Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK
TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PADA SISWA KELAS VIII C SEMESTER 2 SMP NEGERI 1 PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
Wahyu Wardani
SMP Negeri 1 Pejagoan Kota Kebumen
ABSTRAK
Memberikan bimbingan kelompok tentang kedisiplinan merupakan upaya membentuk perilaku peserta didik secara baik melalui kolabolator guru bimbingan konseling, koordinasi kepala sekolah, guru dan wali kelas. Adapun keadaan siswa SMP Negeri 1 Pejagoan masih sering melakukan pelanggaran tata tertib dan tidak disiplin,. maka sekolah berupaya mengentaskan permasalahan yang ada melalui pemberian layanan bimbingan kelompok dalam Bimbingan Konseling. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan:1) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan disiplin siswa kelas VIIIC SMP N 1 Pejagoan dalam meningkatkan kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah, 2) Untuk mengetahui sejauhmana hasil tingkat kedisiplinan siswa SMP N 1 Pejagoan pada tata tertib sekolah dengan melaksanakan bimbingan kelompok. Jumlah peserta didik kelas VIIIC sebanyak 32 yang diambil sampel bimbingan kelompok sebanyak 10 anak laki-laki.Penelitian ini dilaksanakan 4 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan April tahun 2018. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pejagoan Kebumen Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen dengan subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII C Semester 2 SMP Negeri 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2017/2015 dengan sumber data: 1) Data (proses), 2) Data (hasil).Berdasarkan hasil analisis disimpulan bahwa:1) Layanan BKp memberikan tempat dan peluang siswa untuk bisa menyampaikan gagasan dengan permasalah yang sedang mereka hadapi dengan rasa aman dan nyaman, 2) dapat menggali kemampuan siswa dalam mencari alternatif solusi yang sedang dihadapi baik permasalahan individu atau permasalahan kelompok, 3) meningkatkan kedisiplinan diri siswa terhadap tata tertib sekolah, 4 meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan sebagai bentuk pelayanan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik professional, 5)siswa dapat disiplin mentaati tata tertib sekolah, Dengan hasil simpulan BKp yang diperoleh maka kepada pihak lain diberikan saran sebagai berikut: Guru pembimbing sangat penting menjalin kerja sama dengan kolaborator peneliti untuk meningkatkan sensitivitas terhadap persoalan yang muncul dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing profesioanal.
Kata Kunci: Kedisiplinan, Tata Tertib dan Bimbingan Kelompok
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya permasalahan yang sering muncul terjadi pada siswa adalah sulitnya menyesuiakan diri dengan tempat atau hal hal yang baru. Hal ini sering dan banyak terjadi pada siswa baru. Mereka harus menyesuaikan dengan lingkungan sekolah yang baru, teman, mata pelajaran dan hal hal yang mereka anggap baru demi kelangsungan belajarnya di sekolah.
Pendidikan dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan di sekolah yaitu pendidikan yang diselenggarakan melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan dan jalur pendidikan di luar sekolah yaitu merupakan pendidiakn yang bersifat kemasyarakatan seperti pramuka, berbagai kursus dan pelatihan ketrampilan, perlu ditingkatkan kualitasnya dan diperluas dalam rangkat pengembangan sikap mental.
Adapun keadaan peserta didik SMP Negeri 1 Pejagoan masih sering melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan tidak disiplin seperti: rambut panjang ada 10 anak, rambut disemir merah ada 6 anak, membolos ada 7 anak, tidak masuk tanpa surat keterangan lebih dari 10 anak, ramai pada saat kegiatan belajar mengajar hampir setiap kelas ada 2 atau 3 anak, masih ada siswa yang datang terlambat setiap kelas hampir ada satu ato dua orang anak , membuang sampah tidak pada tempatnya hampir semua kelas setiap hari kurang dijaga kebersihannya oleh para siswa, tidak memakai ikat pinggang yang sering terjadi pada hari senin pada waktu Upacara Rutin Senin sehingga siswa dibariskan pada barisan khusus. Dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi di SMP Negeri 1 Pejagoan, Konselor sudah berupaya melalui layanan bimbingan klasikal namun hasilnya belum memuaskan, sehingga Konselor berupaya mengentaskan permasalahan yang dihadapi siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan perserta didik kelas VIII C SMP Negeri 1 Pejagoan pada Tahun Pelajaran 2017 / 2018 ?
2. Bagaimana bentuk Layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 1 Pejagoan Tahun Pelajaran 2017/ 2018 ?
Tujuan Penelitian.
Bertolak dari rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penelitian adalah:Untuk meningkatkan kedisiplinan perserta didik kelas VIII C SMP Negeri 1 Pejagoan dalam bentuk Layanan Bimbingan Kelompok Tahun Pelajaran 2017/2018
Manfaat Penelitian
Bagi siswa memperoleh wawasan untuk meningkatkan pentingnya disiplin, dengan disiplin siswa akan bisa meraih sukses.
Bagi guru, dengan menyadari kewajiban dan tanggung jawab dalam membantu perkembangan siswa melalui kritik diri akan selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran, layanan kelompok untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam masalah kedisiplinan, menemukan salah satu alternative dalam upaya peningkatan kedisiplinan.
Bagi Sekolah secara tidak langsung akan mendapat manfaat dari penelitian ini, dengan meningkatnya disiplin pada tata tertib siswa kualitas mereka juga akan meningkat dalam kegiatan belajar mengajar.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Arti Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah “guidance†dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Dengan arti tersebut maka setiap hari dapat dilihat kegiatan bimbingan, seperti orang tua membimbing anaknya, atasan membantu bawahannya, pemimpin mengarahkan anak buahnya dan sebagainya. Namun untuk sampai pada pengertian yang sebenarnya, bahwa tidak semua bantuan dapat disebut bimbingan. Bentuk bantuan dalam arti “bimbingan†membutuhkan syarat tertentu, bentuk tertentu, sifat tertentu, pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar, prinsip dan tujuan.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Secara spesifik untuk semua jenjang pendidikan fungsi pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama, hanya saja karena karakter dari masing-masing jenjang pendidikan adalah berbeda, maka materi/ obyek setiap fungsi dimungkinan berbeda (Sarono, 2014: 217).
Layanan Bimbingan Kelompok
Hakekat bimbingan kelompok
Menurut Sarono (2014: 458) bimbingan kelompok adalah layanan yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang) dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-40 orang).
Tata Tertib
Tata tertib adalah aturan yang berlaku pada suatu keadaan dan tempat. Bentuk tata tertib yang ada di sekolah adalah aturan yang berlaku di sekolah yang menjadi pedoman atau patokan siswa dalam bertindak untuk lebih disiplin.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori dan pendapat para pakar pada uraian diatas maka penyelesaian masalah pada kasus kedisiplinan peserta didik terhadap tata tertib sekolah melalui layanan bimbingan kelompok dapat digambarkan kerangka berfikir sebagai berikut:
Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis penilaian tindakan kelas bimbingan konseling ini adalah “ Penggunaan metode Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik terhadap tata tertib SMP Negeri 1 Pejagoan kelas VIII C tahun ajaran 2017/2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 4 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan April semester 2 tahun pelajaran 2017/ 2018. Adapun pembagian waktunya sebagai berikut: Bulan Januari, digunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian dan instrument penelitian. Bulan Februari dan Maret, untuk mengumpulkan data atau melakukan tindakan kelas dan menganalisis data. Bulan April, pembahasan hasil analisis data dan menyusun laporan penelitian.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pejagoan kelas VIIIC tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 32 anak dengan sampel Bimbingan kelompok sebanyak 10 anak, Lokasi yang dijadikan sebagai obyek Penelitian Tindakan Kelas ini beralamat di Jalan SMP No.2 Kebulusan, Pejagoan,, Kabupaten Kebumen.
Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa dari kelas VIII C SMP Negeri 1 Pejagoan yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 1 Pejagoan sebagai kolaborator.
Prosedur Panelitian
Untuk itu maka penelitian ini pada area bimbingan pengembangan pribadi dan social dengan menggunakan layanan Bimbingan Kelompok pada siklus I dan siklus II. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
3. Pengamatan (Observastion)
4. Refleksi (Reflection)
Urutan langkah-langkah tindakan penelitian tindakan kelas ini secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi: Membuat skenario layanan bimbingan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok. Membuat pedoman observasi untuk melihat aktivitas guru dalam melaksanakan bimbingan kelompok. Membuat pedoman observasi untuk siswa sewaktu mengikuti kegiatan kegiatan bimbingan kelompok sewaktu datang kesekolah dan sewaktu KBM dimulai Membuat pedoman observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada saat kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung.
Pelaksanaan Tindakan
Guru pembimbing / peneliti memberikan informasi kepada siswa tentang penyelenggaraan bimbingan kelompok. Guru pembimbing / peneliti menetapkan siswa-siswa yang menjadi anggota bimbingan kelompok. Guru pembimbing / peneliti melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Guru pembimbing / peneliti bersama anggota kelompok membahas topik masalah.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh guru pembimbing dan kolaborator. Adapun pelaksanaannya meliputi. Kolaborator mengamati pelaksanaan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru pembimbing / peneliti. Guru pembimbing / peneliti dan kolaborator mengamati siswa sewaktu/selama mereka mengikuti layanan bimbingan kelompok. Guru pembimbing peneliti dan kolaborator mengamati terhadap kedisiplinan anggota bimbingan kelompok saat datang kesekolah dan KBM dimulai.
Refleksi.
Hasil observasi yang dilakukan guru pembimbing peneliti bersama kolaborator dianalisis oleh peneliti dan kolaborator dengan cara sharing dan berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.
Hasil diskusi dengan kolaboratir digunakan untuk mengetahui apa yang sudah dilaksanakan dan dicapai dalam pelaksanaan tindakan layanan bimbingan kelompok dan sekaligus merupakan cara untuk mengetahui kekurangan dan/ atau ketidak keberhasilan tindakan layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan.dengan mengetahui kekurangan pada tindakan layanan bimbingan kelompok sebelumnya, yakni pada siklus I, dapat merencanakan tindakan yang akan dilaksananakan pada siklus II dan seterusnya.
SIKLUS II
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan: Membuat rencana tindakan layanan bimbingan konseling kelompok yang telah diperbaharui berdasarkan sisi-sisi lemah yang diketahui dari pelaksanaan pada siklus I. Membuat pedoman observasi untuk melihat aktivitas guru dalam melaksanakan bimbingan kelompok. Membuat pedoman observasi untuk siswa sewaktu mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dalam kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah Membuat pedoman observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada saat kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung
Pelaksanaan tindakan
Guru pembimbing peneliti memberikan informasi tentang hasil capaian tentang penyelenggaraan bimbingan kelompok kepada siswa anggota kelompok. Guru pembimbing peneliti mengajukan topik permasalahan dengan disertai alasan yang menggugah yang perlu dibahas dalam kegiatan kelompok. Guru pembimbing peneliti melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan memberdayakan dinamika yang ada dalam kelompok.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh guru pembimbing peneliti dan kolaborator. Adapun pelaksanaannya meliputi: Kolaborator mengamati pelaksanaan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru pembimbing peneliti. Guru pembimbing peneliti dan kolaborator mengamati siswa sewaktu/selama mereka mengikuti layanan bimbingan kelompok. Guru pembimbing meneliti dan kolaborator mengamati kedisiplinan siswa terhadap kedisiplinan tata tertib anggota kelompok bimbingan selama berada di lingkungan sekolah.
Refleksi
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan pada siklus II yang dilakukan guru pembimbing peneliti bersama kolaborator dianalisis oleh guru pembimbing peneliti sendiri bersama dengan kolaborator dengan cara sharing dan berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.
Pada akhir pelaksanaan siklus II dianalisis dan disimpulkan oleh guru pembimbing peneliti sendiri bersama dengan kolaborator dengan cara sharing dan berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.
Sumber Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, sumber data diperoleh dari: (1) Tindakan guru dalam praktek layanan bimbingan kelompok, dan siswa waktu mengikuti tindakan guru, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan. (2) Data (hasil) diperoleh dari pengamatan terhadapa siswa berupa kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah. Data ini merupakan hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan dalam tahap refleksi pada tiap-tiap siklus.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam PTK BK ini menggunakan teknik observasi, yang ditujukan pada tiga sasaran: a. Kepada guru dengan fokus pengamatan pada tindakan kongkrit guru dalam mengatasi masalah ketertiban siswa dalam mentaati tata tertib sekolah, yaitu layanan bimbingan kelompok. b. Kepada siswa sewaktu mengikuti layanan bimbingan kelompok, dan pada siswa saat melaksanakan ketertiban sekolah c. Tertuju pada situasi dan kondisi saat berlangsungnya layanan bimbingan kelompok.
Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data observasi adalah pedoman observasi yang dibuat oleh guru pembimbing peneliti dan kolaborator penelitian.
Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap hasil pengamatan. Analisis data pada penelitian ini adalah diskriptif komparatif, karena membandingkan kedisiplinan terhadap tata tertib antara kondisi awal dengan siklus I, membandingkan kedisiplinan terhadap tata tertib antara siklus I dan siklus II dan membandingkan kediplinan terhadap tata tertib antara siklus II dan antara kondisi awal dan siklus II. Kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah pada kondisi awal di dapat dari keadaan siswa saat sebelum dilakukan penelitian, yang diperoleh hanya berdasarkan pengamatan pada kebiasaan siswa sehari-hari selama berada disekolah dari saat berangkat sekolah sampai dengan jam kegiatan belajar mengajar berakhir, diamati secara umum untuk kelas VIII. Pada siklus I layanan Bimbingan Kelompok membahas tentang kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah yang berlaku ditilik dari arti dan penting dan manfaatnya bagi siswa dan sekolah. Mengingat tingkah laku disiplin pada tata tertib sekolah berkaitan dengan perubahan sikap, dan perubahannya memerlukan waktu, maka pada siklus I dilakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok selama 2 kali pertemuan. Berdasarkan dua kali layanan bimbingan kelompok tersebut hasil siklus I dilakukan refleksi.
Pada siklus II data proses diperoleh seperti pada siklus I dengan perubahan berdasarkan hasil refleksi siklus I, dan kedisiplinan siswa diperoleh dari jumlah siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah mulai berangkat sampai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, berdasarkan hasil siklus II maka dilakukan refleksi, kemudian dibandingkan dengan kondisi hasil siklus I.
Hasil analisis terhadap kedisiplinan siswa sebagai indikator untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan ini, dianalisis oleh peneliti dan kolaborator yang dijadikan sebagai acuan tindakan atau langkah berikutnya.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa peningkatan kedisiplinan yang dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kedisiplinan terhadap tata tertib siswa melalui bimbingan kelompok.
Kriteria peningkatan antara siklus I dan siklus II ialah apabila sekurang-kurangnya 75% siswa SMP Negeri 1 Pejagoan anggota bimbingan kelompok sudah tidak melakukan pelanggaran terhadap kedisiplinan tata tertib sekolah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kedisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah pada kondisi awal masih rendah dikarenakan oleh berbagai sebab. Kedisiplinan memiliki arti sangatlah penting karena dengan membiasakan disiplinan sukses bisa teraih dan disiplin kunci keberhasilan dalam membentuk siswa-siswi yang berkualitas. Kedisiplinan siswa akan mengarahkan pada pembiasaan dalam kehidupan,terutama yang berkaitan dengan belajar. Muara akhir dari kedisiplinan yang dimiliki oleh siswa dapat mengarahkan siswa yang bersangkutan untuk dapat berprestasi lebih baik. Kurangnya kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah pada kondisi awal di kelas VIII C. Adapun keadaan peserta didik SMP Negeri 1 Pejagoan masih sering melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan tidak disiplin seperti rambut panjang, disemir merah, membolos, tidak masuk tanpa surat keterangan, ramai pada saat kegiatan belajar mengajar, pemalakan, masih ada siswa yang datang terlambat, membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak memakai ikat pinggang. Dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi di SMP Negeri 1 Pejagoan konselor berupaya mengentaskan permasalahan yang dihadapi siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok. Jumlah siswa SMP Negeri 1 Pejagoan kelas VIII C Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/ 2018 sebanyak 32 orang siswa. Berdasarkan pengamatan pada saat siswa datang kesekolah dan saat KBM dimulai pada hari Rabu 3 Januari 2018 ada 10 siswa laki-laki yang melakukan pelanggaran, 10 siswa laki-laki tersebut melakukan sebanyak 25 item pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.
Deskripsi Hasil Layanan Bimbingan Kelompok Siklus I
Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan kelompok yang dibuat oleh guru pembimbing/ peneliti bersama kolaborator, dilaksanakan layanan bimbingan kelompok pada 10 siswa bermasalah dalam disiplin tata tertib sekolah. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan mengikuti tahap-tahap bimbingan kelompok sebagaimana yang telah dibakukan berdasarkan hasil observasi diperoleh data selama proses sebagai berikut ini.
Hasil Pengamatan terhadap Tindakan Guru
Pada kegiatan ke -1 dan ke-2 layanan bimbingan kelompok (BKp) yang dilakukan guru pembimbing/ peneliti pada siklus I diperoleh data dari pedoman pengamatan sebagai berikut ini. Berdasarkan kriteria penilaian pada tindakan layanan dalam BKp dikelompokan menjadi 3 tingkatan kualitas, yaitu:
a. Kurang Baik = > 25
b. Cukup Baik = 26 – 50
c. Baik = 51 – 75 (total nilai tindakan ideal)
Pelaksanaan tindakan guru pembimbing /peneliti dalam layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori tindakan cukup baik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada siklus II berikutnya maka tindakan-tindakan yang belum baik pada setiap tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu.
