PEMANFAATAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PEMANFAATAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGHITUNG
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
TENTANG PENJUMLAHAN
DAN PENGURANGAN
PADA PESERTA DIDIK KELAS I
SD NEGERI PADAAN 1,
KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA
PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Siswati
Guru Kelas I di SD Negeri Padaan 1 pada Tahun Pelajaran 2010/2011
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemanfaatan media benda konkret dalam meningkatkan kemampuan menghitung pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I tahun pelajaran 2010/2011. Lokasi penelitian ini adalah SD negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Penelitian difokuskan pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan dengan memanfaatkan media benda konkret. Waktu peneltian adalah 2 bulan, dimulai pada awal bulan Agustus hingga akhir bulan September. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 Siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Temuan penelitian ini adalah 1) Pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 serta pengurangan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 dilakukan dengan menggunakan media benda konkret (lidi dan sedotan); 2) Pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 serta pengurangan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 berlangsung aktif, menarik dan menyenangkan; 3) Peserta didik belajar secara aktif berlatih, berpikir, dan mengikuti pembahasan; 4) Prestasi belajar mengalami perbaikan dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Guru supaya memanfaatkan media benda konkret secara efektif sesuai dengan materi yang disampaikan agar pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan; 2) Peserta didik supaya terlibat dalam pembelajaran secara aktif, menguasai konsep materi dengan kuat dan mempunyai rasa percaya diri; 3) Bagi peneliti lainnya supaya mengembangkan tindakan sesuai dengan materi yang disampaikan.
Kata Kunci: media benda konkret, kemampuan matematika, penjumlahan dan pengurangan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kondisi pembelajaran matematika di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, pada Semester I tahun pelajaran 2010/2011 kurang berjalan tertib. Kegiatan belajar – mengajar masih diwarnai peserta didik yang bermain di kelas, bertengkar, menangis, dan merajuk karena berbagai hal. Kondisi ini menyebabkan guru tidak dapat memberikan materi dengan maksimal, dampaknya adalah nilai yang diraih peserta didik juga tidak maksimal. Nilai rata – rata ulangan harian matematika tentang penjumlahan dan pengurangan adalah 53,10. Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar matematika peserta didik adalah dengan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran matematika (Masykur, 2007: 70).
Salah satu aspek yang mendukung kemampuan pembelajaran matematika bagi peserta didik di kelas I SD adalah alat peraga. Alat peraga yang efektif dalam pembelajaran matematika di kelas I SD harus memiliki nilai relevansi dengan pencapaian daya matematika dan memberi peluang untuk membangkitkan kreatifitas guru yang berdampak pada peningkatan kemampuan peserta didik serta sesuai dengan materi yang dipelajari. Oleh karena itu guru harus bisa menggunakan alat peraga yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas dan usia peserta didik.
Alat peraga yang digunakan guru selaku peneliti untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan adalah benda konkret. Benda konkret dipilih karena sesuai dengan penamaan konsep pengenalan bilangan, penjumlahan, dan pengurangan bilangan di kelas I Sekolah Dasar. Benda konkret yang disiapkan peneliti berupa sedotan dan lidi sebanyak 20 buah dimana masing – masing berukuran panjang 10 cm. Peneliti selain menyiapkan benda konkret untuk pembelajaran di kelas, juga memberi tugas pada peserta didik untuk membuat benda konkret (dengan bantuan orang tua) di rumah. Sedotan atau lidi selain digunakan untuk pembelajaran di kelas, juga dapat digunakan untuk latihan berhitung di rumah, sehingga kemampuan peserta didik dalam pengurangan dan penjumlahan dapat meningkat.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana pemanfaatan media benda konkret pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I tahun pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan menghitung peserta didik di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I tahun pelajaran 2010/2011 pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan media benda konkret dalam meningkatkan kemampuan menghitung pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I tahun pelajaran 2010/2011.
KAJIAN PUSTAKA
Matematika
Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman Suherman, 2003:16), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran (Sukayati, 2003: 1). Berdasarkan fungsinya media pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Alat Peraga
Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri – ciri dari konsep yang dipelajari (Estiningsih, dalam Sukayati, 2003: 2). Fungsi alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar peserta didik mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut.
