MENINGKATKAN KEMEMPUAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI TENTANG MENGENAL BILANGAN BERSAMA TEMAN BARU

MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING CTL SISWA KELAS I SEMESTER I DI SDN NGRAMBITAN

KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Tri Puji Rahayu

SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

 Tujuan guru melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru Pembelajaran matematika pra siklus tentang mengenal bilangan bersama teman baru dari Jumlah 24 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 9 siswa atau 38%,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 8 siswa, atau 33%, yang memperoleh nilai predikat kurang 7 siswa atau 29% nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60,dan nilai rata-rata 69 Perbaikan pembelajaran matematika siklus I tentang mengenal bilangan bersama teman baru Contextual Teaching and Learning CTL siklus I dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 4 siswa atau 17%,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50% yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 3 siswa atau 13% dan yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa atau 8%, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata 77 Perbaikan.pembelajaran matematika siklus II tentang mengenal bilangan bersama teman baru menerapkan Contextual Teaching and Learning CTL siklus II dari jumlah 24 siswa. yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 5 atau 21% siswa,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 17 siswa atau 71% ,siswa yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa atau 8%, ,tetapi memenuhi kreteria ,nilai rata-rata 81 sekolah menentukan KKM 70

 Kata Kunci:      Contextual Teaching and Learning CTL meningkatkan kemampuan dan  hasil belajar matematika.materi. tentang mengenal bilangan bersama teman baru

 

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu kualitas pendidikan yang sekarang sseharusnya diusahakan dan dilaksanakan pada keseluruhan jenjang pendidikan. termasuk di SDN Ngrambitan, diusahakan guru berusaha secara maksimal bagaimana cara yang harus dilakssnakan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu,berkualitas untuk memenuhi standard pendidikan pada satuan pendidikan.Penggunaan media dan sumber belajar yang tepat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Pelajaran matematika sering dianggap merupakan pelajaran yang paling sulit bagi siswa dan takut dalam belajar matematika. Berdasarkan kenyataan tersebut perlu diusahakan tehnik yang tepat sesuai dengan bakat minat dan perkembangan siswa. Ketrampilan berhitung terutama dikelas bawah sangat diperlukan cara yang membuat siswa menjadi senang harus dapat menumbuhkan minat belajar matematika.

Guru harus mencari cara yang tepat untuk nenerapkan model pembelajaran yang membuat siswa senang terhadap materi yang disampaikan guru, ,mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai upaya yang diusahakan untuk dapat menarik perhatian siswa, diberikan kepada siswa kelas awal agar merasa senang,nyaman untuk belajar tanpa adanya ikatan dan rasa takut dalam belajar dapat mengalami perubahan yang sebenarnya menjadi nyata. dalam memahami cara belajar yang tepat untuk memperoleh pengetahuan Benda nyata sangatlah bermanfaat dalam penyajian materi penjumlahan dqan pengurangan tiga bilangan dapat diterapkan secara tepat dalam mengerjakan soal pada pelajaran matematika siswa kelas I.

SDN Ngrambitan, dalam melaksanakan pembelajaran materi mengenal bilangan bersama teman baru hasilnya masih rendah dari jumlah 24 siswa nilai yang diperoleh dari siswa kelas I, yang mendapat nilai predikat baik sebanyak 9 siswa atau 38% Melihat kenyataan rendahnya hasil belajar yang dilaksanakan oleh guru perlu mencari penyebab rendahnya hasil belajar ,mungkin masalah rendahnya hasil belajar berasal dari guru,dalam menyampaikan materi siswa tidak dapat memahami penjelasan yang disampaikan oleh gurunya,media pembelajaran yang digunakan belum dapat membantu siswa memahami materi Untuk mengatasinya. kesulitan belajar siswa guru dapat memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas agar siswa memperoleh nilai predikat baik

 Upaya guru untuk memperbaiki kegagalan yang terjadi pada pembelajaran awal selanjutnya melalui perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).Hal ini mungkin dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada pembelajaran ,hanya metode saja yang diperbaiki belun dapat mengatasi masalah ,namun perlu menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik ,penguasaan materi selama proses pembelajaran pengusaan siswa,memberikan perhatian secara penuh ,menumbuhkan suasana pembelajaran yang menyenangkan.Pada pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 2013 dengan mengenal bilangan bersama teman baru untuk berdiri 1,yang berikutnya 2,dibelakangnya 3,selanjutnya 4 kemudian 5 disampingnya dituliskan lambang bilangan berdasarkan jumlah siswa

