Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Cooperative Learning Jigsaw
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA
MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING JIGSAW
SISWA KELAS V SEMESTER I SDN 2 KARANGANYAR
KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Wardoyo
SDN 2 Karanganyar Kecamatan Todanan Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan guru melaksanakan penelitian adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan Cooperative Learning Jigsaw IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar guru Guru melaksanakan pembelajaran secara konvensional, hasil tes formatif yang diperoleh siswa masih rendah, perlunya menyusun rencana pembelajaran secara sistematis yang dapat menumbuhkan motivasi dan yang menantang siswa untuk menggali ide dan berpendapat.Hasil tes formatif pembelajaran siklus I yang dilaksanakan menerapkan pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw memberikan kesempatan siswa secara kelompok maupun individu untuk mengembangkan ide dan pokok permasalahan dapat diselesaikan oleh semua siswa Hasil tes formatif pra siklus dari jumlah 15 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 6 siswa, yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 5 siswa,nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50, dan nilai rata-rata 66. Siklus I hasil tes formatif yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 7 siswa yang memperoleh nilai predikat cukup,sebanyak 6 siswa yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa, nilai tetinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 72 Siklus II hasil tes formatif siswa yang memperoleh nilai predikat amat baik sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 11 siswa ,nilai tertinggi menjadi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 80, yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa tetapi nilai 70 sudah mencapai KKM 70
Kata Kunci: Model Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Organ Gerak Hewan dan Manusia
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembaharuan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah yang harus dilaksanakan guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat menumbuhkan keaktifan belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan proses pembelajaran sampai sejauh mana penguasaan materi yang disajikan dapat menggunakan metode dan model pembelajaran. Guru perlu menyusun program pembelajaran dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan pengetahuan yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, pengetahuan secara aktif, pengembangan kompetensi dan kemampuan siswa, interaksi pribadi di antara siswa dan guru yang harus dilaksanakan. Model pembelajaran banyak macamnya, setiap model pembelajaran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran dan sejauhmana kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Kondisi siswa yang cenderung diam, menyebabkan menjadi lebih cepat bosan, tidak ada kerja sama dan interaksi sosial, pasif dalam belajar serta menganggap tidak penting materi pembelajaran berdampak rendahnya hasil belajar siswa siswa kelas V.Untuk mengatasi seperti tersebut guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berkerja sama saling membatu dalam menyelesaikan masalah ,dengan model ini guru mengharapkan semua siswa pada akhir kegiatan dalam mengerjakan tes formatif mencapai nilai ketuntasan, minimal sama dengan KKM untuk semua siswa dengan demikian upaya guru untuk dapat menumbuhkan keaktifan belajar.
Hasil kegiatan merupakan suatu kenyataan pada umumnya yang ditemukan dalam proses pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan, khususnya di SD. Berdasarkan hasil temuan melalui observasi kelas, kenyataan tersebut juga terjadi di SD Negeri 2 Karanganyar. Guru kelas hanya melakukan transfer of knowledge, yang memposisikan siswa sebagai penerima materi (obyek) yang pasif dan tidak mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara kritis. Akibatnya dalam pembelajaran ini, diperoleh data hasil observasi yaitu keaktifan belajar siswa dari jumlah 15 siswa yang berani untuk bertanya, mengajukan pendapat serta menanggapi gagasan guru atau teman lainnya dalam mengerjakan tes formatif hanya sekitar 27% yang mencapai nilai predikat baik.dari jumlah siswa atau dapat dikatakan tingkat keaktifan belajarnya masih rendah. Selain itu hasil belajar dapat dikatakan rendah, hal ini dibuktikan hanya 4 siswa yang mencapai ketuntasan belajar yang nilainya di atas KKM 70.
Model yang diterapkan pembelajaran dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan untuk pengembangan dalam proses pembelajaran dilaksanakan. Model pembelajaran penerapan Cooperative Learning Jigsaw adalah pembelajaran kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan sangat penting bagi siswa, karena melatih siswa memecahkan masalah atau menemukan gagasan secara kelompok.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1). Apakah guru melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018 ?
2). Apakah guru melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018 ?
3). Apakah guru melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan guru melaksanakan penelitian ini adalah mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut:
1). Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
2). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V sester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
3) Untuk menumbuhkan semangat kerjasama dalam memecahkan masalah sehingga menumbuhkan percaya diri pada siswa.
4) Untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat daripada penelitian ini adalah:
Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai data awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam menumbuhkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Bagi Kepala Sekolah
Hasil dari penelitian sebagai masukan dan sekaligus sebagai pedoman untuk melakukan pembinaan terhadap guru dalam upaya mengembangkan berbagai model pembelajaran di kelas agar tercipta keaktifan belajar siswa dan hasil belajar secara optimal.
Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus pengalaman guru dalam mengelola model pembelajaran yang cukup beragam, yang selanjutnya dapat mengimplementasikan model pembelajaran dalam pembelajaran di kelas yang sesuai dengan materi pelajaran.
Bagi Siswa
Tumbuhnya keaktifan belajar siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, serta mempertanyakan gagasan teman tentang hal-hal yang dipelajari dalam proses pembelajaran untuk mencapai kesuksesan dan hasil belajar secara maksimal sesuai yang diharapkan.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Model Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw
Gagne dan Briggs (Whandie, 2007: 4) mengartikan instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna/pemahaman terhadap suatu objek/peristiwa. Sedangkan kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat.
Arends (Novi Emildadiany, 2008: 6) bahwa model Jigsaw adalah bagian dari salah satu model pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Model mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode Cooperative Learning. Jigsaw Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam model ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Arends (Novi Emildadiany, 2008: 6) Pembelajaran model Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Keaktifan Belajar
Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dituntut untuk selalu aktif agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Keaktifan tidak dimaksudkan terbatas pada keaktifan fisik, akan tetapi juga meliputi keaktifan mental yang dimaksudkan yaitu berani dalam mengerjakan soal didepan kelas dan mengemukakan ide.
Penilaian proses pembelajaran dilihat dari sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dilihat ketika siswa berperan dalam pembelajaran seperti aktif bertanya kepada siswa maupun guru, mau berdiskusi kelompok dengan siswa lain, mampu menemukan masalah serta dapat memecahkan masalah tersebut, dan dapat menerapkan apa yang telah diperoleh untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya (Nana Sudjana, 2009: 61). Proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila keaktifan siswa dalam pembelajaran memenuhi beberapa kriteria.
Hasil Belajar
Belajar mempunyai tujuan, hal ini sesuai dengan Sardiman (2007: 28) yang mengungkapkan tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Seorang anak yang belajar mempunyai perubahan arti tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil, sikap mental menjadi lebih baik dan mempunyai pemahman nilai.
Menurut Jean Piaget proses belajar terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi, equilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Bruner dengan teorinya free discovery learning menyebutkan, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya. Jerome Bruner yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh dengan cara diberikan atau ditransfer dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri, sehingga siswa itu mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Mengajar menurut kaum konstruktivistik bukanlah kegiatan memindahkan ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya (Martinis Yamin, 2008: 3). Bragar dan Johnson (dalam Martinis Yamin, 2008: 12) menyebutkan bahwa seseorang belajar melalui aktivitas atau pekerjaan sendiri dan kemudian mengkaji ulang dari pekerjaan yang telah dilakukannya. Berdasarkan teori ini menunjukan bahwa proses belajar diawali dari pengalaman nyata yang dialami oleh seseorang, pengalaman tersebut direfleksikan secara individu. Refleksi ini menjadi dasar proses konseptualisasi didalam memahami dan mengaplikasikan pengalaman yang didapat pada situasi dan konteks yang lain.
Penelitian Yang Relevan
Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw IPA tentang organ gerak manusia dan hewan yang dilaksanakan dapat meningkatkan aktivitas dan penalaran siswa, aktivitas pembelajaran yang semula berpusat pada guru, menjadi lebih berpusat pada siswa karena siswa dalam kerja kelompok untuk dapat menggali dan menemukan gagasan yang menumbuhkan percaya diri dan memiliki rasa tanggungjawab dalam menyelesaikan masalah.secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau keseluruhan dari tubuh makluk hidup Semula interaksi hanya antara guru dan siswa menjadi interaksi yang multi arah (Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri, 2007: 28).
Kerangka Berpikir
Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh penggunaan model atau metode pembelajaran yang tepat, sesuai pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan, kondisi siswa secara keseluruhan, selain kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu wujud pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa adalah dengan model pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1). Diduga guru melalui penerapan model Cooperative Learning. Jigsaw meningkatkan keaktifan pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
2). Diduga guru melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
3). Diduga guru melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan 2 siklus selama 4 bulan yaitu mulai bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017 pada siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar.Penelitian ini dilaksanakan di sekolah tersebut karena merupakan tempat tugas sebagai guru ,sehingga memudahkan memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas V berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 6 siawa perempuan.
