MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PERMAINAN PADA PESERTA DIDIK KELAS I SD NEGERI PADAAN 1
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
DAN KETERAMPILAN BERBICARA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PERMAINAN
PADA PESERTA DIDIK KELAS I
SD NEGERI PADAAN 1,
KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA
PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Siswati
Guru Kelas I di SD Negeri Padaan 1 pada Tahun Pelajaran 2010/2011
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan minat belajar dan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode permainan pada Peserta Didik kelas I SD negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora semester II tahun pelajaran 2010/2011. Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Penelitian difokuskan pada pembelajaran bahasa Indonesia dan tindakan adalah metode permainan. Waktu peneltian adalah 2 bulan, dimulai pada pertengahan bulan Januari hingga awal bulan Maret. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 Siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Temuan penelitian ini adalah 1) Penggunaan metode permainan dengan konsep kelompok menambah interaksi antar peserta didik, 2) Peningkatan peran peserta didik dalam metode permainan dapat meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia, 3) Kompetisi untuk mendapatkan hadiah, meningkatkan daya saing dan semangat mereka dalam berlatih keterampilan berbicara dalam menyebutkan ciri – ciri benda dengan kalimat sederhana, 4) Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode permainan selain menambah percaya diri peserta didik dalam pembelajaran juga memperbaiki hasil ulangan harian. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Bagi Sekolah supaya selalu memperhatikan semua kelebihan dan kekurangan yang dimiliki agar dapat membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran, khususnya pembelajar-an bahasa Indonesia, 2) Bagi Guru supaya Selalu memperhatikan kondisi pembelajaran, dan mencari solusi dari permasalahan yang ada sehingga dapat memperoleh keterampilan baru, 3) Bagi peserta didik supaya berlatih keterampilan berbicara dan keterampilan lain dalam bahasa, serta terlibat aktif dalam pembelajaran, 4) Bagi peneliti lainnya mempelajari, memahami, mengkoreksi dan mengembangakn hasil penelitian agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian lain serta dapat menambah khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan.
Kata Kunci: Minat belajar, Keterampilan berbicara, Bahasa Indonesia, Metode permainan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali peserta didik untuk mengembangkan bahasa di samping aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima peserta didik sebatas produk bahasa dan sastra. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan peserta didik secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak peserta didik untuk mendengarkan, menyajikan metode yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
Empat keterampilan dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Berdasarkan hasil ulangan harian di kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora , semester II tahun pelajaran 2010/2011, minat belajar peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia masih rendah. Minimnya peran peserta didik dalam penerapan metode ceramah yang digunakan guru, secara tidak langsung menghambat keterampilan berbicara peserta didik. Peserta didik menjadi segan menunjukkan keterampilan berbicara sehingga mempengaruhi rendahnya minat belajar. Saat guru meminta peserta didik menceritakan dengan kalimat sederhana tentang ciri – ciri benda yang terdapat di buku teks, tidak ada peserta didik yang berani mengajukan diri. Saat guru menunjuk peserta didik satu – persatu, tampak lebih banyak peserta didik yang kesulitan menunjukkan keterampilan berbicara.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam rangka menumbuhkan minat belajar bahasa Indonesia dengan meningkatkan keterampilan berbicara menceritakan benda – benda dengan kalimat sederhana adalah metode permainan. Menurut pengamatan guru, selaku peneliti dalam penelitian ini, metode permainan tepat digunakan bagi peserta didik kelas I yang masih mengisi sebagian besar waktunya dengan bermain dan belum memahami konsep belajar di sekolah dasar.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan minat belajar dalam pembela-jaran bahasa Indonesia pada Peserta Didik kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora semester II tahun pelajaran 2010/2011 melalui metode permainan?
2. Bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada Peserta Didik kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora semester II tahun pelajaran 2010/2011 melalui metode permainan?
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan minat belajar dan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode permainan pada Peserta Didik kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora semester II tahun pelajaran 2010/2011.
KAJIAN PUSTAKA
Minat Belajar
Belly (2006: 4) mengemukakan bahwa minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Sedangkan pengertian belajar dapat dikemukakan sebagai berikut: “Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang intensif atau bersifat temporer” (Hamalik, 2008: 34). Jadi minat belajar itu ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh peserta didik untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar.
Keterampilan Berbicara
Menurut Hoetomo (2005, dalam aadesanjaya, 2010) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan berbicara.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat: a) Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.; b) Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara.; c) Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.; d) Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.; e) Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar. (aadesanjaya, 2010)
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan ke-mampuan peserta didik dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat fungsi, tujuan, dan prinsip dari pembelajaran bahasa Indonesia.
Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia adalah, a) Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan.; b) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembang-kan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.; c) Sarana menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai pembahas keperluan yang menyangkut berbagai masalah.; d) Sarana pengemabangan penalaran.; e) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia. (Resmini, 2006: 4)
Metode Permainan
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode per-mainan akan menjadi efektif, bermakna, dan tetap menyenang-kan apabila dalam pelaksanaan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh beberapa pakar (Hadfield, 1999: 8-10) sebagai berikut, a) Permaianan yang dikembangkan hendaknya permainan yang terkait langsung dengan konteks keseharian peserta didik.; b) Permainan diterapkan untuk merangsang daya pikir, mengakses informasi dan menciptakan makna-makna baru; c) Permainan yang dikembangkan haruslah menyenangkan dan mengasyikan bagi peserta didik; d) Permainan dilaksanakan dengan landasan kebebasan menjalin kerja sama dengan peserta didik lain; e) Permainan hendaknya menantang dan mengandung unsur kompetisi yang memungkinkan peserta didik semakin termotivasi menjalani proses tersebut; f) Penekanan permainan linguistic pada akuransi isinya, sedangkan permainan komunikatif lebih menekankan pada kelancaran dan suksesnya komunikasi; dan g) Permainan dapat dipergunakan untuk semua tingkatan dan berbagai keterampilan berbahasa sekaligus.
Kondisi awal
|
Pembelajaran dengan metode ceramah yang teoritis
|
Pembelajaran mengacu pada buku teks. Peserta didik jenuh, minat belajar dan keterampilan berbicara rendah
|
Tindakan
|
Kondisi akhir
|
Metode permainan
|
Keterampilan berbicara meningkat yang berbanding lurus dengan peningkatan minat belajar
|
|
Metode permainan dalam kelompok dengan menebak ciri – ciri benda kalimat sederhana.
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir Penelitian
Hipotesis
Penggunaan metode permainan diduga dapat meningkat-kan minat belajar dan keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada semester II tahun pelajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian berlangsung di kelas I SD Negeri Padaan 1, yang beralamatkan di jalan raya Ngawen – Japah km 07 kode pos 58257 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Proses penelitian hingga pembuatan laporan penelitian berlangsung dari bulan Januari 2011 hingga bulan Maret 2011.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil ulangan harian peserta didik, lembar pengamatan, dan lembar penilaian kelompok.
Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Masing – masing siklus dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Indikator Kinerja
1. Peserta didik mampu berbicara tentang ciri – ciri benda dengan kalimat sederhana yang jelas dan tepat.
2. Masing – masing kelompok berkompetisi untuk memper-oleh poin tertinggi.
3. Di dalam kelompok, peserta didik bekerja sama dan saling mendukung.
4. Nilai ulangan harian peserta didik memenuhi KKM yaitu 68.
5. Minimal 80% keseluruhan kelas, meraih nilai sesuai KKM
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Penerapan metode ceramah yang teoritis, terbukti tidak berjalan efektif pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, semester II tahun pelajaran 2010/2011. Peserta didik tampak tidak antusias menerima pembelajaran.
Minimnya minat belajar peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia, berdampak pada rendahnya keterampilan berbicara peserta didik yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dalam menyebutkan ciri – ciri benda dengan kalimat sederhana. Kelas yang kurang kondusif juga berdampak pada hasil ulangan harian peserta didik. Nilai rata – rata ulangan harian hanya 52,75, dengan persentase jumlah peserta didik yang meraih nilai tuntas sebesar 41,38%.
Deskripsi Siklus I
Perencanaan diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Indonesia dalam menyebutkan ciri – ciri benda dengan menggunakan metode permainan. Guru membagi kelas menjadi tujuh kelompok yang heterogen (dalam satu kelompok, terdapat peserta didik yang pintar dan aktif, dan juga terdapat peserta didik yang pasif).
Enam kelompok beranggotakan empat orang, ada satu kelompok yang beranggotakan lima orang. Setiap kelompok diberi identitas dengan nama buah – buahan yaitu kelompok apel, kelompok ceri, kelompok duku, kelompok jeruk, kelompok salak, kelompok nanas, dan kelompok melon.
Guru mengatur posisi tempat duduk masing – masing kelompok agar lebih mudah berdiskusi dan bekerja sama dalam pembelajaran. Guru membagi gambar benda pada masing – masing kelompok dan menunjukkan contoh cara menyebutkan ciri – ciri benda dengan kalimat sederhana.
Selanjutnya kelompok yang ditunjuk guru harus menyebutkan ciri – ciri benda secara bergantian oleh masing – masing anggota. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab, dilempar kekelompok lain yang berani menjawab. Kegiatan diulang kembali pada pertemuan kedua siklus I. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan hadiah buku.
Pelaksanaan siklus I yang masih memiliki masalah, juga memiliki peningkatan yang signifikan. Hasil analisis ulangan harian siklus I, menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil ulangan harian pada kondisi awal. Berikut ini tabel menunjukkan peningkatan tersebut:
Analisis Hasil Ulangan Harian Kondisi Awal dan Siklus I
No |
Keterangan |
Kondisi awal |
Siklus I |
1 |
Nilai tertinggi |
80 |
100 |
2 |
Nilai rata – rata |
52,75 |
73,10 |
3 |
Nilai terendah |
10 |
40 |
4 |
Jumlah ketuntasan |
12 |
20 |
5 |
Persentase |
41,38% |
68,97% |
Pada akhir pertemuan siklus I, guru menugaskan masing – masing peserta didik untuk membawa mainan pada pertemuan berikutnya (siklus II).
Deskripsi Siklus II
Pada awal pertemuan siklus II, guru mengingatkan tugas rumah yang diberikan pada siklus I. Masing – masing kelompok berdiskusi membahas ciri – ciri mainan yang dibawa anggota kelompok. Sama dengan siklus I, masing – masing kelompok bergantian menyebutkan ciri – ciri benda yang mereka amati. Sedangkan kelompok lain dan guru mengkoreksi jawaban.
Pada pertemuan kedua, peserta didik ditugaskan membawa alat menggambar seperti buku gambar, krayon, pensil warna, dan lain – lain. Benda yang mereka bawa, kemudian ditukar dengan benda yang dibawa kelompok lain. Setelah berdiskusi, setiap kelompok bergantian menyebutkan ciri – ciri benda yang mereka amati. Sedangkan kelompok lain dan guru mengkoreksi jawaban.
Pelaksanaan metode permainan pada siklus II berjalan lebih efektif dibanding siklus I. Hal ini dikarenakan peserta didik sudah lebih baik dalam mengenal teman satu kelompoknya. Hasil analisis ulangan harian siklus II menunjukkan peningkatan dibandingkan pada siklus I.
Analisis Hasil Ulangan Harian Siklus I dan Siklus II
No |
Keterangan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai tertinggi |
100 |
100 |
2 |
Nilai rata – rata |
73,10 |
88,96 |
3 |
Nilai terendah |
40 |
60 |
4 |
Jumlah ketuntasan |
20 |
28 |
5 |
Persentase |
68,97% |
96,55% |
Pembahasan
Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali peserta didik untuk mengembangkan bahasa di samping aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima peserta didik sebatas produk bahasa dan sastra. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan peserta didik secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan).
Di kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, guru menggunakan metode ceramah. Peran peserta didik dalam pembelajaran sangat minim, akibatnya mereka memiliki minat yang rendah pada pembelajaran bahasa Indonesia. Dampak lain dari rendahnya minat peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah rendahnya nilai ulangan harian dan terutama keterampilan berbicara. Pada kondisi awal, nilai rata – rata ulangan harian peserta didik hanya 52,75, nilai tersebut masih di bawah KKM (68).
Guru menganalisis hasil ulangan harian dan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam menyebutkan ciri – ciri benda. Untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan berbicara peserta didik, guru menggunakan metode permainan. Permainan bahasa tidak dimaksudkan untuk mengukur atau mengevaluasi hasil belajar siswa. Kalaupun dipaksakan, bukan alat evaluasi yang baik, sebab permainan bahasa tersebut mengandung unsur spekulasi yang cukup besar (Soepamo, 1998: 61).
Penggunaan metode permainan dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyebutkan ciri – ciri benda dapat memenuhi harapan guru selaku peneliti. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil: 1) Peserta didik mampu berbicara tentang ciri – ciri benda dengan kalimat sederhana yang jelas dan tepat; 2) Masing – masing kelompok berkompetisi untuk memperoleh poin tertinggi; 3) Di dalam kelompok, peserta didik bekerja sama dan saling mendukung; 4) Nilai ulangan harian peserta didik memenuhi KKM yaitu 68; 5) Minimal 80% keseluruhan kelas, meraih nilai sesuai KKM.
Grafik Persentase Ketuntasan Pembelajaran
PENUTUP
Simpulan
1. Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 1 SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011 tidak berjalan kondusif, akibatnya nilai rata – rata ulangan harian hanya 52,75.
2. Penggunaan metode permainan dengan konsep kelom-pok menambah interaksi antar peserta didik.
3. Peningkatan peran peserta didik dalam metode permainan dapat meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia.
4. Kompetisi untuk mendapatkan hadiah, meningkatkan da-ya saing dan semangat mereka dalam berlatih keteram-pilan berbicara dalam menyebutkan ciri – ciri benda dengan kalimat sederhana.
5. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode per-mainan selain menambah percaya diri peserta didik dalam pembelajaran juga memperbaiki hasil ulangan harian. Nilai rata – rata pada siklus II mencapai 88,96, jauh melebihi nilai rata – rata pada kondisi awal yaitu 52,75.
Saran
1. Sekolah
Sekolah supaya selalu memperhatikan semua kelebihan dan kekurangan yang dimiliki agar dapat membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Guru
Selalu memperhatikan kondisi pembelajaran, dan mencari solusi dari permasalahan yang ada sehingga dapat memperoleh keterampilan baru.
3. Peserta didik
Peserta didik supaya berlatih keterampilan berbicara dan keterampilan lain dalam bahasa, serta terlibat aktif dalam pembelajaran.
4. Penelitian lainnya
Bagi peneliti lainnya supaya mempelajari, memahami, mengkoreksi dan mengembangakn hasil penelitian agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian lain serta dapat menambah khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aadesanjaya. 2010. Keterampilan Berbahasa (Pengertian dan Jenis). http://www.aadesanjaya.blogspot.com
Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntasi. Simposium Nasional Akuntasi 9 Padang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Hamalik, Oemar. 2008. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Resmini, Novi dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press
Slamet, St. Y. 2010. Dasar – dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS press.
Sofyan, Nurbaeti. 2004. Skripsi: Hubungan antara Minat dan Perhatian dengan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA pada SDN Labuang Baji I Makassar. Makassar: Universitas Veteran Republik Indonesia