Refleksi
Pada siklus I telah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok, hasilnya dibandingkan dengan kondisi awal dengan jumlah pelanggaran sebanyak 25 item, menjadi 20 item pelanggaran, sehingga pada siklus I layanan bimbingan kelompok berhasil menurun jumlah pelanggaran tata tertib sekolah sebesar 20%. Dengan kata lain layanan bimbingan kelompok mencapai keberhasilan 20%.
Masih tingginya tingkat pelanggaran tata tertib tersebut menginformasikan bahwa dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok masih ada kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan-kekurangan tersebut disajikan pada tabel berikut ini.
Kekurangan yang terjadi selama proses kegiatan layanan BKp siklus I terletak pada peran guru pembimbing/ peneliti dalam setiap tahap bimbingan kelompok yang belum dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu perlu adanya perbaikan bagi guru pembimbing/ peneliti dalam menyampaikan layanan bimbingan kelompok.
Deskripsi Hasil Siklus II
Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa hal yang belum dapat dijalankan oleh guru pembimbing/ peneliti dalam menjalankan perannya dalam setiap tahapan dalam layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan. Temuan-temuan tersebut sekaligus merupakan rekomendasi bagi guru pembimbing /peneliti untuk dapat dijalankan pada pelaksanaan layanan BKp pada siklus II. Berdasarkan hasil pelaksanaan layanan BKp yang telah diperbarui pada siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut ini.
Hasil Pengamatan terhadap Pelaksanaan tindakan Guru Pembimbing dalam layanan BKp Siklus II
Hasil pelayanan BKp pada siklus II menunjukan adanya peningkatan kualitas layanan dari kegiatan I ke kegiatan II. Hasil yang dicapai meskipun belum sampai pada tahap ideal, namun sudah masuk kedalam kategori baik.
Hasil Pengamatan terhadap Siswa dalam Kegiatan Layanan BKp Siklus II
Refleksi
Pada siklus II telah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok, hasilnya dibandingkan dengan kondisi hasil refleksi siklus I dengan jumlah pelanggaran sebanyak 20 item, turun menjadi 11 item pelanggaran, sehingga pada siklus II layanan bimbingan kelompok berhasil menurun jumlah pelanggaran tata tertib sekolah sebesar 55%. Dengan kata lain layanan bimbingan kelompok mencapai keberhasilan 55%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil pengamatan oleh guru Bimbingan dan Konseling, maka dengan pemberian layanan Bimbingan Kelompok bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan diri siswa terhadap tata tertib sekolah.
2. Layanan bimbingan kelompok memberikan tempat dan peluang siswa Sekolah Menengah Pertama untuk bisa menyampaikan gagasan yang terkait dengan permasalah yang sedang mereka hadapi dengan rasa aman dan nyaman.
3. Layanan bimbingan kelompok dapat untuk menggali kemampuan siswa dalam mencari alternative ataupun solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi baik permasalahan individu atau permasalahan kelompok.
4. Guru pembimbing dapat meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan sebagai bentuk pelayanan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik professional.
5. Siswa dapat mentaati tata tertib sekolah yang menjadi aturan/ yang diterapkan dengan disiplin.
Saran
Dengan hasil simpulan Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan Konseling yang diperoleh maka kepada pihak-pihak lain diberikan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya Guru / pembimbing peneliti lainnya dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan Konseling dengan menggunakan layanan bimbingan lainnya agar diperoleh “ kosa kata “ yang lebih banyak untuk menghadapi masalah yang muncul dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing professional.
2. Guru pembimbing peneliti penting menjalin kerja sama dengan kolaborator-kolaborator peneliti untuk meningkatkan sensitivitas terhadap persoalan yang muncul dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing profesioanal.
3. Guru pembimbing peneliti perlu mencari strategi-strategi kontemporer dalam mengaktualisasi beragam jenis layanan bimbingan untuk menghadapi beragam persoalan yang ada dalam area tanggung jawab bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama
Mungin Eddy Wibowo (2005), Dinamika Kelompok.Malang.
Murtini. (2009). Akhlak Siswa Terhadap Guru.Semarang: Sindur Press
Jalaluddin, Abdullah Idi. 2012. Filsafat Pendidikan. Ar Ruzz Media. Yogyakarta
Jumarin, M. (1998), Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Program
Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates Yogyakarta.
Sarono. 2014. Buku Panduan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Binatama Cipta Pratama.
Wasty Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yulita Rintyastini, Suzy Yulia Charlotte S. 2006. Bimbingan Konseling SMP. Jakarta: Essis