Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Melalui Pembelajaran Pencocokan Kartu
MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN PRESTASI BELAJAR
TEORI GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENCOCOKAN KARTU (MAKE AND MATCH)
BAGI SISWA KELAS X TKR SEMESTER I
SMK BINA TARUNA MASARAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Muhammad Burhan
Guru SMK Bina Taruna Masaran Sragen
ABSTRAK
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dirinya (faktor internal) maupun yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah proses belajar mengajar. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar adalah peserta didik, pendidik, program dan sarana serta penilaian. Salah satu faktor peserta didik adalah kesiapan dan keaktifan siswa. Sedangkan faktor pendidik diantaranya adalah metode pembelajaran yang diterapkan. Penulis berusaha membangkitkan keaktifan siswa untuk memperbaiki hasil pembelajaran dengan memberikan tindakan pembelajaran kooperatif pencocokan kartu/make and match pada kelas X program keahlian teknik kendaraan ringan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar prosentase peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada teori gambar teknik otomotif yang diberi tindakan pengajaran dengan metode pembelajaran kooperatif pencocokan kartu/make and match. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Bina Taruna Masaran Kelas X TKR 1 Tahun pelajaran 2019/2020 mulai tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 31 Oktober 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe pencocokan kartu atau make and match. Penelitian tindakan diberikan pada kelas X TKR yang terdiri dari 33 siswa laki-laki. Variabel yang diteliti adalah kemampuan teori gambar teknik otomotif, keaktifan siswa dan metode pembelajaran kooperatif tipe make and match. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan keaktifan positif siswa rata-rata sebesar 49,5%, sedangkan keaktifan negative dapat turun rata-rata sebesar 46,2%, dan terjadi peningkatan penguasaan teori gambar teknik dengan dibuktikan dengan nilai prestasi belajar rata-rata sebesar 23,4%, bagi siswa yang diberi tindakan pembelajaran kooperatif tipe pencocokan kartu atau make and match. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemikiran untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar dapat pula di tingkatkan.
Kata Kunci: keaktifan siswa, prestasi belajar, dan make and match
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Guru belum berani menerapkan variasi pembelajaran yang maksimal untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Hal ini mungkin disebabkan sikap siswa yang tidak begitu memperhatikan (sikap negatif) ketika mengikuti pelajaran teori dibandingkan dengan respon yang ditunjukkan ketika belajar praktek, sehingga guru lebih menyukai ketika mengajar praktek. Hal lain yang mungkin menyebabkan sikap negatif siswa dalam menerima pelajaran teori adalah guru ketika melaksanakan pembelajaran teori, menggunakan metode mengajar ceramah. Idealnya guru sebagai agen pembelajaran yang profesional harus mampu menangkap gejala negatif dalam proses pembelajarannya untuk segera mengubah strategi pembelajarannya agar gejala negatif tersebut tidak berkelanjutan. Secara lebih spesifik gejala negatif tersebut antara lain: siswa kurang merespon penjelasan guru, banyak bicara dengan teman sebangkunya, banyak bergurau, mondar-mandir saat pelajaran berlangsung, kurang bersemangat, mengantuk, dan tidak memperhatikan media yang dihadirkan guru.
Kondisi keaktifan siswa yang rendah ini perlu diteliti dan dipecahkan masalahnya agar terjadi peningkatan. Begitu juga untuk hasil belajar teori gambar teknik otomotif pada sisi yang lain dari guru harus berani mencoba variasi proses pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran teori. Guru harus berusaha menciptakan kondisi belajar yang efektif sehingga tercapai tujuan pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang ditetapkan melalui proses pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar meliputi: program pengajaran, pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, penggunaan media dan sikap guru.
Atas dasar pemikiran di atas penulis berusaha melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan teknik pembelajaran kooperatif metode pencocokan kartu/make and match sehingga prestasi belajar gambar teknik otomotif meningkat.
Perumusan Masalah
Apakah melalui pembelajaran kooperatif pencocokan tipe make and match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar teori gambar teknik otomotif bagi siswa kelas XI TKR semester 1 SMK Bina Taruna Masaran Tahun 2019/2020?.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dan prestasi dalam belajar teori gambar teknik otomotif
Hipotesis Tindakan
Pada penelitian tindakan kelas ini diajukan hipotesis tindakan “melalui pembelajaran kooperatif pencocokan kartu/ make and match dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar teori gambar teknik otomotif bagi siswa kelas X TKR semester 1 SMK Bina Taruna Masaran Tahun 2019/2020.
Manfaat Hasil Penelitian
Sebagai alternatif untuk pemecahan permasalahan-permasalahan keaktifan siswa dan hasil belajar pada kompetensi- kompetensi dasar teknik otomotif yang lain.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Hakekat Kompetensi Gambar Teknik Otomotif
Gambar Teknik merupakan alat komunikasi orang teknik, atau merupakan bahasa orang teknik. Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar bagaimanapun juga adalah ”bahasa teknik”, oleh karena itu diharapkan gambar harus meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Dalam hal bahasa, kalimat pendek dan ringkasan harus mencakup keterangan-keterangan dan pikiran pikiran yang melimpah (G.Takeshi Sato, 2013:1).
Keterangan-keterangan dalam gambar yang tidak dapat dinyatakan dalam bahasa harus diberikan secukupnya sebagai lambang-lambang. Oleh karena itu berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang gambar (design drafter). Sebagai juru gambar, sangat penting untuk memberikan gambar yang ”tepat” dengan mempertinbangkan pembacanya (G.Takeshi Sato, 2013:1).
Pembelajaran Kooperatif Pencocokan Kartu /Make and match
Model pembelajaran make and match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007: 59).
Model make and match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode pembelajaran make and match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
Suyatno (2009: 72) mengungkapkan bahwa model make and match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make and match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.
Keaktifan dan Prestasi Belajar
Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Menurut Sanjaya (2007: 101-106) aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. Menurut Rochman Natawijaya (dalam Depdiknas 2005: 31) belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif atau hanya menerima informasi dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru.
Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Menurut Raka Joni (1992: 19-20) dan Martinis Yamin (2007: 80- 81) menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala: (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan (5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Kerangka Berfikir dan Hipotesis Tindakan
Keadaan awal di kelas yang siswanya kurang aktif, menunjukan respon negatif, mengantuk, tidak memperhatikan media dan metode pembelajaran guru yang dilakukan monoton (ceramah), akan menyebabkan prestasi belajar secara otomatis rendah. Pertimbangannya adalah bagaimana prestasi belajar menjadi baik kalau proses belajarnya tidak berlangsung dengan baik. Untuk memperbaiki prestasi belajar terlebih dahulu harus memperbaiki proses belajar. Proses belajar yang aktif dan menyenangkan dapat diciptakan dengan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif pencocokan kartu tipe make and match merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Tindakan penerapan metode ini dengan 2 siklus akan mengubah siswa menjadi aktif. Jika siswa aktif dan menyenangkan berarti proses belajar berlangsung baik (berpusat pada siswa). Proses belajar yang baik akan menghasilkan peningkatan prestasi belajar.
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir tersebut diatas diajukan hipotesis tindakan “ melalui pembelajaran kooperatif pencocokan kartu tipe make and match dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar teori gambar teknik otomotif bagi siswa kelas X TKR semester 1 SMK Bina Taruna Masaran Tahun 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK Bina Taruna Masaran Tahun Pelajaran 2019/2020 kompetensi keahlian teknik otomotif kendaraan ringan.
Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X OTKR 1 kompetensi keahlian teknik otomotif kendaraan ringan SMK Bina Taruna Masaran Tahun 2019/2020 dengan jumlah siswa 33 laki-laki.
Rencana Tindakan
Rancangan prosedur penelitian bersifat refleksi tindakan dengan proses pengkajian berdaur yang terdiri 2 siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, 1 pertemuan 4 jam pelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Prestasi belajar khususnya teori gambar teknik otomotif selalu rendah. Pencapaian ketuntasan belajar kurang dari 40 % dengan KKM 76. Berdasarkan dari pengamatan peneliti kondisi awal pra siklus jika dibuat tabel keaktifan siswa seperti berikut:
No. |
Aktivitas Belajar Siswa | Banyaknya Siswa yang Aktif | |
A. | Keaktifan Positif | ||
1. | Siswa memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran | 15% | |
2. | Siswa antusias dalam mengerjakan perintah guru | 25% | |
3. | Siswa saling bekerja sama dalam kelompoknya | 20% | |
4. | Siswa mempunyai keberanian menyatakan pendapatnya | 20% | |
5. | Siswa mempunyai keberanian menjawab pertanyaan | 10% | |
6. | Siswa mempunyai keberanian dalam menanggapi pernyataan guru maupun teman | 8% | |
B. | Keaktifan Negatif | ||
1. | Siswa mengantuk saat pelajaran. | 70% | |
2. | Siswa kurang semangat dalam menerima pelajaran | 60% | |
3. | Siswa ramai sendiri dan tidak focus pada pelajaran | 65% | |
4. | Siswa sibuk dengan teman diluar kegiatan pembelajaran | 45% |
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari observasi, kuisioner dan hasil evaluasi menunjukkan hasil sebagai berikut:
Pelaksanaan Siklus I
Pembelajaran pada pertemuan ke 2 siklus 1 diakhiri dengan penilaian penguasaan kompetensi teori gambar teknik otomotif dan meminta umpan balik dari siswa mengenai metode pembelajaran yang diterapkan. Proses pembelajaran yang telah dilakukan pada 2 kali pertemuan selama siklus 1 menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan data dari hasil observasi penelitian didapat data sebagai berikut:
No. | Aktivitas Belajar Siswa | Banyaknya Siswa yang Aktif | |
A. | Keaktifan Positif | ||
1. | Siswa memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran | 20% | |
2. | Siswa antusias dalam mengerjakan perintah guru | 45% | |
3. | Siswa saling bekerja sama dalam kelompoknya | 30% | |
4. | Siswa mempunyai keberanian menyatakan pendapatnya | 25% | |
5. | Siswa mempunyai keberanian menjawab pertanyaan | 15% | |
6. | Siswa mempunyai keberanian dalam menanggapi pernyataan guru maupun teman | 10% | |
B. | Keaktifan Negatif | ||
1. | Siswa mengantuk saat pelajaran. | 60% | |
2. | Siswa kurang semangat dalam menerima pelajaran | 50% | |
3. | Siswa ramai sendiri dan tidak focus pada pelajaran | 55% | |
4. | Siswa sibuk dengan teman diluar kegiatan pembelajaran | 35% |
Pelaksanaan Siklus II
Dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II mengalami peningkatan pada semua aspek. Siswa semakin tahu tugas dan tanggung jawab yang dikerjakan. Lebih cepat dalam menemukan pasangan. Lebih jelas dalam pemaparan hasil diskusi dengan pasangan sehingga merangsang pertanyaan siswa lain menjadi lebih mendalam. Pada sesi review, pertanyaan dihadirkan dengan kuis soal, sehingga siswa antusias untuk menjawab pertanyaan. Dilihat dari prestasi belajar siswa, mengalami peningkatan dibanding dengan pretasi belajar pada siklus I. Tanggapan siswa mengenai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru juga mengalami perubahan kearah positif. Berdasarkan data dari hasil observasi penelitian pada silus II didapat data sebagai berikut:
No. |
Aktivitas Belajar Siswa | Banyaknya Siswa yang Aktif | |
A. | Keaktifan Positif | ||
1. | Siswa memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran | 75% | |
2. | Siswa antusias dalam mengerjakan perintah guru | 80% | |
3. | Siswa saling bekerja sama dalam kelompoknya | 60% | |
4. | Siswa mempunyai keberanian menyatakan pendapatnya | 75% | |
5. | Siswa mempunyai keberanian menjawab pertanyaan | 50% | |
6. | Siswa mempunyai keberanian dalam menanggapi pernyataan guru maupun teman | 55% | |
B. | Keaktifan Negatif | ||
1. | Siswa mengantuk saat pelajaran. | 20% | |
2. | Siswa kurang semangat dalam menerima pelajaran | 15% | |
3. | Siswa ramai sendiri dan tidak focus pada pelajaran | 10% | |
4. | Siswa sibuk dengan teman diluar kegiatan pembelajaran | 10% |
Pembahasan Hasil Penelitian
Prestasi belajar
Dampak penerapan metode pembelajaran kooperatif pencocokan kartu tipe make and match terlihat pada hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar, seperti tampak pada grafik di atas. Rata-rata ulangan harian pada pra siklus adalah 65 meningkat menjadi 71 pada siklus I, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 80. Prosentase ketuntasan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II berturut-turut adalah 40%, 45,2%, dan 87,9%. Sedangkan prosentase siswa yang mendapat nilai yang lebih dari 85 secara berturut-turut adalah 8%, 12,9%, dan 18,2%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif pencocokan kartu tipe make and match, proses pembelajaran teori gambar teknik otomotif pada siswa kelas X TKR semester 1 SMK Bina Taruna Masaran Tahun pelajaran 2019/2020 telah berjalan lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran sebelumnya. Keaktifan belajar siswa meningkat, sehingga proses belajar mengajar lebih baik. Proses belajar yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar.
Saran
Pemahaman materi teori gambar teknik otomotif dapat meningkat bila menggunakan model pembelajaran yang merangsang keaktifan siswa. Penelitian ini perlu dikembangkan dan ditindak lanjuti untuk menemukan variasi model pembelajaran lain yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Kelemahan dari penelitian ini adalah suasana kelas agak gaduh apabila guru kurang dapat mengendalikan diskusi saat mencari pasangan, namun demikian dari hasil pembelajaran diperoleh bukti bahwa pembelajaran kooperatif pencocokan kartu tipe make and match dapat meningkatkan keaktifan dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan prestasi siswa. Oleh karena itu kepada para guru teknik otomotif SMK Bina Taruna Masaran pada khususnya disarankan untuk dapat menerapkan pembelajaran kooperatif pencocokan kartu tipe make and match pada penguasaan pengetahuan teorinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Aziz Wahab, 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Anita Lie, 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia
- M. Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja GrafindoPersada. 224 hlmn
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bina Aksara
G Takeshi Sato, 2013. Menggambar Mesin menurut Standart ISO, Bandung: Balai Pustaka,
Joni, Raka. 1992, Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melalui Strategi Pembelajaran Aktif (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah serta Pembina Lainnya. Jakarta: Rinehart and Wiston.
Mulyana, Slamet. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan Profesi Guru. Bandung: LPMP.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta: Novinco Pustaka Mandiri, 2009, cet. I.
Sanjaya, W, 2006. Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.
Undang-undang Nomor 20 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung: Fokusmedia, 2010), cet. I.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 2009), cet. I.
Yamin Martinis. 2007, profesionalisasi guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press.
, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta