MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN

PADA MATERI BANGSA DAN NEGARA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DI SMA N 1 LOSARI KABUPATEN CIREBON SISWA KELAS X4 TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Ani Olivia

SMA Negeri 1 Losari Kabupaten Cirebon

ABTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan penerapan pembelajaran koopertaif model Think Pair Share (TPS) di SMA N 1 Losari Kabupaten Cirebon. Peningkatan kompetensi siswa dapat dilihat dari minat siswa dan nilai siswa. Alur penelitian tindakan kelas terdiri dari Diagnosis masalah, Perancangan tindakan, Pelaksanaan Tindakan dan Observasi kejadian, Evaluasi, dan Refleksi. Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Losari Kabupaten Cirebon. Subjek dalam penelitian adalah 39 siswa kelas X 4. Untuk memperoleh data pada ranah kognitif menggunakan tes objektif pilihan ganda dan untuk memperoleh data pada ranah afektif dalam melihat minat siswa di ukur minat nya dalam proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa kompetensi siswa pada ranah kognitif dapat dilihat dari nilai rata- rata siswa yang mengalami peningkatan sebesar 68,43% pada siklus pertama dan meningkat 72,82% pada siklus kedua dan meningkat 75 pada siklus ketiga. Dilihat dari ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM mengalami peningkatan 48,72% pada siklus pertama menjadi 74,86% kedua dan 47,18% pada siklus ketiga. Sedangkan Minat siswa yang menunjukan ranah afektif juga mengalami peningkatan 73,68% pada siklus pertama menjadi 84,21% pada siklus kedua dan 94,74 pada siklus ketiga. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS) di SMA Negeri 1 Losari Kabupaten Cirebon

Kata Kunci : kompetensi, kriteria ketuntasan minimal (KKM), minat, pelaksanaan pembelajaran, kognitif, afektif, hasil belajar, pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS)


PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa yang pada akhirnya dituangkan dalam hasil penilaian atau hasil evalusi belajar baik dalam ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan ahir semester, yang kesemuanya itu di batasi dengan nilai ketuntasan minimal {KKM}. Menurut Djemari Mardapi, 2008: 61 Ketuntasan belajar yang dicapai yaitu 90% – 100% kategori baik sekali, 80% – 89% kategori baik, 70% – 79% kategori cukup, dan < 70% kategori kurang, sedangkan menurut keputusan rapat dewan guru di SMA N 1 Losari Kabupaten Cirebon menetapkan nilai ketuntuasan minimal adalah 75 hal ini dapat berarti bahwa siswa diharapkan menguasai konten materi pembelajaran sekitar 75 prosennya. Tetapi di jumpai dilapangan ternyata siswa yang memiliki kemampuan menuntaskan nilai KKM pada mapel PKN hanya 7,6 prosen dari jumlah murid 39 atau hanya 3 siswa yang tuntas KKM .

Nilai rata – rata dari ulangan harian Mata pelajaran Pkn semester 1 sangat kurang, disisi lain Guru dalam menerangkan materi menggunakan metode ceramah sehingga Peserta didik kurang aktif dalam bertanya maupun menanggapi dan tidak memberi respon pada saat materi tersebut dijelaskan. Guru mengalami tantangan dalam mengembangkan model pembelajaran di dalam kelas. Sementara dengan menggunakan model konvensional Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi pasif, murid mengalami kebosanan dan semangat belajarnya berdampak pada minat penguasaan materi yang rendah, begitu juga dengan hasil belajarnya. Ini dapat dilihat pada tabel nilai sebagai berikut;

Menurut Trianto (2009: 81) model Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan je-nis pembelajaran kooperatif yang diran-cang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau “Classroom Action Reserch” (Endang Mulyatiningsih, 2011: 59), yaitu penelitian dilakukan dengan menggabungkan antara pengetahuan, penelitian, dan tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas, dilaksanakan di SMA Negeri 1 Losari Kabupaten Cire-bon pada bulan 2012 dengan subjek pada penelitian siswa kelas XI Busana 1 berjumlah 29 siswa. Untuk memperoleh data pada ranah kognitif menggunakan tes objektif pilihan ganda dan untuk memperoleh data pada ranah afektif dalam melihat keaktifan siswa menggunakan lembar observasi. Penelitian menggunakan teknik analisis data kuantitaif.

PEMBAHASAN DAN HASIL

Tahap praktek, siswa mendiskusi-kan pemikiran masing-masing dengan teman Sebangku kemudian     saling me-ngemukakan pendapat dalam diskusi kelompok (mengadospi tahap pair).

Tahap penyampaian hasil, guru menginstruksikan siswa untuk berbagi jawaban atau mempresentasikan hasil diskusi dengan seluruh kelas (mengadospi tahap share). Dan dilajutkan dengan meng-analisis dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok.

Keaktifan siswa kategori tinggi sebelum tindakan 3.45% menjadi 58.62% pada siklus pertama menjadi 93.11% pada siklus kedua. Keaktifan siswa kategori sedang sebelum tindakan 20.69% menjadi 37.93% pada siklus pertama menjadi 6.89% pada siklus kedua.

Keaktifan siswa kategori rendah sebelum tindakan 75.86% menjadi 3.45% pada siklus pertama menjadi 0% pada siklus kedua.

Jadi keterlaksanaan situasi minat pembelajaran cooperativelearning tipe think pair share pada siklus I hanya mencapai 73,68% dan tergolong kriteria baik. Meskipun demikian, angka tersebut belum menyatakan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran karena indikator kinerja dalam penelitian ini menuntut ≥80% keterlaksanaan pembelajaran yang harus dicapai.

Siswa mendapatkan nilai ≥ 90 tidak ada; 7,70% siswa masuk interval skor 85 – 89; 5,12% siswa masuk interval skor 80 – 84; 35,90% siswa masuk interval skor 75 –79; 2,60% siswa masuk interval skor 70 – 74 dan 5,12 % interval skor 65 – 69, dan 41,02% siswa masuk dalam interval skor 60- 64, dan 2,60% pada rentang 40-44.

Berdasarkan Tabel dan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar atau tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya mencapai 48,72% dan tingkat ketidak tuntasannya mencapai 51,34%, angka tersebut masuk dalam kriteria rendah. Meskipun demikian, baik tingkat keterlaksanaan pembelajaran ataupun hasil belajar siswa masih belum mencapai tuntutan indikator keberhasilan yang telah ditentukan dalam penelitian ini, yaitu sebesar 80%

Pada siklus II kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan cooperative learning tipe think pair share jugadilakukan oleh dua orang observer.

Pada siklus II telah mengalami peningkatan hingga mencapai 84,21% dan tergolong kriteria sangat baik. Angka tersebut menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan dalam penelitian ini yitu sebesar ≥80%.

Hasil Belajar PKN

Seperti pada siklus I, evaluasi hasil belajar dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibelajarkan sebelumya. Bahan evaluasi terdiri dari sepuluh soal isian dan sepuluh soal uraian, masing-masing soal isian memilki bobot nilai 1, dan masing-masing soal uraian memiliki bobot nilai 10.

Berdasarkan tabel hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa ada 7,70% siswa mendapatkan interval skor 85 – 89, 10,25% siswa mendapatkan interval skor 80 – 84, 56,41% siswa mendapatkan interval skor 75 – 79, 2,60% siswa mendapatkan interval skor 65– 74, ada 20,52% siswa mendapatkan interval skor 60 – 64, dan 0% siswa mendapatkan interval skor 40 – 59. Jadi persentase ketuntasan belajar pada siklus II ini adalah sebesar 74,36% dan persentase ketidak tuntasannya sebesar 25,72%. Angka tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa masuk dalam kriteria baik namun belum memenuhi tuntutan indikator keberhasilan dalam penelitian ini , yaitu ketuntasan belajar klasikal siswa harus mencapai 80%.

Menurut hasil pencatatan observer, keterlaksanaan pembelajaran PKN melalui pendekatan cooperative learning tipe think pair share telah banyak mengalami peningatan jika dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.

Pada siklus III telah banyak mengalami peningkatan hingga mencapai 94,74% dan tergolong kriteria sangat baik. Angka tersebut menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pendekat-an cooperative learning tipethink pair share hampir sempurna dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan dalam penelitian ini yitu sebesar ≥80%.

Jika diurutkan, keterlaksanaan pembelajaran pendekatan cooperative le-arning tipe think pair sharemengalami peningkatan pada setiap tahapan, yaitu pada siklus I tercatat 73,68%, pada siklus II tercatat 84,21%, dan pada siklus III tercatat 94,74% tingkat keterlaksanaan pembelajaran dan termasuk dalam kategori sangat baik serta telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan dalam penelitian tindakan kelas ini. Oleh karena itu maka pemberian tindakan dihentikan sampai siklus III

Setelah dilakukan analisis data hasil belajar, ternyata hasil belajar PKN siswa yang ditingkatkkan melalui penerpan pendekatan cooperative learning tipethink pair share mengalami banyak peningkatan. Adapaun hasil tes pada siklus III disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.6. Data Hasil Belajar PKN Siswa Kelas X 4 Pada Siklus III

No

Interval

Skor

Jumlah Siswa (orang)

Persentase

Ketuntasan

Persentase Ketidaktuntasan

1

85 – 89

3

7,70%

2

80 – 84

4

10,25%

3

75 – 79

27

69,23%

4

70 – 74

2

0,51%

5

65 – 69

3

7,70%

6

60 – 64

7

55 – 59

8

50 – 54

9

45 – 49

10

40 – 44

Total Jumlah/

% Keseluruhan

39

87,18%

8,21%

Kriteria tingkat ketuntasan

BAIK sekali

Berdasarkan tabel hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa 0% siswa mendapatkan interval skor 90 – 100, 7,70% siswa mendapatkan interval skor 85 – 89, 10,25% siswa mendapatkan interval skor 80 – 84, 69,23% siswa mendapatkan interval skor 75 – 79, dan siswa mendapatkan interval skor 0,51% dan 7,70% dibawah nilai ketuntasan. Jadi persentase ketuntasan belajar pada siklus III ini adalah sebesar 87,18% dan persentase ketidak tuntasannya sebesar 8,21%. Angka tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa masuk dalam kriteria sangat baik dan hampir sempurna karena telah melebihi tuntutan indikator keberhasilan dalam penelitian ini , yaitu ketuntasan belajar klasikal siswa harus mencapai 80%.

KESIMPULAN

1.   Tahap-tahap pelaksanaan pembelajar-an dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS) sudah dilakukan meliputi tahap pendahuluan, tahap penyampaian, tahap praktek,dan tahap penyampaian hasil.

2.   Keaktifan siswa dengan observasi pelaksanaan pembelajaran didalam kelas kategori tinggi mengalami peningkatan 73,68% pada siklus Pertama, menjadi 84,21% pada siklus kedua dan 94,24 pada siklus yang ketiga dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS).

3.   Ketuntasan nilai minimal KKM siswa pada mata pelajaran PKN mengalami peningkatan 48,72% pada siklus pertama dan menjadi 74,36% pada siklus kedua selanjutnya manjadi 87,18% pada siklus ketiga dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS).

4. Hasil nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 68,43 pada silkus pertama manjadi 72,82 pada silkus kedua dan menjadi 75 pada silkus ketiga, dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS).

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mujiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta

Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes & Non Tes. Yogyakarta:

Mitra Cendekia

Endang Mulyatiningsih. (2011). Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik.

Yogyakarta:UNY Press

Ibrahim.(2000). Model Think Pair Share (TPS). Jakarta:PT Rineka Cipta

 

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group