pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam pembelajaran speaking dengan Model Picture and Picture (PAP), diperoleh hasil belajar rata-rata 72 atau meningkat 13 point. Pada saat proses pembelajaran sebagian siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, meskipun kemampuan tersebut tidak dapat merata pada semua anggota kelompok, disebabkan mereka mengikuti pembelajaran pada kelompok besar yang mana kesempatan mengungkapkan pendapat atau gagasan masih sedikit.

Pada siklus II, peneliti mernerapkan pembelajarn menggunakan media gambar melalui Model yang sama yaitu belajar kooperatif melalui Model Picture and Picture (PAP) pada kelompok kecil. Dengan pembelajaran melalui Model Picture and Picture (PAP) pada kelompok kecil, ternyata mampu meningkatkan hasil dan keaktifan belajar speaking siswa. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang mencapai nilai diatas KKM sebanyak 30 siswa dari 34 siswa kelas tersebut 88%. Sedangkan 4 siswa lainnya 12% memperoleh nilai dibawah KKM yang ditetapkan sekolah. Jumlah 30 siswa yang mencapai nilai di atas KKM itu terdiri dari siswa yang mencapai rentang nilai 75-80 sebanyak 8 orang, rentang nilai 81-90 sebanyak 15 orang, dan rentang nilai 91-100 sebanyak 7 orang siswa. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat 11 point atau 32% dari siklus I yang hanya 72 menjadi 83 pada akhir siklus II. Hal ini disebabkan karena para siswa bisa mempertahankan kosentrasi belajarnya hingga akhir pelajaran selesai.

Sebagai gambaran yang lebih lengkap, kita lihat rekapitulasi hasil tindakan dari kondisi awal hingga pada kondisi akhir siklus II.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Pengamatan keaktifan Pada Setiap Siklus

NILAI AKTIFITAS

KONDISI AWAL

KONDISI

SIKLUS I

KONDISI

SIKLUS II

SANGAT AKTIF (A)

0

3

7

AKTIF (B)

0

5

15

CUKUP AKTIF (C)

8

15

8

KURANG AKTIF (D)

26

11

4

JUMLAH

34

34

34

 

Nampak pada grafik di atas bahwa keaktifan siswa pada kondisi awal sebelum adanya tindakan masih rendah dan berangsur meningkat keaktifanya dari siklus ke siklus berikutnya.

Sebagai gambaran yang lebih lengkap mengenai hasil belajar, kita lihat rekapitulasi hasil belajar dari kondisi awal hingga pada kondisi akhir pasca tindakan siklus II.

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Pada Setiap Siklus

NO

TAHAPAN

NILAI RERATA HASIL BELAJAR

NILAI RERATA KEAKTIFAN

1

Kondisi Awal

59

8

2

Siklus I

72

23

3

Siklus II

83

30

 

Pada kondisi awal sebelum adanya tindakan masih rendah berada di bawah KKM dan berangsur meningkat hasil belajarnya dari siklus ke siklus berikutnya.

Dari pembahasan hasil penelitian di atas dapat ditarik benang merah bahwa tindakan siklus I dan siklus II mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan juga terbukti bahwa penggunaan media gambar dalam Teks Report melalui Model Picture and Picture (PAP) dapat membantu siswa berkomunikasi sehingga dapat berkonsentrasi dan berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran speaking dan memperoleh hasil belajar maksimal. Penggunaan media gambar juga membantu siswa bersikap antusias dalam merangkai dan menyusun kalimat untuk persiapan speaking, tidak panik, suatu kondisi atau sikap yang dibutuhkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya speaking. Jadi, dengan kata lain, penggunaan media gambar dengan Teks Report yang dikombinasikan dengan Model Picture and Picture (PAP), dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam mengikuti pembelajaran.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kesimpulan penelitian ini:

1.   Melalui penggunaan media gambar dengan Model Picture and Picture (PAP) dapat meningkatkan hasil belajar speaking. Nilai rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 59 meningkat sebesar 13 point menjadi 72 pada siklus I. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan hasil penilaian dari rata-rata 72 meningkat 11 point menjadi 83. Jumlah kenaikan rata-rata nilai dari kondisi awal sampai siklus II adalah 64% atau 23 point.

2.   Penggunaan media gambar melalui Model Picture and Picture (PAP) pada pembelajaran speaking kelas X IPA-4 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Dari catatan pengamatan, terjadi peningkatan keaktifan dari 8 menjadi 23 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran 24% menjadi 68% pada siklus I. Pada siklus II, hampir seluruh siswa aktif mengikuti pembelajaran speaking, yaitu tercatat ada 30 siswa atau 88%.

 

 

 

Saran

Bagi Siswa        

Memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien dalam belajar Bahasa Inggris, khususnya speaking.

Bagi Guru         

Memanfaatkan media dan model yang tepat dalam mengajarkan bahasa Inggris, khususnya speaking. Penggunaan media gambar dengan Model Picture and Picture (PAP) adalah salah satu pilihan.

Bagi Sekolah

Memberi fasilitas yang mendukung penggunaan media pembelajaran dan Model yang sesuai dalam pembelajaran di kelas khususnya dalam pembelajaran speaking.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar isi 2006 Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA/MA. Jakarta.

Brown, Douglas H. 2001. Teaching by principles: an interactive approach to language pedagogy; second edition. New York. Longman.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar Hasil belajar Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA dan MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Haryanto, 2012. Pengertian Media Pembelajaran. http://belajarpsikologi.com/ pengertian-media-pembelajaran, diakses 25 Maret 2013.

Jaremy Harmer. 2003. How to Teach English Longman.

Johnson, B. Elaine. 2008. Contextual Teaching & Learning. Bandung. Mizan Learning Center.

Nana, Sudjana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sadiman, Arief, dkk. 1996. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan   Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Sudibyo AP, Drs, MPd. 2006. Laporan Penelitian , Pemerintah Kota Semarang.

Sugianto. 2006. Peranan Media Pembelajaran. LPMP Jawa Tengah.

Turney C, et.al,1992. The Classroom Manager. North Sydney Australia: National Library of Australia.