Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint Melalui Permainan Hitam Hijau
PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT
MELALUI PERMAINAN HITAM HIJAU PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI TAJUK 01 PADA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Mahadi
Sekolah Dasar Negeri Tajuk 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Permasalahan pembelajaran lari sprint siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 timbul dalam pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata dibawah nilai KKM 75 yang telah ditentukan guru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bermain melalui permainan hitam hijau. Apakah ada peningkatan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research), tindakan dalam penelitian ini dibagi dalam dua siklus, dalam tiap siklus menunjukan perkembangan proses pembelajaran jasmani pada materi lari sprint. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 pada semester II yang berjumlah 20 siswa terdiri atas 13 siswa putra dan 7 siswa putri. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, dan tes unjuk kerja siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Data penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran lari sprint melalui penerapan permainan hitam hijau dapat menciptakan pembelajaran lebih aktif, siswa antusias mengikuti pembelajaran dan senang dalam melakukan tugas gerak yang diberikan guru sehingga keterampilan gerak siswa dan penguasaan materi lari sprint meningkat sehingga nilai hasil belajar lari sprint yang diperoleh siswa juga meningkat dari kondisi awal persentase siswa yang nilainya mencapai KKM 75 sebesar 30% atau 8 anak dari jumlah keseluruhan siswa, pada tindakan siklus pertama persentase siswa yang nilainya mencapai KKM mencapai 55% atau sebanyak 14 siswa kemudian pada siklus kedua persentase ketuntasan belajar mencapai 90% atau sebanyak 18 siswa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan permainan hitam hijau pada materi pembelajaran lari sprint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01. Penulis memberi saran bagi guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat meningkat sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Kata kunci: Hasil Belajar, Lari Sprint, Permainan Hitam Hijau.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan jasmani harus di arahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial dan tindakan moral melalui kegiatan aktifitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 6-13 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik kognitif, psikomotor dan afektif mengalami perubahan.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketrampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportifitas, spiritual, sosial) serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik dan strategi media alat bantu/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan tujuan sebagaimana yang ada di dalam kurikulum maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan tidak membosankan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Atletik adalah induk dari segala cabang olahraga. Nomor-nomor atletik dapat dibagi: lari, lompat dan lempar. Kemampuan lari, lompat dan lempar sudah dimiliki sejak dahulu, dengan tujuan untuk mempertahankan diri dalam berburu. Dengan alasan-alasan itulah, seharusnya atletik dapat digemari oleh anak didik
Pembelajaran lari sprint siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 banyak mengalami permasalahan yang timbul dalam pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata dibawah nilai KKM 75 yang telah ditentukan guru. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah pembelajaran yang monoton, kurangnya pengembangan pembelajaran, tingkat pemahaman siswa yang rendah, kurangnya tuntas siswa terhadap materi lari sprint, banyak siswa enggan melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh guru karena kebanyakan siswa mempunyai pandangan bahwa lari adalah kegiatan melelahkan sehingga mengakibatkan siswa tidak tertarik dengan kegiatan lari.
Permasalahan diatas menjadi permasalahan guru dalam melaksanakan pembelajaran terutama pada materi lari sprint. Faktor terpenting dalam pembelajaran lari untuk SD kelas atas adalah metode pembelajaran mengandung unsur teknik dasar lari dan menarik bagi siswa sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga guru harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang dikemas melalui permainan hitam hijau agar siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatam belajar mengajar pembelajaran lari sprint, dengan harapan pembelajaran lari sprint dapat disenangi oleh siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Salah satu cara menumbuhkan atau meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani adalah dengan metode bermain, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti bermaksud ingin menerapkan permainan hitam hijau dalam pelaksanaan pembelajaran lari sprint dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah peneliti mengamati hal-hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran dengan metode pendekatan bermain, peneliti berupaya memasukan unsur permainan kedalam materi lari sprint dengan tujuan agar siswa merasa senang, tidak merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran serta menciptakan suasana kegembiraan dengan harapan materi lari sprint dapat disenangi oleh siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Berdasar uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengambil tema penelitian yang berkaitan dengan materi lari sprint, maka judul penelitian adalah “Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint Melalui Permainan Hitam Hijau Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tajuk 01 Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan masalah penelitian adalah Apakah ada peningkatan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan informasi atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain. Khususnya materi lari sprint, serta menambah wawasan dalam pengembangan materi pembelajaran atletik.
Manfaat Praktis
Bagi Guru
Untuk meningkatkan kreatifitas mengajar melalui penerapan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional.
Bagi Siswa:
Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan serta meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dalam meningkatkan hasil belajar lari sprint.
Bagi Sekolah:
Hasil penelitian ini dapat membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani olahraga di sekolah.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai suatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Tujuan pendidikan secara garis besar dikelompokan oleh (Bloom:1956 dan Krathwohl:1964) dalam (Nadisah, 1992:50) dibagi ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani pun setidak-tidaknya harus bermuara ke sana.
Akan tetapi oleh karena pendidikan jasmani mempunyai kekhasan, Annarino menambahkan satu ranah lagi yaitu ranah fisikal atau ranah jasmaniah. Dengan demikian maka tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai itu bernaung di bawah payung ranah – ranah sebagai berikut:
· Ranah jasmaniah,atau fisikal yang mencakup perkembangan organik.
· Ranah psikomotor yang mencakup perkembangan neuromuskular (syaraf- otot)
· Ranah kognitif, yang mencakup perkembangan intelektual.
· Ranah afektif, yang mencakup perkembangan sosial – personal – emosional. (Nadisah, 1992:50)
Permainan Hitam Hijau
Permainan hitam hijau adalah bentuk permainan sederhana tanpa alat yang dimainkan oleh dua regu yang bertujuan untuk melatih kecepatan reaksi dalam berlari. Regu satu diberi nama Hitam dan regu yang lain dinamakan regu hijau, cara bermainnya siswa dibagi dua syaf sama banyak dengan posisi saling berhadapan dengan jarak antar regu ± 4 meter. bila persiapan sudah siap, kemudian guru menyebutkan nama salah satu dari regu tersebut. Jika regu yang disebut oleh guru, maka regu tersebut harus berlari sampai garis finish / garis yang telah ditentukan sebagai batas garis akhir dan regu yang lain harus mengejar. Penilaian anggota regu yang sampai garis finish lebih banyak, maka regu tersebut yang memenangkan permainan.
Berdasarkan teori menurut beberapa ahli diatas, maka dapat simpulkan bahwa permainan hitam hijau dapat dijadikan solusi hasil belajar lari sprint sebagai pembelajaran atletik yang berorientasi bermain, sehingga dapat menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh para guru agar terjadinya transfer belajar gerak, sebagai berikut:
Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin mungkin terjadinya transfer. Implikasinya,guru dituntut mampu menganalisa aneka ragam situasi yang terdapat pada suatu permainan dan menambahkannya secara bertahap kedalam situasi berlatih.
Makin bervariasi suatu keterampilan dipelajari, makin mungkin terjadinya transfer secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya. (Yoyo B, Ucup, Y., Adang, S. 2000:40)
Karakteristik permainan hitam hijau adalah permainan yang bertujuan untuk melatih kecepatan dalam berlari (speed), kecepatan reaksi (reaction speed), daya ledak (power), serta kelincahan (agility).
Pada saat siswa akan menerima perintah dari guru, (1) Dibutuhkan daya ledak (power) untuk tolakkan kaki (unsur gerak dasar posisi “ya†pada lari cepat) serta kecepatan reaksi (reaction speed), (2) Secara tidak sadar siswa akan berlari secepat mungkin untuk menghindari sergapan tim lawan (unsur kecepatan / speed), (3) dalam permainan hitam hijau dibutuhkan kelincahan (agility) yang merupakan salah satu komponen penting dalam lari cepat (sprint).
Secara umum dapat digambarkan bahwa, unsur gerak dalam permainan hitam hijau mengandung unsur-unsur kebugaran jasmani yang merupakan komponen penting serta dibutuhkan pada cabang olahraga lari cepat (sprint).
KERANGKA BERFIKIR
Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran lari sprint sehingga siswa tidak aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan siswa kurang tertarik serta takut dalam kegiatan lari sprint. Melalui penelitian tindakan dengan menerapkan Permainan Hitam Hijau dalam pembelajaran Penjasorkes lari sprint dengan langkah-langkah sebagai berikut: Siswa di bagi menjadi dua kelompok atau regu. Regu satu diberi nama Hitam dan regu yang lain dinamakan regu hijau, cara bermainnya siswa dibagi dua syaf sama banyak dengan posisi saling berhadapan dengan jarak antar regu ± 4 meter. bila persiapan sudah siap, kemudian guru menyebutkan nama salah satu dari regu tersebut. Jika regu yang disebut oleh guru, maka regu tersebut harus berlari sampai garis finish / garis yang telah ditentukan sebagai batas garis akhir dan regu yang lain harus mengejar. Penilaian anggota regu yang sampai garis finish lebih banyak, maka regu tersebut yang memenangkan permainan.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Kamis, tanggal 8, 15, dan 22 Januari 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Kamis, tanggal 5, 12, dan 26 Februari 2015.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Tajuk 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sebanyak 20 orang yang terdiri dari 7 perempuan dan 13 laki-laki.
Sumber Data
Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistemik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga dari hasil evaluasi dan hasil observasi.
Guru
Sumber data berasal dari validasi ahli guru penjasorkes.
Data Dokumen
Sumber data dokumen yang berupa data awal dan data dari keterangan guru sebelum dilakukan tindakan, foto, angket respon siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik nontes.
Observasi
Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan meng–gunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti, 2008:3-22). Data hasil observasi merupakan data kuantitatif yang dipergunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran berdasarkan instrumen yang digunakan.
Dokumentasi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, arti dari kata “dokumentasiâ€, adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Dalam menggunakan metode dokumentasi peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai awal siswa, bukti aktivitas siswa dan guru dalam bentuk foto saat pembelajaran berlangsung.
Prosedur Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Agus Kristiyanto, PTK dalam Penjas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru dalam memperdalam tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran Penjas tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya. (Agus, K: 2010: 32)
Sedangkan menurut Iskandar (Agus, K: 2010:31), penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru serta kolaborator, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hanya 30% siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 yang tuntas dalam pembelajaran atletik lari sprint, dan sebanyak 70% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran penjasorkes lari sprint. Oleh karena itu peneliti berusaha membuat penelitian menggunakan permainan hijau hitam sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Deskripsi Siklus 1
Terdapat (45%) yaitu 9 dari 20 siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 tidak tuntas dalam pembelajaran atletik lari sprint dan sudah ada 15 siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran lari sprint.
Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan sehingga dapat dijadikan bahan pada saat pelaksanaan siklus II, adapun kelebihannya antara lain: 1) adanya kemajuan siswa telah mampu melakukan lari sprint mulai dari awalan start, saat melakukan awalan lari dan sikap badan saat melewati garis finish 2). penerapan permainan hijau hitam pada materi lari sprint membuat siswa lebih tertarik, lebih bersemangat, senang, dan sehingga aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Namun dalam pelaksanaan tindakan siklus I juga masih terdapat kelemahan atau kekurangan, adapun kelemahan atau kekurangan tersebut antara lain masih ada siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran, ada siswa bercanda, sehingga siswa lain terganggu dan mengakibatkan pembelajaran kurang maksimal. Kelemahan tersebut dijadikan bahan pengembangan penerapan pembelajaran pada siklus II dengan cara peneliti lebih aktif memperhatikan siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran serta memberikan dorongan agar siswa tersebut lebih aktif, untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan permainan, sebaiknya peneliti memberikan applouse / pujian.
Hasil observasi atau pengamatan serta hasil refleksi selama pelaksanaan siklus I dapat diidentifikasikan belum berhasil atau tuntas sesuai dengan persentase target pencapaian sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Deskripsi Siklus 2
Terdapat (90%) yaitu 18 dari 20 siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 tuntas dan tertarik dalam pembelajaran atletik lari sprint dengan permainan hijau hitam dan 2 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran lari sprint. Data peningkatan nilai hasil belajar lari sprint pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 dari siklus I ke siklus II menunjukan peningkatan rata-rata sebesar 35%. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar lari sprint mengalami peningkatan sebesar 4,0. Hal ini menunjukan bahwa, penerapan permainan hijau-hitam untuk meningkatkan kemampuan lari sprint siswa pada siklus II telah berhasil.
Selama pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan, adapun kelebihannya antara lain: 1) sebagian besar siswa telah mampu melakukan lari sprint mulai dari awalan start, saat melakukan awalan lari dan sikap badan saat melewati garis finish 2). Melalui pembelajaran dengan penerapan pembelajaran hijau hitam pada materi lari sprint siswa lebih tertarik, lebih antusias, senang, dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. 3) kualitas jawaban yang diberikan lebih baik dengan menggunakan tata bahasa yang bagus, singkat dan benar.
Hasil observasi atau pengamatan serta refleksi selama pelaksanaan siklus II dapat diidentifikasikan telah berhasil atau tuntas sesuai dengan persentase target pencapaian yaitu 80% sehingga penerapan permainan hitam hijau pada materi lari sprint telah berhasil sesuai dengan tujuan peneliti.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut
Perbandingan peningkatan nilai hasil lari sprint siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Perbandingan Peningkatan Kualitas Belajar Lari sprint Siswa Kelas V SD Negeri Tajuk 01 dari kondisi awal sampai siklus II.
Nilai Terendah Lari sprint Kondisi Awal |
Nilai Terendah Lari sprint Siklus I |
Nilai Terendah pada siklus II |
Peningkatan Kualitas Belajar Lari sprint Siklus II |
69 |
70 |
70 |
|
Nilai Tertinggi Lari sprint Kondisi Awal |
Nilai Tertinggi Lari sprint siklus I |
Nilai Tertinggi pada siklus II |
Peningkatan Kualitas Belajar Lari sprint Siklus II |
78 |
80 |
83 |
3,00 |
Terlihat perbandingan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebelum diadakan tindakan dengan setelah diadakan tindakan, sehingga nilai hasil belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 mengalami peningkatan yang sangat baik. Sangat jelas terlihat bahwa nilai hasil belajar lari sprint dari kondisi awal sampai siklus II mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,00.
Kemajuan ini terjadi karena siswa merasa senang dengan penerapan permainan hijau-hitam, lebih bersemangat dan aktif mengikuti proses pembelajaran serta peneliti selalu memberikan dorongan dan motivasi belajar. Hal ini sejalan dengan adanya perubahan perilaku peserta didik yang menunjukan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik (Moh. Surya, 1997). Penerapan pembelajaran melalui permainan yang bersifat tantangan berbentuk perlombaan akan berdampak dalam menumbuhkan tuntas, meningkatkan kepercayaan diri siswa, meningkatkan kemampuan motorik anak (Sugiyanto dan Sujarwo, 1992:127-128). Sehingga dapat disimpulkan melalui penerapan permainan hitam hijau pembelajaran materi lari sprint dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan ketuntasan hasil belajar serta menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
PENUTUP
Simpulan
Melalui penerapan permainan hitam hijau dapat meningkatkan hasil belajar lari sprint pada siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 Tahun Pelajaran 2015/2016 ditandai dengan meningkatnya ketuntasan nilai hasil belajar. Hal ini sejalan dengan hasil data temuan yang diperoleh peneliti pada kondisi awal pra siklus ke siklus I sampai akhir siklus II. Persentase nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tajuk 01 pada kondisi awal pra siklus sebesar (30%) atau sejumlah 8 siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari 20 siswa keseluruhan, kemudian pada siklus I terjadi peningkatan sebesar (55%) atau sejumlah 12 siswa dan pada akhir siklus II meningkat sebesar (90%) atau sejumlah 14 siswa dari 20 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sehingga peningkatan dari kondisi awal pra siklus hingga akhir siklus II sebesar (60%). Hal ini sejalan dengan adanya perubahan perilaku peserta didik yang menunjukan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik (Moh. Surya, 1997).
Penerapan pembelajaran melalui permainan yang bersifat tantangan berbentuk perlombaan akan berdampak dalam menumbuhkan tuntas, meningkatkan kepercayaan diri siswa, meningkatkan kemampuan motorik anak (Sugiyanto dan Sujarwo, 1992:127-128). Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung dari pihak guru maupun siswa serta metode pembelajaran yang digunakan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
· Guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat memperbaiki kualitas mengajarnya.
· Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang atau setelah penelitian sekarang timbul masalah yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Ateng,(1992), Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta Depdikbud Dirjen Dikti
Abin Syamsudin M, 2002. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran. Tersedia pada http://4.bp.blogspot.com. Diakses pada tgl 12 mei 2013.
Agus Mahendra,2008. Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Universitas Terbuka
Anni, C.T,(2004). Psikologi Belajar, Semarang. UNNES Press
Moh. Surya, 1997. Ciri-ciri perubahan perilaku belajar dari beberapa ahli pendidikan. http:// wikipedia. com. diakses pada tgl 12 mei 2013.
Nadisah, (1992).Pengembangan kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan.Jakarta Depdikbud Dirjen Dikti
Rumini, 2003. Model Pembelajaran Atletik, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Depdiknas.
Sudjana, (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Sunarto, 2005. Pengertian Hasil Belajar Dan Pembelajaran. Tersedia Pada Http://Sunarto.Wordpress.Com. Diakses Pada 12 Mei 2013.
Soegijanto, Soedjarwo, (1992). Permainan Kecil.Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Suryo,(1992). Psikologi Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Waluyo, (2011). Teknologi Pendidikan Dalam Penjas.Universitas Sebelas Maret Surakarta
Yosaphat Sumardi, 2000. Dasar – Dasar Atletik. Universitas Terbuka. Depdikbub. Yoyo, B. Yusuf, U., Suherman, A. (2000), Atletik. Depdikbud. Dirjendikdasmen.