Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Card Sort
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI NUN SUKUN ATAU TANWIN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT
PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 1 JATINEGARA
KAB. TEGAL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
Salamatul Afiyah
SMP Negeri 1 Jatinegara
ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi dari hasil studi dokumen tentang pembelajaran PAI yang di ajarkan di kelas VII SMP Negeri 1 Jatinegara semester II Tahun pelajaran 2019/2020 yang di ambil secara sampling dari beberapa kelas VII diperoleh data hasil belajar kelas VII G melalui ulangan harian hasilnya masih belum sesuai harapan baru 28,57% atau 8 siswa yang tuntas. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan keaktifan belajar PAI materi nun sukun atau tanwin: (2) Untuk menuingkatkan hasil belajar PAI materi nun mati atau tanwin. Adapun tehnik pengumpulan data yaitu observasi,tes dan dokumen. Hasil penelitian sebagai berikut: pada pra siklus peserta didik yang mencapai KKM baru 28,57% nilai ketuntasan klasikal terhadap KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70, sedangkan yang belum tuntas 71,43% dengan nilai rata-rata 61,94. Hasil belajar peserta didik pada siklus I tuntas 67,85% yang telah memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 74. Hasil belajar pada siklus II yang tuntas sebanyak 93,86% dengan nilai rata-rata 78. 3. Hasil penelitian tindakan kelas dapat di simpulkan sebagai berikut: (1) Keaktifan belajar PAI melalui model pembelajaran dapat di tingkatkan. (2) Prestasi belajar PAI melalui model pembelajaran card sort dapat ditingkatkan
Kata kunci: Model pembelajaran Card Sort, Keaktifan, Hasil Belajar, PAI
PENDAHULUAN
Mata pelajaran PAI memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktekkannilai-nilai keyakinan keagamaan, dan salah satu dari materi terpenting dalam pembelajaran bagi siswa sebagai pedoman hidup adalah memahami Al Qur,an. Al Qur’an merupakan sumber ajaran Islam dan pedoman hidup bagi umat Islam, mengajarkan prinsip-prinsip hidup dan kehidupan sehari- hari baik di lingkungan sekolah, serta tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait dengan tata hubungan manusia dengan Rabbnya (Hablum minallah) tetapi juga tataa turan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablum minannas).
Materi Al-Qur’an adalah salah satu mata materi pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis, serta menerjemahkan Al-Qur’an dengan benar, serta hafalan terhadap surah-surah pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surah surah pendek tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
Proses belajar mengajar dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa dengan baik jika seorang guru professional dalam profesinya, serta memiliki penampilan/gaya mengajar yang baik, peran guru dalam pembelajaran Al-Qur’an mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya. Tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang guru dalam pelajaran al-Qur’an yaitumemiliki metode yang tepat dalam mengajar sehingga dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar.
Dalam hal ini peneliti akan mengangkat materi tentang hokum bacaan nun mati atau tanwin. Hal ini disebabkan karena begitu rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi nun mati atau tanwin. Akan tetapi pembelajaran PAI di sekolah sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya. Siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu dan belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai pihak yang paling tahu dan bisa sendiri.
Dari hasil pengamatan tentang pembelajaran hukum bacaan nun mati atau tanwin pada kelas VIIG semester II tahun pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 1 Jatinegara, dari 28 siswa dengan KKM yang ditentukan 70,00 hanya terdapat 8 siswa atau sebesar 28,57% yang mencapai tingkat pemahaman materi, 20 siswa atau sebesar 71,43% nilainya masih dibawah KKM.
Hal tersebut karena pembelajaran yang kurang menyenangkan, karena guru hanya mengajar secara konvensional. Sehingga guru perlu menggunakan metode yang sesuai dengan minat siswa yang menarik dan menyenangkan.
Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan paradigma belajar dimana siswa memiliki potensi untuk belajar dan berkembang sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan diterapkannya metode card sort. Dengan demikian, setelah diterapkannya metode card sort dalam pembelajaran, maka pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan lebih meningkat. Penulis sebagai pelaku langsung yang berhadapan dengan siswa mencoba menerapkan model pembelajaran card sort dalam pembelajaran PAI khususnya materinun mati atau tanwin guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar Mapel PAI Materi Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin Melalui Penggunaan Model Pembelajaran card sortPada Siswa Kelas VIIGSMP Negeri 1 Jatinegara Tahun Pelajaran 2019/2020.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka pembahasan masalah penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran card sortdapat meningkatkan keaktifan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pokok bahasan nun sukun atau tanwin pada siswa kelas VIIG SMP N 1Jatinegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah penerapan model card sort berlangsung sebagai upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pokok bahasan nun sukun atau tanwin pada siswa kelas VIIG SMP N 1Jatinegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020?
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan dan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. (1) Meningkatkan keaktifan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pokok bahasan nun sukun atau tanwin melalui penerapan metode pembelajaran card sort pada siswa kelas VII G SMP N 1 Jatinegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pokok bahasan nun sukun atau tanwin melalui penerapan metode pembelajaran card sort pada siswa kelas VIIG SMP N 1 Jatinegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020
KAJIAN PUSTAKA
Keaktifan
Keaktifan merupakan kata dasar aktif. Aktif berarti giat,gigih, dinamis atau bertenaga (Anwar, 2001:24). Keaktifan yang dimaksud adalah keikutsertaan peserta didik secara langsung dalam mengikuti proses pembelajaran.
Peserta didik adalah pelajar. Peserta didik yang berada pada kelas yang menjadi subjek belajar. Peserta didik adalah satu komponen manusia yang menempati sentral dalam proses belajar mengajar.
Peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar akan berhasil, jika dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif. Untuk mendukung kegiatan belajar yang aktif guru dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan model pembelajaran yang tepat. Adapun ciri-ciri keaktifan peserta didik antara lain: (1) Berani mengngkapkan pendapat (2) Mempunyai rasa ingin tahu (3) Mampu menghargai pendapat orang lain.
Hakekat Belajar
Belajar merupakan Keaktifan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan yang sebelumnya dimiliki. Kegiatan belajar selalu dilakukan oleh setiap orang yang ingin memiliki kemampuan, baik kemampuan dalam hal pengetahuan maupun ketrampilan. Perubahan kemampuan seseorang diperoleh melalui proses belajar. Jika di dalam suatu proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar (Thursan Hakim, 2008:1-2).
Oemar Hamalik (2010:45) mengatakan bahwa “belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam macam ketrampilan dan cita-cita. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Tidak semua perubahan perilaku berarti belajar”.
Menurut Trianto (2010: 37) bahwa belajar merupakan suatu proses di mana seorang guru membantu peserta didiknya untuk menanamkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep pengetahuan awal yang sudah dimiliki peserta didik yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Pembelajaran konsep membuat peserta didik dapat memahami dan membedakan benda–benda, peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses di mana seorang guru membantu peserta didik menanamkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep pengetahuan awal yang sudah dimiliki peserta didik yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Perubahan perilaku sebagai hasil dari perolehan dan pengalaman individu didapatkan dari lingkungannya yang terjadi karena ada usaha dari diri setiap individu.
Hasil Belajar
Untuk menyatakan bahwa suatu proses pembelajaran dapat berhasil, setiap guru memiliki pendangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa. ” Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila standar kompetensinya dapat tercapai”.
Berdasarkan berbagai pengertian hasil belajar juga disebut hasil evaluasi yang selalu dikaitkan dengan hasil belajar siswa, menurut Ralph Tyler (1950:10) mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan seberapa jauh, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua ahli lain yakni Cronbach dan Stuff lebeam, bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur seberapa jauh tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Ada tiga macam aspek hasil belajar dinilai dalam kegiatan pembelajaran yaitu Pertama, aspek kognitif yang berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual, beberapa kategori yang mencakup yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation). Kedua, aspek afektif yang berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori aspek afektif yaitu penerimaan (receving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organication) dan pembentukan pola hidup. Ketiga, aspek psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori dalam aspek psikomotorik yaitu persepsi (perception) kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuian (adaptation) dan kreatifitas.
Metode Card Sort
Pembelajaran card sort dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993:19), yaitu saling ketergantungan positif, tanggungjawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kerja kelompok. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, siswa diarahkan untuk dapat juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggungjawab secara individu. Strategi belajar card sort adalah strategi pembelajaran yang di dalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Menurut Ibrahim (2000;2) strategi pembelajran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang membantu siswa mempelajari akademik dan hubungan social.
Pada pembelajaran card sort terdapat saling ketergantungan positif diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Strategi pembelajaran card sort beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suatu yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh, dan mengembangkan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta ketrampilan-ketrampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran card sort dikenal dengan pembalajaran secara kelompok.
Pada strategi pembelajaran card sort, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam PBM, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran.
Prinsip metode card sort dalam strategi pembelajaran kelompok (cooperative learning): (1) Belajar Aktif (2) Pendekatan Konstruktivistik (3) Pendekatan Kooperatif
Dalam metode card sort sangat dibutuhkan media, secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar” Association for Education and Comunication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mendifinisiakan sebagai benda yang dapat di manipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau sebagai instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar-mengajar agar dapat mempengaruhi efektifitas peserta didik.
Kerangka Berpikir
Hasil belajar Siswa SMP N 1 Jatinegara yang didapatkan bisa dikatakan rendah khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya pada bab ilmu tajwid,hal tersebut bisa diketahui dari nilai PTS yang kurang dari standar KKM. Rendahnya hasil belajar di SMP N 1 Jatinegara bisa di pengarui oleh kurangnya minat belajar siswa dari 28 siswa yang dapat mencapai KKM 70 hanya 28,57% dan yang nilainya belum mencapai KKM masih 71,43%, agar lulusannya memiliki keunggulan kompetensi dan komparasi maka kurikulum Sekolah perlu dikembangkan dengan pendekatan kompetensi dan tingkat satuan pendidikan.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, peneliti menggunalan metode card sort pada siklus I dan siklus II. Dengan metode card sort diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya pada bab ilmu tajwid materi nun sukun atau tanwin pada kelas VIII G di SMP N 1 Jatinegara semester II tahun pelajara 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Objek Tindakan
Objek tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah keaktifan dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam materi nun mati atau tanwin Siswa Kelas VII G SMP Negeri 1 Jatinegara semester II Tahun Pelajaran 2019/2020.
Setting penelitian, subjek penelitian dan waktu penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP N 1 Jatinegara,yang beralamat di jalan Raya Timur Jatinegara Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta kelas VIIG SMP Negeri 1 Jatinegara Semester II tahun pelajaran 2019/2020,yang berjumlah 28 siswa.
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan pada Sesmester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, dimulai sejak tanggal 3 Januari 2019 s. d. 30 Juni 2020.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data Penelitian Tindakan Sekolah ini disusun teknik dan alat pengumpulan data berupa tes, pengamatan dan dokumentasi.
Tes yang diberikan berbentuk tes pilihan ganda jumlah 10 soal dengan option pilihan ada 4 yaitu A, B, C, atau D.
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi da motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Alat pengumpulan data berupa kisi-kisi Instrumen Observasi keaktifan.
Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dan dokumen daftar nilai tes tertulis siswa dan foto-foto kegiatan penelitian.
Teknis Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:
Hasil belajar
Berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat hasil belajar Nun mati atau Tanwin
Pengamatan Keaktifan Siswa
Data kualitatif ini diperoleh dari hasil observasi dan jurnal kemudian diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan penerapan metode Card Sort pada materi Nun mati atau Tanwin bertemu huruf Hijaiyah secara klasikal dan perubahan tingkah laku yang menyertainya.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk melihat secara visual proses pembelajaran berlangsung dan data-data antara lain daftar nilai, foto-foto saat pembelajaran serta gambar yang dibutuhkan untuk kelengkapan
Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini yang akan dikumpulkan dan dikaji berupa: (1) Sumber data primer berasal dari siawa yang memperoleh nilai tentang hasil belajar dan hasil pengamatan siswa selama pembelajaran PAI dengan metode card sort belangsung. (2) Sumber data sekunder berasal dari pihak lain yang secara tidak langsung menunjang penelitian antara lain teman sejawat,kepala sekolah,dan staf tata usaha SMP Negeri 1 Jatinegara.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini menggunakan acuan berikut: (1) Terjadinya peningkatan keaktifan dan belajar siswa yang ditandai dengan motivasi belajar siswa 70% atau siswa dengan kriteria katagori aktif. (2) Meningkatnya hasil belajar siswa (secara kognitif) tiap siklus dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 70 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang tuntas mencapai 80% atau minimal 23 siswa dari 28 siswa.
Prosedur Penelitian
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini ada empat tahapan pada setiap siklusnya, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi (pengamatan), (4) refleksi, dengan dua tahap siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Pra Siklus
Dari hasil pengamatan keaktifan belajar siswa kelas VIIIG pada materi nun mati atau tanwin sangat rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menunjukan bahwa siswa yang aktif baru 4 orang peserta didik atau 14,29%.
Berdasarkan hasil penelitian serta latar belakang masalah pada kegiatan pra siklus ini, hasil belajar sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan dan minat siswa dalam menerima pelajaran sehingga nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes masih kurang dari KKM. Adapun hasil belajar dari penelitian pra siklus sebagai berikut: tuntas 8 siswa atau 28,57% nilai dan tidak tuntas 20 siswa atau 71,43%, nilai rata – rata 61,94.
Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Card Sord. Pada siklus peneliti meminta bantuan pada teman sejawat sebagai observer untuk mengamati Keaktifan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan diantaranya siswa mulai aktif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa yang aktif meningkat menjasi 18 siswa atau 64,29%.
Pada kegiatan siklus I hasil belajar siswa kelas VIIG SMP Negeri 1 Jatinegara mulai mengalami peningkatan jika dibandingkan pada saat prasiklus meski hanya beberapa siswa, sehingga nilai hasil tes formatif yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran siklus I cukup baik. Adapun prosentase hasil belajar yang diperoleh dari hasil analisa pada siklus I tuntas pembelajaran 67,9% dan belum tuntas 32,1%, dengan nilai rata-rata 74.
