Meningkatkan Kesiapan Kerja Melalui Bimbingan Klasikal Project Based Learning
MENINGKATKAN KESIAPAN KERJA
MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL PROJECT BASED LEARNING
Arlinda Dwi Cahyani
SMK Negeri 1 Cilengkrang Bandung
ABSTRAK
Kesiapan kerja harus dipunyai oleh siswa, terutama pada siswa kelas XII, perencanaan kerja tidak selalu tentang usaha, akan tetapi lebih kepada kelanjutan setelah lulus SMK. Banyak siswa di SMK mengalami kebingungan untuk rencana karirnya. Salah satu tugas guru BK di sekolah adalah melakukan bimbingan karier dimana bertujuan untuk membantu siswa dalam permasalahan karier ke depan. Perlunya metode pemberian layanan yang tepat dan menarik dalam kegiatan layanan. Salah metode yang bisa dilakukan adalah dengan project based learning, dimana kegiatan ini menuntut produk dari siswa sehingga dapat dengan jelas peningkatan kesiapan kerja siswa.
Kata Kunci: Kesiapan Kerja, Project Based Learning
PENDAHULUAN
Bekerja sebenarnya tidak selalu melulu tentang usaha memenuhi kebutuhan ekonomi, melainkan sebagai bentuk kecocokan antara minat individu dengan ketersediaan peluang pekerjaan. Seseorang akan cenderung mencari pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diminatinya. Individu memilih sebuah karir untuk memuaskan orientasi kesenangan pribadinya. Jika individu telah mengembangkan suatu orientasi yang dominan, maka akan lebih besar kemungkinan baginya mendapatkan kepuasan dalam lingkungan pekerjaan yang sesuai. Akan tetapi, jika dia belum dapat menentukan pilihan, maka kemungkinan mendapat kepuasan itu akan hilang. Orientasi kesenangan pribadi yang didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai akan menentukan pilihan gaya hidup individu.
Pemahaman yang tepat tentang adanya layanan informasi karir mempunyai arti penting dalam memilih dan memasuki dunia kerja, penempatanyang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa pada suatu pekerjaan akanberakibat siswa mencintai pekerjaannya. Sedangkan motivasi kerja dirasakan sebagai suatu sikap yang penting bagi siswa untuk memilih dan memasuki duniakerja karena tanpa adanya motivasi kerja seorang siswa akan malas dan segan memasuki dunia kerja dan berkarir.
Dalam penyampaia materi sebuah layanan tentunya diperlukan media yang menarik agar pesan dapat tersampaikan dengan baik dan tujuan layanan dapat tercapai. Untuk itu dipilihlah media yang dipandang menarik bagi siswa dan dikuasai oleh guru BK. Terdapat banyak macam media yang dapat digunakan antara lain media audio, visual, gambar, multi media, dan lain sebagainya. Penelitian ini akan menggunakan media audio visual dalam bentuk video, dengan maksud agar siswa tertarik untuk memperhatikan dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
KESIAPAN KERJA
Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan atau kegiatan sehingga siap untuk mencapai suatu tujuan jenjang hidup yang lebih tinggi yaitu bekerja. , Sofyan (1988) mengatakan kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil baik. Sugihartono (1991) berpendapat bahwa kesiapan kerja adalah kondisi yang menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, kematangan mental serta pengalaman belajar sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau tingkah laku tertentu dalam hubungan dengan pekerjaan. Menurut Suharsimi (dalam Sumiharyanti, 1998), mengatakan bahwa kesiapan adalah sama dengan kemampuan atau kompetensi. Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2000) kesiapan kerja mengandung dua pengertian yaitu: (a) keadaan siap siaga untuk mereaksi atau menanggapi, (b) tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mepraktekkan sesuatu. Kesiapan kerja sebagaimana didefinisikan oleh Hersey dan Blanchard merujuk pada tingkat sampai mana orang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu (Robbins, 2007). Kesiapan kerja dibutuhkan pada setiap individu yang diharapkan individu tersebut nantinya dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik berdasar bekal yang telah dimiliki.