b. Sarana
Sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya adalah sebagai alat bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Contoh media pembelajaran yang berupa sarana adalah papan tulis, lembar kerja, lembar tugas alat – alat permainan, dan lain – lain. (Sukayati, 2003: 2)
Benda Konkret
Pelaksanaan belajar mengajar di kelas I Sekolah Dasar harus selalu dikondisikan menarik. Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan usia peserta didik dan pokok pembahasan. Salah satu media pembelajaran yang digunakan adalah benda konkret. Contoh benda konkret yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas I Sekolah Dasar adalah batang korek api, lidi, sedotan, kelereng, manik – manik, dan lain – lain. Benda konkret digunakan pada penamaan konsep pengenalan bilangan, penjumlahan, dan pengurangan bilangan. (Sukayati, 2003: 10)
Kondisi awal
|
Pembelajaran klasikal dengan metode ceramah
|
Pembelajaran tidak berjalan maksimal karena siswa tidak memperhatikan guru di kelas
|
Tindakan
|
Media benda konkret
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Praktek berhitung dengan media benda konkret Peserta didik membuat media benda konkret Peserta didik berlatih di rumah
|
Pembelajaran yang aktif kreatif sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuan matematika
|
Kondisi akhir
|
Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir Penelitian
Hipotesis
Pemanfaatan media benda konkret diduga dapat meningkatkan kemampuan menghitung tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Negeri Padaan 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, tahun pelajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian berlangsung di kelas I SD Negeri Padaan 1, yang beralamatkan di jalan raya Ngawen – Japah km 07 kode pos 58257 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Proses penelitian hingga pembuatan laporan penelitian berlangsung dari bulan Agustus 2010 hingga bulan September 2010.
Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar pengamatan, soal ulangan harian, dan soal latihan di kelas. Lembar pengamatan digunakan untuk meneliti aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret. Soal ulangan harian terdiri dari sepuluh soal isian yang harus diselesaikan selama 40 menit. Soal latihan berupa berupa soal isian yang diselesaikan peserta didik dengan menggunakan media benda konkret untuk meningkatkan kemampuan penjumlahan dan pengurangan.
Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Masing – masing siklus dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Indikator Kinerja
1. Peserta didik memperhatikan penggunaan benda konkret dalam penjumlahan dan pengurangan.
2. Peserta didik dapat menggunakan media benda konkret dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurang-an.
3. Peserta didik mampu membuat media benda konkret di rumah.
4. Nilai rata – rata peserta didik dalam pembelajaran matematika, sesuai dengan KKM (64) yang ditentukan sekolah dan persentase peserta didik yang tuntas mencapai 80%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011 tidak berjalan efektif. Kondisi ini dikarena-kan guru menjelaskan materi dengan metode ceramah, dimana sebagian besar peserta didik tidak terbiasa mengalaminya saat masih di taman kanak – kanak. Di taman kanak – kanak, peserta didik lebih banyak bergerak aktif dan memiliki peran dalam pembelajaran. Sedangkan di awal Sekolah Dasar ini, peserta didik hanya diminta duduk tenang memperhatikan penjelasan guru, mencatat, dan mengerjakan soal yang diperintahkan.
Hasil dari pembelajaran yang kurang efektif ini adalah sebagian besar peserta didik tidak mampu menyelesaikan soal latihan dengan baik. Saat dilakukan tanya jawab, semua peserta didik hanya pasif dan tidak memiliki inisiatif menjawab pertanyaan. Saat dilakukan ulangan harian, didapatkan nilai rata – rata ulangan harian peserta didik tidak memenuhi KKM yang ditentukan sekolah, yaitu 64. Nilai rata – rata peserta didik hanya 53,10, dengan persentase ketuntasan sebesar 38,09%.
Deskripsi Siklus I
Peneliti yang merupakan guru dari kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru menggunakan media benda konkret berupa sedotan dan lidi sebanyak 20 biji untuk dibagikan setiap satu bangku. Media benda konkret yang berupa sedotan dan lidi masing – masing berukuran panjang 10 cm dimana setiap 10 biji diikat menjadi satu.
Guru memperagakan penggunaan media benda konkret yang berupa sedotan dan lidi dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan sampai 20. Setelah penjelasan, guru membagikan media benda konkret (sedotan dan lidi) pada masing – masing bangku (masing – masing dua peserta didik /bangku). Guru memberi semangat pada masing – masing peserta didik untuk menyelesaikan soal penjumlahan bilangan sampai 20 dengan menggunakan media benda konkret.
Peserta Didik menyelesaikan soal latihan penjumlahan bilangan sampai 20 yang diberikan guru dengan menggunakan media benda konkret (sedotan dan lidi) dengan bantuan dari guru. setelah semua peserta didik menyelesaikan soal, guru memeriksa jawaban soal dan tak lupa memuji jawaban peserta didik serta memberi motivasi peserta didik agar bisa lebih baik lagi. Guru menunjuk peserta didik untuk memperagakan penggunaan media benda konkret dalam menyelesaikan penjumlahan bilangan sampai 20.
Pertemuan berikutnya, guru memperagakan penggunaan media benda konkret (sedotan dan lidi) dalam penjumlahan bilangan 3 angka hasil sampai 20 untuk mendapatkan hasil. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk memperagakan penggunaan benda konkret pada penjumlahan bilangan 3 angka hasil sampai 20. Guru membagikan soal latihan penjumlahan bilangan 3 angka hasil sampai 20, untuk dikerjakan peserta didik. Setelah semua peserta didik menyelesaikan soal latihan, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk menyelesaikan soal latihan di depan dan memperagakannya dengan benda konkret. Guru memuji jawaban peserta didik serta memberi motivasi peserta didik agar bisa lebih baik lagi. Pada akhir pertemuan, guru meminta peserta didik berlatih di rumah untuk persiapan menghadapi ulangan harian di pertemuan berikutnya.
Aktifitas peserta didik pada siklus I menjadi lebih efektif pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan. Efek yang dapat dilihat adalah meningkatnya ke-mampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal penjumlahan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 serta hasil ulangan harian peserta didik.
Analisa Hasil Ulangan Harian pada Kondisi Awal dan Siklus I
No |
Keterangan |
Kondisi awal |
Siklus I |
1 |
Nilai tertinggi |
100 |
100 |
2 |
Nilai terendah |
0 |
40 |
3 |
Nilai rata – rata |
53,10 |
72,76 |
4 |
Jumlah ketuntasan |
8 |
18 |
5 |
Persentase ketuntasan |
38,09% |
62,06% |
Deskripsi Siklus II
Hasil analisa pelaksanaan siklus I menjadi salah satu acuan guru untuk menyusun RPP siklus II. Media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Negeri Padaan 1 Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011 adalah benda konkret. Tindakan awal yang dilakukan guru adalah memeriksa media benda kokret yang dibawa masing – masing peserta didik, dan memberikan pertanyaan sebagai perhatian dan pujian sebagai penghargaan bagi peserta didik yang melaksanakan tugas dengan baik.
Guru memperagakan penggunaan media benda konkret (sedotan dan lidi) dalam pengurangan bilangan sampai 20. Kemudian soal latihan dibagikan untuk diselesaikan dengan menggunakan media benda konkret yang dimiliki masing – masing peserta didik. Guru memberikan semangat dan dukungan kepada para peserta didik, dan selalu membantu jika ada peserta didik yang kesulitan menyelesaikan soal. Setelah semua peserta didik menyelesaikan semua soal pengurangan bilangan sampai 20, guru menunjuk beberapa peserta didik yang percaya diri dan beberapa yang takut dan masih malu, untuk memperagakan penggunaan media benda konkret dalam pengurangan bilangan sampai 20.
Pada pertemuan berikutnya, guru menggunakan media benda konkret untuk menyelesaikan soal pengurangan bilangan 3 angka hasil sampai 20. Sama dengan pertemuan sebelumnya, guru memperagakan penggunaan media benda konkret dan menunjuk salah satu peserta didik untuk memperagakan penyelesaian soal dengan menggunakan sedotan/lidi. Selanjutnya guru membagikan soal latihan pengurangan bilangan 3 angka hasil sampai 20 pada masing – masing peserta didik. Setelah semua peserta didik menyelesaikan soal latihan, guru meminta beberapa peserta didik untuk memperagakan penggunaan lidi/sedotan dalam menyelesaikan soal latihan pengurangan bilangan 3 angka hasil sampai 20.
Pertemuan terakhir di siklus II, guru menguji kemampuan peserta didik dalam pengurangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 dengan mengadakan ulangan harian. Guru membagikan soal ulangan harian yang berisi 10 soal tentang pengurangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20. Berikut ini hasil ulangan harian pada siklus II:
Analisa Hasil Ulangan Harian pada Siklus I dan Siklus II
No |
Keterangan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai tertinggi |
100 |
100 |
2 |
Nilai terendah |
40 |
60 |
3 |
Nilai rata – rata |
72,76 |
86,21 |
4 |
Jumlah ketuntasan |
18 |
27 |
5 |
Persentase ketuntasan |
62,06% |
93,10% |
Pembahasan
Pelaksanaan siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru mengenalkan penggunaan media benda konkret yang berupa sedotan atau lidi. Kemudian guru membagikan 2 ikat sedotan atau lidi pada masing – masing bangku (setiap 1 ikat terdapat 10 sedotan/lidi). Guru juga memperagakan penggunaan media benda konkret dalam penyelesaian soal penjumlahan bilangan sampai 20. Pada pertemuan kedua guru masih menggunakan media benda konkret dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan 3 angka hasil sampai 20. Guru meminta salah satu peserta didik memperagakan penyelesaian soal bilangan 3 angka hasil sampai 20 dengan menggunakan media benda konkret sesuai dengan ajaran guru sebelumnya. Sedangkan pertemuan terakhir digunakan untuk ulangan harian.
Sama halnya dengan pelaksanaan siklus I, siklus II juga dilaksanakan dalam 3 pertemuan pembelajaran matematika. Pada pertemuan awal, guru memperagakan penggunaan media benda konkret (lidi dan sedotan) dalam pengurangan sampai 20. Guru meminta peserta didik berlatih menggunakan media benda konkret (sedotan atau lidi) yang mereka miliki untuk menyelesaikan soal latihan tentang pengurangan sampai 20. Guru menunjuk dan menawarkan pada peserta didik yang bersedia memperagakan penggunaan benda konkret dalam menyelesaikan soal pengurangan sampai 20. Pertemuan kedua pada siklus II, guru kembali memperagakan penggunaan media benda konkret dalam pengurangan bilangan 3 angka hasil sampai 20 dan meminta peserta didik menyelesaikan latihan soal dengan menggunakan media benda konkret. Ulangan harian dilaksanakan pada pertemuan terakhir siklus II.
Berikut ini perbandingan proses pembelajaran pada kondisi awal dan kondisi akhir dalam bentuk tabel:
Perbandingan Proses Pembelajaran pada Kondisi Awal dan Kondisi Akhir
No |
Keterangan |
Kondisi awal |
Kondisi akhir |
1 |
Pendekatan pembelajaran |
klasikal |
kreatif |
2 |
Metode pembelajaran |
ceramah |
demonstrasi |
3 |
Kedudukan guru |
dominan |
fasilisator |
4 |
Kedudukan peserta didik |
pasif |
aktif |
5 |
Penguasaan materi |
Hanya menerima dan mengerjakan soal |
Analisis soal dan cara penyelesaiannya |
Hasil analisis nilai ulangan harian juga menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan pembelajaran. Pada kondisi awal, persentase ketuntasan pembelajaran masih di bawah 75%. Sedangkan pada Kondisi Akhir, persentase ketuntasan pembela-jaran mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai 93,10%. Analisis persentase ketuntasan pembelajaran dapat diperhatikan dalam grafik sebagai berikut:
Grafik persentase ketuntasan pembelajaran
Sesuai dengan tindakan, data penelitian dan pembahasan di atas, peneliti memperoleh temuan penelitian dalam penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 serta pengurangan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 dilakukan dengan menggunakan media benda konkret (lidi dan sedotan).
2. Pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 serta pengurangan bilangan sampai 20 dan bilangan 3 angka hasil sampai 20 berlangsung aktif, menarik dan menyenangkan.
3. Peserta didik belajar secara aktif berlatih, berpikir, dan mengikuti pembahasan.
4. Prestasi belajar mengalami perbaikan dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan.
PENUTUP
Simpulan
1. Pembelajaran klasikal dan teoritis menjadikan peserta didik pasif, bosan, jenuh dan tidak berminat.
2. Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret (lidi dan sedotan) sehingga kemampuan peserta didik dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan semakin meningkat.
3. Pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan dengan media benda konkret berlangsung aktif, menarik dan menyenangkan.
4. Pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan dengan media benda konkret mendorong peserta didik untuk berlatih menyelesaikan soal dan percaya diri dalam mengerjakan soal matematika.
5. Pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan dengan media benda konkret memperbaiki nilai rata-rata di kondisi akhir mencapai 86,21 dengan persentase ketuntasan mencapai 93,10%
Saran
1. Guru
Guru supaya memanfaatkan media benda konkret secara efektif sesuai dengan materi yang disampaikan agar pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
2. Peserta didik
Peserta didik supaya terlibat dalam pembelajaran secara aktif, menguasai konsep materi dengan kuat dan mempunyai rasa percaya diri.
3. Peneliti lainnya
Peneliti lainnya supaya mengembangkan tindakan sesuai dengan materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aadesnjaya. 2010. Pengertian Matematika, Ruang Lingkup, dan Fungsi. http://www.aadesanjaya.blogspot.com
Djamarah, Syaiful Bahr dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Masykur, Moch. 2007. Mathematical Intellegence: Cara Cerdas Melatih Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI
Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Yogyakarta.