MENINGKATKAN KINERJA GURU KELAS I – VI

DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

DENGAN PEMBIMBINGAN INDIVIDUAL PADA SD NEGERI 3 KARANGHARJO KECAMATAN PULOKULON

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Sulasih

Kepala SDN 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari kenyataan rendahnya mutu proses pembelajaran pada kealas I-VI SD Negeri 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Hal ini disebabkan adanya guru-guru kelas I-VI lebih berorientasi pada pencapaian target materi dan lebih mengejar target nilai tinggi pada UAS, sehingga cenderung mengabaikan mutu proses pembelajaran. Guru dalam malaksanakan proses pembelajaran memiliki kecenderungan sebagai berikut; (1) belum memiliki motivasi untuk membuat perencanaan pembelajaran dengan mengembangkan skenario pembelajaran yang kereatif, tetapi lebih memilih mengcopy RPP yang sudah ada, (2) pelaksanaan proses pembelajaran belum mencerminkan pembelajaran yang bermakna (PAIKEM), (3) pelaksanaan penilaian kurang bervariatif cenderung monoton dan belum melaksanakan penilaian proses. Teknik penilaian yang digunakan lebih banyak teknik tes yang lebih memiliki kecenderungan mengukur ranah kognitif, sedang. teknik penilaian non tes yang lebih dapat mengukur hasil belajar secara komprehensip cenderung masih diabaikan. Permasalahan tersebut diharapkan dapat diatasi melalui pembimbingan terhadap guru melalui supervisi akademik dalam melaksanakan pengelolaan pengajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan proses belajar mengajar, sampai evaluasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru kelas I-VI dalam pengelolaan pembelajaran pada SD Negeri 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini adalah dengan penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kinerja guru mulai  awal sebelum tindakan sebesar 58,3% (kategori sedang), setelah tindakan siklus I menjadi 70,8% (kategori tinggi), dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 80,3% (kategori tinggi). Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan Supervisi akademik melalui pembimbingan individu yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru dapat meningkatkan kinerja guru kelas I-VI pada SD Negeri 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam pengelolaan pembelajran  baik komponen perencanaan pembelajaran, komponen pelaksanaan pembelajaran serta abilitas guru dalam pembelajaran.

Kata kunci: supervisi  akademik, peningkatan, kinerja guru.

 

PENDAHULUAN.

Latar Belakang

Kinerja guru kelas I-VI Sekolah Dasar difokuskan pada pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Sesuai amanat Permendiknas nomor 41 tahun 2007, bahwa pembelajaran harus memenuhi standar proses meliputi perencanaan proses pembelajar­an, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem­belajaran untuk ter­laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Kenyataan menunjukkan bahwa kinerja guru kelas I-VI pada SD Negeri 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan masih rendah, sehingga mutu proses pembelajaran menjadi rendah dan kurang bermakna bagi siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa guru-guru kelas I-VI lebih berorientasi pada pencapaian target materi dan lebih mengejar target nilai tinggi pada akhir semester, sehingga cenderung mengabaikan mutu proses pembelajaran.

Supervisi akademik dengan pembimbingan individu terhadap guru kelas I-VI dalam pengelola pembelajaran menjadi penting agar guru benar-benar dapat mengelola pembelajaran dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan (materi, media belajar, metode, sumber belajar, dan evaluasi), pelaksanaan pembelajaran (pembukaan, kegiatan inti dan, penutup) sampai dengan evaluasi hasil belajar siswa.

Rumusan Masalah

Kepala Sekolah sebagai supervisor guru diharapkan untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kinerja guru sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan supervisi akademik guru akan dibimbing dalam membuat perencanaan pembelajaran, skenario pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran , serta diobsevasi dalam proses pembelajaran, sehingga kinerja guru akan meningkat dengan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

Atas dasar latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah supervisi akademik dalam bentuk pembimbingan individual oleh pengawas  dapat meningkatkan kinerja guru kelas I-VI SD dalam pengelolaan pembelajaran?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru kelas I-VI dalam pengelolaan pembelajaran.

KAJIAN TEORI

Indikator dan Penilaian Kinerja Guru

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: (1)  Perencanaan program kegiatan pembelajaran, Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP). (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru (3) evaluasi/penilaian pembelajaran. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahp ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi (Permendiknas No. 41 Tahun 2007).

Indikator Abilitas Guru

Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Abilitas seorang guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui  keterampilan mengajar (teaching skills) yakni:

Pertama, keterampilan Bertanya (Questioning skills). Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting, hal ini dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa,yiatu: (a) meningkatkan pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, (b) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatumasa-lah yang sedang dibicarakan, (c) mengembangkan pola fikir dan cara belajar aktif dari siswa, karena pada hakikatnya berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya, (d) menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan mem-bantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik, (e) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Kedua, Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills). Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, pendekatan, dan sebagainya) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi. Reinforcement dapat berarti juga respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Ketiga, keterampilan Mengadakan Variasi. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa, sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi. Tujuan dan manfaat variation skills adalah untuk: (a) menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan, (b) memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa, (c) memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik, (d) memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.

Keempat, keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure Skills). Membuka pelajaran (set insuction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannnya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.

Pengertian Supervisi

Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar dan mengajar (Sahertian, 200:17). Sementara Muyasa (2006:111) menegaskan bahwa supervisi merupakan  suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah.  Menurut Burton dan Bruckner (1955), Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok  dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervise pada akhirnya ialah memberikan layanan dan bantuan.

Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Pada umumnya teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam. Teknik yang bersifat Individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu guru (Aqib Zaenal , Rohmanto E, 2007: 198)        

Sahertian (2000: 52) menyebutkan teknik-teknik supervisi pendidikan secara garis besar menjadi dua bagian yaitu teknik yang bersifat individual dan teknik yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual yaitu: (a) kunjungan kelas, (b) observasi kelas, (c) percakapan pribadi, (d) saling mengunjungi kelas (intervisitasi), (e) penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, (f) menilai diri sendiri. Adapun teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok yaitu: teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu keompok yaitu: (a) pertemuan orientasi bagi guru baru, (b) panitia penyelenggara, (c) rapat guru, (d) studi kelompok antar guru, (e) diskusi sebagai proses kelompok, (f) tukar menukar pengalaman, (g) lokakarya (workshop), (h) diskusi panel, (i) symposium, (j) demonstrasi mengajar, (k) perpustakaan jabatan, (l) bulletin supervisi, (m) membaca langsung, (n) mengikuti kursus, (o) organisasi jabatan, (p) laboratorium kurikulum, (q) perjalanan sekolah untuk angota staf.

Tugas Pokok Pengawas dan Supervisi Akademik

Ruang lingkup tugas pengawas adalah melakukan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Tugas pokok pengawas satuan pendiaikan adalah melakukan pengawasan manajerial dan pengawasan akademik (PP Nomor 74 Tahun 2008).

Tugas pengawasan manajerial adalah melaksanakan supervisi manajerial yang terdiri dari pembinaan, pemantauan terhadap standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana,standar pendidik dan tenaga kependidikan serta penilaian terhadap kinerja sekolah pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya

Tugas pengawasan akademik adalah merupakan pelaksanaan supervisi akademik meliputi pembinaan pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, proses, penilaian dan kompetensi lulusan) pada guru di sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan. (Ditjen PMPTK, 2009: 31)

METODE PENELITIAN

 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri N 3 Karangharjo Kecamatan  Pulokulon Kabupaten Grobogan semester gasal tahun pelajaran 2015/2016.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru Kelas I – VI SD Negeri 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon adalah guru yaitu: S. Eni Pusposari, S.Pd.I, A. Amir Khoerudin, S.Pd.SD, Anna Fatmawati, S.Pd.SD, Martiana Suryani, S.Pd,  Eni Purwitasari, S.Pd.SD, dan  Haryanto, S.Pd.SD.

Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.  Masing-masing tahap saling terkait satu sama lain.  Adapun langkah masing-masing tindakan adalah sebagai berikut.

Perencanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan disain penelitian tindakan (action research) yang dirancang melalui dua siklus melalui prosedur: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflecsion) dalam tiap-tiap siklus.

Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016. Siklus I dilaksanakan pada bulan 23 September s.d. 15 Oktober 2015, sedangkan siklus II dilaksanakan pada bulan 16 Oktober s.d. 10 November 2015.

Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yang dilaksanakan dengan dua siklus adalah seperti diuraikan berikut ini.

Siklus I

Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut: (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas I-VI  dalam mengelola pembelajaran, (b) berdiskusi dengan guru (Focus Group Discussion) tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pembellajaran, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pembimbingan pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru, dan (d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan

 

Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini dilaksanakan pembimbingan pada setiap guru sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu: (a) Pembimbingan terhadap guru dalam perencanaan pembelajaran: mulai dari menyusun rencana pengajaran: menyiapkan metode, membuat media belajar, menyiapkan sumber belajar, dan menyiapkan alat evaluasi. (b) Pendampingan terhadap guru saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sesuai dengan pokok bahasan dan materi yang akan diajarkan.(c) Pendampingan terhadap guru saat mengevaluasi hasil belajar.

Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencaaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi, dan didokumentasikan  sebagai data-data penelitian.

Refleksi (Reflection)

Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi, dengan Refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dan mutu pembelajaran, kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru kelas I-VI, peneliti. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatf tentang kinerja guru yang mencakup (a) perencanaan pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran, (c) penilaian hasil pembelajaran, serta  (d) abilitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Siklus II

Kegiatan tindakan pada siklus II didasarkan atas temuan-temuan hasil darisiklus I, adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan sama dengan pada siklus I.

Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Instrumen penilaian kinerja guru dalam merencakan pembelajaran, (2) Instrumen penilaian kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar, (3) Instrumen penialain terhadap abilitas guru dalam pembelajaran.

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis kategorial dan fungsional melalui model analisis interaktif (interactive model), yakni analisis yang dilakukan melalui empat komponen analisis: reduksi data, penyandian, dan verifikasi dilakukan secara simultan. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

 

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kinerja Guru Sebelum Tindakan

Kinerja guru kelas I-VI SD memiliki skor  58,32 %, yang meliputi komponen perencanaan pembelajaran sebesar 59,14 % dan komponen pelaksanaan pembelajaran 57,62 % serta komponen abilitas guru 58,1 %. Kategori persentase kinerja guru tersebut termasuk pada kategori yang sedang

Hasil Tindakan Siklus I

Kinerja guru kelas I-VI SD memiliki skor70,8 %, yang meliputi komponen perencanaan pembelajaran sebesar 72,7 % dan komponen pelaksanaan pembelajaran 71,3% serta komponen  abilitas guru 68,6 % Kategori persentase kinerja guru tersebut termasuk pada kategori yang tinggi.

Hasil Tindakan Siklus II

Kinerja guru kelas I-VI SD memiliki skor80,33 %, yang meliputi komponen perencanaan pembelajaran sebesar 80,57 % dan komponen pelaksanaan pembelajaran 81,1 % serta komponen  abilitas guru 79,3 % Kategori persentase kinerja guru tersebut termasuk pada kategori yang tinggi.

Pembahasan  

Dari hasil penelitia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dari awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II sebagai berikut; (1) komponen perencanaan pembelajaran kondisi awal 59,14 % (kategori sedang), siklus I 72,7% (kategori tinggi), dan pada siklus II menjadi 80,57 % (kategori tinggi); (2) komponen pelaksanaan pembelajaran kondisi awal 57,62 % (kategori sedang), siklus I 71,3% (kategori tinggi), dan pada siklus II menjadi 81,1 % (kategori tinggi); (3) komponen abilitas guru menunjukkan kondisi awal 58,1 % (kategori sedang), siklus I 68,6% (kategori tinggi), dan pada siklus II menjadi 79,3 % (kategori tinggi)

Peningkatan kinerja guru secara keseluruhan adalah dari awal  sebesar 58,3% (kategori sedang), setelah tindakan siklus I menjadi 70,8% (kategori tinggi), dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 80,3% (kategori tinggi) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.

Tabel 4,  Persentase Kategori Kinerja Guru  Awal, Hasil Siklus I dan Siklus II

No

Persentase

% Kinerja Guru

Kategori

Awal

Siklus I

Siklus II

1

0 % – 20 %

 

 

 

Sangat Rendah

2

21 % – 40 %

 

 

 

Rendah

3

41 % – 60 %

58,3 %

 

 

Sedang

4

61 % – 80 %

 

70,8%

80,3 %

Tinggi

5

81 % – 100 %

 

 

 

Sangat Tinggi

 

Hasil penelitian tindakan supervisi akademik dengan pembimbingan individual terhadap guru kelas I-VI SD terbukti memberikan peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran yang selanjutnya berdampak pada peningkatan mutu proses pembelajaran.

 

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik melalui pembimbingan individu yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru dapat meningkatkan kinerja guru kelas I-VI pada SD Negeri N 3 Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam pengelolaan pembelajaran  baik aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran maupun abilitas guru dalam pembelajaran.

Saran

Selanjutnya peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu: (1) Pengawas Sekolah hendaknya lebih meningkatkan intensitas dan efektifitas pelaksanaan supervisi akademik dengan memberikan pembimbingan individu terhadap guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran, (2) Kepala sekolah harus melaksanakan supervisi akademik secara terencana, berkala dan berkesinambungan khususnya terhadap perencanaan, dan pelaksanaan proses pembelajaran. (3) Guru hendaknya lebih terbuka lepada pengawas sekolah, kepala sekolah serta sesama guru terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas pelaksanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib zaenal danRohmanto E, 2007, Membangun Profesionalise Guru dan Pengawas Sekolah, Bandung: Yrama Widya

Bafadal, Ibrahim. 2004,. Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

Fatah, N. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa, 2006, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya

Oliva, P.F.1984. Supervision for Todays School. New York: Tomas J. Crowell Company.

Sahertian, Piet. 2000. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang RI Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas..

Wahosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Wiriaatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

…………….., 2008, Peraturan Pemerintan Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

………………, 2009, Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas, Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas