Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Penggunaan Media ICT
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD KELAS IV DABIN V DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA ICT (INFORMATION
AND COMMUNICATION TECHNOLOGY)
DI KECAMATAN CIMANGGU KABUPATEN CILACAP
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Nono Sriyono
Pengawas SD Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru SD Kelas IV Dabin V dalam pembelajaran jarak jauh melalui penggunaan media ICT (Information and Communication Technology) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Semester I Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada kondisi awal masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami kompetensi pedagogik sebagai seorang guru SD dalam pembelajaran jarak jauh termasuk dalam kaitannya dengan perancangan pembelajaran dan beberapa guru yang lain belum memahami metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yang mendidik dan dialogis, sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang pembelajaran jarak jauh. Kondisi awal menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh secara umum diperoleh rata-rata 67,1 yang masih termasuk dalam kategori rendah. Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada siklus 1 sudah mulai ada peningkatan, namun masih termasuk dalam kategori yang cukup, dengan nilai rata-rata kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh sebesar 71,1. Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada siklus 2 mengalami peningkatan yang memuaskan. Guru telah memahami arti penting ICT (Information and Communication Technology) dalam pembelajaran jarak jauh, sehingga dapat merencanakan skenario pembelajaran dengan memanfaat ICT (Information and Communication Technology) yang dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh sebesar 78,7.
Kata kunci: kompetensi pedagogik, pembelajaran jarak jauh, ICT.
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan terus mengalami perkembangan yang pesat, menyongsong tahun 2020-2045 yang disebut sebagai abad 21, usia produktif akan melimpah. Peserta didik yang saat ini belajar nanti pada tahun 2045 sebagai generasi emas yang akan dapat menjadi manusia yang produktif sangat tergantung dari bagaimana guru mengelolanya, jika guru mendidik dan mengajar dengan baik, maka akan menjadi modal pembangunan, namun apabila salah dalam mengajar dan mendidik maka akan menjadi penghambat pembangunan. Untuk menjadikan peserta didik dapat menjadi modal pembangunan maka guru dituntut untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik.
Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya. Jika guru tidak merubah pola pikir, memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, maka guru akan terpuruk secara profesional. Apabila hal ini terjadi, guru akan kehilangan kepercayaan, baik dari peserta didik, orang tua, maupun masyarakat. Hal ini sejalan dengan Hamalik (2012), bahwa keberhasilan proses belajar mengajar ditandai oleh derajat kelancaran yang ditempuh dan adanya perubahan perilaku para peserta didik.
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa guru yang tidak memiliki kemampuan yang memadai, tidak akan mungkin dapat membawa kemajuan bagi anak didiknya. Hal ini sebagaimana yang terjadi di lingkungan pendidikan saat ini, di mana apabila dilihat dari kelayakan mengajar, semua guru layak karena sudah memenuhi standar minimal lulusan, yaitu S1 (strata satu), namun permasalahannya adalah masih banyak guru yang memiliki kemampuan kurang atau bahkan rendah dalam pembelajaran. Indikator dari hal tersebut adalah rendahnya mutu hasil pembelajaran. Faktor penentu keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh guru, akan tetapi, guru memegang peranan yang sangat dominan, sangat penting, dan sangat menentukan.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya. Kompetensi ini juga akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Ujung akhir dari kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang mendidik, namun untuk mencapai kemampuan itu seorang pendidik harus memahami karakteristik peserta didik, karakteristik materi yang diajarkan dan juga filosofi pendidikan yang dilaksanakan. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Dalam hal ini kedudukan guru sebagai menajerial pembelajaran. Kemampuan mengelola pembelajaran, secara operasional mencakup tiga fungsi manajerial yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian (Mulyasa, 2013).
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah (1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik. (2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. (3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. (4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. (5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
Pandemik yang melanda seluruh wilayah di dunia telah memberikan dampak yang signifikan pada pelbagai aspek kehidupan. Negara berkembang hingga Negara maju juga terkena dampak oleh adanya pandemi covid-19. Covid-19 bisa menyerang siapapun tanpa mengenal usia. Salah satu sektor yang terdampak adalah Pendidikan. Berdasarkan hal itu, Kemendikbud menerbitkan Surat Edaran No.4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (covid-19) yang diantaranya belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
Guru sebagai tenaga pendidik profesional dituntut untuk mampu beradaptasi dengan cepat dalam pelaksanaan kegiatan belajar daring. Astini (2020) menyatakan bahwa pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem pembelajaran yang awalnya belajar secara tatap muka kini semua pembelajaran dilakukan secara daring (online). Peserta didik pun harus belajar dari rumah menerima materi yang disampaikan oleh guru melalui berbagai media yang memerlukan pendampingan guru. Sementara orangtua turut serta mendampingi buah hati dalam kegiatan belajar dari rumah meski banyak orangtua yang mengalami kesulitan terkait penggunaan gadget yang digunakan bersama baik dari ketersediaan sarana/fasilitas maupun waktu. Wahyono (2020) menegaskan bahwa dari pandemi covid-19, bangsa ini perlu belajar dari kondisi yang terjadi dan belajar sejarah guna memanfaatkan strategi efektif untuk memperkuat semua sektor kehidupan khususnya sektor pendidikan dalam merespon pandemik ke depan.
Pada pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19, tantangan dan hambatan tidak hanya pada keterbatasan sarana pendukung teknologi dan jaraingan internet. Hambatan lain pada pelaksanaan PJJ selama masa pandemi Covid-19 antara lain berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia, arahan pemerintah yang kurang jelas, dan belum adanya kurikulum PJJ yang tepat (Arifa, 2020). Kesiapan sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, kesiapan ini berkaitan dengan kemampuan pengajar dan pembelajar dalam menggunakan serta mengelola segala sistem teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh.
Kemampuan penggunaan dan pengelolaan sistem teknologi, informasi dan komunikasi ini sering disebut literasi teknologi, informasi dan komunikasi. Literasi pada Invormation and Communication Technology (ICT) menjadi faktor penting dalam pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19. Kompetensi dan literasi dalam menggunakan komputer dan berselancar di dunia maya menjadi keterampilan dasar yang diperlukan dalam pelaksanaan PJJ. Kompetensi dan tingkatan literasi ICT berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Sementara itu, literasi ICT yang lebih spesifik pada penggunaan media digital, literasi ICT dipengaruhi oleh tingkat generasi dan usia pengguna teknologi, generasi muda lebih mudah mengelola teknologi dibanding generasi orang tua. Pada konteks pelaksanaan PJJ yang berlangsung, perbedaan generasi dan usia antara pengajar dan pembelajar bisa saja menjadi penghambat kelancaran pelaksanaan PJJ. Oleh karenanya, peningkatan dan standarisasi pengajar dan pembelajar dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi perlu diupayakan oleh semua pihak yang terlibat dalam PJJ.
Berdasarkan permasalahan tersebut merupakan dasar bagi penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan mengangkat judul “Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SD Kelas IV Dabin V dalam Pembelajaran Jarak Jauh melalui Penggunaan Media ICT (Information and Communication Technology) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Semester I Tahun pelajaran 2020/2021”, diharapkan dengan melalui pelatihan penggunaan media ICT dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh yang nantinya dapat membawa dampak yang positif bagi hasil belajar maupun proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh (distance learning) sebagai model dari distance education (pendidikan jarak jauh) bukanlah model pendidikan yang baru. Cikal bakal sistem pembelajaran jarak jauh dimulai dengan kursus tertulis, kemudian berkembang sistemnya menjadi pendidikan tinggi formal. Alasan utama diselenggarakannya sistem pembelajaran jarak jauh diperuntukkan bagi orang atau karyawan yang setiap harinya bekerja dengan memiliki waktu kerja yang padat, berdomisili dan berdinas di lokasi yang berjauhan dari lembaga pendidikan. Pebelajar dengan background karyawan merasa banyak kehilangan waktu dan berbenturan dengan jam kerja jika harus mengikuti pembelajaran atau perkuliahan secara konvensional pada lembaga pendidikan tersebut. Sedangkan untuk mengikuti jadwal perkuliahan, praktikum, dan semua kegiatan lainnya membutuhkan waktu berjam-jam setiap harinya untuk duduk di kelas.
Dengan demikian, pembelajaran jarak jauh dapat mengatasi jarak, tempat, dan waktu dalam menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran jarak jauh memiliki keistimewaan atau distingtif dengan sistem pendidikan yang diselenggarakan secara stereotipyaitu tatap muka. Terpisahnya jasmani antara aktivitas pembelajar dan pebelajartanpa disertai proses tatap muka secara langsung (face to face), sehingga terjadi learning limitednessyang dilakukan dalam bentuk tatap muka.
Untuk menangani learning limitedness pembelajaran jarak jauh yang tanpa disertai dengan tatap mukanya, maka pembelajaran dapat dilengkapi dengan pemanfaatan media yang dapat mengakomodir dan memfasilitasi terjadinya interaksi antara pembelajar dan pebelajar sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut beranjak dari paradigma bahwa individu tidak mungkin bisa membebaskan dirinya dari interaksi dengan orang lain (Bali, 2017). Pembelajar dapat menetapkan alokasi waktu studinya sesuai keinginan serta luwes dalam menetukan ruang belajarnya, yang disesuaikan dengan akselerasi dan teknik belajarnya. Media pembelajaran yang esensial dalam pembelajaran jarak jauh pada awalnya cukup menggunakan modul, namun selaras dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Munir, 2009). Maka muncullah media pembelajaran berbantuan komputer, audio, vidio, media cetak, multimedia, internet, dan lain-lain.
Kompetensi Pedagogik
Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah guru mempunyai peran sebagai pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi yang lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagaimana diterangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi ini saling berkaitan.
Istilah kompetensi memiliki banyak makna, ada beberapa definisi tentang pengertian kompetensi yaitu kemampuan yang merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti (Wijaya dan Rusyan, 2014). UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Berdasarkan uraian diatas nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance adalah perilaku nyata dalam arti tidak hanya diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.
Pedagogik adalah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan bagaimana mendidik itu sebaik-baiknya, sedangkan pendidikan menurut pengertian Yunani adalah pedagogik, yaitu ilmu menuntun anak yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educate, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi peserta didik. Oleh sebab itu pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia mengalami perubahan. Adapun pengertian kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik, meliputi:
- Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan.
- Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik.
- Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar.
- Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
- Mampu melaksanakan pembelajaranyang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif.
- Mampu memanfaatkan tegnologi pembelajaran.
- Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
- Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Sagala, 2013).
Kompetensi pedagogik perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini penting, dikarenakan pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat. Oleh sebab itu guru harus memiliki kompetensi pedagogik sehingga mampu mengelola pembelajaran dan mengubah paradigma yang ada di masyarakat tersebut. Maka dari itu dibentuklah Standar Kompetensi Guru (SKG) yang meliputi 7 kompetensi dasar, yaitu penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar-mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesai, pemahaman wawasan kependidikan, penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan) (Suparlan, 2016).
ICT (Information and Communication Technology)
ICT (Information and Communication Technology) adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses berkomunikasi penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya; dalam hal ini proses terjadi dalam kelas guna melaksanakan pembelajaran. ICT (Information and Communication Technology) mengambil peran sentral dalam upaya mengembangkan pendidikan, baik itu proses pendidikan formal maupun pelatihan. ICT (Information and Communication Technology) dapat berperan dalam pendidikan terbuka jarak jauh. Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology) mampu meningkatan kualitas pembelajaran dan memperluas jangkauan akses layanan pendidikan. Penerapan ICT (Information and Communication Technology) dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui pelatihan pendidik secara nasional. Demikian pula pendidikan jarak jauh yang memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology) untuk pelatihan bagi berbagai kelompok masyarakat, misalnya usaha kecil menengah, birokrasi pada pemerintah daerah, pendidik dan lain-lain.
ICT (Information and Communication Technology) dapat digunakan untuk memudahkan kerja sama antara pendidik dengan peserta didik yang letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu, seseorang harus berjalan jauh untuk menemui seorang pakar guna mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal itu dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet, e-mail, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharing.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada guru SD Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap adalah belum optimalnya kompetensi pedagogik guru dalam memanfaatkan ICT untuk Pembelajaran Jarak Jauh. Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklus. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada guru SD Kelas IV Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 10 guru, yaitu dari SDN Cisalak 01, SDN Cisalak 02, SDN Cisalak 03, SDN Kutabima 01, SDN Kutabima 02, SDN Kutabima 03, SDN Karangsari 01, SDN Karangsari 02, SDN Karangsari 03 dan SDN Negarajati 01.
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dalam PTS bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini karena masalah yang diangkat dalam PTS bersifat kasuistik, artinya masalah yang spesifik terjadi dan dihadapi oleh guru yang melakukan PTS tersebut dan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan belum tentu akan memberikan hasil yang sama untuk kasus serupa. Oleh karena itu ketika suatu PTS berhasil menunjukkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg diharapkan, maka berarti sekaligus peneliti (pengawas) telah berhasil menemukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pengamatan terhadap kondisi awal dilaksanakan pada awal bulan Agustus 2020. Kegiatan dalam rangka mengetahui kondisi awal guru meliputi pengamatan terhadap kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada guru kelas IV Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Pelaksanaan kegiatan ini kemudian peneliti lakukan pengamatan (observasi) dan diakhir latihan guru dites untuk mempraktikkan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan ICT (Information and Communicatio Technology).
Persiapan pembelajaran yang dilakukan yakni peneliti berkoordinasi dengan guru bahwa peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan sekolah bagi para guru, selanjutnya peneliti melanjutkan koordinasi dengan guru dalam rangka menyampaikan maksud dan tujuan penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada guru kelas IV Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap dilakukan dengan membuka kegiatan yang diawali mengucapkan salam, lalu mengecek kehadiran guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan materi yang dijelaskan di depan kelas. Dalam menyampaikan materi, peneliti masih menggunakan metode ceramah yaitu materi dari awal sampai akhir disampaikan secara lisan oleh peneliti tanpa menggunakan media pembelajaran. Ketika menyampaikan materi guru-guru diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada materi yang belum dimengerti. Menjelang akhir kegiatan bimbingan, peneliti melakukan tes terhadap kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh. Tes awal yang diberikan yaitu guru mencoba untuk melakukan perancangan pembelajaran sebagaimana dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan hal itu guru dinilai kompetensi pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh. Bersamaan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas kegiatan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi awal tentang kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada guru kelas IV Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 1. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Kondisi Awal
Kondisi awal menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami kompetensi pedagogik sebagai seorang guru SD dalam pembelajaran jarak jauh termasuk dalam kaitannya dengan perancangan pembelajaran dan beberapa guru yang lain belum memahami metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yang mendidik dan dialogis, sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang pembelajaran jarak jauh. Kondisi awal menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh terendah adalah 65, sedangkan nilai tertinggi adalah 69. Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh secara umum diperoleh rata-rata 67,1 yang masih termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut menggugah peneliti untuk melakukan penelitian terhadap guru. Untuk itu peneliti berfikir sekiranya dilakukan pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) terhadap guru, maka akan membantu meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh.
Deskripsi Hasil Siklus 1
Pada Siklus 1 rencana perbaikan disusun dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada aktivitas latihan sebelumnya. Selanjutnya kekurangan-kekurangan itu diperbaiki pada pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) Siklus 1 dengan menitikberatkan identifikasi analisa dan merumuskan masalah, menyusun RPP, menyiapkan alat peraga atau media, dan penggunaan metode yang bervariasi.
Pelaksanaan kegiatan tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan siklus 1. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 10 guru yang diobservasi. Tindakan pertama, seluruh guru dikumpulkan dalam satu ruangan kemudian diberikan pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh. Pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) yang dilakukan menekankan pada proses pengumpulan informasi baik dari buku maupun dari internet, guru dilatih untuk dapat meracangan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang mendidik dan dialogis, selain itu guru juga diberikan pengetahuan tentang pemanfaat teknologi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran jarak jauh. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan peneliti.
Setelah melakukan serangkaian kegiatan pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) pada guru yang diteliti diukur kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh. Hasil kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh kemudian dianalisis. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian.
Selama melakukan serangkaian kegiatan pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology), guru terlihat antuasias dalam menyimak, bertanya, dan mengumpulkan materi tentang pembelajaran jarak jauh. Hasil pengamatan siklus 1 diketahui bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh sudah mulai ada peningkatan, namun masih termasuk dalam kategori yang cukup, dengan nilai rata-rata kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh sebesar 71,1. Guru dengan kompetensi pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh tertinggi mendapatkan nilai 74, adapun guru dengan kompetensi dalam pembelajaran jarak jauh terendah mendapatkan nilai 68. Adapun gambaran kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Siklus 1
Hasil pengamatan siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata guru SD kelas IV Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2020/2021 mempunyai kompetensi pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh yang termasuk dalam kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki inovasi dalam perancangan pembelajaran yang lebih menarik, guru juga belum mampu melaksanakan pembelajaran yang dialogis dan guru belum memahami pemanfaatan teknologi pembelajaran untuk pembelajaran jarak jauh, sehingga kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh belum sesuai dengan standar yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perlu adanya peningkatan.
Deskripsi Hasil Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi dari Siklus 1 peneliti melakukan rencana perbaikan latihan Siklus 2 yang disusun untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada perbaikan pelatihan Siklus 1 yaitu dengan menitik beratkan pada implementasi pembelajaran jarak jauh yang menarik, peningkatan pada penggunaan ICT (Information and Communication Technology), memperkaya informasi tentang teknologi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran jarak jauh serta pengembangan potensi yang dimiliki oleh guru melalui pelatihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan siklus 2. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 10 guru yang diobservasi. Tindakan yang dilakukan dimulai dengan mengumpulkan seluruh guru dalam satu ruangan kemudian diberikan latihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh. Kegiatan latihan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) ditekankan pada proses perancanganb pembelajaran dengan memanfaat media pembelajaran, guru dilatih untuk merencanakan pembelajaran serta model pembelajaran jarak jauh yang sesuai dengan karakteristik siswa, selain itu guru juga diberikan pengetahuan tentang berbagai teknologi pembelajaran interaktif yang dapat dimanfaat dalam pembelajaran jarak jauh. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan peneliti.
Setelah melakukan serangkaian latihan pada guru yang diteliti diukur tingkat kompetensi pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh. Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh kemudian dianalisis. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian.
Pada pelaksanaan perbaikan, peneliti melakukan perbaikan yang diperoleh pada Siklus 1. Perbaikan yang dilaksanakan memberikan hasil yang sangat memuaskan, sehingga kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh mengalami peningkatan. Guru telah memahami arti penting ICT (Information and Communication Technology) dalam pembelajaran jarak jauh, sehingga dapat merencanakan skenario pembelajaran dengan memanfaat ICT (Information and Communication Technology) yang dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan baik.
Hasil pengamatan siklus 2 diketahui bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh termasuk dalam kategori yang baik, dengan nilai rata-rata tingkat kompetensi pedagogik guru sebesar 78,7. Guru dengan kompetensi pedagogik tertinggi mendapatkan nilai 82, adapun guru dengan kompetensi pedagogik terendah mendapatkan nilai sebesar 76. Adapun kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Siklus 2
Hasil pengamatan siklus 2 menunjukkan bahwa rata-rata guru SD kelas IV Dabin V Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2020/2021 mengalami peningkatan kompetensi pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh menuju pada arah yang lebih baik. Hal ini tentunya berimplikasi pada pembelajaran jarak jauh yang aktif dan interaktif, sehingga membuat siswa menjadi antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Pada pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19, tantangan dan hambatan tidak hanya pada keterbatasan sarana pendukung teknologi dan jaraingan internet. Hambatan lain pada pelaksanaan PJJ selama masa pandemi Covid-19 antara lain berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia, arahan pemerintah yang kurang jelas, dan belum adanya kurikulum PJJ yang tepat (Arifa, 2020). Kesiapan sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, kesiapan ini berkaitan dengan kemampuan pengajar dan pembelajar dalam menggunakan serta mengelola segala sistem teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh.
Kemampuan penggunaan dan pengelolaan sistem teknologi, informasi dan komunikasi ini sering disebut literasi teknologi, informasi dan komunikasi. Literasi pada Invormation and Communication Technology (ICT) menjadi faktor penting dalam pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19. Kompetensi dan literasi dalam menggunakan komputer dan berselancar di dunia maya menjadi keterampilan dasar yang diperlukan dalam pelaksanaan PJJ. Kompetensi dan tingkatan literasi ICT berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Sementara itu, literasi ICT yang lebih spesifik pada penggunaan media digital, literasi ICT dipengaruhi oleh tingkat generasi dan usia pengguna teknologi, generasi muda lebih mudah mengelola teknologi dibanding generasi orang tua. Pada konteks pelaksanaan PJJ yang berlangsung, perbedaan generasi dan usia antara pengajar dan pembelajar bisa saja menjadi penghambat kelancaran pelaksanaan PJJ. Oleh karenanya, peningkatan dan standarisasi pengajar dan pembelajar dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi perlu diupayakan oleh semua pihak yang terlibat dalam PJJ.
KESIMPULAN
- Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada kondisi awal masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami kompetensi pedagogik sebagai seorang guru SD dalam pembelajaran jarak jauh termasuk dalam kaitannya dengan perancangan pembelajaran dan beberapa guru yang lain belum memahami metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yang mendidik dan dialogis, sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang pembelajaran jarak jauh. Kondisi awal menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh secara umum diperoleh rata-rata 67,1 yang masih termasuk dalam kategori rendah.
- Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada siklus 1 sudah mulai ada peningkatan, namun masih termasuk dalam kategori yang cukup, dengan nilai rata-rata kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh sebesar 71,1. Hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki inovasi dalam perancangan pembelajaran yang lebih menarik, guru juga belum mampu melaksanakan pembelajaran yang dialogis dan guru belum memahami pemanfaatan teknologi pembelajaran untuk pembelajaran jarak jauh, sehingga kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh belum sesuai dengan standar yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perlu adanya peningkatan.
- Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh pada siklus 2 mengalami peningkatan yang memuaskan. Guru telah memahami arti penting ICT (Information and Communication Technology) dalam pembelajaran jarak jauh, sehingga dapat merencanakan skenario pembelajaran dengan memanfaat ICT (Information and Communication Technology) yang dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran jarak jauh sebesar 78,7.
SARAN
- Kepala sekolah hendaknya menunjuk guru yang akan didampingi secara bergantian sehingga semua guru dapat memanfaatkan ICT dalam mengelola PJJ dengan baik sehingga dapat memperbaiki ataupun meningkatkan kompetensi pedagogik guru dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
- Guru hendaknya bersikap proaktif terhadap berpagai upaya peningkatan kompetensi dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan ICT dengan senantiasa melakukan koordinasi dengan guru yang lain dalammenyamakan langkah saat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
- Guru diharapkan aktif dan kreatif dalam merancang pembelajaran jarak jauh dengan memanfaat ICT agar siswa tetap antusias dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA
Arifa, F, N. 2020. Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Covid-19. Kajian Singkat Terhadap isu Aktual dan Strategis. 2020; 12(7): 13-18.
Astini, N. K. S. 2020. Tantangan dan Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (2), 241-255.
Bali, M. M. E. I. 2017. Model Interaksi Sosial dalam Mengelaborasi Keterampilan Sosial. Pedagogik, 04(02), 211–227.
Bali, M. M. E. I. 2019. Implementasi Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Distance Learning. Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam. 3(1), 29-40.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008 tentang Peraturan Pemerintah tentang Guru.
Hamalik, O. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Suparlan. 2016. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Wahyono, Poncojari et.al. 2020. Guru professional di masa pandemic COVID-19: Review Implementasi, tantangan, dan solusi pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 1 (1), 51-65. http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jppg.
Wijaya, C dan Rusyan, T. 2014. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.