Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggunakan Model Student Teams Achievement Divisions
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKN PADA MATERI SUMPAH PEMUDA MENGGUNAKAN
MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 JATINEGARA
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Nafingah
SMP Negeri I Jatinegara Tegal
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi pengertian sumpah pemuda menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 1 Jatinegarai Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP N 1 Jatinegara yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi sumpah pemuda. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa pada pra siklus terdapat 21 siswa atau 72,4% yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 8 siswa atau 27,6% telah tuntas dalam belajarnya dengan nilai rata-ratanya adalah 61,94. Hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 9 siswa atau 31,1% yang belum tuntas belajarnya dan 20 siswa atau 68,9% tuntas dengan nilai rata-ratanya adalah 74. Hasil belajar siswa pada siklus II, siswa yang belum tuntas ada 2 siswa atau 6,9% dan siswa yang tuntas ada 27 siswa atau 93,1% dengan nilai rata-rata 78,3. Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi sumpah pemuda.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Pendidikan Kewarganegaraan, Sumpah Pemuda, STAD
PENDAHULUAN
Kegiatan yang baik memungkinkan terciptanya hasil penilaian yang baik, sehingga akan menghasilkan anak didik yang berkualitas. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal-balik tersebut sebagai syarat utama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu merencanakan, melaksanakan,dan menilai pengajaran. Perencanaan yang baik memungkinkan terciptanya suatu kegiatan pembelajaran dengan sebaik – baiknya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, penguasaan materi pembelajaran sangat diperlukan untuk menentukan nilai besar kecilnya hasil dari proses belajar siswa, kondisi hasil belajar yang rendah pada siswa kelas VIII F Semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 SMP Negeri 1 Jatinegara dapat diketahui dari nilai ulangan harian I yang dilakukan di kelas VIII F SMP N Jatinegara dengan jumlah siswa 29, ternyata nilai rata –rata kelas baru mencapai 61,94. Siswa yang telah mencapai batas tuntas minimam sebanyak 12 siswa lainnya dibawah batas ketuntasan minimum batas yang ditentukan (KKM) ditetapkan untuk kelas VIII tahun pelajaran 2018/2019 adalah 75. Hal ini berarti siswa kelas VIII F SMP N I Jatinegara yang telah melampaui batas KKM pada materi Sumpah pemuda hanya 27,6%.
Rendahnya nilai mata pelajaran Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan dikarenakan siswa kurang memahami konsep pengertian materi pembelajaran yang sedang dibahas. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan tindak lanjut berupa pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Cara menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) begitu mudah namun sangat efektif untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar para siswa, dengan demikian penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi sumpah pemuda dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Jatinegara Semester genapTahun 2018 / 2019.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan aktifitas belajar pada mata pelajaran PPKn materi sumpah pemuda kelas VIII F SMP Negeri 1 Jatinegara tahun pelajaran 2018 / 2019 semester genap? (2) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PPKn materi sumpah pemuda kelas VIII F SMP Negeri 1 Jatinegara tahun pelajaran 2018 / 2019 semester genap?
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah: (1) Meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran PPKN materi sumpah pemuda melalui penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Jatinegara semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 (2) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PPKN materi sumpah pemuda melalui penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Jatinegara semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019
KAJIAN PUSTAKA
Hakekat Belajar
Belajar adalah proses untuk memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif, dinamis, sistematis, berkesinambungan, integratif, dan tujuan yang jelas. Menurut Hamalik (2005:52) belajar dapat diartikan modifikasi atau memperkuat tingkah laku melaluli pengalaman dan latihan. Sedangkan menurut Jauhari (2000:75) Pengertian belajar menurut para ahli memiliki difinisi yang berbeda–beda. Belajar adalah suatuy proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan (Slameto. 1988: 6).
Menurut Darsono (2001:4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Hasil Belajar
Kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin menerima pengalaman belajar yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang dijelaskan guru masing – masing. hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajar, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing – masing anak dalam periode tertentu.
Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan hasil belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Rohani, 2010:205). Hasil belajar dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah Kognitif meliputi tiga aspek, berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah afektif mencakup tujuan yang bekaitan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Sedangkan ranah psikomoto rmeliputi keterampilan motorik. Dari evaluasi ini akan tetapi dapat di ketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
Aktifitas Belajar
Menurut Sardiman (2011: 100) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir. Aktivitas belajar merupakan interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai sikap menurut kemampuan anak dalam perubahan.
Aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
Pengertian Pendidikan Pancasila
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan pontensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 20).
Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan pribadi yang bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan tentang pancasila perlu diberikan disetiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Selain itu dalam kehidupan di Indonesia peran pancasila sangat dibutuhkan, yaitu Pancasila sebagai dasar mempunyai arti bahwa Pancasila dijadikan sebagai pedoman dan sekaligus landasan dalam penyelenggaraan Negara. Fungsi ini telah diimplementasikan dalam UUD 1945 yang kemudian menjadi sumber tertib hukum di Indonesia. Dalam struktur hukum di Indonesia, UUD 1945 menjadi hukum tertulis tertinggi, yang menaungi peraturan perundang-undangan dibawahnya, seperti undang-undang. Fungsi Pancasila dalam dalam tata hukum di Indonesia menjadi sumber dari segala sumber tertib hukum. Nilai-nilai Pancasila harus menjiwai dalam setiap peraturan perundang-undangan di Indonesia, atau dengan kata lain peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Hakekat Pendidikan Kewarnegaraan
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yangberagam dari segi agama, sosio cultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan UUD 1945. Mata Pelajaran Kewarganegaran berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada pemerintah bangsa dan Negara Indonesia dengan mengrefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan Fathurrohman (2011:7) menjelaskan “Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan sikap positif dan demokratis berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia. Karakter yang diinginkan tentu dilakukan melalui proses penanaman nilai untuk dapat mengambil nilai yang baik serta diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari”.
Melalui mata pelajaran PPKn di Sekolah akan mampu memberikan pemahaman nilai dan pendidikan moral untuk meningkatkan kualitas diri dan kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selayaknya sudah menjadi suatu keharusan apabila PPKn di sekolah diajarkan dengan penuh kebermaknaan sehingga siswa tidak hanya sekedar memahami tetapi juga menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai yang didapat dari pembelajaran PPKn.
Model PembelajaranStudent Teams Achievement Divisions (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang efektif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Berdasarkan karakterisitiknya model STAD memiliki kelebihan yaitu: (1) Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada kelompoknya, dan posisi anggota kelompok adalah setara Allport (dalam Slavin, 2005:103). (2) Menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik (Slavin, 2005:105) dan (Ahmadi, 2011:65). (3) Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan lintas rasial yang lebih banyak (Slavin, 2005:105) (4) Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif (Isjoni, 2010:72). (50 Peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator (Isjoni, 2010:62). (6) Pengelompokan siswa secara heterogen membuat kompetisi yang terjadi di kelas menjadi lebih hidup (7) Prestasi dan hasil belajar yang baik bisa didapatkan oleh semua anggota kelompok (8) Kuis yang terdapat pada langkah pembelajaran membuat siswa lebih termotivasi (9) jawab besar agar nilai yang didapatkan tidak rendah supaya nilai kelompok baik (10) Rusman (2011) menambahkan keunggulan model ini yaitu, siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar. Yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar (Rusman, 2011: 203)
Kerangka Berfikir
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, hasil belajar dapat berupa nilai tes, unjuk kerja, penugasan, hasil kerja dan portofolio. Sebelum guru menggunakan metode STAD hasil belajar siswa masih rendah baru mencapai 41% dari jumlah 29 siswa yang mencapai KKM sejumlah 16 siswa. Faktor penyebabnya anak merasa bosan karena guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Adapun proses pembelajaran yang tepat untuk melibatkan semua siswa adalah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pada model pembelajaran ini siswa mampu memahami materi yang akan dipelajari kemudian membuat pola kerja kelompok yang bertujuan untuk dapat memahami materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) diduga dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa yang pandai dapat mengarahkan siswa yang kurang mampu saat mengerjakan tugas-tugas yang dibahas.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas peneliti mengajukan hipotesis tindakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKn materi Sumpah pemuda pada siswa kelas VIII F semester genap SMP Negeri 1Jatinegara Tahun Pelajaran 2018/2019.
