UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA AL-QUR’AN SURAT SURAT PENDEK MELALUI METODE DEMONSTRASI

DENGAN ALAT PERAGA KID ABATA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SISWA KELAS III SEMESTER I DI SDN GOTPUTUK

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Siti Kumaidah

SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan meningkatkan minat baca Al-qur’an surat surat pendek melalui metode demonstrasi dengan alat peraga Kid Abata Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan penelitian tentang minat baca Al Qur’an surat pendek hasil belajar Pendidikan Agama Islam tentang kompetensi dasar membaca surat-surat pendek, siswa kelas III di SDN Gotputuk sebagai berikut: Hasil nilai tes formatif pra siklus tertinggi 85 ,sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa , yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 65 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah 50 sebayak 2 siswa dan rata-rata kelas 69 dari 19 siswa. Hasil nilai tes formatif siklus I menunjukkan bahwa yang mendapat nilai A (baik sekali) 90 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa nilai B yaitu nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 75 sebanyak 4 siswa, nilai C: yaitu nilai 70 sebanyak 3 siswa dan nilai 65 sebanyak 3 siswa. Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata kelas 73 dari 19 siswa. Yang mencapai nilai tuntas 13 siswa (68%), siswa yang belum tuntas 6 siswa (32%). Hasil nilai tes formatif siklus II siswa yang mendapat nilai A = 95 sebanyak 3 siswa ,yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa yang mendpaat nilai 85 sebanyak 3 siswa B = 80 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 5 siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai C = 0 (0%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 19 siswa (100%), yang belum tuntas (0%). Niali rata-rata kelas 83 dari 19 siswa, nilai tertinggi 95 dan terendah 75. KKM yang ditentukan sekolah 75.

 Kata Kunci: Minat, Baca Al-Qur’an, KID Abata

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

 Pada umumnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendah, terutama pelajaran Pendidikan Agama Islam yang selama ini dianggap pelajaran yang paling sulit oleh para siswa. Hal ini terbukti dengan jelas bahwa tiap ulangan nilai yang diperoleh masih rendah disbanding dengan pelajaran lainnya. Begitu juga rata-rata pada ujian akhir sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran diperlukan metode atau langkah strategi .Salah satu komponen pengajaran metode menentukan keberhasilan apabila sesuai dengan materi pengajaran dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai, serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.

 Selama ini proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas III di SDN Gotputuk masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga anak pasif dan membosankan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya nilai rata-rata kelas dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Rendahnya prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas III di SDN Gotputuk dimungkinkan juga guru belum menggunakan metode pengajaran atau media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan kemampuan siswa, yang memungkinkan siswa untuk aktif, kreatif juga senang dalam proses pengajaran.

 Berdasarkan kenyataan diatas perlu diadakan inovasi metode pembelajaran, untuk meningkatkan peran aktif siswa baik individu, maupun kelompok terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam Guru mengajar sebagai fasilitator harus mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga memperoleh hasil yang maksimal, salah satu diantaranya dengan menggunakan media minat baca Al-Qur’an dan contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam sampai maksimal.

 Menggunakan media alat peraga Kid Abata menumbuhkan minat baca Al-Qur’an dengan pemberian contoh bervariasi sebagai upaya meningkatkan hasl belajar Pendidikan Agama Islam tentang membaca Surat-surat pendek siswa kelas III di SDN Gotputuk .Sebagai muslim, beriman kepada Al-Qur’an adalah wajib. Termasuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pandangan hidupnya disamping dasar hukum Islam yang lainnya. Untuk mengamalkan Al-Qur’an, tidaklah mungkin jika tanpa membaca. Lebih khusus jika tidak mampu menulis huruf ayat Al-Qur’an. Bagaimana mungkin akan beriman dan mencintai Al-Qur’an, jika kedua hal tersebut tidak dilakukan, maka siswa akan semakin jauh dengan Al-Qur’an, yang berarti pula siswa membahayakan cara hidupnya.

Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1    Apakah melalui metode demontrasi menggunaqkan peraga KID (ABATA ) dapat meningkatkan hasil belajar membaca Alqur”an siswa kelas III semester I di SDN Gotputuk tahun pelajaran 2015/2016 ?

 2. Apakah melalui metode demontrasi menggunakan peraga KID ( ABATA ) dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca Alqur “ an siswa kelas III semester I di SDN Gotputuk tahun pelajaran 2015/2016 ?

 3.  Apakah menggunakan KID ABATA dapat meningkatkan ketrampilan belajar membaca alqur’an siswa kelas III semester I di SDN Gotputuk tahun pelajaran 2015/2016 ?

Tujuan Penelitian

 Berdasar pada rumusan masalah maka peneliti menyusun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1.     Dengan menggunakan media minat baca Al-Qur’an siswa dapat minat baca Al-Qur’an surat-surat pendek.

2.     Dengan menggunakan media minat baca Al-Qur’an dan contoh bervariasi siswa dapat meingkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang Surat-surat pendek.

3.     Melihat akan pentingnya pelajaran baca tulis Al Qur’an maka sangat perlu kiranya seorang guru PAI bersikap kreatif untuk memberikan pembelajaran tentang Al Qur’an secara tepat

4.     Semakin majunya perkembangan pendidikan, menuntut guru PAI untuk melaksanakan dalam mengembangkan pembelajaran di bidang baca tulis Al Qur’an.

5.     Semakin berkurangnya minat baca Al Qur’an menjadi tuntutan bagi guru PAI untuk melakukan pembelajaran interaktif yang lebih menarik dengan menggunakan multi media.

Manfaat Penelitian

 1..Manfaat Teoritis

Sebagai hasil penelitian yang dilaksanakan memberi kontribusi bagi perkembangan pengetahuan khususnya dalam perkembangan pendidikan agama islam dalam membaca Al qur’an .

 2..Manfaat Praktis

a.     Bagi guru

1).     Mampu membantu guru dalam mempercepat proses penyampaian materi membaca Al-Qur’an dengan menggunakan alat peraga.

2).     Menjadi alternatif bagi guru untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan mengajar dengan mempergunakan alat peraga yang sesuai materi membaca Al-qur’an

b.     Manfaat bagi siswa

1).     Dengan media alat peraga yang masuk dalam dunia pendidikan, disamping para siswa telah memiliki dasar dalam belajar membaca, maka akan semakin menarik dan tertantang bagi siswa yang mempunyai minat termasuk yang belum akan berusaha untuk bisa belajar membaca Al-Qur’an dengan multi media.

2).     Siswa dapat merasakan hasil dari kegiatan tersebut dengan lebih materi membaca Al-Qur’an melalui multi media kid abata ternyata lebih mudah atau mampu mempercepat siswa menguasai materi yang diajarkan gurunya.

c.     Manfaat bagi sekolah

1).     Sekolah menyediakan dana untuk membeli alat peraga yang memadai akan menjadikan sekolah, jika pemanfaatan alat mampu membantu proses tercapainya materi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa dan berimbas bahwa sekolah berhasil menyediakan alat peraga yang menunjang termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2).     Sekolah sesuai dengan visi dan misinya mampu mengaplikasikan keberhasilan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai yang sangat berarti dalam mutu pendidikan yang dikelolanya meningkat.

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Minat baca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia agar bisa selamat di dunia maupun akhirat. Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Dan bagi orang yang membacanya akan mendapatkan pahala ibadah.

 Dr.H.Muhammad Suma, MA, SH dalam Tafsir Ahkam I mengatakan bahwa:

 â€œBetapapun awamnya seorang muslim dan muslimat, niscaya mereka tahu dan harus tahu bahwa Al-Qur’an al karim (yang terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6000 ayat lebih, 77.349 kalimat dan lebih dari 323.000 huruf) itu adalah sumber utama dan pertama agama Islam. Secara garis besar, Al-Qur’an berisikan tentang aqidah (keimanan), akhlak, janji baik dan ancaman buruk (wa’ad dan wa’id), kisah atau sejarah, syariat (hukum), ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain.

 Setiap Mu’min yakin, bahwa membaca Al-Qur’an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang Mu’min baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira atau sedih. Malahan membaca Al-Qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan Penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

 Sebagai langkah untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Pendidikan Agama di Sekolah umum yang mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

 Pendidikan Agama di sekolah umum adalah terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketaqwaan serta nilai akhlak atau budi pekerti yang kokoh dan tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari dan selanjutnya memberi corak bagi pembentukan watak bangsa. Adapun diantara menyelenggarakan Pendidikan Agama di Sekolah dengan mengintegrasikan aspek pengajaran, pengamalan, serta aspek pengalaman, bahwa kegiatan belajar mengajar di depan kelas, diikuti dengan pembiasaan pengamalan ibadah bersama di sekolah, kunjungan dan memperhatikan lingkungan sekitar serta penerapan nilai dan norma akhlak dalam perilaku sehari-hari.

 Maka perlu adanya upaya untuk membangkitkan minat baca Al Qur’an melalui pembelajaran multimedia. Agar pembelajaran ini semakin diminati oleh para siswa dan mudah untuk dipahami.

 M. Arifin (1991: 12) berpendapat bahwa: “ Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal “. Team penyusun naskah Pedoman Guru Agama menyimpulkan bahwa:

 Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat kelak.

 Pendidikan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus. Tanggung jawab pendidikannya dipikul secara bersama-sama oleh keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun lembaga pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam mendidik anak-anak yaitu keluarga. Karena di dalam pendidikan keluarga terletak faktor yang sangat mendasar terhadap pembinaan anak selanjutnya. Sehingga dari pendidikan keluarga inilah akan tercetak generasi-generasi yang merupakan dambaan bagi setiap manusia yaitu anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat.

 â€œMembaca Alquran membuat hati kita tenang, membaca buku membuat kita kaya ilmu, membaca peristiwa menjadikan kita lebih bijaksana.”

Ayat Al-Quran yang pertama kali turun. Sebuah perintah yang patut kita renungkan bersama bahwa betapa pentingnya kegiatan membaca. Membaca adalah sebuah kegiatan awal untuk memahami sesuatu dan mengambil manfaat dari sesuatu yang dibaca tersebut. Membaca buku, berarti kita akan memahami isi yang terkandung di dalam buku tersebut dan mengambil pengetahuan di dalamnya. Membaca Alqur’an berarti kita berusaha mengetahui pedoman hidup yang diajarkan Tuhan kepada para hamba-Nya. Membaca peristiwa, membuat kita mengerti tentang arti dan hikmah yang terkandung di dalam peristiwa tersebut untuk kemudian kita jadikan pengalaman yang akan menjadikan diri kita lebih baik di masa yang akan datang.

 Anak merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan estafet kehidupan. Pendidikan dan kebiasaan yang anak-anak lakukan di saat sekarang akan menentukan bagaimana masa depan mereka dan masa depan bangsa ini. Sudah`saatnya kita berpikir kembali untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia. Mengubah bangsa kita yang berlabel bangsa berkembang menuju bangsa yang maju, sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. Dan untuk semua itu, marilah kita merelakan diri untuk memulai dengan mendidik anak-anak kita untuk gemar “membaca”. Membaca Alquran, membaca buku, membaca peristiwa dalam kehidupan.

Pendidikan membaca ini haruslah dimulai dari komunitas terkecil di dalam masyarakat, yaitu keluarga. Orang tua sangatlah berperan bagi perkembangan kepribadian anak sehingga orang tualah yang niscaya menjadi pendidik pertama dan motivator utama dalam menumbuhkan minat “membaca” ini. Untuk menumbuhkan minat “membaca” ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orang tua yaitu

  1. Memberi pengertian tentang pentingnya kegiatan “membaca”. Apapun tindakan yang kita ajarkan kepada anak, usahakan untuk menjelaskan tujuan kegiatan tersebut agar anak pun terbiasa berpikir logis sistematis dan bertanggung jawab.
  2. Memberi penjelasan tentang objek bacaan. Misalkan membaca Alquran, kita hendaknya menjelaskan bahwa Alquran adalah kitab suci umat Islam yang mutlak harus dipelajari. Belajar membaca dan memelajari kandungan Alquran adalah perintah Tuhan yang harus dijalankan. Membaca buku, kita hendaknya menerangkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Dari buku kita bisa berkeliling dunia dan mengetahui apa saja. Membaca kehidupan melalui peristiwa, kita hendaknya membiasakan memberi penjelasan tentang hikmah-hikmah dari setiap kejadian yang dialami anak sehingga anak terbiasa peka dan mampu menggunakan hatinya untuk memahami kehidupan ini. Mengajari anak membaca peristiwa akan mengasah kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosinya.
  3. Untuk menumbuhkan minat membaca Alquran siswa, kita memerlukan pendekatan, kita perlu menerapkan pola rutinitas. Kebiasaan yang diterapkan dalam keluarga sangat berpengaruh kepada kebiasaan anak. Usahakan luangkan beberapa saat untuk menghidupkan tradisi membaca alquran di dalam keluarga. Misal setelah sholat magrib, kita mengajak anak-anak kita untuk membaca alquran bersama. Membaca buku, dalam proses awal . biarkan anak memilih buku-buku yang mereka sukai. Buku-buku bergambar dan penuh warna lebih cenderung diminati anak daripada buku polos tanpa gambar.Dalam proses membaca, biarkan anak menikmatinya. Jangan menerapkan aturan bahwa membaca yang baik harus dengan duduk terpaku di atas meja dengan tangan rapi di depan dada. Birkan anak benar-benar menikmati proses dalam keadaan apapun.
  4. Apabila masih sulit, awali kecintaan mereka dengan kegiatan bercerita. Lalu akhiri kegiatan bercerita tersebut dengan mendiskusikan gambar sampul buku maupun gambar-gambar dalam buku tersebut. Khusus menumbuhkan kecintaan pada Alquran dan memahami isinya, cerita-cerita dalam Alquran juga bagus untuk menambah iman anak-anak.
  5. Yang terakhir, cara mengajar yang paling efektif adalah memberi contoh. Luangkan waktu walau sejenak untuk membaca bersama siswa .

Demikian tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat. Sekecil apapun usaha kita dalam membangun kejayaan bangsa dan umat ini, marilah kita laksanakan dengan kesungguhan hati . Semoga semua akan menjadi lebih baik dengan meluangkan waktu untuk “membaca”. Bukankah Tuhan telah memberi perintah yang jelas melalui ayat pertama yang diturunkan-Nya? Iqro’ (bacalah).

Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka peneliti menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1.     Kondisi awal, dalam pembelajaran guru menggunakan model konvensional yang sifatnya searah siswa bosan dan pasif nilai Pendidikan Agama Islam masih rendah.

2.     Guru memberikan tindakan penerapan memberikan contoh bervariasi siklus I dan pada siklus II dikemas seperti kuis nilai Pendidikan Agama Islam meningkat.

3.     Kondisi akhir: diduga penggunaan minat baca Al-Qur’an dan pemberian contoh bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca surat-surat pendek bagi siswa kelas III semester I tahun pelajaran 2015/2016.

Hipotesis

 Diduga model pembelajaran menerapkan metode demontrasi dengan menggunakan peraga Kid Abata meningkatkan kemampuan ,pristasi,ketrampilan belajar membaca surat-surat pendek Al’qur’an mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas III semester I di SDN Gotputuk tahun pelajaran 2015/2016

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

1.     Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Nopember 2015. Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.

2.     Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas III semester I khususnya kompetensi dasar Minat baca Al-Qur’an

3.     Mata Pelajaran dan teman sejawat

Pada penelitian ini seperti yang dijelaskan diatas Pendidikan Agama Islam . Dalam penelitian ini penulis bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dan dokumentasi.

 4.  Subyek Penelitian

 Yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 19 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan , untuk memperbaiki pristasi belajar materi minat baca Al’qur’an surat-surat pendek.

 Sumber Data

 Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2007: 157). Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sebelum penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III semester I di SDN Gotputuk terlebih dahulu peneliti melakukan evaluasi pembelajaran matematika. Dari hasil evaluasi tersebut diperoleh data nilai siswa pada pra siklus masih rendah Hasil evaluasi pada pra siklus merupakan data sekunder dan ditambah dengan dokumentasi dari sekolah. Sedangkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian merupakan data primer yaitu hasil evaluasi pada pra siklus siklus I, II, dan dokumetasi kegiatan (foto).

 Teknik Pengumpulan Data                     

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.     Teknik Tes

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data yang akurat selama penelitian. Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk evaluasi siswa terhadap materi yang disampaikan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang terdiri dari dua bentuk yaitu pilihan ganda dan isian.

 

2.     Wawancara

Wawancara adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang baru saja diberikan. Dengan cara ini, guru mencoba untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan sejauh mana penerimaan siswa terhadap materi. Selain itu dengan adanya teknik wawancara ini, siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada guru jika ada yang belum jelas.

3.     Observasi Berpartisipasi

Observasi berpartisipasi dilakukan guru dengan mengamati aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dapat berupa respon/tanggapan siswa selama mengikuti pelajaran, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan..Observasi juga meliputi perilaku siswa selama dalam mengikuti pembelajaran siswa mengerjakan soal latihan (tertib/gaduh). Observasi dilakukan oleh guru dibantu oleh teman sejawat agar semua siswa dapat diamati secara keseluruhan baik secara individu maupun kelompok. Hasil observasi kegiatan kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai.

4.     Dokumentasi

 Sebelum penelitian tindakan kelas dimulai, terlebih dahulu peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian misalnya data siswa, daftar nilai siswa, profil sekolah serta foto-foto selama penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian diolah sedemikian rupa sebagai bahan penyusunan laporan.

. Validasi Data

 Menurut Rochiati (2007:157) sebuah penelitian akan mendapatkan kepercayaan atau dianggap valid apabilamengikuti semua langkah dalam penelitian dan sesuai dengan prosedur. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat kepercayaan ialah validasi yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi. Data yang telah terkumpul harus dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong, 2007:331). Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.

 Analisa Data

 Menganalisis data yang bentuknya berbagai ragam merupakan tugas yang besar bagi peneliti kualitatif. Analisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator kinerja (Sugiyono,2007:93). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa maka dapat dilihat dari hasil observasi dan nilai ulangan harian siswa. Menurut Sutopo (2002:91) tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

 

 

Indikator Kinerja

 Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dapat diketahui dari peningkatan nilai rata-rata ulangan harian siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan siswa mencapai nilai 75 atau lebih.

 Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/ tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting). Kemudian sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus berikutnya diskripsi masing-masing tahapan penelitian

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Diskripsi Pra Siklus

 Hasil Belajar

 Pada pembelajaran awal nilai nilai yang diperoleh dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas III rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu model pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu kepada siswa, sehingga siswa pasif dan bahkan bosan, sehingga dari 19 siswa yang mendapat nilai tertinggi 85,sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa , yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 65 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah 50 sebayak 2 siswa dan rata-rata kelas 69 dari 19 siswa.. Proses pembelajaran pada pra siklus siswa pasif, karena tidak ada respon yang menentang, siswa terlihat jelas dan tidak tampak kreatifitas siswa.

 Diskripsi Siklus I

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes dan non tes. Hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh data sebagai berikut: Hasil Belajar dari hasil tes siklus 1 menunjukkan bahwa yang mendapat nilai nilai A (baik sekali) 90 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa nilai B yaitu nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 75 sebanyak 4 siswa, nilai C: yaitu nilai 70 sebanyak 3 siswa dan nilai 65 sebanyak 3 siswa. Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata kelas 73 dari 19 siswa. Yang mencapai nilai tuntas 13 siswa (68%), siswa yang belum tuntas 6 siswa (32%). Proses Pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan, meskipun belum semua siswa . Dari hasil pengamatan sudah ada kreatifitas dan keaktifan siswa. Ada interaksi antar siswa, kerja sama dan bersaing antar kelompok. Dari hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demontrasi dengan peraga Kid Abata minat baca Al-Qur’an dan contoh bervariasi siswa mengalami peningkatan hasil belajar baik dalam ketuntasan belajar maupun nilai rata-rata kelas.

 Diskrisi Siklus II

 Hasil tindakan pada siklus II juga merupakan hasiltes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

 Hasil Belajar pelaksanaan siklus II diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai A = 95 sebanyak 3 siswa ,yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa yang mendpaat nilai 85 sebanyak 3 siswa B = 80 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 5 siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai C = 0 (0%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 19 siswa (100%), yang belum tuntas (0%). Niali rata-rata kelas 83 dari 19 siswa, nilai tertinggi 95 dan terendah 75. Penerapan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga Kid Abata minat baca Al-Qur’an dan contoh bervariasi siswa mengalami peningkatan hasil belajar baik dalam ketuntasan hasil belajar siswa maupun nilai rata-rata kelas.

 Pembahasan

 Proses pembelajaran

Proses pembelajaran pada pra siklus ,siklus I siklus II menunjukkan siswa adanya peningkatan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena mereka berkompetensi dalam merebutkan hasil terbaik baik individu maupun kelompok, ada interaksi antar individu, kerja sama dalam kelompok mereka bersaing positif.

 Dengan memperhatikan perbandingan hasil tes pada pra siklus siklus I dan siklus II, ada peningkatan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun nilai rata-rata kelas. Dari 19 siswa dinyatakan tuntas,dengan demikian penelitian mempuyai pengaruhpositip. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa menerapkan metode demontrasi dengan media alat peraga Kid Abata meningkatkan minat baca Al-Qur’an dan pemberian contoh bervariasi meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada kompetensi dasar minat baca Al-Qur’an surat-surat pendek.

 Pembelajaran pra siklus nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas III di SDN Gotputuk pada kegiatan pra siklus cenderung rendah yaitu siswa yang mendapat nilai A = 3 siswa (16%), siswa yang mendapat nilai B = 6 siswa atau 32%, siswa yang mendapat nilai C = 8 siswa atau 42% sedangkan siswa yang mendapat nilai D = 2 siswa atau 10%. Sedangkan nilai tertinggi = 85, nilai terendah 50 dari 19 siswa mengenai hasil ketuntasan siswa yang tuntas 9 siswa atau 47%. Sedangkan yang belum tuntas 10 siswa atau 53%.

 Pada siklus I siswa yang mendapat nilai A (baik sekali) siswa 6 (32%), yang mendapat nilai B ada 7 siswa (36%), nilai C: 6 siswa atau ( 32%) dan nilai D: 0 atau (0%). Pada siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dari 19 siswa. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 13 siswa (68%) yang belum tuntas 6 siswa (32%) dengan KKM yang ditentukan 75.

Pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai A = 9 siswa (47%), siswa yang mendapatkan nilai B = 10 siswa (53%) dan siswa yang mendapat nilai C = 0 atau (0%) dari 19 siswa. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus II yang tuntas 19 siswa (100%) dan yang belum tuntas (0%). dan nilai rata-rata kelas 83 dari 19 siswa. Ketuntasan mencapai 100% ketentuan KKM 75.

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan minat baca Al Qur’an hasil belajar Pendidikan Agama Islam tentang kompetensi dasar membaca surat-surat pendek, siswa kelas III di SDN Gotputuk sebagai berikut:

 1.  Hasil nilai tes formatif pra siklus tertinggi 85 ,sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa , yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 65 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah 50 sebayak 2 siswa dan rata-rata kelas 69 dari 19 siswa.

 2   Hasil nilai tes formatif siklus I menunjukkan bahwa yang mendapat nilai nilai A (baik sekali) 90 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa nilai B yaitu nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 75 sebanyak 4 siswa, nilai C: yaitu nilai 70 sebanyak 3 siswa dan nilai 65 sebanyak 3 siswa. Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata kelas 73 dari 19 siswa. Yang mencapai nilai tuntas 13 siswa (68%), siswa yang belum tuntas 6 siswa (32%)

 3   Hasil nilai tes formatif siklus II siswa yang mendapat nilai A = 95 sebanyak 3 siswa ,yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa yang mendpaat nilai 85 sebanyak 3 siswa B = 80 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 5 siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai C = 0 (0%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 19 siswa (100%), yang belum tuntas (0%). Niali rata-rata kelas 83 dari 19 siswa, nilai tertinggi 95 dan terendah 75.

Saran

 Penelitian yang tleah dilaksanakan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1      Guru hendaknya dalam melaksanakan pembelajaran sudah menyusun perencanaan menggunakan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga lebih menarik minat belajar siswa .

2      Dalam materi membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dan contoh bervariasi menggunakan alat peraga Kid Abata untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

3      Menentukan lebih dahulu metode yang tepat sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara fektif dan efesien meningkatkan hasil belajar berkualitas sesuai dengan yang ditentukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam .

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.

Anita, Lic. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo.

Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bell. Gredler (1986: 1). Teori belajar dan pembelajaran, hal. 1.5. Jakarta: Universitas Terbuka.

BNSP, 2007. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Bruner (1982). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SD Hal. 1.6. Penerbit Universitas Terbuka. Edisi 1.

Fantana (1981). Teori Belajar dan Pembelajaran Hal. 1.8. Jakarta. Universitas Terbuka.

Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

W.J.S Poerwadarminto (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Hal. 756. Jakarta. Balai Pustaka.

W.J.s. Poerwadarminto (2007), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiha Hal. 1355. Jakarta. Balai Pustaka.