 Kemampuan guru membuat siswa memahami materi yang disajikan sangat penting tanpa metode walaupun perencanaan sudah dipersiapkan lebih baik perlunya memperhatikan untuk mencapai keberhasilan ,dari maslah yang sudah disebutkan hasil belajar dari jumlah 24 siswa memalui proses belajar mengajar guru memberikan tes formatif hasil yang dicapai baru 38% yang berarti pembelajaran belum berhasil karena sekolah membuat aturan bahwa semua siswa harus mencapai nilai ketuntasa yang dipersyratkan ,sedangkan untuk pelajaran matematika KKM yang dipersyaratkan adalah 70,nilai itu mungkin dirasa berat bagi siswa, namun sbagai guru untuk berusaha secara maksimal dengan menerapkan berbagai cara, memaksimalkan proses pembelajaran, penguasaan.materi, siswa. diperhatikan. selama. mengikuti pembelajaran, mengadakan pendekatan, menanyakan kesulitan yang dirasakan sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan sehingga menghasilkan hasil belajar siswa..

 Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka,guru yang melaksanakan penelitian menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1      Apakah guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

2      Apakah guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

3      Apakah guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

 Tujuan Penelitian

 Guru melaksanakan penelitian memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan

 khusus,yang ingin dicapai:

 Tujuan Umum

 Untuk mengembangkan kemampuan guru dan siswa agar pembelajaran lebih kreatif, efektif, inovatif,menyenangkan menumbuhkan kemampuan yang kuat dalam melaksnakan pembelajaran sehingga mendapatkan pengalaman baru.

Tujuan Khusus

1.     Meningkatkan kemampuan dalam belajar penguasaan konsep kepada siswa tentang mengenal bilangan bersama teman baru

2      Meningkatkan krativitas siswa tentang mengenal bilangan bersama teman baru

3      Meningkatkan semangat dalam belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru

4      Meningkatkan penguatan belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru

5      Meningkatkan hasil belajar matematika secara optimal sesuai dengan harapan yang menghasilkan kualitas dalam pembelajaran.

 Manfaat Penelitian

 Bagi Guru

 1.  Termotivasi untuk menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi agar pembelajaran dapat terlaksana mencapai hasil yang optimal

 2.  Meningkatkan kemampuan secara luas dalam melaksanakan pengelolaan kelas.

 3.  Meningkatkan kemampuan dalam menyediakan media pembelajaran yang dapat memperlancar kegiatan pembelajaran.

 4.  Meningkatkan kemampuan dalam menerapkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

 5.  Meningkatkan professional dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan berkualitas.

 Manfaat bagi sekolah

 Hasil penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan

 penelitian dapat memudahkan dalam kegiatan yang sama kemajuan untuk dibidang pendidikan

1      Memberikan kontribusi yang dapat menunjang meningkatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah menghasilkan pembelajaran bermutu dan berkualitas..

2      Dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sebagai tugas pokok memberikan yang terbaik kemajuan kemajuan pendidikan.

3      Memberikan gambaran kepada guru tentang pengembangan profesinya berguna dalam kenaikan pengkat yang dipersyaratkan untuk memperoleh angka kridit.

4      Menambah refrensi buku bacaan diperpustakaan sekolah yang dapat mempermudah guru yang mempunyai kepentingan kegiatan penelitian.sehingga memperoleh pemetahuan yang baru.

 KAJIAN PUSTAKA

 Menurut John Elliont bahwa yang dimaksud ialah kajian tentang situasi social dalam pendidikan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakssiswaan didalamnya mewujudkan kemajuan (Elliot,1982) Penelitian Tindaan Kelas adalah suatu bentuk reflesi diri kolektif yang dilakukan oleh yang memiliki kepentingan untuk memajukan pendidikan dalam situasi social meningkatkan penalaran dan keadilan dalam praktik dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik (Kemmis dan Taggart,1988) Lebih lanjut dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki proses hasil pendidikan melalui Perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan cara praktik mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktik agar dapat digunakan untuk mengubahnya perilaku dan hasil belajar siswa.

 Konsep belajar matematika Bruner (dalam Orton,1992) menyatakan bahwa siswa dalam belajar konsep matematika melalui beberapa tahapan yang harus dilakssiswaan yaitu tahap enactive,ekonik,dan simbolik. Tahap enactive yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau obyek konkret,tahap ekonic yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik yaitu tahap belajar matematika melalui manipulasi lambang atau simbol.