MOTODE PENELITIAN
Objek Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menjadikan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebagai obyek tindakan. Penelitian ini bertujuan sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKn materi sumpah pemuda kelas VIII F SMP Negeri 1 Jatinegara Tahun Pelajaran 2018/ 2019 semester genap.
Setting Lokasi dan Subjek Penelitian
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jatinegara Jl. Raya Timur Jatinegara kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. SMP Negeri 1 Jatinegara terdiri dari 21 rombongan belajar yaitu 7 rombongan belajar untuk kelas VII, 7 rombongan untuk kelas VIII dan 7 rombongan belajar untuk kelas IX.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII F semester genap tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 29 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 11 anak dan siswa perempuan 18 anak.
Waktu penelitian ini pada semester genap bulan Januari sampai bulan Juni 2019.
Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi
Kata dokumentasi berasal dari kata dasar dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Model ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mendapatkan informasi, mencermati dan mencatat perilaku siswa serta menggunakan daftar nilai hasil belajar siswa. Contoh hasil pekerjaan dan foto-foto kegiatan penelitian.
Pengamatan/ Observasi
Untuk mengukur aktivitas peserta didik Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan penelitidan siswa saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan ini dilakukan oleh pengamat yang dalam hal ini adalah teman sejawat peneliti. Bentuk kegiatan Observasi yang dilakukan dalam PTK ini menggunakan model Ovservasi terbuka.
Tes
Pengukuran tes hasil belajar ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tes tersebut juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Tes ini dilakukan pada awal atau sebagai tes awal yang digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep pembelajaran sebelum pemberian tindakan. Selain itu tes awal juga digunakan acuan dalam mengelompokkan siswa dan sebagai penentu poin perkembangan setiap siswa. Selain tes awal juga akan dilakukan tes setiap akhir tindakan, hasilnya akan digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pada mata pelajaran.
Analisis Data
Yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil deskriptif siswa pada kondisi awal dengan hasil deskriptif siswa pada siklus I dan siklus II. Adapun teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan guna untuk pemecahan masalah penelitian. Data yang dianalisisi berupa hasil aktivitas belajar siswa dan hasil tes belajar siswa.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan asal penelitian guna memperoleh data–data yang dibutuhkan untuk bahan kajian dalam menganalisis data. Pada penelitian ini sumber data yang dibutuhkan adalah dari nara sumber, dokumen dan proses belajar mengajar. Adapun informasi yang dibutuhkan adalah informasi tentang kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran dengan soal bervariasi. Sumber data yang dikumpulkan dari penelitian ini meliputi: (1) Data primer adalah data yang berasal dari siswa berupa hasil tes tertulis dari pelaksanaan siklus 1 dan hasil tes pelaksanaan siklus 11. (2) Data sekunder yang berasal dari: Kepala Sekolah, memberi ijin untuk melaksanakan penelitian, guru (kolaborator) membantu dokumentasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan menilai hasil tes siklus 1 dan hasil tes siklus II.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penelitian tindakan kelas ini adalah dengan melihat peningkatan aktivitas belajar siswa mencapai 75% pada kriteria aktif dan hasil belajar siswa dengan indikator antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn. Sedangkan indikator pencapaian pada ketuntasan belajar siswa yaitu siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang dievaluasikan tanpa bergantung pada teman dengan nilai rata-rata diatas KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan (Arikunto dkk. 2009. 23). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan penelitian tindakan. Menurut lewis (dalam trianto. 2011:29) konsep pokok action research terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan(acting), pengamatan (observing), dan refleksi(reflekting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Aktivitas Belajar
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa kelas VIIIG pada materi Sumpah Pemuda sangat rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengamatan sewaktu proses pembelajaran pra siklus sebelumnya. Kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran awal sebagai berikut: tidak aktit 11 siswa (37,9%), kurang aktif 14 siswa (48,3%), aktif 4 siswa (13,8%) dan sangat aktif 0.
Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian serta latar belakang masalah pada kegiatan pra siklus ini, hasil belajar sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan dan minat siswa dalam menerima pelajaran sehingga nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes masih kurang dari KKM. Adapun hasil belajar dari penelitian pra siklus ini sebagai berikut: yang telah memenuhi KKM sebanyak 8 siswa 27. 6%. Sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 21 siswa dengan prosentase sebesar 72. 42% dengan nilai rata – rata 61,94.
Berdasarkan dari hasil kegiatan pra siklus dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa kurang optimal, karena siswa kurang memperhatikan terhadap pelajaran yang diberikan. Selain itu, hasil belajar pra siklus juga rendah. Siswa yang tuntas lebih sedikit jika dibandingkan siswa yang belum tuntas. Untuk itulah peneliti merasa perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus I yang akan di uraikan selanjutnya.
Siklus I
Aktivitas Belajar
Pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Card Sord. Pada siklus I peneliti meminta bantuan pada teman sejawat sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan diantaranya siswa mulai aktif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa sebagai berikut: Kemampuan bertanya 15 anak (51,7%), kemampuan menjawab 20 siswa (69%), memberikan saran 23 siswa (79,3%), dan mengapresiasi 18 siswa (62,1%) rata-rata 65,5% dengan kriteria aktif.
Hasil Belajar
Pada kegiatan siklus I hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Jatinegara mengalami peningkatan jika dibandingkan pada saat prasiklus meski hanya beberapa siswa, sehingga nilai hasil tes formatif yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran siklus I cukup baik. Adapun prosentase hasil belajar yang diperoleh dari hasil analisa pada siklus I sebagai berikut: nilai siswa. rentang nilai 0 – 59 sejumlah 0 siswa dengan prosentase 0%. Jumlah siswa dengan rentang nilai 60 – 74 ada 9 siswa dengan prosentase 31. 1%. Rentang nilai 75 – 84 ada 15 siswa dengan prosentase 51,70%. Sedangkan rentang nilai 85 – 94 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13,8% dan nilai 95 – 100 ada 1 siswa dengan prosentase 3. 40%. Dengan demikian pelajaran PKn materi pengertian sumpah pemuda menggunakan model Card Sort, pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Jatinegara yang telah memenuhi KKM ada 20 siswa sebanyak 69%. Sedangkan yang belum tuntas ada 9 siswa sebanyak 31% dengan nilai rata-rata 74
Hasil belajar pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 74. Namun, secara keseluruhan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang optimal sehingga membutuhkan metode tambahan supaya keseluruhan siswa bisa meningkat hasil belajarnya.
Siklus II
Aktivitas Belajar
Setelah melakukan pengamatan, aktivitas siswa pada kegiatan siklus II terjadi peningkatan. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini berlangsung optimal dengan ditambahkannya satu alat visual yaitu proyektor. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa sebagi berikut: Kemampuan bertanya 20 anak (69%), kemampuan menjawab 22 siswa (75%), memberikan saran 25 siswa (86,2%), dan mengapresiasi 20 siswa (69%) rata-rata 75% dengan kriteria aktif.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan siklus I. Pada kegiatan siklus II siswa bisa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran apalagi ketika model Card Sort mulai diterapkan, sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Adapun prosentase hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan siklus II sebagai berikut: siswa dengan rentang nilai 0 – 59 sejumlah 0 siswa dan 60 – 74 ada 2 siswa dengan persentase 6,9%. Jumlah siswa dengan rentang nilai 75 – 84 ada 18 siswa dengan persentase 62,06%. Sedangkan jumlah siswa dengan rentang nilai 85 – 94 ada 7 siswa dengan persentase 24,14% dan rentang nilai 95–100 ada 2 siswa dengan persentase 6,9%.
Dengan demikian mata pelajaran PPKn materi sumpah pemuda dengan menggunakan model pembelajaran Card Sort pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Jatinegara yang telah memenuhi KKM ada 27 siswa sebanyak 93,1%. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa sebanyak 6,9% dengan nilai rata-rata mencapai 78,3. Dengan demikian, kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil dengan baik dan optimal, sehingga penelitian cukup sampai siklus II ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah ada peningkatan, baik dari peningkatan aktivitas siswa maupun hasil belajar siswa. Adapun pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
Pada kegiatan belajar pra siklus aktivitas belajar siswa pada materi sumpah pemuda sangat kurang baik. Siswa tidak sepenuhnya memahami materi yang dipelajari. Siswa lebih banyak bercanda, mengobrol sendiri sehingga mengganggu siswa lainnya. Tidak kondusifnya suasana pembeajaran membuat siswa tidak fokus dalam menghadapi pelajaran sehingga hasil belajar siswa juga rendah. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar pra siklus masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM. Pada siklus I aktivitas belajar rata-rata 65% dan pada siklus II aktivitas belajar siswa 75%.
Hasil belajar siswa pada kegiatan pra siklus, yang masuk kriteria sangat kurang masih banyak dan siswa yang memenuhi KKM dari keseluruhan siswa sebanyak 29 siswa hanya 8 siswa atau 27. 6%. sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 21 siswa atau 72,4%, dengan nilai rata-rata 61,94, sehingga perlu diadakan perbaikan. Pada siklus I tuntas pembelajaran telah memenuhi KKM ada 20 siswa sebanyak 69%. Sedangkan yang belum tuntas ada 9 siswa sebanyak 31% dengan nilai rata-rata 74. Pada siklus II memenuhi KKM/tuntas ada 27 siswa sebanyak 93,1%. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa sebanyak 6,9% dengan nilai rata-rata mencapai 78,3. Dengan demikian, kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil dengan baik dan optimal, sehingga penelitian cukup sampai siklus II ini.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari hasil pembahasan, peneliti menarik kesimpulan bahwa:
- Guna meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI materi Nun mati atau tanwin, penerapan model pembelajaran Card Sort telah terbukti mampu meningkatkan interaksi siswa di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
- Hasil belajar PAI materi Nun mati atau tanwin pada siswa kelas VIII G SMP N 1 Jatinegara meningkat setelah menerapankan model pembelajaran kooperatif Model Card Sort. Terbukti dari Perolehan nilai rata-rata yang awalnya di pra siklus hanya 61,9 menjadi 74 pada siklus I dan naik lagi menjadi 78,3 pada siklus II. Ketuntasan belajar pada pra siklus 6%, siklus I 69% dan siklus II 93,1%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
- Pada teman guru PAI sebaiknya mulai menggunakan model pembelajaran Card Sort sehari-hari karena terbukti efektif dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
- Alangkah lebih baik jika model pembelajaran Card Sort digabungkan dengan media pembelajaran yang sekiranya mampu menarik perhatian dan minat para siswa sehingga siswa mampu terpancing untuk lebih fokus dalam mengikuti proses kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiaher.
Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Penerbit IKIP Semarang Press.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajarannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Jauhari. 2000. Hakekat Belajar Mengajar. http://muzakiinfo. blogspot. com. Diakses tanggal 02 Mei 2019 Pukul 17. 11WIB
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada
Sardiman A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Slavin, Robert, E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.