Siklus II
Keaktifan Belajar
Setelah melakukan pengamatan, Keaktifan siswa pada kegiatan siklus II terjadi peningkatan. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini berlangsung optimal dengan ditambahkannya satu alat visual yaitu proyektor. Adapun hasil pengamatan Keaktifan 75% atau 21 siswa dengan kriteria aktif.
Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan siklus I. Pada kegiatan siklus II siswa bisa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran apalagi ketika model Card Sort mulai diterapkan, sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Adapun prosentase hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan siklus II sebagai berikut: siswa tuntas belajar 92,86% dan belum tuntas 7,14%.
Dengan demikian mata pelajaran PAI materi nun sukun atau tanwin dengan menggunakan model pembelajaran Card Sort pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Jatinegara yang telah memenuhi KKM ada 27 siswa sebanyak 92,86%. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa sebanyak 7,14% dengan nilai rata-rata mencapai 78,3. Dengan demikian, kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil dengan baik dan optimal.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada kegiatan belajar pra siklus Keaktifan belajar siswa pada materi nun sukun dan tanwin sangat kurang baik. Siswa tidak sepenuhnya memahami materi yang dipelajari. Siswa lebih banyak bercanda, mengobrol sendiri sehingga mengganggu siswa lainnya. Tingkat keaktifan siswa dengan kriteria aktif hanya 4 siswa atau 14,29%, pada siklus I siswa aktif meningkat menjadi 18 siswa atau 64,29% dan pada sikus II menjadi 21 siswa atau 75% dengan kriteria aktif.
Pada pra siklus tidak kondusifnya suasana pembeajaran membuat siswa tidak fokus dalam menghadapi pelajaran sehingga hasil belajar siswa juga rendah. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar pra siklus masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM. Hasil belajar siswa pada kegiatan pra siklus, yang masuk kriteria sangat kurang masih banyak dan siswa yang memenuhi KKM dari keseluruhan siswa sebanyak 28 siswa hanya 8 siswa atau 28,57% sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 20 siswa atau 71,43% dengan nilai rata-rata 61,94, sehingga perlu diadakan perbaikan. Pada Siklus I ketuntasan pembelajaran menjadi 19 siswa sebanyak 67,9%, sedangkan yang belum tuntas ada 9 siswa sebanyak 32,1% dengan nilai rata-rata 74. Pada siklus II memenuhi KKM 26 siswa sebanyak 92,86%. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa sebanyak 7,14% dengan nilai rata-rata mencapai 78,3.
Berdasarkan hasil pembelajaran tiap siklus tersebut sudah ada peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar yang signifikan dan sudah memenuhi indikator keberhasilan keatifan minimal 70% ktiteria aktif dan hasil belajar minimal 80% memenuhi KKM 70.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari hasil pembahasan, peneliti menarik kesimpulan bahwa:
- Guna meningkatkan Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI materi Nun mati atau tanwin, penerapan model pembelajaran Card Sort telah terbukti mampu meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran PAI pada peserta didik kelas VII G SMP Negeri 1 Jatinegara tahun pelajaran 2019/2020. Tingkat keaktifan siswa dengan kriteria aktif hanya 4 siswa atau 14,29%, pada siklus I siswa aktif meningkat menjadi 18 siswa atau 64,29% dan pada sikus II menjadi 21 siswa atau 75% dengan kriteria aktif.
- Penerapan Hasil belajar PAI materi Nun mati atau tanwin pada siswa kelas VII G SMP N 1 Jatinegara Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2019/2020 dari ketuntasan belajar klasikal meningkat setelah menerapankan model pembelajaran kooperatif Model Card Sort. Terbukti dari Perolehan nilai rata-rata yang awalnya di pra siklus hanya 61,9 menjadi 74 pada siklus I dan naik lagi menjadi 78,3. Ketuntasan nilai KKM pada pra siklus 28,57% Pada Siklus I ketuntasan pembelajaran menjadi 67,9%, Pada siklus II memenuhi KKM 26 siswa sebanyak 92,86%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
- Pada teman guru PAI sebaiknya mulai menggunakan model pembelajaran Card Sort atau pembelajaran kooperatifsehari-hari karena terbukti efektif dalam peningkatan Keaktifan dan hasil belajar siswa.
- Alangkah lebih baik jika model pembelajaran Card Sort digabungkan dengan media pembelajaran yang sekiranya mampu menarik perhatian dan minat bagi para peserta didik sehingga siswa mampu terpancing untuk lebih fokus dalam mengikuti proses kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Abdi Tama.
Hakim, Thursan. 2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta Puspa Swara.
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Johnson & Joohnson. 1993. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Indeks.
Trianto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. . Jakarta: Prestasi Pustaka