 Rus Effendi dkk (1997.106) Konsep dasar matematika perlu dikuasai siswa sejak dini, Konsep tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.Kegunaan matematika antara lain: untuk memecahkan persoalan sehari-hari, pengembangan ilmu dan mengembangkan matematika itu sendiri. Herman Hudoyo (1990.5) Penanaman konsep matematika kepada siswa disampaikan sercara berkesinambungan atau terus menerus ,artinya secara bertahap dan berurutan,sesuai konsep yang harus didahului dengan konsep ,pengalaman yang lalu mendasari pengalaman yang baru.

 Hakekat adalah hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu ”hasil” dan “belajar”.Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ,hasil kegiatan memiliki arti sesuatu yang diadakan ,dibuat, dijadikan ,oleh usaha atau pikiran (Pusat Bahasa Depdiknas ,2008:528). Segala sesuatu yang tercipta dari sebuah asaha,buah pikiran seseorang merupakan hasil.Sedangkan kata “belajar” adalah proses perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan melaksaanaakan kegiatan (Muhibin Syah,2000:16).

 Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan ,disebutkan belajar adalah sebuah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalamannya. Sendiri dari interaksi dengan lingkungan (2000:84)Dari beberapa pengertian dan uraian di atas “hasil belajar” adalah panguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran.Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh Guru (Depdiknas:2002:895).

 Ranah Psikomotorik Dengan ranah psikomotorik ini erat sekali dengan ketrampilan yang bersifat konkret,walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan sikap).Dalam hal ini belajar merupakan tingkah laku yang nyata dan dapat dilakssiswaan.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar khususnya matematika merupakan sebuah proses yang mengakibatkan perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku seseorang yang sesuai dengan tujuan pendidikan matematika,.baik yang meliputi aspek kognitif ,afektif, dan psikomotorik, maupun aspek yang lain sehingga perubahan sifat yang terjadi pada masing-masing aspek tersebut tergantung pada tingkat kedalaman untuk melaksanakan kegiatan belajar.

 Hakekat Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

 Pengertiannya:Pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk berusaha menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan yang baru ketika belajar.

 Sedangkan menurut Johnson (2003) Contektual Teaching and Learning CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makan di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cera menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,yaitu dengan konteks keadaan pribadi sosial dan budaya mereka.

 Kelebihan Pembelajaran Contektual Teaching and Learning CTL sangat cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola yang mewujudkan makna,dengan konteks kehidupan sehari siswa. informasi yang diterima siswa tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek yang mudah dilupakan tetapi untuk dapat disimpan didalam memori jangka panjang,sehingga akan dihayati dan dapat diterapkan dalam tugas pekerjaan. Pembelaiaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja ,tetapi bisa di laboratorium,tempat kerja,sawah atau tempat lainnya.

Penelitian Yang Relevan

 Pembelajaran Contektual Teaching and Learning CTL menurut (Sanjaya,2004) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yaitu: Konstruktivisme (contruktivis), bertanya (questioning), menemukan (inkuiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Penelitian yang diharapkan hasil belajar secara maksimal di Sekolah Dasar dalam memuaskan. Kesulitan yang dihadapi siswa tentang mengenal bilangan bersama teman baru ,karena belum memahami dan terbatasnya kemampuan siswa waktu belajar dengan peraga lansung dan kurangnya siswa dalam berlatih mengenal bilangan bersama teman baru,belum menguasai tehnik dalam menghitung.

 Untuk menyelsaikan soal tentang mengenal bilangan bersama teman baru diperlukan langkah pengerjaan, sehinga dapat memudahkan siswa dalam pemecahan masalah yang meliputi: 1) Pemahaman masalah, 2) Menyusun rencana penyelesaian masalah pelaksanaan pemecahan, peninjauan kembali hasil yang diperoleh. Dari langkah pemahaman masalah siswa masih kesulitan dalam mengenal bilangan bersama teman baru perlunya kemampuan siswa dalam belajar menngunakan waktu secara maksimal untuk belajar mencapai hasil belajar yang maksinal..

 Disamping itu siswa juga harus mampu menentukan langkah belajar dan menggunakan media dengan benar yang diperlukan yang untuk menyelesaikan soal mengenal bilangan menggunakan media secara tepat Dengan kata lain siswa harus memiliki pengetahuan konseptual dan prosedural yang benar, karena kedua hal ini sangat diperlukan bila seorang siswa akan memecahkan suatu masalah khususnya masalah mengenal bilangan bersama teman baru harus lebih banyak belajar waktu yang dipergunakan untuk belajar secara maksimal.

