Meningkatkan Kemampuan Dalam Pembelajaran Tematik
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
BAGI GURU KELAS IV, V MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
TEKNIK KUNJUNGAN KELAS DI DAERAH BINAAN 2 UPTD
DINAS DIKPORA KECAMATAN KALIKAJAR
Suparman
UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar, Wonosobo
Abstrak
Tujuan penelitian tindakan ini adalah penulis ingin meningkatkan kemampuan guru-guru kelas IV dan V dalam pembelajaran tematik sesuai amanat kurikulum 2013 di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015, melalui supervisi akademik teknik kunjungan kelas. Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kegiatan tatap muka dan sebelum dilaksanakan siklus 1 terlebih dahulu dilaksanakan kondisi awal untuk mengetahui secara tepat kemampuan guru-guru kelas IV dan V dalam pembelajaran tematik. Adapun yang menjadi subjek adalah guru-guru kelas IV dan V sebanyak 24 orang yang menjadi daerah binaan penulis dan yang objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menyususun rencana pelaksaan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran tematik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik diskriptif komparatif, yaitu membandingkan data kondisi awal dengan hasil tindakan siklus 1 dan hasil tindakan siklus 2. Kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan guru kelas IV dan V meningkat setelah diberi tindakan melalui supervisi akadeik teknik kunjungan kelas.
Kata kunci: RPP tematik, pembelajaran tematik, supervisi akademik teknik kunjungan kelas.
PENDAHULUAN
Dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 tersebut, khusunya di daerah binaan penulis, muncul permasalahan bahwa sebagian besar guru kelas IV dan V kemampuan pembelajaran tematik, scientifik dan penilaian outentiknya masih rendah. Sehingga pelaksanaan pembelajar–an tematik, scientifik dan penilaian outentik belum berjalan sesuai dengan harapan kurikulum 2013. Padahal indikator utama tercapainya program peningkatan mutu pendidikan adalah kegiatan pembelajaran di kelas yang berlangsung dengan baik, berdaya guna, dan berhasil guna. Untuk dapat mewujudkan proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik,berdaya guna dan berhasil guna serta dapat menekan angka tinggal kelas maupun angka putus sekolah, maka guru harus mampu membuat perencanaan pembelajaran yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Hal ini akan terwujud bila upaya peningkatan kemampuan guru sebagai pengelola Proses Belajar Mengajar diprogramkan secara sistematis. Sebab guru merupakan pelaksana terdepan dari sistem pendidikan yang ada, sudah selayaknya jika kemampu-an mereka, khususnya kemampuan pembelajaran tematiknya ditingkatkan, sehingga lebih professional dalam menjalankan tugas.
Beberapa kegiatan yang diharap-kan dapat rneningkatkan keprofesionalan guru, misalnya diklat, workshop, seminar, dan pembinaan atau supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pengawas . Memang harus diakui, bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun oleh pengawas belum optimal. Akan tetapi juga ada sebagian guru yang sudah ditingkatkan keprofesionalannya dengan perubahan di bidang pendidikan, mereka kembali ke cara mengajar “tradisional” yang dirasakan lebih “nyaman” bagi mereka.
Menurut hasil supervisi akademik yang dilakukan penulis pada awal tahun pelajaran 2014/2015, pembelajaran di kelas IV dan V di seluruh Sekolah binaan, pembelajaran scientifik dengan model pembelajaran tematik belum berjalan secara optimal. Penyebabnya adalah bahwa guru-guru kelas IV dan V belum memahami bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran maupun model pembelajaran tematik, dikarenakan super-visi yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas belum sampai pada pembelajaran tematik. Atau boleh jadi kepala sekolah dan pengawasnya juga belum memahami pembelajaran tematik yang baik dan benar.
Dari uraian singkat latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru kelas IV dan V dalam menyusun RPP tematik masih rendah; (2) Kemampuan guru kelas IV dan V dalam pelaksanaan pembelajaran scientifik dengan model tematik juga masih rendah; (3) Kemampuan guru melaksanakan penilaian outentik don konferhensip masih rendah; (4) Supervisi akademik yang dilakukan baik oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah belum optimal.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah melalui kegiatan supervisi akademik teknik kunjungan kelas yang dilakukan pengawas dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran tematik bagi guru kelas IV dan V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar semester 1 tahun 2014/2015”?
Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran tematik bagi guru kelas IV dan V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar semester 1 Tahun 2014/2015 melalui kegiatan supervisi akademik teknik kunjungan kelas oleh pengawas.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Hakekat Pembelajaran Tematik.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak Sekolah Dasar sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983:28). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Hakekat Supervisi Kelas .
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis daripada inspeksi yang bersifat otokrasi dan mencari-cari kesalahan. Dalam pelaksanaanaya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah guru / pegawai rnenjalankan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya, tetapi juga berusaha bersama-sama guru memperbaiki proses belajar-mengajar / kinerja. Burton (dalam Hosnan, 2000: 3) menyatakan bahwa
Supervision is an expert technical service primarily aimed at studying cooperatively all factors which affect child growth and development.
Kegiatan-kegiatan yang dapakai dilakukan di dalam supervisi antara lain sebagai berikut: (1).Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugas. (2).Berusaha memberi saran kelengkapan alat-alat pelajaran, termasuk media instruksional. (3).Bersama-sama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menemukan metode baru untuk proses belajar-mengajar. (4).Membina kerjasama yang baik dengan guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya, (5).Berusaha menyeimbangkan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan perkernbangan zaman melalui workshop, seminar, in-servise training, atau up grading.
Supervisi Kelas
Supervisi kelas mengacu kepada misi utama pembelajaran, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan prestasi akademik. Supervisi kelas merupakan kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran di sekolah. Supervisi kelas berkepentingan terhadap upaya peningkatan kemampuan profesional guru yang berdampak pada peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Indikator keefektifan supervisi kelas adalah peningkatan hasil belajar peserta didik.
Kerangka Berfikir.
Sebelum peneliti melakukan tin-dakan, kemampuan dalam penyusunan RPP dan pembelajaran tematik bagi guru kelas IV,V masih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan Pembelajaran Tematik adalah dengan melakukan kegiatan supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas. Supervisi akademik ini adalah strategi yang dipilih pengawas atau peneliti dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan dalam menyusun RPP dan pembelajaran tematik bagi guru-guru kelas IV,V.
Adapun langkah-langkah pengawas atau peneliti dalam melakukan supervisi akademik dapat diterangkan sebagai berikut: 1) Kondisi awal pengawas atau peneliti belum melaksanakan supervisi akademik, kemampuan dalam menyusun RPP dan pembelajaran tematik guru kelas IV,V masih rendah ; 2) Pengawas melaksanakan supervisi akademik pada siklus 1 secara kelompok; 3) Hasil dari tindakan siklus 1 belum mencapai hasil yang optimal, sehingga merevisi kembali rencana untuk perbaikan pada siklus 2; 4) Pada siklus yang kedua, langkah dan strategi perbaikan hampir sama dengan tindakan siklus 1, tetapi dilaksanakan secara individual.
Hipothesis Tindakan.
Dari uraian landasan teori dan kerangka berfikir tersebut di atas penulis mengajukan hipothesis tindakan sebagai berikut: “Melalui kegiatan supervisi akade-mik dengan teknik kunjungan kelas yang dilakukan oleh pengawas dapat meningkat-kan kemampuan dalam pembelajaran tematik bagi guru kelas IV,V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar semester 1 Tahun 2014/2015”.
METEDOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di kelas IV,V SD se dabin 2 di lingkungan UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar yang meliputi SDN 1 Simbang, SDN 2 Simbang, SDN 1 Kembaran, SDN 2 Kem–baran, SDN 3 Kembaran, SDN 1 Lamuk, SDN 2 Lamuk, SDN 1 Tegalombo, SDN 2 Tegalombo, SDN 1 Karangduwur,SDN2 Karangduwur, SDN 1 Purwojiwo.
Dalam penelitian ini mengambil subjek guru kelas IV,V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar semester 1 tahun 2014/2015 yang meliputi SDN 1 Simbang, SDN 2 Simbang, SDN 1 Kembaran, SDN 2 Kembaran, SDN 3 Kembaran, SDN 1 Lamuk, SDN 2 Lamuk, SDN 1 Karangduwur, SDN 2 Karangduwur, SDN 1 Purwojiwo, SDN 1 Tegalombo, SDN 2 Tegalombo.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam penyusunan RPP dan pembelajaran tematik bagi guru kelas IV, V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar pada semester 1 tahun pelajaran 2014/ 2015, yang meliputi SDN 1 Simbang, SDN 2 Simbang, SDN 1 Kembaran, SDN 2 Kembaran, SDN 3 Kembaran, SDN 1 Lamuk, SDN 2 Lamuk, SDN 1 Karangduwur, SDN 2 Karangduwur, SDN 1 Purwojiwo, SDN 1 Tegalombo, SDN 2 Tegalombo.
Sumber data utama atau data primer dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, V SD di dearah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar, sejumlah 12 Sekolah Yang meliputi SDN 1 Simbang, SDN 2 Simbang, SDN 1 Kembaran, SDN 2 Kembaran, SDN 3 Kembaran, SDN 1 Lamuk, SDN 2 Lamuk, SDN 1 Karangduwur, SDN 2 Karangduwur, SDN 1 Purwojiwo, SDN 1 Tegalombo, SDN 2 Tegalombo.
Sedangkan sumber data pendu-kung atau data sekunder diperoleh dari teman sejawat yang ikut berperan sebagai observer dalam kegatan pembelajaran pada saat tindakan berlangsung.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Menurut hasil supervisi akademik yang dilakukan penulis pada awal tahun pelajaran 2014/2015, pembelajaran di kelas IV,V di seluruh SD binaan, belum menggunakan model pembelajaran tematik sesuai tuntutan kurikulum 2013. Penye-babnya adalah bahwa guru-guru kelas IV,V belum memahami bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran maupun model pembelajaran tematik, dikarenakan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas belum sampai pada pembelajaran tematik. Atau boleh jadi kepala sekolah dan pengawasnya juga belum memahami pembelajaran tematik yang baik dan benar.
Deskripsi Data Siklus 1
Berdasarkan data kondisi awal tersebut kemudian penulis merancang tindakan di siklus 1 dalam rangka meningkatkan kemampuan pembelajaran tematik bagi guru-guru kelas IV dan V di daerah binaan penulis. Adapun rancangan tindakan di siklus 1 tersebut adalah sebagai berikut:
Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari Kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, pe-ngalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Renca-na pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditetapkan dalam silabus pembela-jaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi: 1). Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). 2). Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan. 3). Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. 4). Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup). 5). Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. 6). Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).
Pelaksanaan Tindakan.
a. Pelaksanaan apersepsi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan terlebih dahulu persiapan pelaksanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk itu pada kegiatan apersepsi ini pengawas atau peneliti mempersiapkan silabus dan cara menyusun jaringan tema yang akan disampaikan pada pembinaan terhadap guru-guru kelas IV dan V.
b. Pelaksanaan kegiatan inti.
Pengawas menjelaskan materi dalam pembinaan terhadap guru-guru kelas IV dan V. Adapun kegiatan yang dilakukan dari pertemuan pertama samapai pertemuan ke 4 adalah meliputi kegiatan pemetaan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah: (1) Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator; (2) Menentukan tema; (3) Identifikasi dan analisis Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan Indikator; dan (4) Menetapkan Jaringan Tema.
Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pem-belajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditetapkan dalam silabus pembela-jaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi: 1). Identitas mata pelajaran; 2). Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan. 3). Materi pokok beserta uraiannya; 4). Strategi pembelajaran; 5). Alat dan media yang digunakan; dan 6). Penilaian dan tindak lanjut. Kegiatan penutup. Pada kegaiatan penutup pengawas membimbing para guru menyusun RPP tematik
Diskripsi Siklus 2
1. Perencanaan.
Setelah melihat hasil tindakan di siklus 1, maka pengawas belum puas karena masih banyak guru kelas IV dan V yang belum benar-benar menguasai cara menyusun RPP tematik dan pelaksanaan pembelajaran tematik termasuk di dalamnya pelaksaan penilaian autentik, sehingga pengawas merancang kembali tindakan di siklus 2.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Pertemuan 1
Guru-guru kelas IV dan V dikumpulkan kembali untuk menerima penjelasan dari pengawas tentang hasil evaluasi kegiatan di siklus 1. Meskipun pembelajaran model tematik ini di Indonesia sudah dimulai tahun 2007, namun ternyata bahwa guru-guru kelas IV dan V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar model pembelajaran tematik ini merupakan hal baru. Sehingga selama penulis mengamati proses pembelajaran di siklus 1 dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: (1) Guru masih kesulitan dalam menentukan jaringan tema antar mata pelajaran. (2) Guru masih kesulitan merumuskan tujuan pembelajaran; (3) Guru masih kesulitan dalam melaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran.
Pertemuan 2.
Hal-hal penting yang ditemukan selama tindakan di siklus 2 sebagai berikut: (1) Guru masih banyak yang kesulitan dalam menyusun soal-soal evaluasi. Pengawas menjelaskan kembali cara menyusun soal-soal evaluasi tersebut; (2) Untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran tematik kemudian pengawas mengusahakan contoh buku-buku tematik untuk kelas IV dan V Sekolah Dasar, dengan harapan buku-buku tersebut dibaca, dipelajari dan selanjutnya dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pembelajaran tematik di sekolahnya masing-masing; Kemampuan membaca,menulis dan berhitung siswa kelas IV dan V di beberapa sekolah masih rendah. Kemudian guru-guru diajak berdiskusi bagaimana caranya agar siswa-siswa kelas IV dan V yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung dapat segera diatasi.
Pertemuan ke 3 dan 4
Pada pertemuan ke 3 Guru-guru kelas IV dan V diberi tugas kembali untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran tematik. Dan pada pertemuan ke 4 guru-guru kelas IV dan V melaksanakan pembelajaran kembali di kelasnya masing-masing. Pengawas mengmati kembali pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukann guru-guru kelas 1 dengan menggunakan lembar pengamatan, instrument IPKG 1 dan instrument IPKG 2.
Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan analisis observer, dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru-guru kelas IV dan V dalam menyusun RPP tematik setelah diberi tindakan dari nilai rata-rata 2,84 pada kondisi awal, naik menjadi rata-rata 3,49 pada siklus 1 dan naik menjadi rata-rata 4,33 pada siklus 2; (2) Kemampuan guru-guru kelas IV dan V dalam melaksanakan pembelajaran tematik setelah diberi tindakan dari nilai rata-rata 2,96 pada kondisi awal, naik menjadi rata-rata 3,97 pada siklus 1 dan naik menjadi rata-rata 4,41 pada siklus 2; dan (3) Supervisi akademik yang dilakukan pengawas secara terencana,teratur dan terus menerus berpengaruh besar terhadap peningkatan kemampuan guru kelas IV dan V dalam menyusun RPP tematik maupun melaksanakan model pembelajaran tematik di dalam kelas.
PENUTUP
Simpulan.
Dari hasil penelitian tindakan sekolah di atas dapat disimpulkan baik secara teoritik maupun secara empirik bahwa kegiatan supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas yang dilakukan oleh pengawas dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran tematik bagi guru kelas IV,V di daerah binaan 2 UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Kalikajar semester 1 Tahun 2014/2015.
Saran-Saran
1. Sudah saatnya para guru kelas IV dan V dalam melaksanakan pembelajaran, menggunakan model pembelajaran tematik, sesuai amanat kurikulum 2013.
2. Kepala sekolah sebaiknya meningkatkan supervisi terhadap guru-guru yang menjadi tanggung jawabnya di sekolah tersebut, terutama supervisi terhadap proses pembelajaran.
3. Diharapkan para kepala sekolah di daerah binaan penulis mengusahakan buku tematik agar para guru tidak kesulitan didalam menyusun RPP maupun pelaksanaan pembelajaran tematik.
DAFTAR PUSTAKA
Andri,A.M.Pd. dkk.Pembelajaran Tematik di kelas 1,2 dan 3 Sekolah Dasar,2010, Grasindo,Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional,2006, Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar, Jakarta.
—————————–, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Kurikulum 2006, Jakarta.
Elizabet B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
———————–, 1991. Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga
H.J. Guno. 1996. Belajar dan Pembelajaran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta:
M. Ngalim Purwanto M. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Monk Dkk, 1991.Psikoogi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Peraturan Pemerintah NO.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Sarlito Wirawan. 1999. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Sudaryono,Nasarius,2006,Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan “Sisko” 2006, Jakarta,Grasindo.
Undang-Undang RI N0:20 Th 2003. Sistem Pendidikan Nasional: Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.