Obyek penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa pada saat pembelajaran dan hasil belajar siswa pada IPA tentang organ gerak manusia dan hewan ,siswa kelas V semester I SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.
Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari subyek penelitian yaitu siswa berupa hasil lembar angket keaktifan belajar dan nilai hasil belajar, sedangkan data sekunder diperoleh dari obyek penelitian yaitu guru (observer), teman sejawat selama penerapan model pembelajaran jigsaw berupa hasil observasi.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang pertama adalah melalui observasi untuk mengetahui penerapan pembelajaran model Cooperative Learning. Jigsaw. Yang kedua melalui angket siswa untuk mengetahui keaktifan belajar siswa. Dan yang ketiga melalui teknik kerja kelompok dan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.
Alat pengumpulan data adalah lembar observasi, lembar angket,lembar kerja siswa, dan lembar soal tes tertulis.yang dikerjakan oleh siswa untuk mengukur sejauh mana kemampuan dalam menerima materi yang telah dipelajari IPA tentang organ gerak manusia dan hewan.
Validasi Data
Penerapan pembelajaran model Cooperative Learning. Jigsaw dalam penggunaannya seorang guru dituntut mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja sama dan belajar, sehingga berpengaruh terhadap sikap, keaktifan dan hasil belajar siswa dalam kerja sama atau individu, bertanggung jawab dan kemampuan menyampaian materi pada orang lain.
Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif. Data keaktifan dari lembar observasi dan angket siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif komparatif.
Indikator Keberhasilan
Keaktifan belajar siswa dikatakan berhasil apabila semua siswa dari jumlah 15 siswa yang bertanya, mengemukakan pendapat serta menanggapi pendapat siswa lain atau persentase keaktifan belajar Sedangkan hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila semua siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan sebesar 70 dan tingkat ketuntasan belajar
Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis. Suyanto (Sumarlin, 2008: 14) mengemukakan adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara profesional.Penelitian tindakan kelas menggunakan model penelitian proses yaitu menurut Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 80) yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan dan refleksi. Model penelitian proses menurut Kemmis dan Mc Taggart
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Pembelajaran Awal
Hasil tes formatif pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif daripada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan dan akhirnya hasil belajar siswa rendah. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada siswa kelas V kurang aktif dalam menerima materi IPA tentang organ gerak manusia dan hewan siswa kelas V semester I di SDN Karanganyar. Hasilnya adalah nilai 80 baru 2 siswa,nilai 75 sebanyak 2 siswa,dan nilai 70 sebanyak 3 siswa sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 8 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 3 siswa,nilai 60 sebanyak 3 siswa ,nilai 50 sebanyakk 2 siswa ,sehingga nilai tertinggi yang dicapai 80,dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 66
Diskripsi Pembelajaran Siklus I
Hasil tes formatif perbaikan pembelajaran IPA tentang organ gerak manusia dan hewan yang dilaksanakan menerpkan metode Cooperative Learning. Jigsaw dari 15 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 10 siswa yaitu nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 75 sebanyak 3 siswa,dan nilai 70 sebanyak 3 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 5 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 2 siswa,dan nilai 60 sebanyak 3 siswa , nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60, nilai rata-rata 72.
Diskripsi Pembelajaran Siklus II
Hasil tes formatif melalui perbaikan program pembelajran IPA tentang organ gerak manusia dan heawn menerpkan metode Cooperative Learning. Jigsaw diperoleh hasil dari jumlah 15 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 4 siswa nilai 75 sebnyak 4 siswa , dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 mencapai hasil semua siswa mencapai tuntas nilai rata-rata 80, sekolah menentukan KKM 70 ,
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil tes formatif pembelajaran awal
Karena pembelajaran masih secara konvensional belum memberikan kesempatan siswa untuk diberikan kesemptan menemukan ide gagasan dalam pembelajaran, hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 15 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 6 siswa, yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 5 siswa,nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50, dan nilai rata-rata 66.
Hasil tes formatif pembelajaran siklus I
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan namun belum semua siswa mencapai nlai ketuntasan nilai tertinggi yang diperoleh mengalami peningkatan demikian pula nilai terendah juga mengalami pengurangan dari jumlah 15 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 7 siswa yang memperoleh nilai predikat cukup, sebanyak 6 siswa yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa, nilai tetinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 72
Hasil tes formatif pembelajaran siklus II
Dengan menatat kekurangan dan kelemahan selama pembelajaran siklus I guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dari jumlah 15 siswa mengikuti pembelajaran guru memberikan tes formatif siswa yang memperoleh nilai predikat amat baik sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 11 siswa ,nilai tertinggi menjadi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 80, yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa tetapi nilai 70 sudah mencapai KKM 70
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Guru melaksanakan pembelajaran secara konvensional, hasil tes formatif yang diperoleh siswa masih rendah, perlunya menyusun rencana pembelajaran secara sistematis yang dapat menumbuhkan motivasi dan yang menantang siswa untuk menggali ide dan berpendapat.
2. Hasil tes formatif pembelajaran siklus I yang dilaksanakan menerapkan pembelajaran Cooperative Learning. Jigsaw memberikan kesempatan siswa secara kelompok maupun individu untuk mengembangkan ide dan pokok permasalahan dapat diselesaikan oleh semua siswa
3 Hasil tes formatif pra siklus dari jumlah 15 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 6 siswa, yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 5 siswa,nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50, dan nilai rata-rata 66. Siklus I hasil tes formatif yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 7 siswa yang memperoleh nilai predikat cukup,sebanyak 6 siswa yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa, nilai tetinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 72 Siklus II hasil tes formatif siswa yang memperoleh nilai predikat amat baik sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 11 siswa ,nilai tertinggi menjadi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 80, yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa tetapi nilai 70 sudah mencapai KKM 70
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan mulai dari pembelajaran awal sampai pada pembelajaran terakhir sikls II selalu mengalami peningkatan untuk itu:
1. Agar guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik proses,yang menumbuhkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar, siswa sekaligus sebagai pedoman untuk melakukan pembinaan terhadap siswa dalam upaya guru mengembangkan berbagai model pembelajaran di kelas agar tercipta keaktifan belajar dan hasil belajar siswa yang maksimal.
2. Guru meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, maka kepada guru , sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi seperti model pembelajaran Jigsaw agar siswa lebih tertarik untuk melaksanakan belajar kelompok terutama dalam mengerjakan tugas kelompok dan pada akhirnya tercapai hasil serta tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
3. Berkaitan hasil penelitian ini yang menumbuhkan keaktifan belajar siswa dalam kerja kelompok, mengemukakan pendapat serta menanggapi gaglasan temannya dapat menjadikan hasil dari keaktifan ini sebagai
langkah dalam meningkatkan hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan dalam proses pembelajaran di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Arief MSP. (2005). Implementasi Model Cooperative Learning dalam Pendidikan IPS di Tingkat Persekolahan. http://re-searchengines. com/artikel.html.Diakses Sabtu, 16 Januari 2016.
Agus, S. (2003). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. http://www.elearningjogja. org/file.php/145/pengertian_berpindah. Rtf. Diakses Kamis 14 Januari 2016.
Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dimyati, Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Rhineka Cipta.
Djamarah, Bahri Syaiful & Aswan Zain.(1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jamil Suprihatiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori Aplikasi. Yogyakarta: Ar Russ Media
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Martinis Yamin. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press.
Novi Emildandiany. (2008). Cooperative Learning Teknik Jigsaw. http:/id: wordpress.com/tag/opini/Diakses Selasa, 12 Januari 2016.
Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumarlin. (2008). PTK Pemanfaatan STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika. Demak: PTK FKIP UT.
Sumarwoto. (2008). Metode Pembelajaran Student Centered. http://www. indopos.co. id/index.php?act=detail_c&id=320950#. Diakses Rabu, 13 Januari 2016.
Susilo, Tritjahjo D. (2006). Jurnal Penelitian Pengembangan Kependidikan, Satya Widya No.2 Vol. 19, September. Salatiga: PUSLIT Pengembangan Kependidikan Universitas Kristen Satya Wacana.
Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri. (2007). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penalaran Siswa pada Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar. http:/ www/ freewebs. com/ santyasa/lemlit/PDF_files/Pendidikan/. Diakses Senin 11 Januari 2016.
Warsono dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Rosdakarya.
Whandie. (2007). Pengertian Belajar, Mengajar dan Pembelajaran. http://www. whandi.net/Diakses Rabu, 13 Januari 2016.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.