MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH

DENGAN METODE DRILL DALAM PERMAINAN BOLA VOLY

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 02

KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sumardawa

SD Negeri Jetis 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keterampilan passing bawah melalui penerapan metode drill dalam pembelajaran bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02, (2) meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran voly mini melalui metode drill di kelas IV SD Negeri Jetis 02. Jenis Penelitian ini adalah PTK dengan jumlah Subjek penelitian adalah 10 orang siswa. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Penerapan metode pembelajaran drill dalam pembelajaran penjaskes dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02 dalam melakukan passing bawah bola voli. Hasil tes kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah voly mini pada siklus 1 rata-rata sebesar 71,5 meningkat pada siklus 2 sebesar 76,0. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 5 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 50% kategori belum berhasil kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 8 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 80% kategori berhasil, (2) Penerapan metode pembelajaran drill dalam pembelajaran penjaskes dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri Jetis 02. Hal tersebut dapat terlihat pada data observasi terjadi peningkatan yang sebelumnya ada beberapa aspek pengamatan yang tidak terlihat dan perlu diperbaiki pada pembelajaran siklus 1, pada siklus 2 semua aspek dapat terlihat dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Metode Drill, Voli Mini, Passing Bawah

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani (phisycal education) pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Dalam pendidikan jasmani mempunyai unsur bermain dan olahraga, tetapi tidak semata-mata hanya bermain dan olahraga saja melainkan kombinasi dari keduanya. Dengan nama pendidikan jasmani aktivitas fisik berorientasi pada tujuan pendidikan, yaitu mencoba melakukan kegiatan mendidik melalui aktifitas fisik. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.Olahraga yang dilaksanakan disekolah-sekolah di Indonesia dikemas dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani yang di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan permainan atau cabang olahraga tertentu yang dipilih merupakan media untuk mengembangkan individu secara menyeluruh yang meliputi keterampilan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan emosional dan keterampilan sosial.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.Dunia anak adalah dunia permainan, semua aktivitas anak-anak adalah bermain. Bermain merukan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Permainan ini termasuk dalam Kurikulum Penjas di Sekolah Dasar karena merupakan sarana untuk mendidik anak-anak.

Oleh karena itu, jasmani dan olahraga terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal ini tentu diperlukan suatu tindakan yang mendukung terciptannya pembelajaran yang kondusif. Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan Bola Voli di beberapa sekolah, menunjukkan bahwa banyak ditemukan masalah, kurangnya penguasaan keterampilan tehnik, maka perlu diajarkan secara mendalam tentang tehnik dasar permainan bola voli.

Seperti yang peneliti amati selama ini pada pembelajaran voli mini di kelas IV SD Negeri Jetis 02, masih mengalami beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain adalah: (1) sebagian besar siswa masih terlihat belum terlibat aktif dalam pembelajaran, (2) kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran, (3) pembelajaran masih kurang menarik, (4) kemampuan passing bawah siswa masih sangat rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merencanakan perbaikan permasalahn dengan menerapkan metode drill pada pembelajaran voli mini. Diterapkannya metode drill dalam mengatasi masalah ini dengan pertimbangan bahwa metode drill adalah metode pembelajaran dengan cara pengulangan-pengulangan gerakan dengan tujuan terjadinya gerakan yang baik dan benar secara otomatisasi. Menurut Ma’mum dan Subroto (2001: 7).

Pendekatan drill adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-komponen teknik. Sugiyanto (1993:371) menyatakan, dalam metode drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya secara berulang-ulang. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan agar terjadi otomatisasi gerakan. Oleh karena itu, dalam metode drill perlu disusun tata urutan pembelajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Berdasarkan pengertian metode drill tersebut disimpulkan bahwa, metode drill merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan teknik yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang. Dengan demikian diharapkan penerapan metode drill dapat mengatasi permasalahan di kelas IV SD Negeri Jetis 02.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah dengan Metode Drill Dalam Permainan Bola Voly Pada Kelas IV SD Negeri Jetis 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti diatas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “ Apakah penggunaan metode dril dapat meningkatkan keterampilan passing bawah pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018? “

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

·         Untuk meningkatkan keterampilan passing bawah melalui penerapan metode drill dalam pembelajaran bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02.

·         Untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran bola voli melalui metode drill di kelas IV SD Negeri Jetis 02.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut.

Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan passing bawah siswa dengan menggunakan metode drill.

Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan situasi belajar yang menyenangkan melalui penerapan metode drill.

Bagi Guru

Menambah wawasan pengetahuan tentang pembelajaran penjaskesterutama mengenai penerapan berbagai strategi pembelajaranpenjaskes, khususnya metode drill.

Memberikan pengetahuan, pengalaman tentang metode drill pada pembelajaran penjaskes.

Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan dalam menciptakan pembelajaran penjaskes yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan melalui penerapan metode drill.

Bagi Sekolah

Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas secara keseluruhan. Selain itu Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijadikan acuan jika ada penelitian yang sejenis.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Penjasorkes

Penjasorkes merupakan bagian dari mata pelajaran yang diselenggarakan di Sekolah Dasar dan dalam penyajiaanya memerlukan keterampilan, prosedur, perlengkapan dan karakteristik tertentu sehingga wajar bila pelajaran Penjasorkes harus diajarkan oleh seorang guru yang khusus dalam kegiatan pembelajarannya. Penjasorkes banyak melibatkan peran aktif siswa karena didalamnya akan berhubungan dengan kondisi fisik siswa seperti kelompok otot besar, kecil, alat pernafasan, peredaran darah, daya pikir sehingga menghasilkan suatu gerak yang dapat mencapai kesegaran jasmani optimal bagi siswa, dengan melalui Penjasorkes diharapkan akan terjadi perubahan perilaku pada peserta didik.

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, bab I pasal I berbunyi “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ”.

Menurut Sukintaka bahwa pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (2002: 6)

Menurut Sukintaka (2004:12) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai tujuan mengembangkan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Termasuk aspek psikomotorik yang ingin dicapai setelah pelajaran selesai adalah kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, kelentukan, persepsi gerak, gerak dasar dan keterampilan.

Penjasorkes sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement)yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Sejalan dengan upaya tujuan pendidikan maka dalam penjasorkes dikembangkan potensi individu, kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan dan melaksanakan kegiatan untuk menjamin seluruh perkembangan kualitas fisik dan moral anak-anak disekolah dalam menyiapkan kehidupannya, bekerja dan mempertahankan negaranya. Secara khusus pendidikan jasmani akan meningkatkan kesehatan, perkembangan keterampilan fisik, potensi organ-organ tubuh, keterampilan fungsional dan menanamkan kualitas moral seperti patriotism, kerjasama, keberanian, ketekunan dan keyakinan diri.

Metode Drill

Sugiyanto (1993: 372) mengatakan bahwa hal yang perlu dipertimbangkan apabila menggunakan metode drill yaitu: 1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan pada keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan. 2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. 3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. 4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan. 5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. 6) Suasana kompetitf perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi tetap ada kontrol kebenaran geraknya. Ditinjau dari sudut pandang teori Behaviorisme Belajar adalah pembentukan hubungan Stimulus Respons sebanyak-banyaknya. Pembentukan hubungan Stimulus Respons dilakukan melalui ulangan-ulangan. Selanjutnya, Thorndike (1874-1949) yang dikutip oleh Endriani (2011) dalam teori koneksionisme mengemukakan beberapa hukum-hukum belajar diantaranya adalah hukum latihan (Low Of Exercise) Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Implikasi dari hukum ini adalah makin sering pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasainya pelajaran tersebut.

Kerangka Berfikir

Pembelajaran voli mini di kelas IV SD Negeri Jetis 02, masih mengalami beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain adalah: (1) sebagian besar siswa masih terlihat belum terlibat aktif dalam pembelajaran, (2) kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran, (3) pembelajaran masih kurang menarik, (4) kemampuan passing bawah siswa masih sangat rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merencanakan perbaikan permasalahan dengan menerapkan metode drill pada pembelajaran voli mini. Diterapkannya metode drill dalam mengatasi masalah ini dengan pertimbangan bahwa metode drill adalah metode pembelajaran dengan cara pengulangan-pengulangan gerakan dengan tujuan terjadinya gerakan yang baik dan benar secara otomatisasi. Dengan demikian diharapkan penerapan metode drill dapat mengatasi permasalahan di kelas IV SD Negeri Jetis 02.

Bertitik tolak dari pandangan di atas, maka dapat diduga bahwa keterampilan passing bawah dalam permainan voli dapat meningkat bilamenerapkan Metode Drill Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jetis 02.

Selanjutnya juga dapat diduga bahwa aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran voli akan meningkat bila menerapkan Metode Drill di SD Negeri Jetis 02.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Arikunto (2010: 58) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tanggal hari Kamis, 18 Januari sampai hari Kamis,15 Februari 2018.Alasannya pada semester genap ini menyesuaikan dengan materi yang ada dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di kelas IV.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jetis 02, Desa Jetis Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Secara singkat deskripsi SD Negeri Jetis 02 merupakan salah satu SD Negeri dari 28 SD yang ada di Kecamatan Kaliwungu. Terletak sekitar 2 km dari pusat Kecamatan Kaliwungu dan 2,5 km dari Pasar Canggal, tepatnya di Dusun Brungkah, Desa Jetis, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Alasan lain adalah bahwa peneliti sebagai Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah ini.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02, UPTD Pendidikan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 10 siswa terdiri dari 6 putra dan 4 putri.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Ritawati, 2008). Proses penelitian merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai aspek, mengembangakan perencanaan, melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yan diperoleh.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan Kelas yang dirancang melalui 2 siklus yang mana masing-masing siklus melalui tahapan (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflection.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam siklus I sampai siklus ke-n. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan refleksi dari siklus sebelumnya. Prosedur pelaksanaan dalam tahap ini meliputi (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan (4) Refleksi.

Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis kurikulum (Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar) yang berkaitan dengan materi voli mini, (2) Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode drill, (3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode drill pada materi voli mini, dan (4) Membuat lembar pengamatan guru.

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran penjaskes dengan materi voli mini dilaksanakan selama 2 x 35 jam pembelajaran Penjaskes. Adapun langkah-langkah pada tahap pelaksanaan ini adalah sebagai berikut:

Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip, atau aturan yang menjadi dasar dalam melaksanakan gerakan passing bawah.

Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan gerakan passing bawah dengan baik dan benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu.

Guru meminta salah seorang siswa untuk menirukan gerakan passingbawah, sementara siswa lain memperhatikan.

Guru membimbing siswa untuk latihan perseorangan dan berpasangan secara berulang-ulang sehingga dicapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.

Guru melakukan tes melakukan passing bawah.

Tahap Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan observasi ini dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian guna mengumpulkan data yang diperlukan sehingga kekurangan atau kesalahan yang dilakukan sebelumnya dapat diperbaiki, sedangkan kelebihan dapat dipertahankan di siklus berikutnya. Observasi dilakukan oleh dua orang observer, yaitu teman sejawat.

Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari pengamatan dianalisis untuk melihat kelemahan dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi, yaitu dapat diketahui ketercapaian indikator pada proses pembelajaran Penjaskes. Kelemahan yang timbul akan diperbaiki di siklus berikutnya.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi.

Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1989: 32). Hasil tes I dianalisis, dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan siswa yang selanjutanya digunakan sebagai dasar untuk menghadapi siklus II.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing bawah voli.

Observasi (Pengamatan)

Teknik pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis (Nurgiyantoro, 2001: 57). Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi pada penelitian ini yaitu pada observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Analisis Data

Data Tes

Tes dianalisa dengan menggunakan nilai individu, nilai rata-rata siswa, dan kriteria ketuntasan belajar berdasarkan penilaian pada acuan dan patokan. Menurut Depdiknas (2006: 62), secara klasikal proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila di kelas memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 85% (Depdiknas, 2006: 62).

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yaitu pada (1) deskripsi persiklus (2) pembahasan. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dengan lama 1 siklus sama dengan 1 kali pertemuan dengan waktu 2 jam pelajaran yang telah dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Deskripsi Per Siklus

Deskripsi Siklus 1

Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap perencanaan di siklus 1 adalah sebagai berikut: pertama adalah kegiatan pra pembelajaran, pada kegiatan ini guru melakukan menyiapkan rencana proses pembelajaran yang akan diselenggarakan kemudian guru menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran dalam hal ini adalah alat yang digunakan untuk permainan voli mni. Selanjutnya, yang kedua pada tahap perencanaan yaitu kegiatan pendahuluan pembelajaran, pada kegiatan ini diawali dengan siswa dibariskan yang dipimpin oleh jadwal siswa yang bertugas kemudian guru dan siswa berdoa yang kemudian dilanjutkan dengan, mengecek kehadiran siswa, melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti, mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari.

Hasil pengamatan aktivitas guru siklus 1 sudah terdapat aspek yang muncul dan aspek yang belum muncul. Hal tersebut harus ditingkatkan lagi pada kegiatan pembelajaran berikutnya dengan melakukan perbaikan. Adapun aspek aktivitas guru yang perlu di pertahankan dan perlu diperbaiki pada siklus berikutnya adalah sebagai berikut:

Diperoleh rata-rata nilai tes siswa sebesar 71,5 dan persentasi ketuntasan sebesar 50%. Dari hasil tes keterampilan passing bawah bola voli tersebut dinyatakan belum berhasil. Langkah perbaikan yang dapat dilakukan adalah guru lebih mengoptimalkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran, sehingga hasil kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah bola voli dapat berhasil atau tuntas.

Deskripsi Siklus 2

Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap perencanaan di siklus 2 adalah sebagai berikut: pertama adalah kegiatan pra pembelajaran, pada kegiatan ini guru melakukan menyiapkan rencana proses pembelajaran yang akan diselenggarakan kemudian guru menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran dalam hal ini adalah alat yang digunakan untuk permainan voli mini. Selanjutnya, yang kedua pada tahap perencanaan yaitu kegiatan pendahuluan pembelajaran, pada kegiatan ini diawali dengan siswa dibariskan yang dipimpin oleh jadwal siswa yang bertugas kemudian guru dan siswa berdoa yang kemudian dilanjutkan dengan, mengecek kehadiran siswa, melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti, mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari.

Keterampilan siswa dalam melakukan passing bawah bola voli pada siklus 2 diikuti oleh 10 orang siswa.Nilai hasil tes tersebut dianalisis dengan cara mencari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal.

Hasil Tes passing bawah bola voli siklus 2 yang ditunjukkan pada tabel di atas tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai yang diperoleh adalah 760 dengan rata-rata nilai sebesar 76,0 selanjutnya, dari 10 siswa yang mengikuti tes, 8 siswa yang nilainya sudah tergolong tuntas, dan 2 orang siswa yang belum tuntas, persentase ketuntasan sebesar 80% dengan kategori berhasil.

Hasil tes kemampuan passing bawah dari siklus 1 ke siklus 2 adanya mengalami peningkatan di setiap aspek yang diukur. Rata-rata nilai pada siklus 1 sebesar 71,5 meningkat pada siklus 2 yaitu 76,0. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 5 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 50% kategori belum berhasil kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 8 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 80% kategori berhasil.

Demikian juga akivitas guru dan aktivitas siswapada saat proses pembelajaran juga mengalami peningkatan.

Pembahasan

Penerapan metode pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02 ternyata menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada siklus 1 sebesar 71,5 meningkat pada siklus 2 yaitu 76,0. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 5 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 50% kategori belum berhasil kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 8 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 80% kategori berhasil.

Selanjutnya, dapat pula dilihat peningkatan aktivitas pembelajaran yang telah diamati selama proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut menunjukkan peningkatan yaitu pada siklus 1 aktivitas guru dan siswa ada beberapa aspek yang belum muncul. Tetapi pada siklus kedua semua aspek yang diamati muncul dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah voli dan dapat pula meningkatkan aktivitas pembelajaran. Peningkatan yang terjadi dari hasil penelitian kemungkinan di pengaruhi oleh faktor karakteristik metode pembelajaran drill. Metode drill merupakan pembelajaran yang bersifat pengulangan, dengan adanya pengulangan maka akan terciptanya otomatisasi gerakan yang baik dan benar sehingga berdampak pada hasil yang baik.

Selanjutnya, Thorndike (1874-1949) yang dikutip oleh Endriani (2011) dalam teori koneksionisme mengemukakan beberapa hukum-hukum belajar diantaranya adalah hukum latihan (Low Of Exercise) Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Implikasi dari hukum ini adalah makin sering pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasainya pelajaran tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan metode pembelajaran drill dalam pembelajaran penjaskes dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Jetis 02 dalam melakukan passing bawah bola voli. Hasil tes kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah bola voli pada siklus 1 rata-rata sebesar 71,5 meningkat pada siklus 2 sebesar 76,0. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 5 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 50% kategori belum berhasil kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 8 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 80% kategori berhasil.

Penerapan metode pembelajaran drill dalam pembelajaran penjaskes dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri Jetis 02.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan, apabila guru lainnya ingin menerapkan pendekatan pembelajaran drill, maka disarankan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

·         Guru harus mengarahkan siswa agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. Apabila pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasinya perlu dianalisis untuk menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan pelaksanaannya.

·         Guru harus memperhatikan dan mensiasati jumlah siswa yang ikut dalam pembelajaran, karena salah satu kendala pelaksanaan metode drill adalah banyaknya jumlah peserta yang ikut dalam pembelajaran.

·         Selama pelaksanaan penerapan metode drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Kemudian guru harus mampu menyusun tugas-tugas ajar secara baik, dapat membelajarkan siswa secara aktif sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan secara kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

Amung Makmum, Toto Subroto, 2001. Bola Voli: Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran. Jakarta. Dirjen Dikdasmen dan Direktorat Jenderal.

Sugiyanto, 1993. Belajar gerak. Jakarta: Koni Pusat.

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Satuan dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Sukintaka. 2004. Filosopi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: Nuansa

Lutan, Rusli dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pendidikan Sepanjang Hayat. Jakarta: Depdiknas

Wardani, Dani. 2009. Bermain Sambil Belajar. Edukasi:2009

Arif S Sadiman. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan. Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yoyo Bahagia.2010. Media Dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI. Abduljabar. (2010).