ASPEK ASPEK KESIAPAN KERJA
Aspek kesiapan kerja adalah 1) Kemampuan; kemampuan adalah kadar sejauhmana seseorang memiliki keterampilan, mampu, bisa, serta dapat menyelesaikan suatu tugas pekerjaan yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya sehingga memberikan hasil dan mencapai tujuan kerjanya. 2) Kemauan; Kemauan adalah kematangan psikologis atau kematangan soft skill, yang dikaitkan dengan tanggung jawab, komitmen, integritas, dan motivasi, untuk melakukan suatu tugas pekerjaan (Hersey & Blanchard, 1982). Artinya, seseorang yang sangat matang secara psikologis di suatu bidang tugas pekerjannya, adalah seseorang yang bertanggung jawab, memiliki komitmen, integritas, motivasi, dan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri bahwa seseorang tersebut merasa mampu melakukan suatu pekerjaan tertentu, dan tidak membutuhkan dorongan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
CIRI KESIAPAN KERJA
Menurut Anoraga (2009) ciri-ciri kesiapan kerja adalah: 1) Memiliki motivasi, dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya. . 2) Memiliki kesungguhan atau keseriusan; Kesungguhan atau keseriusan dalam bekerja turut menentukan keberhasilan kerja. Sebab tanpa adanya itu semua suatu pekerjaan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan dibutuhkan adanya kesungguhan, supaya pekerjaannya berjalan dan selesai sesuai dengan target yang diinginkan. 3) Memiliki keterampilan yang cukup, Keterampilan diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. Jadi untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaitu keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain dengan alternatif-alternatif yang akan dipilih, 4) Memiliki kedisiplinan, Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi keja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat pada waktunya, demikian juga pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata tertib.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN KERJA
Faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja berasal dari dalam diri dan dari luar diri, Faktor yang berasal dari dalam diri antara lain Inteligensi, Minat, Bakat Motivasi, Sikap, Kepribadian, Nilai, Hobi, Prestasi, Keterampilan, Penggunaan waktu senggang, Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pendidikan sambungan, Pengetahuan tentang dunia kerja, Pengalaman kerja, Kemampuan, keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah, Masalah dan keterbatasan pribadi. Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri antara lain: Kepribadian, Cita-cita dan tujuan dalam bekerja, Lingkungan keluarga, Lingkungan dunia kerja, dan lain sebagainya.
PROJECT BASED LEARNING
Project-based learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001; Thomas, Mergendoller, & Michaelson, 1999; Moss, Van-Duzer, Carol, 1998). Project-based learning berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan mahasiswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya, memberi peluang mahasiswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya mahasiswa bernilai, dan realistik (Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa, 2004). Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas-lepas, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada dosen, maka model project-based learning lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, perpusat pada pebelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Dalam project-based learning mahasiswa belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran (Thomas, 2000). peneliti (Berenfeld, 1996; Marchaim 2001; dan Asan, 2005) Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, project-based learning merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham pembelajaran konstruktivis yang menuntut peserta didik menyusun sendiri pengetahuannya (Doppelt, 2003). Konstruktivisme adalah teori belajar yang mendapat dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa mahasiswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (Wilson, 1996). Pendekatan project-based learning dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong mahasiswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
Karakteristik pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut (Abdul Majid 2015: 163):
- Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
- Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
- Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;
- Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah;
- Proses evaluasi dilakukan secara kontinu;
KELEBIHAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
Kelebihan pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut (Abdul Majid 2015: 164):
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik;
- Mengingkatkan kemampuan memecahkan
- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
- Meningkatkan
- Meningkatkan ketrampilan perta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan ketrampilan
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber
- Memberikan pengalaman kepada peserta didik dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
- Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia
- Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran
LANGKAH PEMBELAJARAN PJBL
Dalam Modul pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning (PjBL) adalah sebagai berikut (Abdul Majid 2015: 168-169).
Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1). membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2). membuat deadline penyelesaian proyek, (3). membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4). membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5). meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)tentang pemilihan suatu cara.
Memonitor Peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
Menguji hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman selama menyelesaikan proyek.
PENUTUP
Kesiapan kerja adalah: 1) Memiliki motivasi, dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.. 2) Memiliki kesungguhan atau keseriusan; Kesungguhan atau keseriusan dalam bekerja turut menentukan keberhasilan kerja. Sebab tanpa adanya itu semua suatu pekerjaan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan dibutuhkan adanya kesungguhan, supaya pekerjaannya berjalan dan selesai sesuai dengan target yang diinginkan.3) Memiliki keterampilan yang cukup, Keterampilan diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. Jadi untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaitu keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain dengan alternatif-alternatif yang akan dipilih, 4) Memiliki kedisiplinan, Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi keja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat pada waktunya, demikian juga pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Badudu & Zain. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Brown. 2007. Career Information, Career Counseling and Career Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187 Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan danKonseling FKIP Universitas Muria Kudus Development ninth Edition.Buston. Pearson Education Inc.
Dalil, Soendoro (2002), Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Amara Book, Yogyakarta
Depdiknas. (2008) Kurikulum Tingkat Satuann Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas
Ekaningrum Indri F, (2002), The Boundaryless Career Pada Abad ke–21, Jurnal Visi (Kajian Ekonomi manajemen danAkuntansi),Vol.IX. No.1 Februari 2002, FE Unika Soegijapranata Semarang.
Glueck, Greer,C.G (1997), Strategy ang Human Resouces a General Managerial Perspective, NJ: Prentice Hall, Englewood Clifft eka Cipta.
Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta
Muro, J.James, Kottman tery. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. United States of America: Wim.C.Brown Communication.
Simamora, Henry, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Slamet Riyadi, Rochmanudin & narni, 2016. Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP-MTS. Yogyakarta: Paramitra Publishing
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang. _______. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalim, M. 2010. Media Bimbingan dan Konseling. Unesa University Press.
Sukardi Dewa Ketut, 1988, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Bina Aksara Winkel dan Hastuti, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling di institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Yusuf, S & Nurihsan, A.J. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung
Yusuf, S & Nurihsan, A.J. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya