UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI

MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK

PADA SISWA KELAS XII SEMESTER 1

SMA NEGERI 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Mujiannie

SMA N 3 Pati

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui layanan bimbingan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok dapat meningkatkan percaya diri bagi siswa kelas XII Semester 1 SMA Negeri 3 Pati pada tahun pelajaran 2018/2019.Pengumpulan data dalam PTK BK ini adalah dengan menggunakan teknik Observasi kepada siswa saat mengikuti layanan bimbingan kelompok.Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan kesimpulan penelitian ini: Penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat: (1) memberikan tempat dan peluang kepada siswa untuk melakukan sharing dan saling membuka diri dengan permasalahan yang dihadapi; (2) digunakan untuk memberdayakan kemampuan kelompok dalam mencari alternative solusi atas persoalan yang dihadapi individu dalam kelompoknya; (3) meningkatkan kepercayaan pada diri siswa dalam keseharian dan pergaulannya; (4) meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik profesional.

Kata kunci: bimbingan kelompok

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di awal masuk kelas XII siswa naik kelas terdapat beberapa siswa yang mengalami perasan tidak percaya pada dirinya sendiri akan kemampuan mengikuti pelajaran, menyesuaikan dengan Guru yang mengajar, serta ketakutan untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional. Selain masalah diatas, siswa juga merasa takut menghadapi keinginan dan cita- citanya untuk kelanjutan studi dikarenakan kemampuan ekonomi orang tua, kemampuan diri yang berkaitan dengan Nilai Akademis, serta tingkat persaingan untuk mendapatkan Perguruan Tinggi yang diinginkannya. Siswa yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi bahwa adanya indikasi tidak percaya diri yang dialami siswa yang tidak teramati karena belum diketahui penyebabnya, rendahnya rasa percaya diri pada remaja dapat menyebabkan rasa tidak nyaman secara emosional yang dapat menghambat perkembangan remaja, ada beberapa siswa yang takut mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan dengan melakukan tindakan yang melanggar tata tertib sekolah.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut: Apakah layanan bimbingan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok dapat meningkatkan percaya diri bagi siswa kelas XII Semester 1 SMA Negeri 3 Pati pada tahun pelajaran 2018/2019 ?

 

LANDASAN TEORI

Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Thantawy (dalam Agus Mulayadi, 2003: 12) Bimbingan Kelompok adalah upaya bimbingan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang individu melalui situasi kelompok. Sasaran bimbingan tetap individu, atau sekelompok individu yang mempunyai masalah yang sama. Layanan ini memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu ,terutama guru BK untuk membahas secara bersama- sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari- hari yang berguna bagi perkembangan dirinya , baik sebagai individu maupun sebagai pelajar ,dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/ tindakan tertentu. (Agus Mulayadi, 2003:31).

Muro and Kotman (dalam Agus Mulayadi, 2004: 9) menatakan bahwa Bimbingan adalah memberi bantuan kepada individu (peserta didik) yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya dan sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan. Shetzer and Stone (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2006: 29) Bimbingan adalah proses menolong individu untuk memahami dan mengenali dirinya sendiri dan sekitarnya.

Pengertian Percaya diri

Menurut Thantaway (dalam Haryanto, 2010: 45) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepercayaan-diri/

Percaya diri ada 4 (empat) macam, yaitu: (1) Self-concept: bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan; (2) Self-esteem: sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda; (3) Self efficacy: sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy; (4) Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005). http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepercayaan-diri/

Kerangka Berpikir

Deskripsi pada kondisi awal atau kondisi sebelum bimbingan pada siklus I guru belum melakukan pembelajaran dengan menggunakan bimbingan kelompok yang sesuai, akibatnya percaya diri siswa rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus melakukan suatu tindakan bimbingan dengan menggunakan bimbingan kelompok dalam dua siklus pembelajaran. Pada siklus I, peneliti melakukan bimbingan dengan menggunakan kelompok besar seJumlah 8 (delapan) siswa. Sedangkan pada siklus II, peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan bimbingan kelompok kecil sejumlah 4 (empat) siswa.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Diduga bimbingan dengan menggunakan bimbingan kelompok dapat meningkatkan percaya diri siswa kelas XII SMA Negeri 3 Pati semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Juli, Agustus dan September 2018. Adapun pembagian waktunya adalah sebagai berikut: Bulan September digunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian dan menyusun instrument penelitian. Bulan Oktober, untuk mengumpulkan data atau melakukan tindakan kelas dan menganalisis data. Bulan Nopember, pembahasan hasil analisis data dan menyusun laporan hasil penelitian.

Subyek penelitian kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 yakni siswa kelas XII yang berjumlah 12 siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 5 laki-laki. Subyek dipilih sedemikian rupa karena mereka mempunyai sikap yang cenderung pendiam, dan lebih suka menarik diri dari pergaulan dengan teman- temannya.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu: (1) Data berupa proses yang diperoleh dari tindakan guru dalam praktik layanan bimbingan kelompok, dan siswa sewaktu mengikuti tindakan guru, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan; (2) Data berupa hasil diperoleh dari pengamatan terhadap siswa berupa kebiasaan berdiam diri dikelas, tidak suka bergabung dengan kelompok kelas. Data ini merupakan hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan dalam tahap refleksi pada tiap- tiap siklus.

Pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan Teknik Observasi kepada siswa saat mengikuti layanan bimbingan kelompok. Penelitian dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi adalah suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kepercayaan diri pada kondisi awal masih rendah, dikarenakan oleh berbagai sebab. Kepercayaan diri mempunyai arti dan pengaruh yang penting dalam proses pergaulan dan pengembangan diri. Kepercayaan diri akan mengarahkan pada pengembangan diri dalam kehidupan dan karier siswa dimasa yang akan datang.endingnya siswa dapat tampil dimana saja dengan percaya diri, tidak rendah diri, tidak minder, dan dapat luwes dalam pergaulan, sehingga membawa dirinya berkembang secara optimal untuk mendapatkan masa depan yang cerah ceria.

 Kurangnya kepercayaan diri siswa dapat dilihat dalam keseharian dikelas, atau dalam kelompok dengan teman- temannya saat mereka berkumpul. Hal ini nampak dari hasil observasi tahun pelajaran 2018/2019 ini penulis mendapatkan siswa ampuan untuk kelas XII IPA 1,2,3 dan XII IPS 1,2.

Berdasarkan pengamatan saat dikelas, saat berkumpul dengan teman- teman lainnya ditemukan 12 siswa ampuan yang mengalami masalah dalam pergaulan. 4 siswa lebih senang menyendiri, 3 siswa didalam kelompok hanya sebagai pendengar dan tidak pernah/ jarang bercerita atau memulai pembicaraan, 2 anak merasa minder dan terasa terasing, serta 3 siswa gugup dan sering salah dalam mengambil keputusan.

Deskripsi hasil layanan bimbingan kelompok siklus I

Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan kelompok yang dibuat bersama kolaborator, dilaksanakan bimbingan kelompok kepada 12 siswa bermasalah dalam kepercayaan diri. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan mengikuti tahap- tahap bimbingan kelompok sebagaimana yang telah dibakukan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data selama proses sebagai berikut ini

1.   Hasil pengamatan dalam kelompok kelas.

Pelaksanaan tindakan dalam layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori tindakan cukup baik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada siklus II berikutnya, maka tindakan- tindakan yang belum baik pada setiap tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu.

2.     Hasil pengamatan terhadap siswa.

Ada 8 siswa kondisinya berada pada level cukup baik, namun masih pada posisi bawah, dan 4 siswa berada pada kondisi kurang baik.

3.     Hasil pengamatan terhadap situasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

Kekurangan yang terjadi selama proses kegiatan layanan bimbingan kelompok siklus I terletak pada peranan Guru BK yang belum dapat terlaksana dengan baik.untuk memantapkan evaluasi terhadap kekurangan tersebut perlu dikaitkan dengan hasil observasi terhadap murid sewaktu mengikuti kegiatan kelompok.

 Kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori cukup baik, walaupun masih menempati posisi bawah sebanyak 9 orang 75%, dan sebanyak 3 orang 25% dalam kategori kurang baik. Kondisi siswa yang demikian terjadi dapat dimungkinkan karena pada tahap pembentukan terasa agak kaku khususnya sewaktu guru pembimbing menjelaskan tentang asas kegiatan masih terpaku pada definisi tekstual, sehingga Nampak diantara anggota bimbingan kelompok kurang tertarik. Disamping itu empati guru pembimbing masih berada pada tahapan “memperhatikan” pada saat anggota bimbingan kelompok mengungkapkan diri. Tetapi pada kegiatan II situasi lebih mengalir setelah guru BK memberikan penjelasan yang bersifat kontekstual.

 Pada tahap peralihan Nampak ada keraguan anggota tentang kegiatan yang akan dijalankan. keraguan ini terasa ada kaitannya dengan nuansa ketergesa- gesaan dalam memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan bimbingan kelompok untuk segera masuk kedalam kegiatan inti setelah beberapa diantara anggota kelompok mengajukan pertanyaan tentang tahapan kegiatan yang akan mereka ikuti. Situasi pada kegiatan inti setelah beberapa diantara anggota kelompok mengajukan pertanyaan tentang kegiatan yang akan mereka ikuti. Situasi pada kegiatan bimbingan kelompok yang kedua menjadi lebih cair setelah anggota mengetahui urutan langkah- langkah kegiatan yang akan dijalani.

Pada tahap kegiatan, anggota bimbingan kelompok Nampak kurang memiliki pemahaman yang utuh tentang masalah yang diajukan guru BK, karena realitanya masalah yang diajukan dapat dimengerti setelah para anggota diberi kesempatan untuk eksplorasi. Saat kegiatan selingan belum berhasil mengembalikan anggota kelompok pada kondisi yang fresh, karena kegiatan monoton. Pada tahap pengakhiran juga terlihat belum sumringah, masih enggan dan ada rasa bosan. Dan perasaan itu harus dapat dihilangkan, mengupayakan bagaimana anggota bimbingan kelompok dapat menjadi enggan untuk mengakhiri untuk itu Guru BK hendaknya mengupayakan tindakan pembaharuan atau penyempurnaan pada setiap tahapan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.

Deskripsi Siklus II

Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa hal yang belum dapat dijalankan oleh Guru BK dalam melaksanakan perannya pada setiap tahapan dalam layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan , temuan- temuan tersebut sekaligus merupakan rekomendasi bagi guru BK untuk dapat menjalankan pada siklus yang ke II.

Kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan informasi yang memberikan gambaran tentang pengaruh yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari perlakuan layanan bimbingan kelompok yang mereka terima.

Diperoleh informasi tentang iklim psikologis yang tercipta selama kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung. Iklim psikologis yang tercipta memberikan gambaran tetntang kondusivitas kegiatan yang berlangsung.

Telah ada peningkatan kepercayaan pada diri siswa, walau masih perlu dicermati lebih mendalam dalam rangka menentukan perlu atau tidaknya dilaksanakan bimbingan kelompok atau layanan bimbungan yang lainnya pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangannya.

Didalam refleksi ini ketiga sasaran proses penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok pada siklus II ditambah dengan observasi dapat dikatakan berhasil dengan” baik”. Semua anggota dapat berperan serta secara aktif, dan dalam kategori “ cukup baik ”. suasana antar anggota juga telah terjalin dengan baik, hanya masih ada 2 siswa yang belum bisa menunjukkan kepercayaan diri yang optimal. Dengan demikian penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok pada siklus II dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan kepercayaan padaa diri siswa.

Pembahasan antar siklus

Pembahasan hasil penelitian dapat dipaparkan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 14 Hasil akhir penelitian

Tindakan Guru BK

Dampak tindakan

Hasil

Layanan bimbingan kelompok siklus I = cukup baik.

Kondisi siswa =8 siswa “ cukup baik”, dan 4 siswa “ kurang baik”, iklim penyelenggaraan = baik.

Peningkatan kepercayaan pada diri siswa menjadi 8 siswa dari 12 siswa

Layanan bimbingan kelompok siklus II= Baik.

Ke 12 peserta masuk kategori cukup baik, iklim penyelenggaraan baik

Peningkatan kepercayaan pada diri siswa menjadi 10 anak.

 

Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa peningkatan kepercayaan pada diri sendiri dapat ditingkatkan melalui penerapan bimbingan kelompok. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil karena ada kesesuaian perkembangan usia remaja, dengan permasalahan kepercayaan pada diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari rasa percaya diri yaitu konsep diri individu menilai dirinya sendiri secara positif dan negatif, kemampuan yang dimiliki individu untuk mengembangkan diri, tidak tergantung pada orang lain, tidak mudah putus asa, bertindak dengan tegas, berhubungan dengan lingkungan sosial mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan toleransi.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan kesimpulan penelitian ini: Penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat: (1) memberikan tempat dan peluang kepada siswa untuk melakukan sharing dan saling membuka diri dengan permasalahan yang dihadapi; (2) digunakan untuk memberdayakan kemampuan kelompok dalam mencari alternative solusi atas persoalan yang dihadapi individu dalam kelompoknya; (3) meningkatkan kepercayaan pada diri siswa dalam keseharian dan pergaulannya; (4) meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik profesional.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil PTK BK ini dapat memberikan saran yakni:

1.   Guru BK hendaknya dapat meningkatkan diri dalam melakukan penelitian dengan banyak wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kinerjanya, seiring dengan perkembangan masalah yang dihadapi siswanya.

2.   Guru BK hendaknya dapat meningkatkan kerjasama dengan kolaborator lainnya agar persoalan- persoalan yang muncul dapat terselesaikan secara baik.

3.   Guru BK dapat mengatur strategi terbaik agar dapat mengaktualisasikan beragam jenis layanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

4.   Guru BK hendaknya dapat membudayakan penelitian dalam dirinya sesuai bidang garapannya, tanggung jawab, serta profesionalitas kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

____________, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BK SMA/SMK. Jakarta: DEPDIKBUD

_____________, 2018. Program Peminatan SMA Negeri 3 Pati tahun 2018. Pati: SMAGA PERS.

_____________, 2018. Peminatan Peserta Didik SMA Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2018/2019. Pati: SMAGA PERS.

____________, 2011. Jurnal Psikologi 3. V I No 2 September 2011. Madiun: IKIP PGRI Madiun Pers.

Agus Mulayadi. 2003. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.

Agus Mulayadi. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Ed. Revisi. Jakarta: Depdiknas Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hariyanto. 2010. Percaya Diri.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peminatan Peserta Didik SMA/SMK. Jakarta: Badan Pengembang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan 2013.

Winkel dan Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling di Instansi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepercayaan-diri/ diakses tanggal 21 September 2018, pukul 09.40 wib

https://jurnaljp3.files.wordpress.com/2013/09/chotim.pdf diakses tanggal 21 September 2018, pukul 09.55 wib