Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Menyusun Huruf
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PADA ANAK SLOW LEARNER MELALUI MEDIA MENYUSUN HURUF
Astien Liyana
Ajeng Ayu Widiastuti
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak slow learner melalui media menyusun huruf. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan subyek tunggal. Penelitian ini dilakukan selama 7 sesi yaitu dibagi menjadi 2 fase, yaitu 3 fase baseline dan 4 fase intervensi. Penelitian ini menggunakan 1 indikator yaitu anak dapat membaca kata melalui susunan huruf yang ditunjukkan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis visual yang dibagi menjadi 2 yaitu dalam kondisi dan antar kondisi. Berdasarkan data analisis yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan media menyusun huruf yang dapat meningkatkan kemampuan membaca anak.
Kata Kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, Slow Learner, Kemampuan membaca, Media Menyusun Huruf.
ABSTRACT
This study aims to improve the reading ability of slow learner child through the media composing letters. This research was conducted using an experimental method with a Single Subject Experiment. In this study carried out for 7 sessions namely divided into 2 phases, namely 3 baseline phases and 4 intervention phases. This research are using 1 indicator, children can read the words indicated by composing the words. The data obtained were analyzed using visual analysis which was divided into 2 namely in conditions and between conditions. Based on the data analysis carried out it can be concluded that using media composes letters that can improve child’s reading skills.
Keywords: Child with Special Need, Slow Learner, Ability to read, Media Compose Letters.
PENDAHULUAN
Anak dengan kriteria lamban belajar atau slow learner memiliki konsentrasi dan daya ingat yang dapat dikatakan kurang. Anak dengan kriteria ini membutuhkan cara dan waktu yang lebih beragam dan lama untuk dapat menguasai materi atau pengetahuan yang sedang dipelajari. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar pada anak sesuai dengan tingkat usianya, terutama pada bidang yang membutuhkan simbol. Akan tetapi anak dengan kriteria lamban belajar memiliki kelebihan dalam bidang tertentu. (Mumpuniarti, Rudiyati, Sukina, & Cahyaningrum).
Membaca sebagai proses visual merupakan proses yang diucapkan melalui bunyi atau suara. Selain itu, sebagai proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan membaca kreatif (Ningtyas, 2014). Membaca merupakan sebuah proses mengeja simbol-simbol tulisan kedalam bunyi atau suara. Maka dasar membaca awal adalah tahap pembelajaran membaca untuk mengembangkan ketrampilan dasar membaca. Ketrampilan ini meliputi ketrampilan mengenal huruf, membaca kata, serta membaca kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang wajar secara lancar akan tetapi tidak ditekankan pada pemahaman isinya karena pemahaman isi akan dilaksanakan dan ditekankan pada tahap membaca selanjutnya pada kelas yang lebih tinggi. Kemampuan membaca diperoleh anak melalui tahap yang paling dasar, anak akan belajar melihat gambar, huruf, kata dan membaca buku cerita, apabila anak mengikuti tahapan dengan baik, maka anak akan cepat dalam belajar membaca.
Beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kemampuan dasar membaca dapat dimulai dengan memperkenalkan huruf, suku kata, kata dan kalimat. Sedangkan hakikat membaca permulaan adalah belajar mengenal lambang-lambang bunyi bahasa dan rangkaian huruf kemudian menghubungkan dengan makna yang terdapat dalam rangkaian huruf tersebut. (Ningtyas, 2014)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herlinda (2014), dengan melalui media audio visual dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak. Widya (2018), dengan menggunakan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak berkesulitan belajar. Ariyati (2014), dengan menggunakan media gambar anak dapat meningkatkan kemampuan membaca.
Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak dengan kategori slow learner melalui menyusun huruf.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen subjek tunggal, dengan desain A-B. Penelitian subjek tunggal ini bertujuan untuk memodifikasi perilaku. Kondisi baseline dilakukan selama 3 sesi dengan indikator anak dapat membaca kata melalui huruf-huruf yang ditunjukkan. Kondisi intervensi dilakukan selama 4 sesi dengan indikator yang sama pada kondisi baseline.
Subjek penelitian ini ialah seorang anak berusia 8 tahun 4 bulan dengan kategori slow learner. Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis visual.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil pelaksanaan penelitian selama 7 sesi yang dibagi menjadi 3 sesi baseline dan 4 sesi intervensi.
perolehan data pada saat membaca kata yang ditunjukkan oleh peneliti. Kondisi baseline terdapat 3 sesi, yang dimulai dari sesi 1-3. Pada kondisi baseline peneliti hanya meminta kepada subjek untuk membaca tulisan. Pengukuran pada baseline 0-4. Pada fase intervensi terdapat 4 sesi, yang dimulai dari sesi 3-7. Pada fase ini peneliti meminta anak untuk menyusun huruf lalu dibaca.
ANALISIS DALAM KONDISI
Table 1 Analisis Dalam Kondisi
Analisis dalam Kondisi | |||
No | KONDISI | A/1 | B/1 |
1 | Panjang Kondisi | 3 | 4 |
2 | Estimasi kecenderungan Arah | / | / |
(+) | (+) | ||
3 | Kecenderungan Stabilitas | Variabel | Variabel |
33% | 25% | ||
4 | Kecenderungan Jejak | / | / |
(+) | (+) | ||
5 | Level Stabilitas | 0-4 | 6-8 |
Variabel | Variabel | ||
6 | Level Perubahan | 4-0 | 8-2 |
(+4) | (+6) |
Kondisi yang dianalisis yaitu kondisi Baseline (A) dan kondisi Intervensi (B). Komponen analisis pada kemampuan mengambil angka sesuai dengan instruksi pada baseline (A) 3 dan pada intervensi (B) 4. Kecenderungan arah yang ditunjukkan pada kondisi baseline positive (+), sedangkan pada kondisi intervensi mengatakan bahwa kecenderugan arah yang ditunjukkan positive (+). Kecenderungan stabilitas yang ditunjukkan pada kondisi baseline (33%) variabel dan pada kondisi intervensi (25%) tidak stabil atau variable. Kecenderungan stabilitas pada kondisi baseline dan intervensi mendapatkan hasil variable, hal ini disebabkan oleh kurangnya waktu dalam pengambilan data untuk intervensi, sehingga hasilnya menjadi tidak stabil (variable). Kecenderungan jejak yang ditunjukkan pada kondisi baseline (A) meningkat (+) dan pada kondisi intervensi
ANALISIS ANTAR KONDISI
Table 2 Analisis Antar Kondisi
Analisis antar Kondisi | |||
No | PERBANDINGAN KONDISI | B2/A1 | |
1 | J umlah variable yang diubah | 1 | |
2 | Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya | / | / |
(+) | (+) | ||
Positif | |||
3 | Perubahan Kecenderungan Stabilitas | Variabel ke Variabel | |
4 | Perubahan Level | 7-3 | |
(+4) | |||
5 | Persentase Overlap | 0% |
Analisis antar kondisi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh intervensi terhadap variable. Analisis antar kondisi dalam kemampuan kemampuan mengambil angka sesuai dengan instruksi sub variable yang akan diubah 1. Perubahan kecenderungan yang ditunjukkan yaitu meningkat (+). Kecenderungan stabilitasnya yaitu variabel ke variable. Perubahan level dalam kemampuan ini meningkat +4. Dalam kondisi ini intervensi yang diberikan menunjukkan bahwa mempengaruhi namun tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada overlap 0% yang menunjukkan bahwa berpengaruh, namun kecenderungannya dari variable ke variable
PEMBAHASAN
Di dalam penelitian yang peneliti lakukan mendapatkan data bahwa dengan menggunakan bermain anak dapat lebih bersemangat dalam belajar membaca. Berdasarkan penelitian ini, penerapan PAKEM yang berpengaruh dapat meningkatkan kemampuan membaca (Mayangsari, 2014)
Pembelajaran membaca menggunakan metode SAS sangat berguna dalam meningkatkan keterampilan membaca pada anak lambat belajar (slow learner) (Lisnawati & Muthmainah, 2019). Hal ini sama dengan data yang dihasilkan oleh peneliti bahwa kemampuan membaca slow learner dapat meningkat dengan memberikan intervensi.
Dengan menggunakan permainan anak dapat meningkatkan kemampuannya, seperti anak yang diberikan perlakuan, lebih tinggi dibandingkan yang tidak diberi perlakuan sama sekali (Herlinda, 2014).
Hasil penelitian yang peneliti lakukan mengatakan, dengan menggunakan media menyusun huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca anak slow learner. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa dengan menggunakan permainan yang sudah disiapkan juga dapat meningkatkan kemampuan membaca anak. Dalam hal ini berarti untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca anak membutuhkan media atau alat yang sudah disiapkan (Rosalina, 2011)
Penelitian yang sebelumnya mengatakan bahwa dengan menggunakan metode fishing game mempunyai dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca awal anak usia dini. Indikator yang ditentukan oleh penelitian sebelumnya adalah kemampuan memahami huruf awal dan memilih gambar dengan kata yang sesuai (Faizah & Ernawati, 2018). Dalam penelitian yang peneliti lakukan mendapatkan hasil bahwa dengan menggunakan bermain menyusun kata dapat meningkatkan kemampuan membaca anak.
Agar pembelajaran lebih kondusif dan menarik minat anak, sebaiknya guru lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan disajikan dalam bentuk permainan. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak (Delfita, 2009).
Penelitian sebelumnya menunjukkan data bahwa permainan ular tangga berpengaruh terhadap kemampuan awal membaca kata pada anak kelompok B PAUD Permata Bunda Blitar. Hal ini sama dengan penelitian yang peneliti lakukan bahwa dengan menggunakan permainan menyusun huruf anak dapat meningkatkan kemampuan membaca (Ningtyas, 2014)
Penelitian yang sebelumnya mengatakan bahwa pembelajaran kartu kata dalam permainan domino memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas I Gugus I Banyuning, Singaraja (Janawati, Sudiana, & Dantes, 2013). Hal ini sama dengan penelitian yang peneliti lakukan bahwa dengan menggunakan permainan menyusun huruf dapat membantu meningkatkan kemampuan membca anak.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan mengatakan bahwa dengan menggunakan aplikasi bermain menyusun huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca anak, sehingga kosakata yang dikuasai oleh anak dapat bertambah. Hal ini sama dengan penelitian yang sebelumnya menunjukkan bahwa aplikasi permainan kartu kata dalam meningkatkan perkembangan kemampuan penguasaan kosakata anak usia dini dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa (Rahmat & Heryani, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kemampuan membaca untuk permulaan pada anak yang diberikan perlakuan permainan scrabble dan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca anak (Aulina, 2016). Oleh sebab itu data yang dihasilkan oleh peneliti bahwa dengan menggunakan permainan, anak dapat meningkatkan kemampuan membacanya.
KESIMPULAN
Membaca adalah proses menterjemahkan atau mengartikan simbol-simbol tulisan kedalam bunyi atau suara. Anak lamban belajar yang memiliki karakter kurang konsentrasi, daya ingat yang sangat kurang, hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar pada anak. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah, meningkatkan kemampuan membaca pada anak slow learner melalui media menyusun huruf. Menggunakan media menyusun huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca anak slow learner. Hal ini ditunjukkan melalui gambar 1 menunjukkan data adanya peningkatan. Dengan demikian peneliti mengharapkan agar orangtua dapat tetap mengajarkan anak membaca dengan menggunakan media menyusun huruf sehingga anak dapat lebih fasih dalam membaca. Pada penelitian selanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan akan lebih efektif jika waktu yang diberikan lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Aulina, C. N. (2016). Pengaruh Permainan Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun. Pedagogia: Jurnal Pendidikan, 1(2), 131. Https://Doi.Org/10.21070/Pedagogia.V1i2.36
Delfita, R. (2009). Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Permainan Gambar Dalam Bak Pasir Di Taman Kanak-Kanak Bina Anaprasa Mekar Sari Padang. Jurnal Pesona Paud, Vol I(No.I), 1–10.
Faizah, U., & Ernawati, E. (2018). Menstimulasi Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Fishing Game. Thufula: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 4(1), 103. Https://Doi.Org/10.21043/Thufula.V4i1.1978
Herlinda, F. (2014). Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Melalui Media Audio Visual Bagi Anak Slow Learner. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 3(3), 53–63. Retrieved From Http://Ejournal.Unp.Ac.Id/Index.Php/Jupekhu
Janawati, D. P. A., Sudiana, I. N., & Dantes, N. (2013). Pengaru Implementasi Pembelajaran Kartu Kata Dalam Permainan Domino Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1). Retrieved From Http://Pasca.Undiksha.Ac.Id/E-Journal/Index.Php/Jurnal_Pendas/Article/View/552
Lisnawati, L., & Muthmainah, M. (2019). Efektivitas Metode Sas (Struktur Analitik Sintetik) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Bagi Anak Lambat Belajar (Slow Learner) Di Sdn Demangan. Jurnal Psikologi Integratif, 6(1), 81. Https://Doi.Org/10.14421/Jpsi.V6i1.1468
Mayangsari, D. (2014). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Kelas 1 Sd Mardi Putera Surabaya Dengan Menggunakan Pakem (Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan). Modeling: Jurnal Program Studi Pgmi, 1(1), 61–68.
Ningtyas, D. P. (2014). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Ular Tangga. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 8(2), 247–256. Retrieved From Http://Pps.Unj.Ac.Id/Journal/Jpud/Article/View/75
Rahmat, P. S., & Heryani, T. (2014). Pengaruh Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Dan Penguasaan Kosa Kata. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 8(1), 2014. Retrieved From Http://Pps.Unj.Ac.Id/Journal/Jpud/Article/View/61
Rosalina, A. (2011). Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain. Psycho Idea, 9, 19–35.