MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH MEMANFAATKAN DIAGRAM PANAH SISWA KELAS IV

SDN 1 NGAWEN SEMESTER 2 TAHUN 2015/2016

Eko Raharjo

Guru SDN 1 Ngawen Kec. Ngawen Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk meminimalkan kesulitan siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016 dalam mengerjakan matematika materi bilangan bulat dengan diagram panah. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016 sejumlah 35 siswa,terdiri dari 14 siswa putra dan 21 siswa putri. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan sebanyak dua kali. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi,obervasi dan tes tertulis . alat pengumpulan data berupa dokumen daftar nilai, lembar observasi dan butir soal tes. Validasi data yang dilakukan dengan menggunakan aobserver teman sejawat dan penyusunan kisi-kisi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Berdasarkan Penelitian ini yang dapat dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan memperdayakan Lembar Kerja Siswa dan penggunaan Diagram Panah dapat membantu mengatasi kesulitan pada pelajaran Matematika kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun 2015/2016. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini rata-rata nilai Pos Tes Pra Siklus = 64,4 ( tingkat ketuntasa 50% ), Siklus I Nilai Pos Tes rata-rata = 73,3 ( tingkat ketuntasan 80% ) Siklus II Nilai Pos Tes rata-rata = 92%. Dengan demikian dalam pembelajaran Matematika pada pokok bahasan Menjumlah Bilangan bulat ( menjumlahkan Bilangan Positif dan Negatif, Bilangan Negatif dan Positif ) kesulitan siswa dapat diminimalkan melalui Lembar Kerja Siswa dan Penggunaan diagram Panah.

Kata Kunci: Metode Pemecahan Masalah, Kemampuan menjumlahkan Bilangan Bulat.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu uni-versal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran pen-ting dalam berbagai disiplin dan memaju-kan daya pikir manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan informasi dan komunikasi dan dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan,aljabar analisis, teorin peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasain dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik sebagai subjek dalam pmbangunan, diperlukn modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran disekolah yang merupakan bagian dari pendidikan.

Pembelajaran matematika antara lain ditujukan untuk membina kompetensi (kognitif) siswa dalam tiga hal yaitu pemahaman konsep dan prosedur, penalaran, dan pemecahan masalah. Oleh karena itu kemampuan berkomunikasi yang dibina adalah kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan aktivitas berfikirnya menyangkut tiga hal itu. Dengan demikian pemebelajaran metematika harus memberi perhatian pada kemampuan siswa mengko-munikasikan gagasannya dalam memahami konsep dan prosedur, memecahkan masalah atau melakukan penalaraan, baik secara lisan maupun tertulis, Shadig (2003:34-36) memberi contoh tentang komunikasi yang dapat dilakukan antar siswa pada pembelajaran matematika, yaitu: (1) Membuat catatan harian, Catatan harian dapat berupa catatan tentang hubungan antar topik lama yang dipelajari. Catatan tentang laporan rinci langkah-langkah penyelesaian suatu soal; (2) Membuat laporan proses dan hasil pemecahan masalah dan penyelidikan (yang memerlukan penalaran );(3) Membuat laporan kesalahan yang telah diperbuat dalam penyelesaian suatu latihan atau permasalahan suatu latihan atau permasalahan matematika. Tugas membu-at laporan bukan untuk menghu-kum siswa namun untuk menjadi bekal dalam memperbaiki kesalahan itu. Oleh karena itu laporn mencakup: kesalahan apa yang diperbuat,apa penyebab kesalahan itu dan bagaimana yang seharusnya.

Pada darf” Kurikulum KTSP” Standart Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD/MI (2004:12) dinyatakna bahwa siswa dikatakan mampu berko-munikasi dalam matematika jika mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis,atau memprentasikannya. Kemampuan berko-munikasi siswa mengacu pada indikator yang telah diuraikan diatas yaitu menyajikan pernyataan matematika secara lisan,tertulis,gambar, dan diagram.

Dalam kenyatannya,masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika. Sebelumnya sebagian siswa menganggap mata pelajara matematika adalah mata pelajaran yang sulit, hal ini nampak rendahnya prestasi belajarnya. Selain itu rendahnya prestasi belajar matematika juga dipengaruhi oleh kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dikelas. Hal ini sangat mengahambat siswa untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Partisipasi ini berhubungan erat dengan kemampuan komunikasi siswa. Rendahnya kemampuan komunikasi ini mengakibatkan siswa sulit untuk mencerna soal-soal yang diberikan sehingga mereka tidak bosa memecahkan masalah tersebut. Seorang siswa yang memiliki kemampauan komunikasi yang baik akan dapat dengan mudah mengambil suatu langkah untuk meneyelesaikna sebuah persoalan.

Proses kerja matematika pada pembelajaran matematika seperti yang telah disebutkan diatas itu dapat dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar menggunakan metode belajar kelompok kecil memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan suatu permasa-lahan terlebih dahulu kemudian mencari penyelesaian dengan mengkomunikasikan pendapatnya dalam kelompok, khususnya tentang materi pokok bahasan pelajaran matematika. Keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran ini dapat diukur dari dua sisi yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan serta kemampuan siswa dalam mengkomunikasi-kan gagasannya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada.

Masalah-masalah diatas membu-tuhkan sebuah solusi pembelajaran yang daapat menyelesaikan semua permasalah-an yang dihadapi siswa. Model pembelajar-an yang diginakan selayaknya dapat membantu siswa untuk memecahkan masalahnya secara mandiri. Disini membu-tuhkan peran guru untuk dapat membawa anak didiknya untuk mempunyai kemam-puan tersebut. Guru haruslah dapat menciptakan suasana belajar yang mampu mengeksplorasikan kemampuan yang dimiliki siswanya dalam memecahkan masalahnya sendiri. Kemampuan meme-cahkan masalah yang dimilikim siswa ini nantinya diharapkan dapat memperbaiki prestasi belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan yang tersebut diatas. Atas dasar tersebut maka penelitu tertantang menegembangkan kemampuan komunikasi dalam pemecahan masalah siswa SD.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Penerapan Metode Peme-cahan Masalah dapat Meningkatkan Presta-si belajar Matematika materi penjumlahan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitiaan

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk Meningkatkan Prestasi belajar Matematika materi penjumlahan bilangn bulat bagi siswa Kelas IV SD N 1 ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Pada semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui Penerapan Metode Pemecahan Masalah.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Matematika

Apakah Matematika itu ? Hingga saat ini belum da kesepakatan yang bulat diantara para matematika tentang apa matematika itu. Sedangkan sasaran pene-laahan matematika itu sendiri sebagaimana kita tahu,tidaklah konkrit melainkan abstrak oleh karena itu untuk menjawab apa matematika itu ? sejumlah tokoh memberi definisi,komentar atau pandangan. Matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika,batang tubuh dari bilangan dan ruang,rangkaian metode untuk menarik kesimoulan,esensi ilmu terhadap dunia fisik dan sebagai aktifitas intelektual.

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,potensi,minat,bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa (Suyitno,2004:1) tujuan pengajaran dapat dicapai,guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga anatara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi dengan hrmonis (Suhito,2000:12)

Metode Pemecahan Masalah

Metode Pemecahan Masalah merupakan pembelajaran yang bisa dikatakan efektif. Dikatakan efektif karena siswa diberi perhatian penuh dan lebih mendalam untuk dapat menguasai suatu masalaah sehingga dapat memecahkannya dengan baik. Pemecahan masalah yang lebih fokus untuk lebih memberi perhatian kepada siswa atau dengan kata lain adaalah dengan pengajaran privatisasi. Pembelajaran dengan privatisasi amka siswa akan lebih mudah memahami materi. Hal ini dikarenakan guru sebagai pendidik berdiri sebagai guru pribadi bagi siswa sehingga nantinya siswa akan lebih dekat dengan gurunya. Apabila siswa merasa lebih dekat dan merasa diberi perhatian lebih dekat dan merasa diberi perhatian lebih padaa saat pembelajaran dikelas maupun diluar kelas maka siswa tidak akan sungkan untuk mengemukakan ketidakta-huannya terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya. Dengan seperti itu maka siswa akan lebih cepat memahami mata pelajaran yang dijelaskna oleh guru sebagai pendidik dan nantinya akan lebih mudah untuk memecahkan masalah atau menghadapi kasus yang ada pada mata pelajaran.

Meningkatkan kemampuan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat,yakni meningkatkan perhatian dalam pembelajar-an baik belajar,berinteraksi,mengeluarkan ide,pikiran, dan gagasan serat meningkat-kan kemampuan siswa dalam mempresen-tasikan hasil. Mengambil salah satu manfaat,siswa setiap hari. Maka harapan-nya adalah siswa dapat meningkatkan kemampua siswa dan hasil belajarnya serta mampu memecahkan masalah yang berkaitaan dalam kehidupan sehari-hari.

Hipotesis Tindakan

Berdasrkan kerangka berfikir tersebut,maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah: Dengan Metode Pemecahan Masalah dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada semester 2 tahun 2015/2016 selama 3 bulan, dengan subjek penelitian SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora sejumlah 35 siswa yaitu 14 laki-laki dan 21 perempuan .waktu dan subjek ini diambil karena pertimbangan bahwa peneliti adalah guru SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016. Sumber data dalam PTK merupakan sumber data primer yaitu nilai pre-tes, nilai ulangan harian pada siklus I dan II serta pertimbangan hasil diskusi kolaborasi dengan teman sejawat. Dalam setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalaha tes yakni untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Observasi untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa. Wawancara untuk mendapat data tingkat keberhasilan dalam implentasi metode pemecahan masalah. Diskusi digunakan untuk refleksi setiap siklus. Alat pengumpul data yakni tes dengan yakni tes dengan meggunakan butir-butir soal. Observasi dengan lembar observasi. Wawancara untuk mengetahui pendapat dan sikap siswa dalam keterlibatannya pada proses pembelajaran. Diskusi menggunkan lembar hasil pengamatan.

Validasi dan Analisis Data

Validasi daata dilakukan untuk memperoleh data yang valid. Data yang diperoleh melalu observasi divalidasi dengan melibatkan observer teman sejawat, sedangkan tes butir soalnya di validasi dengan menyusun kisi-kisi. Sedangkan analisis datanya adalah hasil belajar yang dianalisis nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh siswa baik siklus I dan siklus II dengan klasifikasi rendah, sedang,dan tingkat tinggi. Untuk aktivitas siswa dianalisis tingkat keaktifannya dalam proses pembelajaran dengan menggunkan diagram panah dan mampu mempresentasikan hasil sekaligus menyimpulkan hasil.

Prosedur penelitian

HASIL TINDAKAN

Siswa apakah sudah ada 75% yang mendapatkan nilai diatas KKM. Dan apakah ada 70% siswa yang aktif dalam pemecahan masalah. Serta apakah da 70% siswa yang mampu mempresentasikan hasil setidak-tidaknya 70% siswa aktif untuk dapat menyimpulkan hasil. Pada siklus II juga sama seperti pada sikls I. Hanya saja pada ini guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan hasil serta teknik-teknik pemecahan masalah.

Deskripsi hasil PTK ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus I dan II untuk pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunkan metode pemechan masalah yang dilakukan untuk siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Kondisi awal siswa nilai siswa sangat rendah hal ini terlihat dari nilai pre-tes. Nilai rata-rata pre-tes yang jauh dibawh KKM inilah yang menetapkan untuk mengadakan perbaikan dengan penelitian tindakan kelas.

Hasil siklus I

Pada siklus I rata-rata nilai ulangan siswa 53,3 masih dibawah KKM = 58; Skor aktivitas siswa rata-rata 57,8%;Guru dalam siklus I hanya memberikan penjelasan tentang pemahaman atau penguasaan terhadap mteri penjumlahan bilangan bulat. siswa kesulitan megerjakan soal. Guru tidak memberi langkah-langkah;siswa belum paham tentang penjumlahan bilangan bulat siswa kesulitan menyimpulkan dan mempresentaasikan hasil.

Hasil siklus II

Pada siklus II sama seperti pada siklus I,namun pada siklus II guru dalam pelaksanaan tindakan menambah alat dan menyusun langkh-langkah dalam pemecahan maasalah serta membuat daftar pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan. Pada siklus II rata-rata nilai ulangan harian siswa naik sangat signikfikan yaitu 71,1. Sedangkan skor aktivitas juga naik sangat signifikan jug yaitu 82,8%. Berdasarkan perbandingan siklus I dan siklus II 94,4% nilainya naik. Nilai yang sudah diatas KKM adalah 88,9% sehingga masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM sebanyak 11,1%. Dari sinilah dapat memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dan hasil belajar.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian sangat signifikan,hal ini dapat terlihat dari perbandingan dari nilai rata-rata ulangan harian dan skor aktifitassiswa dalam pembelajaran. Nilai rata-rata ulangan harian siklus I adalah 53,3 pada siklus II menjadi 71,7 skor aktivitas siklus I 57,8% pada siklus II naik menjadi 82,8%. Maka dari hasil inilah penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa dengan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016.

Saran

Dalam proses penelitin ini peneliti ingin berbagi penglaman kepada guru khususnya dan pendidikan pada umumnya. Saran yang diberikan adalah dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru bisa berfikir kreatif dan tidak monoton dalam mengajaar,serta memahami dan menyadari bahwa siswa adalah makhluk individu yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sehingga guru dalam pengajarannya harus lebih variatif dan lebih mengembangkan kreatifitas siswa untuk menarik minat siswa untuk memahami pelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Matematika Secara Aljabar oleh siswa kelas VIII. Skripsi program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Santa Dharama Yogyakarta. Diunduh: 11-1-2010

Dekdikbud. 1994. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Menengah Pertama.Jakarta

Dekdikbud.1996. Pengelolaan Sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta

Dekdikbud.1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama.Jakarta

Gordon Dryden dan Jeannette Vos 2001.Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution ).

Bandung:kaifa

Madya Eko Susilo dan Bambang Triyanto.1990.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Ujujg Pandang: Effthar dahara Prize.

Noeng mujair. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta:Dirjen

Dikti Dekdikbud P2TA BP3GSD Unit Kendali Mutu Sekolah Dasar,1996).

Sanjaya, Wina,(2008) Perencanaan dan Desaian Sistem Pembelajaran.

Kencana Prenada Media Group-Jakarta).

 

Suharsini Arikunto.1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.