 Kerangka Berfikir

 Dalam melaksanakan penelitian diperlukan, untuk menyusun kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1      Guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

2      Guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

3      Guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir maka,sebagai guru yang meneliti merumuskan hipotesis seperti di bawah ini:

1      Diduga guru melalui menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

2            Diduga guru melalui menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

3      Diduga guru melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL meningkatkan kemampuan dan hasil belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru bagi siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

 Setting Penelitian

 Lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah di SDN Ngrambitan karena guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas bertugas sebagai guru di SD tersebut sehingga memudahakan dalam memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017. jadwal dilaksanakan berdasarkan yang ditentukan. Peneliti.

 Subjek Penelitian

 Penelitian ini dilakukan terhadap jumlah 24 siswa yang terdiri 13 siswa laki-laki dan 9 perempuan siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan,sebagai obyeknya adalah meningkatkan hasil belajar matematika tentang mengenal bilangan bersama teman baru yang hasilmya perlu untuk ditingkatkan Karakteristik siswa hampir banyak kesamaannya ditinjau dari ekonomi orang tua yang kebanyakan dari mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.

. Sumber Data

 Sumber data adalah subjek dari seluruh siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan data dapat diperoleh melalui melaksanakan observasi dan pengambilan data dokumentasi (Arikunto. 2002: 107) Dalam penelitian tindakan kelas ini, sumber datanya terdiri atas:

 1.  Person yaitu ; sumber data siswa kelas I semester I di SDN Ngrambitan melalui proses kegiatan pembelajaran diberikan lembar kerja ,mengerjakan tes formatif..

 2.  Place yaitu: sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika yang menerapkan Model Contextual Teaching and Learning..

 Sumber Data:

 Untuk memperoleh sumber data yang diinginkan dan merupakan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan maka melalui dua kegiatan yaitu:

a.   Penelitian kualitatif

 Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan melalui kegiatan melaksanakan suatu observasi pemberian angket,dokumentasi,foto kegiatan yang dinyatakan dalam predikat sanagt baik, baik cukup kurang dan sangat kurang mengadakan melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan mempelajari materi mengenal bilangan bersama teman baru pembelajaran matematika.

b.   Data kuantitatif

 Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka.hail tes formatif Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi mengenal bilangan bersama teman baru dalam proses pembelajaran matematika

 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:

a.     Tes tertulis

 Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis yang dijadikan dasar untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.yang dijadikan dasar dalam melaksanakan kegitan siklus berikutnya atau sudah berakhir pada kegiatan tersebut.

b.     Observasi

 Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama guru yang mengajar di sekolah tersebut dan kepala sekolah. Observer ,kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklus, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi guru maupun dari sisi siswa. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku siswa maupun data yang diambil oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

c.     Hasil refleksi

 Refleksi dari teman sejawat sesama guru yang mengajar di SDN Ngrambitan dan kepala sekolah dilksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

 Validasi Data

 Validasi data pada penelitian tindakan kelas ini meliputi:

1.     Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok mengenal bilangan bersama teman baru dan soal berbentuk pilihan ganda isian dan uraian.

2.     Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan , hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.

 Analisis Data

 Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:

 1.  Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai hasil ulangan pada akhir setiap siklus.Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.

 2.  Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.

Prosedur Tindakan

 Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian adalah PenelitianTindakan Kelas. merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Indikator Kinerja

 Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang kemudian dianalisis meliputi pengalaman, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini:

1.     Pengamatan

 Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh pengamat dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas.

2.     Wawancara

 Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran matematika,Wawancara dengan guru dilakukan pembelajaran Dari wawancara kegiatan pengamatan kajian dokumen dilakukan diidentifikasi permasalahan yang berkenaan dengan pembelajaran faktor penyebabnya. Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara/diskusi dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen setiap siklus Diskusi dilakukan bersama teman sejawat pengamat. Untuk mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Deskripsi Belajar Pra siklus

Pada waktu melakssiswaan pembelajaran matematika di kelas I semester I dengan materi pokok mengenal bilangan bersama teman baru , siswa masih merasa kesulitan Masalah tersebut dapat diketahui setelah guru memberikan soal test formatif yang diperoleh dari analisis hasil nilai dari Jumlah 24 siswa, yang mencapai nilai predikat baik sebanyak 9 siswa dengan rincian nilai 85 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa, nilai 75 sebanyak 3 siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang menperoleh nilai 65 sebanyak 4 siswa ,yang memperoleh 60 sebanyak 4 siswa,dan yang memperoleh 50 sebanyak 3 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh 85 , nilai terendah 50.Nilai rata-rata 69.

Deskripsi Belajar siklus I

 Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL yang dilakssiswaan tentang mengenal bilangan bersama teman baru pada siklus I dari jumlah 24 siswa guru memberikan tes formatif, nilai yang diperoleh siswa nilai 90 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 85 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 80 sebanyak 4 siswa yang memperoleh,nilai 75 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 70 sebanyak 3 siswa, yang memperoleh nilai 65 sebanyak 3 siswa,dan yang memperoleh nilai 60 sebanyak 2 siswa.nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 90 dan nilai terendah 60 Nilai rata-rata 77.

 Deskripsi Belajar siklus II

Pembelajaran dilakssiswaan guru menyajikan materi tentang mengenal bilangan bersama teman baru dilakssiswaan dalam dua jam pelajaran pada siswa kelas I di SDN Ngrambitan menerapkan Contextual Teaching and Learning CTL dari jumlah 24 siswa akhir kegiatan dilakssiswaan guru memberikan tes formatif nilai yang diperoleh adalah nilai 90 sebanyak 6 siswa,nilai 85 sebanyak 5 siswa , nilai 80 sebanyak 6 siswa nilai 75 sebanyak 2 siswa dan nilai 70 sebanyak 2 siswa ,nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah Nilai rata-rata 81 sekolah menentukan KKM 70

 Pembahasan Hasil Penelitian

 Pembelajaran pra siklus rendahnya nilai hasil pembelajaran dikarenakan guru belum menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa sehingga dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 9 siswa atau 38%,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 8 siswa, atau 33%,yang memperoleh nilai predikat kurang 7 siswa atau 29% nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60,dan nilai rata-rata 69

 Perbaikan pembelajaran siklus I dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan penguasaan materi mengenal bilangan bersama teman baru dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 4 siswa atau 17%,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50% yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 3 siswa atau 13% dan yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa atau 8%,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata 77

 Perbaikan pembelajaran siklus II dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan penguasaan siswa tentang materi. mengenal bilangan bersama teman baru hasil belajar meningkat, dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 5 atau 21% siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 17 siswa atau 71%,siswa yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa atau 8%,,tetapi memenuhi kreteria ,nilai rata-rata 81 sekolah menentukan KKM 70

 PENUTUP

 Kesimpulan

 Penelitian tindakan kelas yang selesai dilaksanakan oleh guru kelas disampaikan kesimpulan sebagai berikut:

 1   Pembelajaran matematika pra siklus tentang mengenal bilangan bersama teman baru dari Jumlah 24 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 9 siswa atau 38%,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 8 siswa, atau 33%,yang memperoleh nilai predikat kurang 7 siswa atau 29% nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60,dan nilai rata-rata 69

 2.  Perbaikan pembelajaran matematika siklus I tentang mengenal bilangan bersama teman baru Contextual Teaching and Learning CTL siklus I dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 4 siswa atau 17%,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50% yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 3 siswa atau 13% dan yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa atau 8%,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata 77

 3.  Perbaikan.pembelajaran matematika siklus II tentang mengenal bilangan bersama teman baru menerapkan Contextual Teaching and Learning CTL siklus II dari jumlah 24 siswa. yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 5 atau 21% siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 17 siswa atau 71% ,siswa yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa atau 8%, ,tetapi memenuhi kreteria ,nilai rata-rata 81 sekolah menentukan KKM 70

 Saran

 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dan diketahui maka sebagai peneliti memberikan saran sebagai berikut:

 1   Guru dapat meningkatkan kemampuan professional melalui penelitian tindakan  kelas sehingga dapat menemukan masalah tentang kekurangan dan untuk mengatasi, dengan cara memperbaiki pembelajarannya yang sudah dilaksanakan

 2.  Guru didalam melaksanakan pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi yang kuat kepada siswa melalui berbagai cara melalui menerapkan metode dan alat peraga yang sesuai dapat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.

 3.  Guru melaksanakan pembelajaran untuk mengembaangkan kemampuan guru dan siswa sehingga tumbuh semangat untuk belajar kreatif mandiri bertanggungjawab menyenangkan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto. 2002: 107 Model Penelitian Tindakan Kelas

 Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, Dra. MG, Dwiji Astuti, M. Pd, Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd (2012) Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran, Surakarta. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 Universitas Sebelas Maret. Surakata.

IGAK Wardhani (2000) Kuswaya Wihardit. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta. Penerbit: Universitas Terbuka.

Gatot Muhseyo, dkk (2011) Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Penerbit: Universitas Terbuka.

M. Toha Anggoro, dkk (2010). Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Mulyani Sumantri, Nana Syaodih (2009) Perkembangan Peserta Didik, Jakarta. Penerbit: Universitas Terbuka.

Tim FKIP (2011). Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka.